commit to user menggunakan teknik wawancara dan
pengamatan terlibat tentang sejauh mana kesiapan belajar dan kesulitan peserta
didik dalam membuat desain batik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Proses Pembelajaran Quantum
Learning Pada Materi Membuat Desain
Batik Dikelas
IX Tunarungu SMPLB-B N Batang
Penerapan Quantum Learning pada materi membuat desain batik pada
kelas IX Tunarungu SMPLB-B Negeri Batang dilaksanakan dengan membuat
langkah-langkah pembelajaran selama pembelajaran berlangsung oleh guru.
Langkah atau tahapan tersebut adalah TANDUR yang meliputi Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan yang dilakukan secara
bertahap atau urut mulai dari tahapan tumbuhkan sampai tahapan rayakan.
Pembelajaran dengan
menggunakan Quantum Learning yang dilakukan oleh guru Seni Budaya di
kelas IX Tunarungu merupakan bentuk inovasi untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran yang telah ada dan digunakan sebagai bentuk pendekatan
kepada siswa
tunarungu agar
mendapatkan pengalaman belajar serta untuk melatih kemampuan berfikir
kreatif siswa tunarungu. Sebagaimana pendapat Syaiful Sagala 2012 yang
secara rinci merumuskan pembelajaran dalam dua karakteristik, yaitu :
“Pertama, dalam
proses pembelajaran melibatkan proses
berfikir. Kedua,
dalam pembelajaran
membangun suasana dialogis dalam proses
Tanya jawab terus-menerus yang diarahkan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan berfikir
siswa, yang
pada gilirannya kemampuan berfikir
itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang
mereka konstruksi sendiri”. Hal.63
Quantum Learning sebagai suatu
pendekatan pembelajaran kepada siswa tunarungu dalam proses pembelajaran
diharapkan mampu
memberikan pengalaman belajar siswa sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelumnya. Hal ini senada
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana 2000:147 yaitu
”pendekatan pembelajaran
adalah tindakan guru dalam melaksanakan
rencana mengajar ”. Dalam pelaksanaan
rencana mengajar
menggunakan Quantum
Learning ditemukan
commit to user hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
guru Seni
Budaya dalam
materi membuat
desain batik
yaitu jam
mengajar guru yang padat, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana serta
kurangnya pemanfaatan fasilitas sekolah. Pelaksanaan Quantum Learning
sangat dibutuhkan kondisi fisik yang prima. SLB Negeri Batang hanya
mempunyai satu guru Seni Budaya dengan jadwal mengajar yang padat serta
kurangnya kemampuan
dalam menghadapi siswa yang terhambat dalam
kemampuan mendengar dan bicara menjadi kendala dalam penyampaian isi
materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan di
kelas karena
dibutuhkan waktu yang agak lama dalam pembelajaran Seni Budaya untuk siswa
tunarungu tetapi pada kenyataannya guru hanya mendapat waktu 2x40 menit untuk
mengajar di kelas IX B . Salah
satu pendukung
keberhasilan Quantum
learning di
SMPLB N Batang adalah ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang
memadai, kendala yang ditemui pada pelaksanaan Quantum learning di kelas
IX B SMPLB N Batang adalah faktor kelas yang kurang layak untuk ukuran
kelas normal karena pembatas dengan kelas lain hanya menggunakan sekat
sehingga mudah terganggu dalam Proses Belajar Mengajar PBM.
2. Proses berpikir kreatif siswa kelas