PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG.

(1)

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

Alvian Fathurrochman 0900902

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG

Oleh

Alvian Fathurrochman 0900902

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Alvian Fathurrochman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(0900902)

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG

DISETUJUI dan DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dr. Sima Mulyadi, M.Pd NIP. 196002141982031003

Pembimbing II

Drs. Mamad Widya, M.Pd. NIP. 1952082311978031002

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 1956.0722.1985.03.1.001


(4)

I

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG

Oleh: Avian Fathurrochman, 0900902, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung

Permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu perencanaan program pembelajaran membuat batik cap pada peserta didik tunarungu, pelaksanaan program pembelajaran membuat batik capa pada peserta didik tunarungu, evaluasi pembelajaran membuat btik cap pada peserta didik tunarungu, dan upaya guru dalam penanggulan kesulitan dalam pembelajaran membuat batik cap pada peserta didik tunarungu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mmperoleh gambaran gambaran mengenai pembelajaran keterampilan batik cap pada pesertadidik tunarungu. Tujuan penelitian ini memiliki tujuan khusus diantaranya perencanaan program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran ketrampilan batik, mengetahui evaluasi keterampilan batik, dan upaya penanggulangan kesulitan pembelajaran batik cap pada peserta didik tunarungu.

Penelitian skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi.

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik sudah dapat mengenal alat dan bahan membuat batik cap, untuk kegiatan pembeljarn peserta didik dapat membuat batik dengan bimbingan guru terkadang dapat melakukan sendiri. Peserta didik pada umumnya mampu mengatasi hambatan yang ada dan guru selalu memberikan nasehat agar pembelajaran batik lancar dan menjdikan hasil yang sempurna. Pembelajaran batik cap ini sesekali guru membantu dalam membuat pola dan membantu dalam mengecap pada bahan.


(5)

vii Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

KATA MUTIARA ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

PERNYATAAN ... xi

HAK CIPTA ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Konsep Ketunarunguan ... 10

1. Pengertian anak Tunarungu ... . 10

2. Dampak Ketunarunguan ... ... 11

3. Hambatan Belajar Anak Tunarungu ... 13

4. Klasifikasi Tunarungu ... 15

B. Pembelajaran Keterampilan ... 17

1. Pengertian Pembelajaran ... 17

2. Mekanisme Pembelajaran ... 18

3. Pembelajaran Keterampilan ... 22


(6)

viii Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perkembangan Batik ... 24

2. Pengertian Batik ... 26

3. Proses Membuat Batik ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Subjek dan Tempat Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian ... 31

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Pengujian Keabsahan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Perencanaan Program Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 38

2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ... 41

3. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Banung ... 42

4. Hambatan Dalam Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 44

5. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Yang Muncul Saat Pembelajaran Ketrampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 45


(7)

ix Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ... 46

1. Perencanaan Program Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 46

2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ... 49

3. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 51

4. Hambatan Dalam Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 53

5. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Yang Muncul Saat Pembelajaran Ketrampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Rekomendasi ... 56

1. Bagi Guru ... 56

2. Bagi Lembaga Terkait ... 56

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAPIRAN-LAMPIRAN Kisi-kisi instrumen, Pedoman Observasi, Pedoman Wawancara ... 61


(8)

x Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

expert judgment ... 75

Triangulasi data, Hasil Penelitian ... 76

Catatan Lapangan ... 93

Dokumentasi ... 101 Surat-surat Penlitian


(9)

1

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Kemajuan pembangunan yang dicapai bangsa Indonesia khususnya pembangunan di bidang pendidikan akan mendorong tercapainya tujuan pembangunan nasional, maka sangat penting adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan terutama wajib belajar sembilan tahun yang telah lama dicanangkan.

Pendidikan diperuntukkan bagi setiap warga negara tanpa kecuali, tidak memandang kaya miskin, atau normal maupun anak berkelainan. Pada peraturan pemerintah No. 72 tahun 1991 pemerintah telah mengatur khusus tentang Pendidikan Luar Biasa. Dalam Pendidikan Luar Biasa pelayanan dan penanganannya disesuaikan dengan kelainan yang disandang peserta didik sehingga pelayanan dapat sesuai dengan kebutuhan anak. Tujuan Pendidikan Luar Biasa adalah membantu peserta didik yang memiliki hambatan fisik atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan sikap dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dasar dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan (Peraturan Pemerintah RI, 1997:205-206).


(10)

2

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Era globalisasi dikenal dengan liberalisasi ekonomi atau perdagangan bebas khususnya bidang jasa tenaga kerja, tenaga kerja Indonesia dituntut harus mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain. Era globalisasi, disatu sisi merupakan peluang, namun disisi lain dapat menjadi ancaman bila tidak mempersiapkan diri. Apabila kualitas tenaga kerja Indonesia tidak ditingkatkan maka kesempatan kerja yang ada didalam negeri pun akan diisi oleh tenaga kerja asing yang lebih baik dan lebih berkompeten. Dalam arus perdagangan bebas akan terjadi persaingan antar negara yang semakin ketat dan setiap negara dituntut untuk dapat berkompetisi. Oleh karena itu dalam perdagangan bebas pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting, mereka dituntut harus memiliki keterampilan.

Tuntutan yang muncul pada era globalisasi dewasa ini tidak hanya ditujukan kepada sumber daya manusia secara umum, tetapi anak berkebutuhan khusus yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia pun tidak bisa menghindarkan diri dari proses globalisasi tersebut, ABK dituntut harus memiliki keterampilan untuk ikut bersaing di tengah perkembangan dunia yang kian kompetitif di masa kini dan masa depan.

Kirk dan Gallangher dalam http://rachma-zakiloverz.blogspot.com (2012) menyatakan bahwa “Anak luar biasa merupakan anak yang mengalami penyimpangan rata-rata normal dalam karakteristik mental, kemampuan sensoris, karakteristik neuromotor atau fisik, perilaku sosial, kemampuan berkomunikasi atau gabungan dari berbagai variabel tersebut. Karena adanya penyimpangan,


(11)

3

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka anak luar biasa memerlukan modifikasi pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk pelayanan pendidikan kebutuhan khusus atau pendidikan luar biasa “.

Pada saat ini banyak sekali keterampilan yang dikembangkan di sekolah-sekolah baik itu sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah luar biasa. Keterampilan sangat penting sekali dipelajari di sekolah karena sangat berguna sekali untuk menunjang kehidupan nantinya setelah mereka lulus. Sekolah menyuguhkan berbagai keterampilan dan siswa disuruh untuk memilih salah satu ataupun beberapa keterampilan yang mereka gemari. Keterampilan juga salah satu kegiatan yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak. Oleh karena itu keterampilan bisa berjalan dengan baik apabila di sertai dengan bakat yang dimiliki anak. Keterampilan yang diajarkan di sekolah adalah salah satu upaya agar siswa yang sudah lulus memiliki bekal untuk hidup mandiri dan membiayai kehidupan sendiri.

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan setiap hasil renungan dan pemikiran dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat intelegensi, kecenderungan pribadi, latar belakang pendidikan, bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi sosial masyarakatnya. Memahami hal-hal tersebut para ahli memiliki pandangan yang berbeda tentang siapa anak tunarungu, sehingga bentuk dan aspek apa yang diberikan pada anak berbeda, akan tetapi memiliki tujuan yang sama. Menurut Hallahan dan Kauffman (1991, dalam Ortopedagogik Anak Tunarungu, 1995:26) bahwa:


(12)

4

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

"Hearing impairment: A generik term indicating a hearing disability that may range in saverity from mild to profound: it includes the subsets of deaf and of hearing".

Berdasarkan difinisi tersebut bahwa Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukan kesulitan mendengar, meliputi keseluruhan kesulitan mendengar yang rentangnya meliputi dari yang tingkat ringan sampai berat.

Pada dasarnya kemampuan intelektual anak tunarungu sama seperti anak yang normal pendengarannya. Mereka memiliki kesempatan untuk menerima pendidikan layaknya anak yang normal pendengarannya. Dalam mengikuti berbagai kegiatan kehidupan pun mereka memiliki kemampuan, misalnya dalam berdagang, berpolitik, bekerja dan kegiatan kehidupan lainnya layaknya anak pada umumnya. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari ketunarunguan, yaitu dampak dalam aspek bahasa, aspek persepsi bunyi, aspek komunikasi, aspek intelektual, aspek sosial-emosi, bahkan aspek vokasional.

Anak tunarungu memiliki hambatan pada organ bicaranya, artinya mereka tidak mampu mendengar dan berbicara secara optimal. Maka dari itu untuk mempelajari keterampilan harus berbasis visual. Keterampilan yang berbasis visual yaitu keterampilan yang menggunakan organ penglihatan secara optimal. Karena keterampilan adalah pembelajaran yang berbuah hasil karya anak, motorikpun akan sangat berpengaruh terhadap pembelajaran keterampilan. Jadi di dalam pembelajaran keterampilan bisa mengembangkan dua aspek, yaitu aspek visual dan motorik.


(13)

5

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan adalah wadah agar anak tunarungu dapat berkembang layaknya anak yang normal pendengarannya. Sekolah suatu lembaga untuk mengembangkan kemampuan anak. Dari lembaga inilah anak tunarungu dapat mengembangkan bakatnya, memperluas pengetahuannya dan menerima berbagai keterampilan yang telah tersedia. Seperti yang terdapat pada paragraf sebelum-sebelumnya bahwa sekolah menyuguhkan berbagai keterampilan agar setelah lulus mereka bisa langsung hidup mandiri. Karena tidak semua siswa tunarungu setelah lulus dari sekolah luar biasa dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan pembelajaran kecakapan hidup, yang berorientasi pada keterampilan vokasional. Peserta didik secara langsung dapat mengembangkan keahliannya sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Dari studi pendahuluan yang dilakukan di SLB-B Cicendo Kota Bandung sebenarnya pembelajaran keterampilan sudah cukup beragam, namun keterampilan yang diajarkan di kebanyakan sekolah hanya menjahit, menyablon, memasak, padahal masih banyak keterampilan lain yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan, salah satunya yaitu keterampilan membatik. Keterampilan membatik juga penting diajarkan kepada siswa tunarungu, Selain itu keterampilan membatik melatih siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dalam kecakapan kerja dalam bidang membatik yang meliputi batik cap kulit dan batik tulis serta mampu menciptakan desain batik yang menawan, sehingga ketika lulus nanti ia akan siap


(14)

6

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memasuki dunia pekerjaan karena pengetahuan dan keterampilan dapat dijadikan sebagai alternatif menghadapi dunia kerja.

Pembelajaran keterampilan untuk siswa tunarungu perlu diselenggarakan melalui suatu kegiatan yang berencana, bertahap dan berkelanjutan. Melalui pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah bagi siswa tunarungu diharapkan menjadi warga negara yang terampil dan mandiri serta bertanggung jawab terhadap penghidupannya. Perbandingan kegiatan pembelajaran di sekolah luar biasa adalah 60% berbanding 40%. Kegiatan pembelajaran vokasional mencakup 60% dari keseluruhan jam mata pelajaran dan 40% untuk pembelajaran akademik. Pembelajaran vokasional yang diberikan di SLB untuk tunarungu sudah cukup beragam yaitu memasak, menjahit, pertukangan, menyablon, dan membatik. Tujuan pembelajaran keterampilan yang ingin dicapai setelah mengikuti pembelajaran, tercantum pada tujuan umum dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar serta model silabus keterampilan (2004:1) adalah sebagai berikut :

Setelah menyelesaikan pembelajaran siswa mampu mengembangkan dan memiliki bidang pekerjaan, mampu berkompetensi dibidang yang ditekuni serta mampu mengembangkan diri. Menyiapkan siswa untuk memiliki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional dibidang tata kecantikan yang dipilihnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang pembelajaran batik cap pada peserta didik tunarungu. Sehingga dalam


(15)

7

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini penulis mengambil judul: “Pembelajaran Keterampilan Batik Cap

Bagi Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Bandung”.

B.FOKUS MASALAH

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tertuju kepada

”Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap bagi peserta didik

tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ?”. Dengan subfokus masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan program pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu ?

2. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu ?

3. Bagaimana evaluasi pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu?

4. Bagaimana pelaksanaan upaya penanggulangan kesuliatan pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu?

C.TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian tentang ketrampilan batik cap peserta didik tunarungu kelas adalah sebagai berikut :


(16)

8

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cappada peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

c. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

d. Untuk mengetahui apa upaya penanggulangan kesulitan pembelajaran batik cap pada peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

D.KEGUNAAN PENELITIAN

1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan agar peserta didik mampu melkaspeserta didikan pembelajaran batik cap disekolah dan dapat dilakspeserta didikan dan dikembangkan diluar sekolah .


(17)

9

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi SLB B, khususnya SLB Negeri Cicendo Kota Bandung hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan untuk sekolah dalam pengoptimalan pembelajaran keterampilan batik cap.

3. Bagi penulis

Penelitian ini akan memberi manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan.

4. Bagi lembaga

Diharapkan akan memberi informasi dan masukan tentang pembelajaran batik bagi peserta didik tunarungu. Dan mampu menyediakan lapangan kerja bagi peserta didik tunarungu khususnya lapangan pekerjaan batik. Serta mampu memberikan peluang pekerjaan bagi peserta didik untuk bekerja.


(18)

29

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kirk dan Miller dalam Moleong (2007:4) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrument (human instrument). Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan merekontruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

A. Subjek dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada kebutuhan data penelitian.


(19)

30

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan informasi-informasi yang berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah :

1. Guru

Subjek guru dalam penelitian ini mempunyai nama yang berinisial KOS dan berusia 48 tahun, sudah puluhan tahun mengajar. KOS adalah seorang guru yang cukup mahir dalam bidang membatik, KOS juga merupakan guru kelas yang merangkap juga sebagai guru keterampilan membatik. Sebagai guru kelas yang juga merangkap sebagai guru keterampilan KOS mengerti pentingnya kebutuhan siswa tunarungu akan keterampilan untuk kemandiriannya.

2. Sswa 1 (Ad)

Subjek siswa 1, merupakan siswa Laki-laki yang berusia 17 tahun yang mempunyai nama berinisial Ad. Ad siswa yang paling menonjol dalam akademik di banding dengan teman-teman sekelasnya. Dia merupakan siswa yang mewakili Kota Bandung dalam lomba LKS khususnya dalam bidang membatik.

3. Siswa 2 (Ap)

Subjek siswa 2, merupakan siswa Laki-Laki yang berusia 16 tahun yang mempunyai nama berinisial Ap. Ap adalah termasuk siswa yang lambat dalam memahami suatu materi yang diberikan oleh guru.


(20)

31

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Siswa 3 (R)

Subjek siswa 3, merupakan siswa perempuan yang berusia 16 tahun yang mempunyai nama berinisial R. R siswa yang pendiam tetapi prestasi akademiknya baik. Tetapi dalam mengikuti pembelajaran keterampilan membatik terlihat kurang memahami. Contohnya saat pembelajaran praktek pencapan bahan kain taplak dia sangat baik mengikutinya karena mudah dipahami, tetapi saat praktek mengecap bahan R terlihat malas-malasan dalam mengikuti pembelajaran.

B. Metode Penelitian

Narbuko (2009:2) mengungkapkan metode dapat diartikan sebagai cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang akan muncul sehubungan dengan masalah itu. Jadi, metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan.


(21)

32

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena penelitian ini bermaksud untuk memahami, mengungkap, menjelaskan berbagai gambaran atas fenomena-fenomena yang ada di lapangan kemudian dirangkum menjadi kesimpulan deskriptif berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti.

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif yang menjadi instrumen atau

alat penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Sugiyono (2008:306), “peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Menurut Lofland dalam Moleong (2007:157) “Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kat a-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain”.

1. Wawancara

Data yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat verbal, hasil wawancara direkam agar memudahkan peneliti untuk mendokumentasikan


(22)

33

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai data dan informasi yang disampaikan responden. Jadi dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran keterampilan membatik dengan berpedoman pada instrumen yang telah dibuat. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggali informasi guna diperoleh data secara jelas sehingga dapat melengkapi temuan-temuan dari penelitian.

Moleong (2007:190) mengungkapkan wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang bersifat terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara.

2. Observasi

Pengamatan dilakukan adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan obsevasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih


(23)

34

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lengkap, tajam dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian akan lebih kredibel/dapat dipercaya bila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru keterampilan membatik. Sedangkan informan dari penelitian ini adalah 3 orang siswa SMPLB. Aspek-aspek yang diobservasi dalam pembelajaran keterampilan membatikbagi siswa tunarungu adalah : (1) perencanaan program pembelajaran keterampilan batik cap siswa tunarungu, (2) pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap bagi siswa tunarungu, (3) evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap bagi siswa tunarungu, (4) penghambat dalam pembelajaran keterampilan batik cap bagi siswa tunarungu, dan (5) upaya guru dalam mengatasi hambatan yang muncul dalam pembelajaran keterampilan batik cap bagi siswa tunarungu .


(24)

35

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi yang dilakukan oleh peneliti memperhatikan hal-hal seperti: (1) isi dari pengamatan, (2) mencatat pengamatan, (3) ketepatan pengamatan, dan (4) hubungan antar pengamat dengan yang diamati.

D. Pengujian Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data mempunyai tujuan untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data. Pelaksanaan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada kriteria yang digunakan dalam suatu penelitian.

Dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Moleong (2007:330) menyebutkan bahwa “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Triangulasi menurut Patton dalam Moleong (2007:331) terdapat dua strategi, yaitu : (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari


(25)

36

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi dengan cara sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya.

E. Teknik Analisis Data

Stainback dalam Sugiyono (2009:89) mengemukakan bahwa analisis data adalah :

Proses pencarian dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh


(26)

37

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010:91) yaitu: ”aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verifikasion.

1. Reduksi Data. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan crosscheck atau cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan.

2. Penyajian Data. Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Menarik kesimpulan dan verifikasi. Sejak awal pengumpulan data,

peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang


(27)

38

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni sebagai validitas dari data itu sendiri.


(28)

55

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perencanaan pembelajaran keterampilan batik cap yang dilakukan di SLB SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung adalah melakukan asesemen dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung belum optimal karena tidak menyusun alat asesmen terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap peserta didik tunarungu di SLB SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung sudah cukup baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak mengalami banyak kendala dalam pemilihan metode pembelajaran maupun penggunaan media pembelajaran. 3. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran keterampilan batik cap peserta didik

tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung sudah cukup baik. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran tidak mengalami banyak kendala dalam pelaksanaan evaluasi proses maupun hasil.

4. Masalah yang ditemukan dilapangan adalah kesulitan dalam menyusun asesmen, kesulitan menentukan indikator , hambatan pengayaan sarana


(29)

56

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan prasarana, hambatan mengenai SDM disebabkan terbatasnya kemampuan tenaga pengajar.

5. Upaya yang dilakukan yaitu mencari acuan asesmen, memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mudah untuk dipelajari peserta didik dan sesuai dengan kemampuan peserta didik, mengatasi dengan cara mencari sumbangan berupa materil dan produk, mengikuti pelatihan batik cap yang diadakan oleh P4TK TK dan PLB (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa)

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbaikan dalam program pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap. Guru diharapkan menyusun asesmen agar kegiatan asesmen yang dilakukan terkonsep dengan baik. Selain itu Guru bisa mencari bahan pembelajaran sesuai perkembangan zaman dengan di dukung media pembelajaran yang lebih bervariasi.

2. Bagi Lembaga Terkait

Pihak sekolah dan lembaga terkait diharapkan agar memfasilitasi kelengkapan sarana, prasarana dan bisa merawat fasilitas yang sudah dimiliki agar dapat terus digunakan dalam pembelajaran keterampilan batik cap. Pihak sekolah pun diharapkan untuk masa mendatang menjadikan


(30)

57

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran keterampilan batik cap ini menjadi lembaga pelatihan keterampilan batik cap serta menerapkan sistem magang di pusat-pusat kerajinan batik di kota Bandung agar peserta didik dapat menerapkan ilmu yang dipelajarinya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan peneliti akan arti pentingnya pembekalan keterampilan pada anak tunarungu. Penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan penelitian pada kegiatan pembelajaran keterampilan lainnya. Serta peneliti selanjutnya bisa menggali secara lebih mendalam bagaimana upaya-upaya Guru dalam meningkatkan kemampuan keterampilan anak tunarungu.


(31)

58

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2009). Guru Dan Pembelajaran Bermutu. Bandung : Rizqi Press. Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung:

Alfabeta.

Dahar, R. W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. Dewan Bimbingan Skripsi. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah

Untuk Mahasiswa S1. Tidak diterbitkan.

Eriyanti. (2012, 10, Juni). Tips & Trik Menyembunyukan Kelemahan. Pikiran Rakyat [Media Cetak]. Halaman 19. [10 Juni 2012]

Gratha, Benny.(2012). Panduan Mudah Belajar Membatik. Jakarta : Demedia Pustaka.

Hallahan dan Kauffman (1991), Ortopedagogik Anak Tunarungu, 1995:26

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual (Konsep Dan Aplikasi). Bandung : Refika Aditama.

Marno, M. dan M. Idris. (2010). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta : Ar- Ruzz Media.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kuliatatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muttaqin, S. (2008). Pembelajaran Keterampilan. [Online]. Tersedia: http://saifulmuttaqin.blogspot.com. [22 Januari 2012].

Narbuko, C dan Abu Achmadi. (2009). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran

Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


(32)

59

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somad, P dan Hernawati. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sudjana, N dan Ahmad Rivai. (2009). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Sugiyono. (2010). Memahami penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA. Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka

Cipta.

Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. (2002). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tresna, P. (2008). Bahan Ajar membatik (BG 123). Bandung: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Yanti, R. (2012). Pendidikan Anak Luar Biasa. [Online]. Tersedia:

http://rachma-zakiloverz.blogspot.com. [7 Maret 2013].

Yunus, D. (2009). Pendidikan kecakapan Hidup. [online]. Tersedia :

http://smpn1-terbukakandanghaur.sch.id/archives/336 . [25 Februari 2013]

__________. (2007). Model Pembelajaran Pendidikan Khusus. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


(33)

60

Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

---(1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Direktorat jendral Pendidikan Tingggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Depdikbud.

__________. (2007). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, Serta Model Silabus Keterampilan Tunarungu SMALB. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

_________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional


(1)

55 Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perencanaan pembelajaran keterampilan batik cap yang dilakukan di SLB SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung adalah melakukan asesemen dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung belum optimal karena tidak menyusun alat asesmen terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap peserta didik tunarungu di SLB SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung sudah cukup baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak mengalami banyak kendala dalam pemilihan metode pembelajaran maupun penggunaan media pembelajaran. 3. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran keterampilan batik cap peserta didik

tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung sudah cukup baik. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran tidak mengalami banyak kendala dalam pelaksanaan evaluasi proses maupun hasil.

4. Masalah yang ditemukan dilapangan adalah kesulitan dalam menyusun asesmen, kesulitan menentukan indikator , hambatan pengayaan sarana


(2)

56 Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan prasarana, hambatan mengenai SDM disebabkan terbatasnya kemampuan tenaga pengajar.

5. Upaya yang dilakukan yaitu mencari acuan asesmen, memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mudah untuk dipelajari peserta didik dan sesuai dengan kemampuan peserta didik, mengatasi dengan cara mencari sumbangan berupa materil dan produk, mengikuti pelatihan batik cap yang diadakan oleh P4TK TK dan PLB (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa)

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbaikan dalam program pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap. Guru diharapkan menyusun asesmen agar kegiatan asesmen yang dilakukan terkonsep dengan baik. Selain itu Guru bisa mencari bahan pembelajaran sesuai perkembangan zaman dengan di dukung media pembelajaran yang lebih bervariasi.

2. Bagi Lembaga Terkait

Pihak sekolah dan lembaga terkait diharapkan agar memfasilitasi kelengkapan sarana, prasarana dan bisa merawat fasilitas yang sudah dimiliki agar dapat terus digunakan dalam pembelajaran keterampilan batik cap. Pihak sekolah pun diharapkan untuk masa mendatang menjadikan


(3)

57 Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran keterampilan batik cap ini menjadi lembaga pelatihan keterampilan batik cap serta menerapkan sistem magang di pusat-pusat kerajinan batik di kota Bandung agar peserta didik dapat menerapkan ilmu yang dipelajarinya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan peneliti akan arti pentingnya pembekalan keterampilan pada anak tunarungu. Penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan penelitian pada kegiatan pembelajaran keterampilan lainnya. Serta peneliti selanjutnya bisa menggali secara lebih mendalam bagaimana upaya-upaya Guru dalam meningkatkan kemampuan keterampilan anak tunarungu.


(4)

58 Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2009). Guru Dan Pembelajaran Bermutu. Bandung : Rizqi Press. Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung:

Alfabeta.

Dahar, R. W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. Dewan Bimbingan Skripsi. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah

Untuk Mahasiswa S1. Tidak diterbitkan.

Eriyanti. (2012, 10, Juni). Tips & Trik Menyembunyukan Kelemahan. Pikiran Rakyat [Media Cetak]. Halaman 19. [10 Juni 2012]

Gratha, Benny.(2012). Panduan Mudah Belajar Membatik. Jakarta : Demedia Pustaka.

Hallahan dan Kauffman (1991), Ortopedagogik Anak Tunarungu, 1995:26

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual (Konsep Dan Aplikasi). Bandung : Refika Aditama.

Marno, M. dan M. Idris. (2010). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta : Ar- Ruzz Media.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kuliatatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muttaqin, S. (2008). Pembelajaran Keterampilan. [Online]. Tersedia: http://saifulmuttaqin.blogspot.com. [22 Januari 2012].

Narbuko, C dan Abu Achmadi. (2009). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran

Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


(5)

59 Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somad, P dan Hernawati. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sudjana, N dan Ahmad Rivai. (2009). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Sugiyono. (2010). Memahami penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA. Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka

Cipta.

Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. (2002). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tresna, P. (2008). Bahan Ajar membatik (BG 123). Bandung: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Yanti, R. (2012). Pendidikan Anak Luar Biasa. [Online]. Tersedia: http://rachma-zakiloverz.blogspot.com. [7 Maret 2013].

Yunus, D. (2009). Pendidikan kecakapan Hidup. [online]. Tersedia : http://smpn1-terbukakandanghaur.sch.id/archives/336 . [25 Februari 2013]

__________. (2007). Model Pembelajaran Pendidikan Khusus. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


(6)

60 Alvian Fathurrochman, 2013

Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

---(1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Direktorat jendral Pendidikan Tingggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Depdikbud.

__________. (2007). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, Serta Model Silabus Keterampilan Tunarungu SMALB. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

_________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional