SISKA DYAH WULANDARI F3409058

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN

JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

PADA TAHUN 2007-2011

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

SISKA DYAH WULANDARI F3409058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON STREET LIGHTING TAX REVENUE IN SUKOHARJO IN 2007-2011

SISKA DYAH WULANDARI F3409058

This research aims to find out the effectiveness of Street Lighting Tax collection and contribution to Local Tax in Sukoharjo Regency. The analysis was conducted by calculating the realization of street lighting tax revenue compared with the predetermined target to calculate the effectiveness level during 2007-2011, and by calculating the contribution of street lighting tax to the local tax for each fiscal year. From the data analysis, it could be found that: Firstly, the local tax of Sukoharjo Regency was potential to explore in the attempt of improve the local income; secondly, the street lighting tax income contributed significantly to the local tax; thirdly, the street lighting tax collection in Sukoharjo Regency had been effective because its effectiveness level was higher than 100%, but some weaknesses were still found, so that the writer gave some recommendations, one of which was to make the advertisement tax disciplinary team effective to take firm measures over both the illegal advertisement installation and the advertisement installation violating the procedure.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRAKSI

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 – 2011

SISKA DYAH WULANDARI F3409058

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya efektifitas pemungutan dan kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menghitung realisasi penerimaan pajak penerangan jalan dengan target yang telah ditentukan untuk menghitung tingkat efektifitas selama tahun 2007-2011, menghitung prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap terhadap pajak daerah untuk masing-masing tahun anggaran. Dari analisis data dapat dilihat bahwa: Pertama, pajak daerah Kabupaten Sukoharjo berpotensi terus digali dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah; Kedua, pendapatan pajak penerangan jalan memberikan kontribusi signifikan bagi pajak daerah; Ketiga, pemungutan pajak penerangan jalan di Kabupaten Sukoharjo sudah efektif karena tingkat efektifitasnya lebih dari 100%, namun ada beberapa kelemahan yang ditemukan sehingga penulis memberikan beberapa saran, salah satunya mengefektifkan tim penertib untuk melakukan tindakan tegas terhadap pemasangan rekening liar maupun yang menyalahi tata cara pemasangan.


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HAL PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 – 2011 telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan FE UNS.

Surakarta, Juni 2012

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Sri Suranta SE, M.Si, Ak. BKP NIP. 19720305 199702 1 001


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan.

Surakarta, Juli 2012

Tim Penguji Tugas Akhir

1. Ahmad Ridwan S.E, Ak (...) NRP. 34 07 00001

Penguji

2. Sri Suranta SE, M.Si, Ak. BKP (...) NIP. 19720305 199702 1 001


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Pengetahuan adalah kekuatan

Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya (Rohmahnaini)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles)

Hanya kebodohan meremehkan pendidikan (P. Syrus)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk: 1. Allah SWT

2. Kedua Orang Tuaku 3. Adik-adikku

4. Sahabat-sahabatku 5. Keluarga besar Pajak ‘09 6. Almamaterku


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan ridho-NYA dan shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rosullulloh Nabi Muhammad SAW, sehingga penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 – 2011 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Ahli Madya pada Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir, penulis memperoleh bantuan, dorongan dan keterlibatan beberapa pihak baik materiil maupun non materiil, yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si, Ak selaku Ketua Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Sri Suranta SE, M.Si, Ak. BKP selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir. 4. Bapak Basuki, SE, M.Si, Ak selaku kepala bagian akuntansi DPPKAD


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Seluruh staff dosen DIII Akuntansi Perpajakan UNS yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis

6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.

7. Si Doel dan Kingkong yang selalu memberikan hal-hal menakjubkan disetiap harinya.

8. Sahabat terbaikku Tri Wibah Irmawati terima kasih untuk semuanya. 9. Teman-teman Diploma III Perpajakan angkatan 2009 yang selama tiga

tahun bersama-sama

10. Teman seperjuangan Jupe, Murni, Putri, Siti, Risma, Evril, Syahida, Mbak Tyas, Narti, Umi, Maya terima kasih untuk cinta dan persahabatannya. 11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. Penulis menyadari bahwa baik isi maupun bentuk penyajian laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati terbuka akan menerima segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan dari laporan ini

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2012


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRACT... ii

ABSTRAKSI... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR GAMBAR……….. xii

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum………... 1

B. Latar Belakang……...………... 16


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

D. Tujuan Penelitian………... 18

E. Manfaat Penelitian……….. 19

F. Metodologi Penelitian………. 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka………... 23

. 1 Pengertian Pajak………. 23

2 Fungsi Pajak………... 24

3 Syarat Pemungutan Pajak……….. 25

4 Pajak Daerah………... 26

5 Pajak Penerangan Jalan……….. 27

B. Pembahasan 1 Efektivitas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan………... 35

2 Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah... 37

3 KendalaPeningkatan Pajak Penerangan Jalan……… 39

BAB III TEMUAN A. Kelebihan………... 41


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………. 43

B. Rekomendasi………... 44

DAFTAR PUSTAKA


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GA MBAR

Gambar I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ……... 7

Gambar II.1 Diagram Efektifitas Pajak Penerangan Jalan Kabupaten

Sukoharjo……….. 37

Gambar II.2 Diagram Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Penerangan Jalan

tahun 2007 sampai dengan tahun 2011……… 36

Tabel II.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Tahun Anggaran 2007 sampai dengan tahun 2011... 38


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

2. Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan Magang 3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang

4. Tanda Terima Laporan Kegiatan Magang

5. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun Anggaran 2007-2011

6. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah

7. Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON STREET LIGHTING TAX REVENUE IN SUKOHARJO IN 2007-2011

SISKA DYAH WULANDARI F3409058

This research aims to find out the effectiveness of Street Lighting Tax collection and contribution to Local Tax in Sukoharjo Regency. The analysis was conducted by calculating the realization of street lighting tax revenue compared with the predetermined target to calculate the effectiveness level during 2007-2011, and by calculating the contribution of street lighting tax to the local tax for each fiscal year. From the data analysis, it could be found that: Firstly, the local tax of Sukoharjo Regency was potential to explore in the attempt of improve the local income; secondly, the street lighting tax income contributed significantly to the local tax; thirdly, the street lighting tax collection in Sukoharjo Regency had been effective because its effectiveness level was higher than 100%, but some weaknesses were still found, so that the writer gave some recommendations, one of which was to make the advertisement tax disciplinary team effective to take firm measures over both the illegal advertisement installation and the advertisement installation violating the procedure.


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRAKSI

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 – 2011

SISKA DYAH WULANDARI F3409058

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya efektifitas pemungutan dan kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menghitung realisasi penerimaan pajak penerangan jalan dengan target yang telah ditentukan untuk menghitung tingkat efektifitas selama tahun 2007-2011, menghitung prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap terhadap pajak daerah untuk masing-masing tahun anggaran. Dari analisis data dapat dilihat bahwa: Pertama, pajak daerah Kabupaten Sukoharjo berpotensi terus digali dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah; Kedua, pendapatan pajak penerangan jalan memberikan kontribusi signifikan bagi pajak daerah; Ketiga, pemungutan pajak penerangan jalan di Kabupaten Sukoharjo sudah efektif karena tingkat efektifitasnya lebih dari 100%, namun ada beberapa kelemahan yang ditemukan sehingga penulis memberikan beberapa saran, salah satunya mengefektifkan tim penertib untuk melakukan tindakan tegas terhadap pemasangan rekening liar maupun yang menyalahi tata cara pemasangan.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

1. Deskripsi berdirinya Kabupaten Sukoharjo a. Sejarah Kabupaten Sukoharjo

Pada awal Kemerdekaan (1946), Sukoharjo merupakan salah satu kawedanan (sekarang Pembantu Bupati) dari empat kawedanan yang ada di Surakarta, yaitu Kawedanan Kartasura, Surakarta, Bekonang dan Sukoharjo. Perkembangan selanjutnya, Kawedanan Surakarta menjadi Hominte Surakarta atau kotapraja (sekarang Kotamadya) yang terpisah dari kabupaten Surakarta, sedangkan Kabupaten Surakarta menjadi Kabupaten Sukoharjo yang meliputi kawedanan Kartasura, Bekonang dan Sukoharjo. Adapun istilah kawedanan sekarang menjadi wilayah Pembantu Bupati.

Berpijak pada Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tanggal 15 Juli 1946, tim yang dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 433/051/1986 Tanggal 24 Pebruari 1986, yang kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah No. 188.3/480/1986 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 seri D No. 2 Tanggal 9 Januari 1987 adalah hari lahirnya Kabupaten Sukoharjo.

b. Tata Letak Kabupaten Sukoharjo

Dilihat dari peta kabupaten Kabupaten Sukoharjo, maka Kabupaten Sukoharjo mempunyai batas daerah seperti berikut:

1) Sebelah Utara: Kotamadya Surakarta 2) Sebelah Timur: Kabupaten Karanganyar 3) Sebelah Selatan: Kabupaten Wonogiri

4) Sebelah Barat: Kabupaten Boyolali dan Klaten

Letak Kabupaten Sukoharjo secara astronomis adalah sebagai berikut:

1) Bagian Ujung Sebelah Timur: 110°51’33,70’’BT 2) Bagian Ujung Sebelah Barat: 11°42’06,79’’BT 3) Bagian Ujung Sebelah Utara: 7°32’17,00’’LS 4) Bagian Ujung sebelah Selatan: 7°49’32,00’’LS

2. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang – Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, bahwa pemberian otonomi kepada daerah Kabupaten dan Kota didasarkan atas asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Berdasarkan asas desentralisasi tersebut, Sebagai pelaksana daerah otonom, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berhak dan


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tentunya berwenang pula dalam mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya guna menggali potensi daerah serta meningkatkan sumber daya yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo secara lebih maksimal lagi. Dan hal ini mengacu pada sumber – sumber pendapatan daerah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Sukoharjo.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/ kantor/ rumah sakit, dan unsur pelasana urusan derah yang diwadahi dalam dinas daerah.

Sebagai aturan pelaksanaan telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai pengganti Peraturan Pemerintah N0. 105 Tahun 2000. Peraturan tersebut merupakan sinkronisasi dari berbagai ketentuan Pengelolaan Keuangan Daerah, sehingga merupakan satu kesatuan pengaturan (omnibus regulation) pedoman pokok bagi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka sejak tahun 2009 terbentuklah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau disingkat menjadi DPPKAD.

a. Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Daerah ( Perda ) Kabupaten Sukoharjo Nomor 60 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian tugas jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo Pasal 3 ayat (2) menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan melaksanakan pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

4) Peyusunan kebijakan pemungutan Pajak Daerah; 5) Pendataan, penilaian dan penetapan Pajak Daerah; 6) Pengolahan data dan informasi Pajak Daerah; 7) Pelayanan Pajak Daerah;


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

9) Pegawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan Pajak Daerah; 10) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; 11) Pengkoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan di bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

12) Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

13) Pengelolan urusan ketatausahaan.

b. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah diatur dalam Pasal 27 Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo, yaitu terdiri dari:

1) Kepala Dinas;

2) Sekretariat, terdiri atas: a) Sub Bagian Program b) Sub Bagian Keuangan

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3. Bidang Anggaran, terdiri atas:

a) Seksi Perencanaan Anggaran b) Seksi Penyusunan Anggaran c) Seksi Pelaksanaan Anggaran


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. Bidang Pendapatan, terdiri atas: a) Seksi Pendaftaran dan Pendataan b) Seksi Penetapan

c) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan 5. Bidang Perbendaharaan, terdiri atas:

a) Seksi Perbendaharaan I b) Seksi Perbendaharaan II c) Seksi Perbendharaan III

6. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas: a) Seksi Verifikasi

b) Seksi Akuntansi

c) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan 7. Bidang Kas; terdiri atas:

a) Seksi Penerimaan b) Seksi Pengeluaran

c) Seksi Pengendalian dan Pelaporan 8. Bidang Aset, terdiri atas:

a) Seksi Penatausahaan Aset Daerah b) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah c) Seksi Perubahan Status Hukum 9. Kelompok Jabatan Fungsi; dan 10. Unit Pelaksana Teknis Daerah


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi jabatan Struktural

Berdasarkan Peraturan Daerah ( Perda ) Kabupaten Sukoharjo Nomor 60 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian tugas jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, ditetapkan uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural sebagai berikut :

1) Kepala Dinas

Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

2) Sekretariat

Mempunyai tugas melaksanakn fungsi kesekretariatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian, program, serta keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada secretariat.

Sekretariat terdiri atas 3 Sub Bagian sebagai berikut: a) Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b) Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan.

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi umum organisasi dan tata laksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

3) Bidang Anggaran

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang anggaran.

Bidang Anggaran terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut: a) Seksi Perencanaan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan anggaran.


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b) Seksi Penyusunan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran. c) Seksi Pelaksanaan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelaksanaan anggaran. 4) Bidang Pendapatan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan penagihan pendapatan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang pendapatan.

Bidang Pendapatan terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut: a) Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan.

b) Seksi Penetapan

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penetapan.


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c) Seksi Penerimaan, Penagihan, dan Pelaporan

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan.

5) Bidang Perbendaharaan

Mempunyai tugas melaksankan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Bana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening kas umum daerah.

Bidang Perbendaharaan terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut: a) Seksi Perbendaharaan I

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan I.

b) Seksi Perbendaharaan II

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharan II.

c) Seksi Perbendharaan III

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan III. 6) Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi akuntansi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pembukuan, pelaporan, analisis data keuangan, dan sistem akuntansi serta fasilitas penyusunan laporan keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang akuntansi.

Bidang Akuntansi terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut: a) Seksi Verifikasi

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang verifikasi.

b) Seksi Akuntansi

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi.

c) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan keuangan.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

7) Bidang Kas

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kas meliputi keseluruhan aktivitas mengenai penerimaan, pengeluaran, pengendalian, dan pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang kas.

Bidang Kas terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut: a) Seksi Penerimaan

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan.

b) Seksi Pengeluaran

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.

c) Seksi Pengendalian dan Pelaporan

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan.

8) Bidang Aset

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi inventarisasi dan penghapusan, pengelolaan aset daerah, dan investasi daerah yang menjadi tanggung jawab pada bidang aset dan investasi daerah.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Bidang Aset dan Investasi Daerah terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut :

a) Seksi Penatausahaan Aset Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah.

b) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah.

c) Seksi Investasi Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.

9) Kelompok Jabatan Fungsi

Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronosasi, baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintahn Daerah dengan instnsi lain di luar Pemerintahan Daerah.


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d. Visi Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo 1) Visi

Terwujudnya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya, pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan pendapatan daerah dengan semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.

2) Misi

a) Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan Daerah.

b) Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran Daerah.

c) Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan Daerah dan efisiensi belanja Daerah.

d) Meningkatkan fungsi pengendalian Kas Daerah, perbendaharaan umum Daerah dan verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan Daerah.


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 SUBBAG PROGRAM SEKRETARIAT SUBBAG KEUANGAN SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG ANGGARAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PENDAPA TAN BIDANG PERBENDA HARAAN BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN BIDANG KAS BIDANG ASET KEPALA SEKSI PERENCANA AN ANGGARAN SEKSI PENDAFTA RAN DAN PENDATAAN SEKSI PERBENDA HARAAN I SEKSI VERIFIKASI SEKSI PENERIMA AN SEKSI PENATAUS AHAAN ASET DAERAH SEKSI PENYUSU NAN ANGGARAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PERBENDA HARAAN II SEKSI AKUNTAN SI SEKSI PENGELU ARAN SEKSI PENDAYAG U-NAAN ASET DAERAH SEKSI PELAKSA NAAN ANGGARAN SEKSI PENERIMAAN, PENAGIHN DAN PELPORAN SEKSI PERBENDA HARAAN III SEKSI FASILITASI PENYUSUNAN LAP.KEUNGAN SEKSI PENGENDA LIAN DAN PELAPORAN SEKSI PERUBAHAN STATUS HUKUM Gambar I.1

Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

B. LATAR BELAKANG

Berlakunya otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang – Undang Nomor 22 tahun 1999 mengharuskan setiap daerah kabupaten / kota harus mencari potensi pendapatan yang dapat dioptimalkan sebagai pendapatan asli daerah tersebut, tidak terkecuali bagi Kabupaten Sukoharjo yang juga dituntut untuk menggali potensi pendapatan yang ada di daerahnya sendiri yang bisa dipakai untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

Kunci kemandirian daerah adalah pengelolaan PAD. Pajak daerah sebagai salah satu sumber PAD diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi daerah itu sendiri sehingga dapat memperlancar penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. PAD merupakan sumber dana yang penting bagi pemerintah daerah untuk membiayai belanja daerah yang ditujukan untuk kemajuan daerah (Akhmada, 2008). Dalam konteks daerah, pajak daerah adalah pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (misal: provinsi, kabupaten, kotamadya) yang diatur berdasarkan peraturan daerah dan hasil pungutannya digunakan untuk membiayai rumah tangga daerahnya.

Pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) berupaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo dengan jalan menggali sumber-sumber pendapatan daerah yang dimiliki. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan hasil pajak daerah yang sudah ada, salah satunya adalah Pajak Penerangan Jalan.


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik. Saat ini banyak kegiatan industri maupun non industri yang menggunakan tenaga listrik. Peningkatan Pajak Penerangan Jalan diharapkan mampu memberikan kontribusi serta pengaruh yang positif bagi perkembangan pembangunan di Kabupaten Sukoharjo. Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu jenis pajak yang potensial dan memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah rata-rata sebesar 63,29% setiap tahunnya.

Belum banyak pihak yang melakukan penelitian terhadap Pajak Penerangan Jalan yang memberikan kontribusi tinggi pada Pendapatan Asli Daerah. Selain hal tersebut, penyediaan dana yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah semestinya harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi sehingga tidak menurunkan standar pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam dan membahas lebih lanjut tentang penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari tahun ke tahun di Kabupaten Sukoharjo sehingga penulis mengambil judul “ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 - 2011”.

C. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsis-prinsip penelitian yang ilmiah. Berdasarkan uraian latar


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

belakang di atas, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa efektif penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2007-2011?

2. Seberapa besar kontribusi yang diberikan Pajak Penerangan Jalan terhadap terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun 2007-2011?

3. Apa saja kendala yang muncul dalam meningkatan penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mempelajari dan menganalisis Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Secara rinci, tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui efektivitas penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten

Sukoharjo.

2. Mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan Pajak Penerangan Jalan terhadap terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo.

3. Mengetahui kendala yang muncul dalam meningkatan penerimaan Pajak


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Dinas Pendapatan Kabupaten Sukoharjo

Merupakan sumbangan pikiran yang diharapkan bisa membantu mengetahui kelemahan sistem yang telah ada guna menciptakan efisiensi yang lebih baik, dalam upayanya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak, khususnya dari sektor Pajak Penerangan Jalan. 2. Bagi Pembaca

Dapat dijadikan tambahan wawasan bagi para pembaca serta dijadikan sumber bahan pertimbangan, acuan, referensi atau bahan masukan guna pembuatan penelitian selanjutnya dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Perpajakan yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.

3. Bagi Penulis

Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang pengelolaan Pajak Penerangan Jalan dan perbandingan terapan ilmu di bidang perpajakan yang telah di peroleh salama dalam proses perkuliahan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan mengenai Pajak Penerangan Jalan.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Objek Penelitian menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah adalah Pajak Penerangan Jalan. Pajak Penerangan Jalan adalah pungutan daerah yang dikenakan atas


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

penggunaan tenaga listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai lokasi penelitian dengan alasan:

a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten Sukoharjo lebih memadai dalam hal pelayanan dan sumber datanya.

b. Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah otonom memiliki tingkat

kemajuan yang cukup pesat dalam hal Penerimaan PAD.

c. Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo memiliki potensi yang baik bagi penerimaan PAD.

3. Sumber Data

a. Data Primer yang digunakan adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti mengenai target dan realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo.

b. Data Sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku, literatur, makalah-makalah, majalah, undang-undang pajak, surat keputusan, dan buku-buku terkait. Data sekunder bersifat melengkapi data primer dan digunakan sebagai landasan teori untuk memecahkan masalah.

4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Wawancara


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Metode Pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak terkait di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Sukoharjo.

b. Metode Pustaka

Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara membaca buku serta referensi sumber data lainnya yang berhubungan guna mendukung penulisan Tugas Akhir ini.

c. Metode Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini penulis meminta data dan informasi berupa realisasi penerimaan pajak serta target yang ditetapkan untuk tahun anggarn 2007-2011. 5. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang telah diperoleh digunakan suatu analisis yang disebut dengan Analisis Kualitatif dan Kuantitatif. Analisis kualitatif adalah proses analisis data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Pajak Penerangan Jalan. Sedangkan analisis kuantitatif merupakan analisis yang mengunakan data berupa angka atau rumus – rumus statistik. Analisis ini dapat dipakai untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan target dan realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan.


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

6. Metode Analisis

a. Rasio efektivitas adalah metode yang mengukur hubungan antara hasil pungut suatu pajak dengan potensi pajak itu sendiri.

%

100

s

Efektifita

=

RealisasiTarget PenerimaanPenerimaanPajak Pajak PeneranganPeneranganJalanJalan

X

b. Rasio kontribusi menggunakan perbandingan antara hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan dengan relisasi pendapatan Pajak Daerah.

%

100


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pajak

Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian pajak daerah, maka terlebih dahulu membicarakan mengenai pengertian pajak itu sendiri. Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak diantaranya adalah:

a. Soemitro (1994) dalam Ilyas dan Burton (2004)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

b. Smeets (1997) dalam Suandy (2002)

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang melalui norma – norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adaya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah membiayai pengeluaran pemerintah.

c. Feldman (2002) dalam Suandy (2002)

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Adriani (1998) dalam Waluyo dan Wirawan (2002)

Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali,yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggaran pemerintahan.

e. Definisi Pajak menurut Peraturan Pemerintah No 65 Tahun 2001

Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

2. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak (Resmi, 2009) yaitu: a. Fungsi Budgeteir

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.

b. Fungsi Mengatur (regulerent)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut (Mardiasmo, 2003):

a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan), bahwa dalam mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing wajib pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis), hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi), pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil), sesuai dengan fungsi

budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pungutan.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, dengan adanya penyederhanaan prosedur-prosedur akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4. Pajak Daerah

Dalam Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa Pajak Daerah mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:

a. Pajak Daerah merupakan Pajak Negara yang diserahkan kepada daerah.

b. Pajak Daerah dipungut oleh daerah berdasarkan dengan Undang – Undang.

c. Pajak Daerah merupakan sumber Pendapatan Daerah yang penting guna membiayai penyelengaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah untuk memantapkan pelaksanaan Otonomi Daerah.

Sesuai dengan pembagian administrasi daerah dan Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: a. Pajak Propinsi, terdiri atas:

1) Pajak Kendaraan Bermotor;

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; 3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4) Pajak Air Permukaan; dan 5) Pajak Rokok.

b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas: 1) Pajak Hotel;

2) Pajak Restoran; 3) Pajak Hiburan; 4) Pajak Reklame;

5) Pajak Penerangan Jalan;

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; 7) Pajak Parkir;

8) Pajak Air Tanah;

9) Pajak Sarang Burung Walet;

10)Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan 11)Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

5. Pajak Penerangan Jalan a. Dasar Hukum

1) Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3) Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 10 tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan;

4) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

5) Peraturan Bupati Sukoharjo nomor 55 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan. b. Pengertian Pajak Penerangan Jalan

Sesuai dengan Peraturan daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

c. Dasar pengenaan, tarif dan tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 tahun 2011 tentang Pajak Daerah adalah sebagai berikut:

1) Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Tenaga Listrik. 2) Nilai Jual Tenaga Listrik ditetapkan:

b) Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening listrik; dan

c) Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenga Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku diwilayah daerah.

3) Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan sebagai berikut:

a) Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain, untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 3%;

b) Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 1%;

c) Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain, bukan untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 9%; d) Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri bukan

untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 1,5%.

4) Besaran pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. d. Objek dan subjek Pajak Penerangan Jalan

Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi yang dapat menggunakan tenaga listrik. Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan tenaga listrik. Menurut


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, listrik yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah penyedia tenaga listrik. e. Masa Pajak, Saat Pajak Terutang dan Surat Pemberitahuan

C. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

D. Pajak terutang dalam masa pajak terjadi saat terjadi penggunaan tenaga listrik.

E. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah). SPTPD harus diisi dengan jelas dan benar, lengkap dan jujur serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya disampaikan kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk sesuai jangka waktu yang ditentukan.

F. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari SPTPD dihimpun dan dicatat sebagai dasar dalam penghitungan dan penetapan pajak terutang.

f. Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak

Tata cara perhitungan dan penetapan Pajak Penerangan Jalan sebagai berikut:

1) Bardasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) Bupati menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). SKPD adalah surat ketetapan pajak yang


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.

2) Wajib pajak yang membayar sendiri, SPTPD ini digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang.

a) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB). SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

b) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDBT). SKPDBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan. c) Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN). SKPDN adalah

surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak terutang dantidak ada kredit pajak.

d) Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB). SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit lebih besar dari pada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

e) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi administrasif berupa


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

bunga dan/ atau denda.

g. Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan Tempat Pembayaran Pajak Penerangan Jalan menurut Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 55 Tahun 2011 BAB IV adalah sebagai berikut:

1) Wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD; 2) Wajib pajak membayar pajak terutang menggunakan SSPD; 3) Pembayaran Pajak Penerangan Jalan dilakukan sekaligus;

4) Terhadap pembayaran Pajak Penerangan Jalan diberikan tanda bukti pembayaran rangkap 5;

5) Jatuh tempo pembayaran paling lambat 30 hari setelah saat terutangnya pajak;

6) Pembayaran pajak Penerangan Jalan dilakukan di Bank / tempat yang telah ditunjuk atau ke Bendahara Penerima DPPKAD.


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. PEMBAHASAN

Pajak penerangan jalan merupakan salah satu jenis pajak daerah yang menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 65 tahun 2001 tentang pajak daerah, yang dimaksud dengan penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.

Subyek Pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh PLN maka pemungutan Pajak Penerangan Jalan dilakukan oleh PLN. Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 10 tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan, wajib Pajak Peneranagn Jalan adalah pelanggan. Pelanggan wajib membayar Pajak Penerangan Jalan yang terutang setiap bulan bersamaan dengan pelaksanaan pembayaran rekening listrik PLN. Dalam hal ini kedudukan PLN adalah sebagai pihak yang membantu Pemda untuk memungut Pajak Penerangan Jalan.

PT. PLN wajib menyetor hasil Pajak Penerangan Jalan ke Pemda berdasarkan daftar rekapitulasi rekening listrik yang berfungsi sebagai surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD). Pemda wajib melunasi pembayaran rekening listrik bagi penerangan jalan yang menjadi bebannya kepada PT. PLN. Mekanisme pemungutan, penyetoran serta pembayaran rekening listrik oleh Pemda dilakukan melalui naskah kerjasama antara Kepala Daerah dengan pimpinan PLN (pasal 9 Kepmendagri no. 10 tahun 2002).


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan diakui saat realisasi penerimaan kas. Pencatatan pembukuan dilakukan sejak diterima transfer dana pendapatan pajak oleh kantor kas daerah dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Biaya penagihan dikurangkan secara langsung karena merupakan hak PLN (Bastian, 2001). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa PT. PLN membantu Pemda memungut Pajak Penerangan Jalan sehingga wajar apabila mendapat biaya pemungutan yang ditetapkan paling tinggi sebesar 5% dari realisasi penerimaan pajak daerah.

Pajak penerangan jalan adalah salah satu jenis pajak daerah, bukan retribusi daerah, sehingga apabila orang membayar pajak penerangan jalan maka imbalan yang diterima tidak harus secara langsung dan seimbang. Kenyataannya, masyarakat menganggap bahwa apabila ia telah membayar pajak penerangan jalan yang dibayarkan bersamaan dengan membayar rekening listrik setiap bulannya, maka ia dapat dengan sekehendak hatinya memasang perangkat listrik untuk penerangan jalan di tempat tinggalnya tanpa izin PT. PLN. Hal ini tidaklah benar, mengingat pemasangan perangkat listrik untuk penerangan jalan umum yang tidak dilaporkan terlebih dahulu atau tanpa izin dapat menimbulkan kerugian pada PT. PLN karena penerangan jalan umum liar tidak dibayar oleh Pemerintah Daerah setempat.


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1. Efektivitas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan

Penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan pajak Penerangan Jalan. Target Pajak Penerangan Jalan adalah kemampuan maksimum yang ingin dicapai dari penerimaan Pajak Penerangan Jalan, sedangkan realisasi merupakan hasil pungutan dari penerimaan Pajak Penerangan Jalan.

Seharusnya dasar penetapan target harus sesuai dengan potensi jumlah wajib pajak Penerangan Jalan yang sebenarnya ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo, tetapi karena adanya kesulitan dalam melakukan pendataan maka dari pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah penetapan target dengan menggunakan persentase peningkatan 10% sampai dengan 15% dari realisasi penerimaan pajak Penerangan Jalan tahun sebelumnya.

Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli adaerah yang direncanakan dibandingkan dengan tearget yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai mencapai 1 (satu) atau 100 persen. Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. Perhitungan rasio efektivitas menggunakan rumus (Halim, 2004):

%

100

s


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi penerimaan pajak Penerangan Jalan dalam kurun waktu 5 tahun untuk mengetahui rasio efektivitas.

Tabel II.1

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2007 sampai dengan tahun 2011

Tahun Anggaran

Target Realisasi Selisih

Kurang/Lebih Efektivitas

2007 12.554.000.000 12.987.678.968 433.678.968 103,45% 2008 13.085.968.000 13.604.996.379 519.028.379 103,96% 2009 14.476.800.000 16.086.993.075 1.610.193.075 111,12% 2010 19.962.549.000 19.172.541.281 (790.007.719) 96,04% 2011 19.850.000.000 21.107.770.993 1.257.770.993 106,34%

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dapat dikatakan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu tahun 2007-2011, tingkat persentase efektivitas Pajak Penerangan Jalan fluktuatif. Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 penerimaan Pajak Penerangan Jalan efektif karena persentase efektivitasnya mencapai 100%. Namun pada tahun 2010 persentase efektivitas tidak mencapai 100% (tidak efektif), realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak memenuhi target yang telah ditentukan. Penurunan persentase efektivitas diakibatkan karena terlalu tinggi target yang ditetapkan dari tahun sebelumnya dan kemungkinan terjadinya kebocoran, yakni adanya


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pemasangan rekening listrik liar dalam jumlah besar. Pada tahun 2009 realisasi penerimaan 11% lebih tinggi dari target yang ditetapkan, maka DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menetapkan target 25% lebih tinggi pada tahun 2010 dengan harapan realisasi yang diperoleh juga akan meningkat. Untuk menghindari hal tersebut terulang kembali maka pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 menetapkan target yang lebih rendah pada tahun 2010.

Realisasi yang melebihi target yang telah ditetapkan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menunjukan bahwa sistem penagihan Pajak Penerangan Jalan yang dilakukan sudah cukup baik, melalui perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi penerimaanya.

Gambar II.1

Diagram Efektifitas Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Sukoharjo

0 25 50 75 100 125

2007 2008 2009 2010 2011

Tahun

Ef

ek

ti

fi

ta

s

2. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah

Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Daerah merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

diberikan. Kontribusi ini digunakan untuk mengukur kenaikan atau perkembangan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari tahun ke tahun.

Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dengan realisasi penerimaan Pajak Daerah dalam kurun waktu 5 tahun untuk mengetahui rasio kontribusi.

Tabel II.2

Kontribusi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah tahun 2007 sampai dengan tahun 2011

Tahun Anggaran

Realisasi PPJ

Realisasi Pajak

Daerah Kontribusi

2007 12.987.678.968 14.533.357.466 89.36% 2008 13.604.996.379 15.432.340.358 88.16% 2009 16.086.993.075 18.003.312.543 89.35% 2010 19.172.541.281 21.688.463.781 88,39% 2011 21.107.770.993 42.558.642.562 49.59% Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, data diolah

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa Pajak Penerangan Jalan memberikan kontribusi yang sangat tinggi pada Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah rata-rata sebesar 63,29%. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Penerangan Jalan merupakan sumber pandapatan daerah yang sangat potensial. Penurunan persentase


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kontribusi Pajak Penerangan Jalan pada tahun 2011 bukan disebabkan karena menurunnya realisasi penerimaan Pajak penerangan Jalan maupaun Pajak Daerah. Hal tersebut dikarenakan pada pos Pajak Daerah bertambah satu jenis pajak yang pengelolaannya dialihkan dari Pajak Propinsi menjadi Pajak Daerah, yakni Pajak Air Tanah. Kontribusi penerimaan Pajak Air tanah cukup besar terhadap Pajak Daerah. Selain itu beberapa jenis Pajak Daerah lainnya mengalami peningkatan pada realisasi penerimaannya, seperti misalnya Pajak Reklame.

Gambar II.2

Diagram Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Kabupaten Sukoharjo

0 25 50 75 100

2007 2008 2009 2010 2011

Tahun

K

ont

ri

busi

3. Kendala DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan

Setiap tahunnya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bekerjasama dengan PT. PLN untuk bisa mengoptimalkan pendapatan Pajak Penerangan Jalan. Diharapkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat terealisasi atau bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Namun ada beberapa


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan Pajak Penerangan Jalan, diantaranya sebagai berikut:

1. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membayar pajak sangat rendah. Seperti adanya wajib pajak yang terlambat dalam membayar pajak terutangnya. Pajak Daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang digunakan untuk peningkatan dan kemajuan daerah. Dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak maka berimbas pada rendahnya pendapatan daerah yang diterima, hal tersebut berdampak pada kemajuan daerah yang akan tersendat.

2. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak Penerangan Jalan juga rendah. Sebagai contohnya pemasangan satu meteran listrik penggunaannya untuk 2 sampai 3 rumah, dengan alasan kecilnya kWh yang digunakan.

3. Faktor ketidakjujuran Wajib Pajak dalam penggunaan tenaga listrik. Banyak dijumpai kecurangan–kecurangan yang dilakukan Wajib Pajak agar pajak yang dibebankan rendah.

4. Pemasangan perangkat penerangan jalan umum oleh masyarakat tidak dilakukan melalui prosedur yang benar dengan izin PT. PLN, mengingat pemasangan perangkat listrik untuk penerangan jalan umum yang tidak dilaporkan terlebih dahulu atau tanpa izin PT. PLN dapat mengakibatkan bahaya kebakaran karena daya tampung travo gardu tidak memenuhi.


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41 BAB ΙII TEMUAN

Setelah penulis melakukan penelitian di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo mengenai Pajak Penerangan Jalan. Penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang diketemukan.

A. KELEBIHAN

1. Adanya kerjasama antara DPPKAD dan PLN yang aktif dalam meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan.

2. Adanya kerjasama antara PLN, Bank, Supermarket dan lain-lain, yang memberikan kemudahan dalam pembayaran Pajak Penerangan Jalan bagi wajib pajak.

3. Adanya pembenahan kebijakan dan ketentuan pemungutan Pajak Penerangan Jalan berakibat positif dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan.

B.KELEMAHAN

1. Masih kurangnya penanganan terhadap wajib pajak yang tidak taat terhadap peraturan Pajak Penerangan Jalan dengan tidak memberikan sanksi yang tegas.


(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Kurangnya informasi mengenai pajak penerangan jalan yang seharusnya diberikan oleh Pemerintah Daerah selaku pihak yang memungut pajak penerangan jalan kepada masyarakat (pengguna atau pelanggan listrik) mengenai penekanan pajak penerangan jalan adalah salah satu jenis pajak daerah, bukan retribusi daerah.

3. Masih banyaknya wajib pajak memasang rekening listrik tidak sesuai prosedur yang benar atau tidak melakukan ijin.

4. Faktor ketidakjujuran wajib pajak dalam penggunaan tenaga listrik. Banyak dijumpai kecurangan–kecurangan yang dilakukan wajib pajak agar pajak yang dibebankan rendah.


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penulis menyampaikan kesimpulan bahwa analisis efektivitas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan sudah cukup baik, Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 penerimaan Pajak Penerangan Jalan efektif karena persentase efektivitasnya mencapai 100%. Namun pada tahun 2010 penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak efektif, realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak memenuhi target yang telah ditentukan. Hal tersebut diakibatkan karena terlalu tinggi target yang ditetapkan.

Sedangkan kontribusi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah rata-rata sebesar 63,29%. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Penerangan Jalan merupakan sumber pandapatan daerah yang sangat potensial.

Masih ditemui beberapa kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan Pajak Penerangan Jalan, diantaranya sebagai berikut:

5. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membayar pajak sangat rendah. Seperti adanya wajib pajak yang terlambat dalam membayar pajak terutangnya.


(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

6. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak Penerangan Jalan juga rendah.

7. Faktor ketidakjujuran wajib pajak dalam penggunaan tenaga listrik. 8. Pemasangan perangkat penerangan jalan umum oleh masyarakat tidak

dilakukan melalui prosedur yang benar dengan izin PT. PLN.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kelemahan dari temuan, saran yang bisa penulis berikan kepada pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo agar dalam tahun-tahun mendatang dapat meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai berikut: 2. Memberikan sanksi yang tegas kapada wajib pajak yang tidak memenuhi

kewajibannya atau wanprestasi dalam membayar pajak.

3. Dilakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat mengenai penerangan jalan umum dan pajak penerangan jalan, dimana penekanannya pada sifat pajak adalah tidak menerima imbalan langsung yang seimbang.

4. Mengefektifkan tim penertib Penerangan Jalan untuk melakukan tindakan tegas terhadap pemasangan rekening liar maupun yang menyalahi tata cara pemasangan.

5. Mengefektifkan kinerja tim monitoring Penerangan Jalan untuk melakukan pendataan secara menyeluruh.


(1)

commit to user

kontribusi Pajak Penerangan Jalan pada tahun 2011 bukan disebabkan karena menurunnya realisasi penerimaan Pajak penerangan Jalan maupaun Pajak Daerah. Hal tersebut dikarenakan pada pos Pajak Daerah bertambah satu jenis pajak yang pengelolaannya dialihkan dari Pajak Propinsi menjadi Pajak Daerah, yakni Pajak Air Tanah. Kontribusi penerimaan Pajak Air tanah cukup besar terhadap Pajak Daerah. Selain itu beberapa jenis Pajak Daerah lainnya mengalami peningkatan pada realisasi penerimaannya, seperti misalnya Pajak Reklame.

Gambar II.2

Diagram Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Kabupaten Sukoharjo

0 25 50 75 100

2007 2008 2009 2010 2011

Tahun

K

ont

ri

busi

3. Kendala DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dalam Meningkatkan

Penerimaan Pajak Penerangan Jalan

Setiap tahunnya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bekerjasama dengan PT. PLN untuk bisa mengoptimalkan pendapatan Pajak Penerangan Jalan. Diharapkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat terealisasi atau bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Namun ada beberapa


(2)

commit to user

kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan Pajak Penerangan Jalan, diantaranya sebagai berikut:

1. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membayar pajak sangat rendah. Seperti adanya wajib pajak yang terlambat dalam membayar pajak terutangnya. Pajak Daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang digunakan untuk peningkatan dan kemajuan daerah. Dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak maka berimbas pada rendahnya pendapatan daerah yang diterima, hal tersebut berdampak pada kemajuan daerah yang akan tersendat.

2. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak Penerangan Jalan juga rendah. Sebagai contohnya pemasangan satu meteran listrik penggunaannya untuk 2 sampai 3 rumah, dengan alasan kecilnya kWh yang digunakan.

3. Faktor ketidakjujuran Wajib Pajak dalam penggunaan tenaga listrik. Banyak dijumpai kecurangan–kecurangan yang dilakukan Wajib Pajak agar pajak yang dibebankan rendah.

4. Pemasangan perangkat penerangan jalan umum oleh masyarakat tidak

dilakukan melalui prosedur yang benar dengan izin PT. PLN, mengingat pemasangan perangkat listrik untuk penerangan jalan umum yang tidak dilaporkan terlebih dahulu atau tanpa izin PT. PLN dapat mengakibatkan bahaya kebakaran karena daya tampung travo gardu tidak memenuhi.


(3)

commit to user

41

BAB ΙII

TEMUAN

Setelah penulis melakukan penelitian di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo mengenai Pajak Penerangan Jalan. Penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang diketemukan.

A. KELEBIHAN

1. Adanya kerjasama antara DPPKAD dan PLN yang aktif dalam

meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan.

2. Adanya kerjasama antara PLN, Bank, Supermarket dan lain-lain, yang memberikan kemudahan dalam pembayaran Pajak Penerangan Jalan bagi wajib pajak.

3. Adanya pembenahan kebijakan dan ketentuan pemungutan Pajak

Penerangan Jalan berakibat positif dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan.

B. KELEMAHAN

1. Masih kurangnya penanganan terhadap wajib pajak yang tidak taat terhadap peraturan Pajak Penerangan Jalan dengan tidak memberikan sanksi yang tegas.


(4)

commit to user

2. Kurangnya informasi mengenai pajak penerangan jalan yang

seharusnya diberikan oleh Pemerintah Daerah selaku pihak yang memungut pajak penerangan jalan kepada masyarakat (pengguna atau pelanggan listrik) mengenai penekanan pajak penerangan jalan adalah salah satu jenis pajak daerah, bukan retribusi daerah.

3. Masih banyaknya wajib pajak memasang rekening listrik tidak sesuai prosedur yang benar atau tidak melakukan ijin.

4. Faktor ketidakjujuran wajib pajak dalam penggunaan tenaga listrik. Banyak dijumpai kecurangan–kecurangan yang dilakukan wajib pajak agar pajak yang dibebankan rendah.


(5)

commit to user

43

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penulis menyampaikan kesimpulan bahwa analisis efektivitas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan sudah cukup baik, Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 penerimaan Pajak Penerangan Jalan efektif karena persentase efektivitasnya mencapai 100%. Namun pada tahun 2010 penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak efektif, realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak memenuhi target yang telah ditentukan. Hal tersebut diakibatkan karena terlalu tinggi target yang ditetapkan.

Sedangkan kontribusi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah rata-rata sebesar 63,29%. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Penerangan Jalan merupakan sumber pandapatan daerah yang sangat potensial.

Masih ditemui beberapa kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan Pajak Penerangan Jalan, diantaranya sebagai berikut:

5. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membayar pajak sangat rendah. Seperti adanya wajib pajak yang terlambat dalam membayar pajak terutangnya.


(6)

commit to user

6. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak Penerangan Jalan juga rendah.

7. Faktor ketidakjujuran wajib pajak dalam penggunaan tenaga listrik. 8. Pemasangan perangkat penerangan jalan umum oleh masyarakat tidak

dilakukan melalui prosedur yang benar dengan izin PT. PLN.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kelemahan dari temuan, saran yang bisa penulis berikan kepada pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Sukoharjo agar dalam tahun-tahun mendatang dapat

meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai berikut:

2. Memberikan sanksi yang tegas kapada wajib pajak yang tidak memenuhi

kewajibannya atau wanprestasi dalam membayar pajak.

3. Dilakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat mengenai penerangan jalan umum dan pajak penerangan jalan, dimana penekanannya pada sifat pajak adalah tidak menerima imbalan langsung yang seimbang.

4. Mengefektifkan tim penertib Penerangan Jalan untuk melakukan

tindakan tegas terhadap pemasangan rekening liar maupun yang menyalahi tata cara pemasangan.

5. Mengefektifkan kinerja tim monitoring Penerangan Jalan untuk