commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pembangunan yang dilaksanakan di negara-negara dunia ketiga termasuk di Indonesia masih menitikberatkan pada pembangunan sektor
pertanian. Mosher 1970 menyebutkan bahwa salah satu tugas pokok di dalam pembangunan pertanian adalah menemukan cara berusaha tani yang
dapat dipraktekkan dengan efektif oleh petani yang mempunyai kemampuan rendah, asal saja mereka mau belajar sedikit dan mengembangkan ketrampilan
yang lebih baik. Pengetahuan dan ketrampilan petani harus terus meningkat dan berubah agar pembangunan pertanian dapat terlaksana. Petani
mengembangkan sikap baru yang berbeda terhadap pertanian, terhadap alam sekitar dan terhadap diri mereka sendiri. Dengan hal tersebut diharapkan
dapat meningkatkan produksi dan mempertinggi rasa percaya diri. Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang
ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan
ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan back to nature telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan
kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat
diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik. Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk
pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian
telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi food safety attributes,
kandungan nutrisi tinggi nutritional attributes dan ramah lingkungan eco- labelling attributes Litbang, 2002.
commit to user 2
Biopestisida merupakan salah satu inovasi yang mendukung pengembangan pertanian organik. Biopestisida dapat dibedakan menjadi
pestisida nabati dan pestisida hayati. Biopestisida adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari bahan alami yang relatif mudah dibuat dengan
kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai bio-degradable di alam
sehingga tidak mencemari lingkungan, mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia. Selain itu,
penggunaan biopestisida dapat menjamin keamanan ekosistem sehingga dapat mendukung pertanian berkelanjutan. Biopestisida juga relatif aman bagi
manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang. Suatu inovasi tidak akan berguna tanpa adanya adopsi. Demikian juga
dengan biopestisida yang merupakan pendukung pengembangan pertanian organik tidak akan berguna tanpa adanya adopsi. Mardikanto 1993
mendefinisikan adopsi sebagai proses perubahan perilaku yang berupa
pengetahuan cognitive, sikap afective maupun ketrampilan pikomotorik
pada diri seseorang setelah menerima pesan yang disampaikan penyuluh pada sasaranya. Terkait dengan hal tersebut, Kecamatan Mojogedang merupakan
kecamatan yang mengembangkan pertanian organik dan telah memproduksi biopestisida sendiri. Selain itu, di Kecamatan Mojogedang juga terdapat satu
desa yang direkomendasikan sebagai desa organik. Walaupun demikian, inovasi biopestisida tidak serta merta diadopsi oleh petani. Adopsi biopestisida
di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar sebagai suatu proses hingga akhirnya petani memutuskan untuk menerapkan atau tidak menerapkan
inovasi yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi
biopestisida oleh petani di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar.
B. Perumusan Masalah