Manajemen Investasi dan Portofolio STR

STRUKTUR MODAL DAN
KEBIJAKAN DEVIDEN
Manajemen Investasi dan Portofolio

Dosen Pembimbing Anita Handayani
Diajukan Oleh :
Laili Riziiq M

13312025

Manajemen Keuangan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

FAKULTAS EKONOMI 
PRODI MANAJEMEN
GRESIK
2016/2017

STRUKTUR MODAL
PENGERTIAN STRUKTUR MODAL

Salah satu tugas poko seorang manajer keuangan dalah mengambil keputusan
pembelanjaan. Struktur modal berkaitan dengan keputusan pembelanjaan jangka
panjang, yaitu untang jangka panjang dan atau modal sendiri. Teori struktur modal
menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan struktur modal terhadap biaya modal, nilai
perusahaan atau harga saham, dengan menggunakan berbagai pendekatan.
Jika kebijakan pembelanjaan perusahaan dapat mempengaruhi ketiga faktor
tersebut, bagaimana kombinasi utang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, atau meminimumkan biaya modal perusahaan atau
memaksimumkan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan
nilai perusahaan, dengan demikian jika nilai suatu perusahaan meningkat, maka harga
psar saham perusahaan tersebut juga akan naik.
Asumsi-asumsi yang terkait dengan struktur modal, yaitu :
1. Tidak ada pajak dan biaya kebangkrutan.
2. Rasio utang terhadap modal diubah dengan jalan, perusahaan mengeluarkan
saham untuk melunasi utang atau perusahaan meminjam untuk membeli
kembali saham yang beredar.
3. Perusahaan mempunyai kebijakan untuk membayarkan seluruh pendapatan
kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.
4. Nilai harapan distribusi probabilitas subjektif pendapatan operasi setiap
perusahaan di masa yang akan datang sama bagi semua investor.

5. Pendapatan operasi perusahaan diharapkan tidak mengalami pertumbuhan.
PENDEKATAN DALAM STRUKTUR MODAL
Terdapat beberapa pendekatan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh
penggunaan utang dalam struktur modal terhadap nilai perusahaan, biaya modal
perusahaan dan harga pasar saham, di antaranya adalah :
1. Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach)
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)

3. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)
4. Modigliani – Miller Position
PAJAK DAN STRUKTUR MODAL
Apabila pasar tidak sempurna, nilai perusahaan dan biaya modalnya dapat
mengalami perubahan karena terjadi perubahan struktur modal. Salah satu ciri pasar
tidak sempurna adalah adanya pajak. Pajak dibedakan menjadi pajak atas pendapatan
perusahaan dan pajak atas pendapatan pribadi.
1. Pajak Pendapatan Perusahaan
Manfaat penggunaan utang bagi perusahaan kalau ada pajak adalah biaya
bunga dapat dipakai untuk mengurangi pajak. Konsekuensinya, jumlah
pendapatan yang diterima oleh kreditur dan pemegang saham pada
perusahaan yang menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan yang

tidak menggunakan utang.
2. Pajak Pendapatan Perusahaan dan Pajak Pendapatan Sendiri
Pada kenyataannya pajak pendapatan perusahaan dan pribadi selalu ada.
Dengan adanya pajak pendapatan pribadi dapat mengurangi manfaat pajak
perusahaan sehubungan dengan penggunaan utang. Jika pendapatan atas
utang dan saham dikenakan tarif pajak yang sama, total pendapatan yang
diterima kreditur dan pemegang saham pada perusahaan yang menggunakan
utang tetap lebih besar diandingkan dengan perusahaan yang tidak
menggunakan utang hanya saja nilanya berkurang.
Dalam kondisi pasti dan ada pajak, maka semakin banyak utang yang digunakan
dibandingkan dengan modal sendiri, maka nilai perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini
terjadi karena penggunaan utang menimbulkan biaya bunga dan dapat dikurangkan pada
laba kena pajak, sehingga pajak yang dibayar perusahaan menjadi lebih kecil atau
terjadi penghematan pajak.
Pada kondisi yang tidak pasti dan ada pajak, maka semakin banyak utang yang
digunakan pada mulanya akan meningkatkan nilai perusahaan, namun sampai batas
penggunaan utang tertentu jika utangnya ditambah terus, maka nilai perusahaan akan

menurun, karena risiko kebangkrutan dampaknya lebih besar daripada penghematan
pajak.


KEBIJAKAN DEVIDEN
PENGERTIAN KEBIJAKAN DEVIDEN DAN PERMASALAHAN-NYA
Kebijakan deviden berhubungan dengan penentuan besarnya deviden payout
ratio yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai deviden
kepada pemegang saham. Keputusan deviden merupakan bagian dari keputusan
pembelanjaan

perusahaan,

khususnya

berkaitan

dengan

pembelanjaan

intern


perusahaan. Hal ini karena, besar kecilnya deviden yang dibagikan akan mempengaruhi
besar kecilnya laba yang ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana
intern perusahaan.
Permasalahan dalam kebijakan deviden adalah Apakah kebijakan deviden dapat
mempengaruhi nilai perusahaan atau harga pasar saham perusahaan? Untuk
menjelaskan atau menjawab permasalahan tersebut, berikut ini dijelaskan beberapa teori
tentang kebijakan deviden.
TEORI KEBIJAKAN DEVIDEN
Terdapat tiga teori tentang kebijakan deviden yang menjelaskan Bagaimana
pengaruh besar kecilnya deviden payout ratio terhadap harga pasar saham.
1. Devidend Irrelevance Theory
Menurut

devidend

irrelevance

theory,

kebijakan


deviden

tidak

mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan.
Pengaruh pembayaran deviden terhadap kemakmuran pemegang saham
diofset sepenuhnya oleh cara-cara pembelanjaan investasi yang dilakukan
perusahaan. Misalkan perusahaan telah membuat keputusan investasi
perusahaan harus memutuskan Apakah menahan laba untuk membelanjai
investasi apa membayar dividen dan menjual saham baru sejumlah deviden
yang dibayarkan.
2. Bird in the Hand Theory

Berdasarkan bird in the hand theory, kebijakan deviden berpengaruh
terhadap harga pasar saham. Artinya jika deviden yang dibagikan perusahaan
semakin besar maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin
tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pembagian deviden dapat
mempengaruhi ketidakpastian yang dihadapi investor.
3. Tax Preference Theory

Berdasarkan tax preference theory, kebijakan deviden mempunyai pengaruh
negatif terhadap harga pasar saham. Artinya semakin besar jumlah deviden
yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah harga pasar saham
perusahaan yang bersangkutan.
Banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang dibayarkan
perusahaan diantaranya adalah laba, likuiditas, akses pada sumber dana, kebutuhan dana
pada masa yang akan datang dan sebagainya.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menetapkan
kebijakan deviden yaitu stabilitas deviden, regular dan ekstra deviden
DEVIDEN SAHAM (STOCK DEVIDEND)
Perusahaan selain dapat membagikan deviden tunai juga dapat melakukan
pembagian deviden saham (stock devidend). Secara teoritis pembagian deviden saham
tidak mempunyai dampak ekonomis baik bagi perusahaan maupun pemegang saham
kecuali hanya merubah struktur permodalan perusahaan.
PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLITS)
Perusahaan juga dapat melakukan pemecahan saham (stock splits) yang juga
secara teoritis tidak mempunyai dampak ekonomi sebagai perusahaan dan pemegang
saham. Perusahaan melakukan stock split pasar saham sudah terlalu tinggi sehingga
menurunkan likuiditas saham dan dapat mempengaruhi pengendalian perusahaan oleh
investor yang bermodal besar. Sebaliknya ketika harga saham sangat rendah perusahaan

dapat melakukan penggabungan saham (reverse split).
PEMBELIAN SAHAM KEMBALI (REPURCHASE OF STOCK)

Apabila perusahaan memiliki kelebihan khas sementara perusahaan tidak
mempunyai peluang investasi yang menguntungkan perusahaan dapat menggunakan kas
tersebut untuk melakukan pembelian kembali saham yang sudah beredar (repurchase of
stock).