Manajemen Portofolio Investasi Teknologi

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

EKOJI999 Nomor

130, 16 Januari 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Manajemen Portofolio Investasi Teknologi Informasi
oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.

HALAMAN 1 DARI 4



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI


PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Seperti  halnya  konsep  portofolio  dalam  ilmu  keuangan,  investasi  perusahaan  terhadap 
sejumlah  proyek  pengembangan  teknologi  informasi  disarankan  untuk  menerapkan 
pendekatan  serupa.  Hasil  lembaga  pengkajian  Gartner  memperlihatkan  bahwa  perusahaan 
yang  untuk  pertama  kalinya  memutuskan  untuk  menerapkan  konsep  portofolio  di  dalam 
manajemen  investasi  teknologi  informasinya  berhasil  melakukan  penghematan  antara 
10‐30% terhadap total biaya proyeknya (Gartner, 2002).

 

Sumber: Gartner, 2002

Secara sederhana  portofolio  investasi  teknologi  informasi  dide�inisikan sebagai  sekumpulan 
keputusan  investasi  yang  dialokasikan  untuk  membangun  dan  mengembangkan  sejumlah 
aplikasi  teknologi  informasi  di  dalam  perusahaan.  Mengelola  sejumlah  proyek  secara 
portofolio  sangat  berbeda  dengan  mengelola  proyek  individu.  Keputus
an  untuk  melakukan 
investasi  pada  sebuah  proyek  biasanya  didasarkan  pada  kebutuhan  tertentu,  sementara 

keputusan untuk melakukan sejumlah investasi (portofolio) didasarkan pada kebutuhan yang 
lebih besar atau luas,  yaitu pencapaian visi, misi,  dan obyektif perusahaan.  Dengan kata lain, 
jika  pada  proyek  individu  tujuannya  adalah  untuk  pemenuhan  suatu  kebutuhan  khusus 
tertentu,  proyek  secara  portofolio  tujuannya  untuk  tercapainya  perimbangan  terhadap 
pemenuhan  sejumlah  ragam  kebutuhan  baik  yang  sifatnya  strategis  maupun  operasional. 
Manfaat lain yang diperoleh selain terjadinya penyeimbangan pemenuhan kebutuhan adalah 
terciptanya optimalisasi pada sumber daya yang dialokasikan perusahaan.

Dalam  manajemen  portofolio  dipergunakan  sejumlah  perspektif  untuk  mengklasi�ikasikan 
proyek  teknologi  informasi  yang  ada  menjadi  beberapa  kategori.  Contoh 
an  pengelompokk
yang  ada  misalnya  berdasarkan:  demogra�i,  stakeholder,  jenis  kebutuhan,  sumber  daya, 
rencana  implementasi,  dan  lain  sebagainya.  Dari  sekian  banyak  perspektif  yang  ada,  yang 
paling  banyak  dipergunakan  di  dalam  bisnis  adalah berdasarkan  hakekat  atau  peranannya 
dalam perusahaan seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.

  Dalam  kerangka  portofolio  jenis  ini,  nature  dari  sebuah aplikasi  teknologi  informasi  dibagi 
menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:

1. Foundation  Infrastructure  yaitu  aplikasi  teknologi  informasi  yang  menjadi  landasan 

dari berbagai aplikasi lain yang ada di dalam perusahaan, seperti: sistem operasi, basis 
data, network management, of�ice productivity modules, dan lain sebagainya;
2. Utility  yaitu  aplikasi  teknologi  informasi  yang  sifatnya  mendasar  dan  dipergunakan 
untuk  berbagai  urusan  utilisasi  sumber  daya  perusahaan  seperti  yang  sering 
didapatkan pada proses back‐of�ice,  seperti: sistem penggajian,  aplikasi akuntansi dan 
keuangan, modul‐modul administrasi, dan lain sebagainya;

HALAMAN 2 DARI 4



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

3. Enhancement  yaitu  aplikasi  teknologi  informasi  yang  dibangun  sesuai  dengan 
kebutuhan  spesi�ik  perusahaan  terutama  yang  berkaitan  dengan  proses  penciptaan 
produk  dan  jasa  yang  ditawarkan  kepada  pelanggan  (berkaitan  langsung  dengan 

proses  inti  atau  core  processes),  seperti:  customer  relationship  management,  supply 
chain management, enterprise resource planning, dan lain sebagainya; dan
4. Frontier  yaitu  aplikasi  teknologi  informasi  unik  yang  bersifat  eksperimental,  untuk 
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan karena sifatnya yang unik.

Sumber: Gartner, 2002

Pada  setiap  kategorisasi  pasti  terkandung  suatu  �iloso�i  tertentu.  Foundation  Infrastructure 
adalah  merupakan  suatu  kategori  aplikasi  yang  mau  tidak  mau  harus  dimiliki  oleh 
perusahaan, sehingga keberadaannya bersifat mutlak. Utility merupakan kebutuhan minimum 
yang  harus  pula  dimiliki  perusahaan  karena  merupakan  aplikasi  yang  mengurusi 
permasalahan  administrasi  usaha.  Karena  sifatnya  sebagai  aplikasi  penunjang  (supporting 
applications),  maka  keberadaannya  pastilah  akan  memakan  biaya  tertentu  (cost  center), 
sehingga  perlu  dipikirkan  cara  yang  paling  e�isien  untuk  mengelolanya.  Sebaliknya  pada 
aplikasi  bertipe  enhancement,  penerapan  aplikasi  yang  baik  akan memberikan  keuntungan 
signi�ikan bagi  bisnis,  dalam  arti  kata  berpengaruh  langsung  terhadap  peningkatan kualitas 
produk  dan jasa,  sehingga aplikasi  terkait  harus  dikembangkan seefektif mungkin.  Dan yang 
terakhir,  aplikasi  pada  kategori  frontier  biasa  dikembangkan  perusahaan  untuk  mencari 
sumber  pendapatan  baru  (non  konvensional)  sehingga  pro�itabilitas  usaha  dapat 
ditingkatkan.  Melihat  pembagian  ini,  manajemen  perusahaan  harus  berusaha  keras  untuk 

memikirkan  proporsional  investasinya  untuk  ditanamkan  pada  kategori  mana  saja,  agar 
berimbang,  dan sesuai  dengan  strategi  bisnis  perusahaan.  Biasanya,  proporsi  keseimbangan 
portofolio  akan bergantung  pada  jenis  industri  dimana  perusahaan  tersebut  berada  seperti 
yang diperlihatkan pada tabel berikut in

HALAMAN 3 DARI 4

Sumber: Gartner, 2002


(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Contoh l
ain mengenai  pembagian kategorisasi  terkait  dengan manajemen portofolio terlihat 
pada gambar berikut:


 

Sumber: Gartner, 2002

dimana  kategori  aplikasi  dibagi  menjadi  5  (lima)  jenis  dari  yang  sifatnya  mandatory 
(keharusan)  sampai  dengan  strategis.  Terkait  dengan  investasi  yang  ditanamkan,  terlihat 
bahwa semakin tinggi resiko yang diambil, akan semakin besar pula potensi manfaat investasi 
yang dapat diperoleh perusahaan seandainya berhasil.

‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐

HALAMAN 4 DARI 4



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013