PENDAHULUAN SISKA RAHAYUNINGTYAS (M0212074)

I. PENDAHULUAN

Cobalt ferrite ialah salah satu material ferit magnetik. Karakteristik sifat dengan medan koersifitas H C , magnetisasi saturasi moderat Ms, magnetokristalin anisotropi, anisotropi tinggi, stabilitas kimia dan kekuatan mekanik [1, 2] menjadi alasan menarik dalam studi para ilmuwan. Nanopartikel magnetik yang baik bergantung pada ukuran, bentuk, purity, dan struktur kristal. [3] sifat yang kombinasi dapat diaplikasikan secara teknologi seperti media perekaman, magnetic imaging resonance MRI, micoelectronical systems chemical MEMS [4], dan bidang kesehatan sebagai drug delivery, dan hypertemia [5]. Cobalt ferrite dalam rumus senyawa dituliskan AB 2 O 4 menjadi Co 2 Fe 4 tergolong dalam struktur spinel ferit oksida. Dimana ion �� + menempati di oktahedral site B sedangkan ion �� + menempati di tetrahedral dan oktahedral sites [6]. Cobalt ferrite telah dikembangkan dengan beberapa metode sintesis seperti sol-gel, mikroemulsi, autocombution [8] kopresipitasi [9] dan reverse kopresipitasi [10]. Metode kopresipitasi merupakan metode pembentukan nanopartikel dengan proses pengendapan lebih dari satu substansi secara bersama-sama [11]. Pada penelitian Maaz, dkk ukuran partikel menjadi lebih kecil jika kecepatan nukleasi lebih besar daripada kecepatan penumbuhan. Selain itu, ukuran partikel yang sangat kecil dapat dipengaruhi oleh suhu annealing [9] dan modifikasi two step annealing [12]. Telah banyak dilakukan penelitian terkait penambahan bahan atau doping dalam sintesis nanopartikel kobalt ferit. Secara umum material berbasis logam dapat digunakan sebagai bahan doping seperti nikel, aluminium, magnesium, stronsium, dan lathanium. Sebagaimana subtitusi dari doping dilakukan pada bahan logam yang tergolong unsur tanah jarang Rare earth seperti Nd, Sm dan Gd. Berdasarkan kisi dari oktahedral ke site tetrahedral dengan momen magnetik terkait untuk ion rare earth bersifat anti-pararel dalam kisi spinel [13]. Stronsium material logam juga yang dapat digunakan sebagai bahan doping dalam nanopartikel kobalt ferit. Senyawa stronsium ferit merupakan induk senyawa memiliki peluang untuk dilakukan pengembangan pada campuran bahan yang lainnya [14]. S edangkan perkembangan stronsium ferit sebagai doping kobalt terkait perubahan secara mendadak dalam volume kisi selama fase transisi. Berdasarkan perkembangan penelitian diatas maka pada penelitian ini akan dilakukan sintesis nanopartikel kobalt ferit dengan doping stronsium menggunakan metode kopresipitasi. Metode ini digunakan karena dapat mengontrol ukuran partikel dan waktu penumbuhan yang relatif lebih singkat. Ukuran partikel dapat mengubah sifat magnetik dari multi domain menjadi domain tunggaL [9]. Selanjutnya digunakan unsur stronsium sebagai bahan subtitusi atau doping karena sifat unsur tergolong unsur rare earth. Selain itu Sr memiliki ukuran atau jari-jari atom yang lebih kecil yaitu sebesar 219 pm jika dibandingkan dengan Ba 253 pm sedangkan pada Ca sebesar 194 pm memiliki ukuran nilai hampir sama dengan Co 152 pm [15]. Selain itu struktur spinel ferit pada senyawa kobalt ferit jika disubtitusikan oleh ion rare earth dapat menginduksi struktur distrorsi dan tegangan yang dapat memodifikasi sifat listrik magnet secara signifikan [16] [17]. Pada penelitan ini dilakukan dalam variasi mol bahan doping di suhu 1000ºC. Selanjutnya sampel dari variasi di karakterisasi Fourier Transform Infra-Red FTIR pada sampel untuk mengetahui gugus oksida dari sampel. karakterisasi X-Ray Diffraction untuk mengetahui sifat struktur kristal. Dan karakterisasi Vibrating Sample Magnetometer untuk mengetahui sifat magnetik nanopartikel kobalt ferit doping stronsium yang dihasilkan oksida dari sampel. Nanopartikel kobalt ferit doping stronsium yang dihasilkan dikarakterisasi.

II. METODOLOGI PENELITIAN