Analisis Analisis Kelelahan Mata Analisis Ketelitian

7 badan dan pengalaman kerja disajikan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Data Karakteristik Subjek Penelitian n=15 No Variabel Rerata SB Rentangan 1 Umur th 19,1 0,9 18,0 - 20,0 2 Berat badan kg 57,5 2,6 55,0 - 65,5 3 Tinggi badan cm 165,7 1,2 163,0 - 168,0 4 IMT kgm 2 20,9 0,8 20,2 - 23,6 Keterangan : IMT : Indeks Massa Tubuh; SB : Simpang baku

3.2 Analisis

Keluhan Muskuloskeletal Sebelum dilakukan uji kemaknaan karena efek perlakuan perlu dilihat terlebih dahulu komparabilitas kondisi awal untuk keluhan muskuloskeletal mahasiswa praktikan. Kondisi awal pre didapat p 0,05. Hal ini menandakan bahwa kondisi awal tidak berbeda secara signifikan dan bisa dianggap sama. Efek perlakuan terhadap keluhan muskuloskeletal dianalisis dengan melakukan uji beda kemaknaan pada masing-masing perlakuan yang diberikan. Uji beda kemaknaan ini dilakukan dengan menggunakan Wilcoxon test. Hasil analisis uji beda kemaknaan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Hasil Analisis Keluhan Muskuloskeletal setelah bekerja post Subjek n Rerata skor keluhan otot Simpang Baku Beda rerata Z p Periode I Periode II 15 15 81,41 65,74 1,80 3,08 15,67 -3,408 0,001 8 Dari Tabel 3.5 dapat dinyatakan bahwa kondisi akhir post untuk keluhan muskuloskeletal didapat p0,05. Hal ini menandakan bahwa terjadi penurunan muskuloskeletal p0,05.

3.3 Analisis Kelelahan Mata

Sebelum dilakukan uji kemaknaan karena efek perlakuan perlu dilihat terlebih dahulu komparabilitas kondisi awal untuk kelelahan mata mahasiswa praktikan. Kondisi awal pre didapat p 0,05. Hal ini memandakan bahwa kondisi awal tidak berbeda secara signifikan dan bisa dianggap sama. Efek perlakuan terhadap kelelahan mata dianalisis dengan melakukan uji beda kemaknaan pada masing-masing perlakuan yang diberikan. Uji beda kemaknaan ini dilakukan dengan menggunakan Wilcoxon test. Hasil analisis uji beda kemaknaan dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Hasil Analisis kelelahan mata Subjek n Rerata Skor Kelelahan Mata Simpang Baku Beda rerata Z p Periode I Periode II 15 15 31,41 16,89 1,78 2,32 14,52 -3,408 0,001 Dari Tabel 3.3 dapat dinyatakan bahwa kondisi akhir post untuk kelelahan mata didapat p0,05. Hal ini menandakan bahwa terjadi penurunan kelelahan mata p0,05.

3.4 Analisis Ketelitian

Ketelitian ini didata pada setiap produk hasil kerja. Hasil kerja diukur dimensinya dengan 9 menggunakan alat ukur mikrometerjangka sorong dan dicocokkan dengan dimensi yang telah ditugaskan. Hasil ukur dibandingkan dengan ukuran yang sudah ditetapkan oleh instrukturdosen pembina praktikum kemudian diambil selisih antara hasil ukur dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh instrukturdosen pembina praktikum, semakin kecil selisihnya maka semakin tinggi nilai ketelitian hasil kerja mahasiswa. Penilaian ketelitian ini dilakukan oleh tim dosen pembimbing praktikum. Data ketelitian yang diperoleh dalam penelitian ini diuji normalitasnya dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari hasil uji normalitas tersebut diperoleh bahwa data ketelitian berdistribusi normal p0,05. Analisis kemaknaan data ketelitian antara Periode I dan Periode II dilakukan dengan uji t-paired dan disajikan pada Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Hasil Analisis Data Ketelitian Subjek n Rerata ketelitian cm Simpang Baku Beda rerata t p Periode I Periode II 15 15 1,29 0,56 0,45 0,15 0,73 7,100 0,001 Dari Tabel 3.4 dapat dinyatakan bahwa hasil analisis data ketelitian didapat hasil p0,05. Hal ini menandakan bahwa terjadi peningkatan ketelitian p0,05. Pada Periode I diperoleh rerata ketelitian 0,56 cm dan pada Periode II diperoleh rerata 1,29 cm artinya ketelitian mahasiswa pada Periode II lebih baik dibandingkan pada Periode I karena memberikan nilai selisih yang lebih kecil. 10

III. Pembahasan

Dokumen yang terkait

SIKAP KERJA YANG MENIMBULKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN MENINGKATKAN BEBAN KERJA PADA TUKANG BENTUK KERAMIK

0 4 6

PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA.

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA.

0 4 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA.

0 8 23

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA.

0 3 8

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA.

0 2 30

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Pengepakan Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

0 4 16

PELATIHAN PEREGANGAN DAN ISTIRAHAT AKTIF MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KONSENTRASI KERJA KARYAWAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR.

0 0 14

PERBAIKAN SIKAP KERJA DAN PENAMBAHAN PENERANGAN LOKAL PADA PROSES PEMBUBUTAN MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KETELITIAN HASIL KERJA MAHASISWA DI BENGKEL MEKANIK POL.

0 0 16

MODIFIKASI PAYAS AGUNG BADUNG WANITA MENGURANGI KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN DAN BEBAN KERJA SERTA MENINGKATKAN KENYAMANAN BERBUSANA

0 2 12