Metode dan Perancangan Media

10 dibandingkan dirinya sendiri, seperangkat aturan lisensi software. Open source bukan berarti tanpa lisensi, sebab ini berkaitan dengan hukum agar open source dapat menjadi legal di mata hukum, diperlukan aturan lisensi open source. Sebuah model pengembangan software secara kolaboratif. Setiap orang dapat ikut berpartisipasi dalam mengembangkan software. Sebagai katalis yang membangkitkan bisnis dan model bisnis yang belum pernah ada sebelumnya. Tidak ada bisnis dalam open source itu sendiri karena hanyalah alat. Namun, open source dapat digunakan untuk menjalankan bisnis dengan lebih efisien atau mengembangkan model bisnis baru disekitar pemanfaatan open source. Free software merujuk pada kebebasan pengguna untuk menjalankan, menyalin atau memperbanyak, mendistribusikan, mempelajari, mengubah dan mengembangkan software [1]. Screencast atau Screen Capture adalah rekaman digital yang didapat dari aktifitas layar monitor komputer, juga dikenal sebagai video screen capture, dan biasanya dilengkapi dengan narasi audio. Screencast bisa digunakan untuk membuat sebuah tutorial, yang memungkinkan dalam menjelaskan langkah demi langkah sesui dengan aktifitas yang berjalan pada layar monitor dengan narasi audio untuk memperjelas instruksi pada tutorial tersebut. Pemanfaatan screencast selain pembuatan tutorial adalah: Commercial demo, sebuah commercial demo ditujukan untuk membuat target audience mengetahui dengan baik produk yang dikenalkan. Tutorial menggunakan screencast yang paling banyak ditemukan adalah untuk menjembatani suatu tutorial agar dapat dimengerti dengan baik. Audience atau penonton dapat mengerti dengan baik semua langkah dalam tutorial dengan jelas. Screencast juga bermanfaat untuk beberapa aktivitas seperti instructional movies, software reviews, ataupun juga untuk reporting bugs pada program- program tertentu [10].

3. Metode dan Perancangan Media

Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode Linear Strategy. Linear strategy atau strategi garus lurus ini merupakan urutan logis atau pada tahapan rancangan yang sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya. Strategi ini sesui untuk tipe perencanaan yang telah berulangkali dilaksanakan. Suatu tahap dimulai setelah tahap sebelumnya diselesaikan, demikian seterusnya [11]. Dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 metode Linear Strategy [11]. Tahapan yang digunakan dalam penelitian yaitu tahap pertama Identifikasi masalah, Analisis data, perancangan, Hasil perancangan dan Pengujian. Tahap pertama yaitu Identifikasi masalah. Identifikasi dilakukan dengan dua cara, pertama dilakukan secara sekunder, yaitu data yang diangkat dalam penelitian diambil melalui berbagai media, seperti internet, televisi dan media cetak. Kedua, pengumpulan data secara primer, melakukan wawancara dengan pakar yang bergerak dalam pengembangan Open Source komunitas Blender Indonesia untuk dapat memperkuat data dari masalah yang ada. Dari hasil wawancara di dapatkan bahwa: 1 tanpa disadari penggunaan software bajakan sudah menjadi kurikulum dalam dunia pendidikan, 2 kurangnya media pembelajaran mengenai open source, 3 pemanfaatan teknologi 3D yang tidak diimbangi dengan sumberdaya manusia yang paham untuk memiliki software yang legal, 4 kurangnya pemahaman mengenai 3D arsitektural dalam pengembangan proyek 3D seperti filem animasi, games, dll. Identifikasi masalah Analisis Data Perancangan Pengujian 11 Tahap kedua yaitu Analisis Data. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan untuk menjawab masalah yang ada yaitu: mendefinisikan batasan dan sasaran, mendefinisikan masalah yang ada, mendefinisikan penyebab masalah dan titik keputusan, mendefinisikan pengguna aplikasi dan memilih prioritas penanganan. Tahap ketiga Perancangan media. Metode perancangan media yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode prototype. Proses utama dari metode ini yaitu listen to customer, buildrevise mock-up dan customer test-drives mock-up [12]. Dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Metode Prototype [12]. Langkah pertama dalam pengembangan sistem ini adalah listen to customer. Dimana salah satunya adalah pengumpulan data melalui wawancara dengan pendiri komunitas Blender Indonesia. Hal ini diperutukan untuk menganalisa kebutuhan yang disesuaikan dengan kebutuhan user dari pengembangan sistem nantinya. Dalam wawancara tersebut beliau mengatakan bahwa diperlukan media pembelajaran tentang pengembangan 3d menggunakan open source software. Visualisasi 3d arsitektur dengan menggunakan Blender selain mengubah cara lama dalam merancang arsitektur dari sekedar sketsa atau gambar menjadi model 3d dimana dapat melakukan perbaikan atau perubahan model dengan cepat tanpa harus mengulang proses pembuatan [13]. Langkah selanjutnya adalah melakukan prototyping aplikasi BuildRevise Mock- Up. Pada tahap ini dilakukan pembangunan prototyping dengan membuat perancangan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan user. Pembuatan video basic modeling, modeling exterior, dan modeling interior menggunakan kazam screencaster sebagai salah satu software open source yang digunakan untuk merekam aktifitas pada layar monitor bersama dengan audio screencast selama pembuatan video, baik dalam pengerjaan Basic, Modeling exterior, maupun Modeling interior. Basic modeling berisikan tentang video pengenalan operating system, program yang dipakai dalam modeling arsitektur, pengenalan interface program Blender, perpindahan object 3d, pengolahan dasar object, dilanjutkan pengenalan cycles render. Dalam tahapan modeling exterior pengguna aplikasi akan mempelajari video tentang modeling object yang ada dalam sebuah scene atau konsep exterior, material, texture object, environment setting, dan bagaimana menggunakan lighting exterior. Modeling interior juga berupa video tentang modeling interior dimana user dapat mempelajari tentang modeling object, material, texture, bagaimana menggunakan lighting untuk interior, dan rendering. Dalam perancangan video diperlukan treatment, sebagai alur pembuatan media. Treatment merupakan uraian secara singkat dari sebuah skenario yang nantinya akan 12 dikerjakan. Treatment tersusun kedalam beberapa tahap atau segment seperti segment Basic, segment Modeling Exterior, segment Modeling Interior. Treatment sebagai kerangka lengkap dalam tahapan pembutan media selama proses screencast pada proses modeling yang terbagi dalam beberapa segment. Scene 1, Fullscreen, Basic Modeling. Pengenalan operating system yang dipakai, program yang dipakai dalam modeling arsitektur, dan pengenalan interface program Blender. Perpindahan object 3d, pengolahan dasar object. Scene 2, Fullscreen, Exterior Modeling. Menempatkan sketsa kedalam program Blender, modelling bedasarkan sketsa, menambahkan fungsi modiffier pada model 3d sesuai dengan bentuk dan konsep model. Pemberian material pada object 3d. Light setting, world setting, pengaturan posisi kamera dan resolution kamera, pengaturan pada cycles render, dan fungsi Sampling. Scene 3, Fullscreen, Interior Modleing. Menempatkan sketsa kedalam program blender, modeling bedasarkan sketsa, menambahkan fungsi modiffier pada model 3d sesuai dengan keperluan. Pemberian material pada object 3d, fungsi UV mapping dalam pemetaan texture, pemanfaatan UV atau Image Editor dalam pemberian texture pada object 3d. Light setting, world setting, pengaturan posisi kamera dan resolution kamera, pengaturan pada cycles render, dan fungsi Sampling. Proses pembuatan video pembelajaran dengan menggunakan Kazam screencaster sebagai salah satu software open source yang digunakan untuk merekam aktifitas pada layar monitor bersama dengan audio selama pembuatan video, baik dalam pengerjaan Basic, Modeling Exterior, maupun Modeling Interior. Teknik modelling 3D yang digunakan dalam modelling Exterior dan Interior menggunakan teknik Primitive Modelling, dimana model 3D yang dibuat menggunakan object dasar yang sudah ada seperti plane, cube, cylinder dan lain-lain [6] yang kemudian diolah menjadi object yang diinginkan. Sedangkan konsep yang dipakai dalam modelling exterior menggunakan low poly modelling, selain mudah untuk diikuti penggunaan low polly sangat cocok untuk dijadikan contoh pembelajaran bagi user yang baru dalam modelling 3D. Pada modelling interior, sudah menggabungkan object yang sederhana dan kompleks dengan menggunakan modifier seperti subdivision surface untuk mendapatkan detail object sesuai. Media yang berupa video dikemas dalam sebuah sistem aplikasi. Dalam perancangan sistem dijelaskan alur kerja aplikasi dengan menggunakan flowchart. User akan mendapat tampilan Menu pada saat menjalankan aplikasi, pada Menu akan memandu user untuk masuk ke menu Basic yang berisi mengenai pengenalan interface dan basic modelling pada Blender. Pada menu Exterior, berisi tentang video yang menjelaskan mengenai modelling exterior. Menu Interior berisikan video mengenai modelling interior, dan menu Info yang berisikan informasi aplikasi, tentang komunitas, dan link forum Blender Indonesia. Setelah mempelajari, user dapat kembali ke Menu utama atau mengakhiri program. Flowchart perancangan sistem dapat dilihat pada Gambar 4. 13 Gambar 4 Flowchart perancangan sistem aplikasi media pembelajaran Selanjutnya adalah perancangan antarmuka atau interface. Antarmuka atau interface merupakan jembatan antara aplikasi dengan pengguna. Maka dari itu, diperlukan perancangan yang baik agar aplikasi dapat digunakan dengan mudah dan nyaman. Langkah pertama dalam pembuatan desain antarmuka adalah membuat rancangan tampilan menggunakan software pengolah grafis. Menu pada aplikasi dibagi menjadi empat bagian diantaranya Basic, Exterior, Interior dan Info. Pembagian berdasarkan materi dan konsepnya. Rancangan tampilan antarmuka halaman menu utama dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 perancangan user interface untuk menu utama Pada menu Basic, Exterior dan Interior berisikan video pembelajaran dengan interface yang sama. Interface terdiri dari tampilan video pembelajaran, tombol navigasi info 14 video dan tombol kembali ke menu utama. Perancangan interface dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 desain interface pada halaman Basic, Exterior dan Interior Pada tahap Customer Test-Drives Mock-Up, melakukan evaluasi dengan pendiri komunitas Blender Indonesia. Dilakukan evaluasi prototyping yang bertujuan untuk mengetahui apa saja yang masih menjadi kekurangan dari aplikasi yang dibuat. Dari hasil evaluasi, dilakukan perubahan untuk desain interface khususnya pada Exterior dan Interior untuk ditambahkan daftar Shortcut keys untuk membantu memudahkan user dalam mengikuti proses modeling pada video. Perancangan tampilan setelah melakukan evaluasi dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 perancangan user interface Exterior dan Interior setelah evaluasi Proses pembuatan desain interface aplikasi untuk menu utama dengan proses desain menggunakan software Inkscape. Desain dibuat dengan konsep yang sederhana dan tidak terlalu banyak menggunakan icon, menggunakan warna background abu-abu dengan logo Blender transparent dan desain button yang lebih berwarna memudahkan user untuk fokus pada pilihan yang sudah disediakan. Tipe huruf yang dipakai yaitu Impact dan Arial. Alasan pemilihan tipe huruf Impact dan Arial, karena tipe huruf tersebut mudah dibaca readibility, dapat dipakai dalam keadaan formal atau informal, dan masing-masing karakter hurufnya mudah dibedakan satu dengan yang lain legibility. dapat dilihat pada Gambar 8. 15 Gambar 8 desain interface dengan mengunakan Inkscape. Penggunaan warna pada aplikasi dengan memilih warna background abu-abu dan lebih memfokuskan pada button yang lebih berwarna, agar user dapat mudah memahami dan membedakan mana yang bersifat link atau fungsi. Warna dominan dengan warna abu- abu dan orange merupakan warna ciri khas dari Blender. Selain shortcut list, pada tiap video baik Basic, Exterior dan Interior juga terdapat petunjuk berupa aktifitas mouse dan keyboard pada bagian pojok bawah video agar user dapat mengikuti setiap langkah demi langkah dalam modelling, zoom-in digunakan dalam video guna mengarahkan fokus user dan juga memperjelas menu yang di-klik. Petunjuk dalam video dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 panduan aktifitas mouse, keyboard dan zoom-in video.

4. Hasil Perancangan