PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN (STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)

(1)

i ABSTRAK

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN (STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25

BANDAR LAMPUNG)

Oleh

AULIA MUSTIKA

Komunikasi antarpribadi diperlukan dalam proses kegiatan menari oleh penari Saman guna menunjang kekompakan gerak pada tari Saman yang mereka bawakan. Peran komunikasi antarpribadi yaitu adanya pembagian tugas dalam menyampaikan atau pertukaran pesan yang bertujuan untuk menunjang, menambahkan atau bahkan mengisi kekosongan dalam proses penyampaian pesan yang tidak didapatkan pada saat komunikasi kelompok, yang melibatkan komponen-komponen komunikasi sehingga dapat menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Peran komunikasi antarpribadi penari Saman dalam penelitian ini yaitu digunakan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Bandar Lampung di dalam proses kegiatan tari Saman agar dapat membangun kekompakan gerak penari pada saat sedang menari.

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka, kemudian data tersebut diolah lalu diinterpretasikan serta ditafsirkan sesuai dengan fokus kajian yang telah ditetapkan.

Dari hasil penelitian dan pembahasan, menunjukkan bahwa peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan penari Saman baik itu yang ditampilkan dalam bentuk verbal atau nonverbal berperan sebagai menguatkan atau menjelaskan pesan yang berhubungan dengan tari Saman yang sebelumnya sudah disampaikan


(2)

ii

pada saat komunikasi kelompok, menyampaikan pesan tentang tari Saman yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat komunikasi kelompok, menyampaikan pesan tentang tari Saman yang tidak bisa disampaikan pada saat komunikasi kelompok, tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman atau pengetahuan baru tentang gerakan tari Saman, membina dan meningkatkan hubungan kerjasama agar tercipta pertukaran pesan yang efektif serta menghindari dan mengatasi konflik-konfik pribadi yang dapat merusak hubungan kerjasama antar penari Saman, yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi kinerja penari dalam membangun kekompakan gerak pada setiap tari Saman yang ditampilkan.


(3)

iii ABSTRACT

INTERPERSONAL COMMUNICATION ROLE IN ESTABLISHING COHESIVENESS IN MOTION OF SAMAN DANCE (STUDY OF SAMAN

DANCERS IN EXTRACURRICULAR DANCE ART SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)

By

AULIA MUSTIKA

Interpersonal communication is required in the dance process by dancers for enhancing cohesion the Saman dance motion in which they’re bringing. The role of interpersonal communication that there is dividing tasks in conveying or exchange of messages that aims to support, add or even fill a void in the process of delivering messages that are not available at the time of the communication group, which involves communication components to produce its intended purpose. The role of interpersonal communication Saman dancers in the research are used by Saman dancers in extracurricular activity of SMP Negeri 25 Bandar Lampung in the process of Saman dance activities to build cohesiveness of the movement for dancers at the time they were dancing.

Based on this, the formulation of the problem in this research is “How is the role of interpersonal communication in building the cohesiveness of the movement of dancers on the dance saman?” This study aims to determine, describe, and explain the role of interpersonal communication strategies in building the cohesiveness of the movement of dancers on the Saman dance. Therefore, the type of research used in this research is descriptive research method approach for qualitative research methods. While data collection techniques are obtained through in-depth interviews, observation, documentation and literature, then the data is processed and interpreted and being construed in accordance with a predetermined focus of study.

The results of research and discussion suggests that the role of interpersonal communication conducted Saman dancers displayed either in the form of verbal or nonverbal acts to reinforce or explain the message associated with the Saman previously been submitted at the time of the communication group, to convey the message about the Saman dance not previously submitted at the time of group communication, convey messages about Saman dance that can not be delivered by


(4)

iv

the time of their group communication, exchange of behaviors, feelings, thoughts, experiences or new knowledge about Saman dance movements, develop and enhance cooperative relationships in order to create an effective exchange of messages as well as avoid and resolve conflicts that may damage the personal relationship between Saman dancers, which will ultimately affect the performance of dancers in building cohesiveness in each of the Saman dance performance.


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia yang tidak pernah berkomunikasi selama hidupnya. Melalui komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat sebagai media bertukar pesan. Tanpa adanya komunikasi, maka akan sangat mungkin timbul kesalahpahaman dalam memberi ataupun menerima pesan atau informasi.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Pesan atau informasi yang dikomunikasikan pun tidak hanya terbatas pada pesan verbal saja, namun komunikasi dapat pula dilakukan secara nonverbal. Lasswell menyebutkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi. Pertama adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Kedua adalah upaya manusia untuk dapat


(6)

2

beradaptasi dengan lingkungannya. Dan ketiga adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.

Mengingat hakikat hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi yang sangat sering dilakukan tiap individu sebagai proses untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan individu lainnya maupun lingkungan sekitar yaitu komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back). Dalam definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi.

Dalam pengaplikasiannya, komunikasi antarpribadi banyak dipakai di segala aspek kehidupan. Salah satunya digunakan pula dalam bidang seni, sebab komunikasi antarpribadi dapat mengembangkan orang untuk saling mengetahui satu sama lain dengan lebih baik. Tidak hanya seni dalam bidang suara dan musik saja, namun dalam seni tari pun juga harus menggunakan komunikasi antarpribadi agar tercipta keserempakan gerak antar penari. Tari sebagai bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Hal itu pula yang juga dibutuhkan dalam tari Saman. Tari daerah yang berasal dari Aceh ini merupakan salah satu jenis tari yang sangat menuntut


(7)

3

kekompakan yang sangat tinggi antara gerak serta nyanyian. Hal ini dikarenakan posisi penari yang satu dengan yang lain saling berdempetan sehingga tidak adanya ruang atau celah antar penari. Selain itu keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dan penilaian dalam menampilkan tarian ini. Permasalahan timbul, ketika proses menari sedang dilakukan tidak terdapat koordinasi yang baik antar penari, yang disebabkan kurangnya pengetahuan para penari karena tidak ada atau kurang komunikasi antarpribadi para penari dalam satu kelompok, akibatnya tarian yang ditampilkan tidak serempak sehingga tidak tercipta kesempurnaan dan keindahan dalam tarian tersebut.

Berawal dari kecintaan peneliti akan seni tari khususnya tari Saman, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah mengenai peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari saman. Peneliti lebih memilih komunikasi antarpribadi dibanding jenis komunikasi yang lain dikarenakan kekuatan untuk mempersuasi dan menginformasikan pesan pada komunikasi antarpribadi lebih besar dibanding komunikasi yang lain dalam seni tari. Hal ini dapat terlihat dari sikap para penari yang lebih suka bertanya dan berlatih berdua dengan sesama penari yang dianggap lebih mahir dalam kelompok tari dibanding dengan pelatih tari. Alasan lain peneliti mengangkat tari Saman untuk diteliti dikarenakan dewasa ini banyak remaja Indonesia yang kurang mencintai seni tari tradisional. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya remaja atau siswa yang mempelajar itarian modern (modern dance) di sekolah atau sanggar tari dibanding menarikan tarian tradisional, salah satunya seperti tari Saman. Kurangnya kecintaan


(8)

4

remaja Indonesia terhadap budaya sendiri khususnya seni tari, membuat kekhawatiran penulis terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Selain sebagai pelestarian budaya daerah, alasan lain peneliti mengangkat tari Saman dalam penelitian ini yaitu untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat lampung mengenai tari Saman, karena cukup banyak masyarakat di Lampung yang belum mengetahui tentang tari Saman, padahal tari Saman sudah mulai banyak dikenal di beberapa negara lain, terbukti dari banyaknya video tentang tari Saman di internet yang ditarikan di luar negeri.

Peneliti memilih penari dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung karena ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung merupakan satu-satunya sekolah menengah tingkat pertama yang mempelajari tari Saman dan para penari yang notabennya masih berusia remaja tersebut merupakan generasi penerus dari pelestarian budaya tari Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya prestasi yang dimiliki oleh ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung membuat keingintahuan penulis tentang apakah ada peran komunikasi didalamnya. Sehingga peneliti merasa pentingnya peran komunikasi antarpribadi yang terjalin agar pemahaman antar penari bersifat sama dan memiliki pemaknaan yang sama pula, sehingga terciptalah suatu gerakan yang indah dan serempak.


(9)

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

“Bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai peran komunikasi antar pribadi dalam membangun kekompakan gerak


(10)

6

penari pada tari Saman sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.


(11)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan informan yaitu tiga orang penari Saman dan seorang pelatih tari Saman, maka didapatkan kesimpulan dari peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman adalah sebagai berikut :

1. Peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung dapat membangun kekompakan gerak antar penari. Dimana peran komunikasi antarpribadi tersebut dilakukan untuk mengisi dan memenuhi kebutuhan informasi yang tidak didapatkan dalam komunikasi kelompok, dan dibutuhkan oleh para penari Saman dalam rangka untuk membangun kekompakan gerak dalam tarian mereka.


(12)

76

2. Terdapat enam peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada Tari Saman, yaitu :

a. Untuk menguatkan atau menjelaskan pesan yang berhubungan dengan tari Saman yang sebelumnya sudah disampaikan pada saat komunikasi kelompok. Maksudnya ialah pesan atau informasi yang sebelumnya telah dijelaskan atau diberitahu dalam komunikasi kelompok tidak semuanya dapat diserap dan diterima dengan baik oleh komunikan atau dalam hal ini adalah penari Saman. Oleh sebab itu untuk menjelaskan kembali pesan yang sudah disampaikan tersebut, para penari Saman umumnya berkomunikasi antarpribadi untuk mamahami maksud dari pesan yang disampaikan.

b. Untuk menyampaikan pesan yang berhubungan dengan tari Saman yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat komunikasi kelompok. Terkadang ada beberapa informasi yang seharusnya diberitahukan pada saat komunikasi kelompok sedang berlangsung, namun karena keterbatasan manusia maka informasi yang seharusnya disampaikan tersebut malah terlupakan dan akhirnnya tidak jadi disampaikan. Maka dari itu komunikasi antarpribadi muncul dan berperan untuk menyampaikan pesan yang lupa atau tidak diberitahukan pada saat komunikasi kelompok sedang berlangsung.


(13)

77

c. Untuk menyampaikan pesan atau informasi yang tidak bias dilakukan melalui komunikasi kelompok. Artinya yakni tidak semua informasi atau pertukaran pesan dapat dilakukan penari Saman dalam bentuk komunikasi kelompok. Karena terkadang ada beberapa situasi yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk melakukan komunikasi dalam bentuk kelompok. Oleh sebab itu cara terbaik untuk melakukan pertukaran pesan adalah dengan melakukan komunikasi antarpribadi. d. Untuk tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman atau

pengetahuan baru tentang gerakan tari Saman. Para penari Saman umumnya memiliki kecenderungan melakukan komunikasi antarpribadi untuk berbagi informasi, perilaku, perasaa, pikiran, pengalaman bahkan pengetahuan baru yang berhubungan dengan tari Saman daripada melakukannya dalam bentuk komunikasi kelompok. e. Untuk membina dan meningkatkan hubungan kerjasama agar tercipta

pertukaran pesan yang efektif sehingga menghasilkan gerakan tari Saman yang maksimal pada setiap penari. Kalau dalam komunikasi kelompok para penari Saman tidak bias berkomunikasi secara bebas untuk mengungkapkan maksud dan pikirannya, hal ini dikarenakan intensitas pertemuan dalam komunikasi kelompok yang terbatas. Namun hal tersebut dapat ditutupi dengan adanya komunikasi antarpribadi yang sering dilakukan oleh para penari untuk saling mengenal kelebihan atau kekuatan serta kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh penari Saman, sehingga akan terjalin hubungan


(14)

78

kerjasama yang baik diantara para penari Saman dalam melakukan suatu gerakan dalam Tari Saman.

f. Untuk menghindari dan mengatasi konflik-konfik pribadi yang dapat merusak hubungan kerjasama antar penari Saman. Artinya yaitu semakin sering intensitas komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para penari Saman, maka semakin sedikit pula kesalahpahaman yang timbul diantara penari, sehingga dapat meminimalisir konflik pribadi yang dapat merusak hubungan kerjasama antar penari Saman.

3. Terdapat dua bentuk komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung dalam rangka menciptakan atau membangun kekompakan gerak, yaitu komunikasi antarpribadi verbal dan komunikasi antarpribadi nonverbal. Komunikasi antarpribadi verbal biasanya dipakai pada saat sebelum memulai latihan atau di luar jam latihan yang diucapkan secara lisan. Sedangkan komunikasi antarpribadi dalam bentuk nonverbal dipakai pada saat sedang melakukan pementasan tari. Komunikasi nonverbal tersebut direpresentasikan melalui kode-kode atau tanda-tanda yang hanya dimengerti oleh penari Saman dalam kelompok itu saja.

4. Setiap peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh penari Saman baik itu secara verbal ataupun yang menggunakan bentuk nonverbal, selalu mengacu pada model atau teori interaksional. Melalui model ini, para penari Saman diharapkan untuk selalu menjaga keseimbangan dari subsistem yang ada, sehingga nantinya akan menghasilkan sistem yang


(15)

79

terjaga dan terkoordinasi dengan baik serta dapat menjalin kerjasama yang sempurna, dan pada akhirnya akan menghasilkan kekompakan gerak pada setiap tari Saman yang mereka bawakan.

6.2. SARAN

Saran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada penari Saman khususnya para penari Saman dalam ekstrakurikuler SMPN 25 Bandar Lampung agar dapat mengembangkan dan memperbanyak bentuk komunikasi antarpribadi, khususnya bentuk komunikasi antarpribadi nonverbal yang dipakai dalam menari Saman serta tetap menjaga hubungan komunikasi antarpribadi supaya dapat mengisi kekosongan yang tidak didapatkan pada saat komunikasi kelompok, sehingga dihasilkan kekompakan gerak pada setiap tari Saman yang dibawakan.

2. Kepada pelatih tari khususnya pelatih tari dalam ekstrakurikuler SMPN 25 Bandar Lampung agar dapat pula mengembangkan dan menyeimbangkan porsi komunikasi antarpribadi, jadi tidak hanya mengandalkan jenis komunikasi kelompok saja.

3. Kepada penari Saman khususnya para penari Saman dalam ekstrakurikuler SMPN 25 Bandar Lampung untuk terus mengembangkan bakat menarinya, bukan hanya dalam menarikan tari Saman tetapi juga


(16)

80

jenis tari tradisional Indonesia yang lain. Agar kebudayaan Indonesia tetap terjaga dan terpelihara.

4. Kepada ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung agar dapat terus mengajarkan tarian-tarian tradisional kepada generasi penerus bangsa. Bukan hanya jenis tari Saman saja tetapi juga jenis tari tradisional lain, supaya budaya tari tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tetap dapat terjaga dan dapat diwariskan ke generasi berikutnya.


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan informan yaitu tiga orang penari Saman dan seorang pelatih tari Saman, maka didapatkan kesimpulan dari peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman adalah sebagai berikut :

1. Peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung dapat membangun kekompakan gerak antar penari. Dimana peran komunikasi antarpribadi tersebut dilakukan untuk mengisi dan memenuhi kebutuhan informasi yang tidak didapatkan dalam komunikasi kelompok, dan dibutuhkan oleh para penari Saman dalam rangka untuk membangun kekompakan gerak dalam tarian mereka.


(2)

2. Terdapat enam peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada Tari Saman, yaitu :

a. Untuk menguatkan atau menjelaskan pesan yang berhubungan dengan tari Saman yang sebelumnya sudah disampaikan pada saat komunikasi kelompok. Maksudnya ialah pesan atau informasi yang sebelumnya telah dijelaskan atau diberitahu dalam komunikasi kelompok tidak semuanya dapat diserap dan diterima dengan baik oleh komunikan atau dalam hal ini adalah penari Saman. Oleh sebab itu untuk menjelaskan kembali pesan yang sudah disampaikan tersebut, para penari Saman umumnya berkomunikasi antarpribadi untuk mamahami maksud dari pesan yang disampaikan.

b. Untuk menyampaikan pesan yang berhubungan dengan tari Saman yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat komunikasi kelompok. Terkadang ada beberapa informasi yang seharusnya diberitahukan pada saat komunikasi kelompok sedang berlangsung, namun karena keterbatasan manusia maka informasi yang seharusnya disampaikan tersebut malah terlupakan dan akhirnnya tidak jadi disampaikan. Maka dari itu komunikasi antarpribadi muncul dan berperan untuk menyampaikan pesan yang lupa atau tidak diberitahukan pada saat komunikasi kelompok sedang berlangsung.


(3)

c. Untuk menyampaikan pesan atau informasi yang tidak bias dilakukan melalui komunikasi kelompok. Artinya yakni tidak semua informasi atau pertukaran pesan dapat dilakukan penari Saman dalam bentuk komunikasi kelompok. Karena terkadang ada beberapa situasi yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk melakukan komunikasi dalam bentuk kelompok. Oleh sebab itu cara terbaik untuk melakukan pertukaran pesan adalah dengan melakukan komunikasi antarpribadi.

d. Untuk tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman atau pengetahuan baru tentang gerakan tari Saman. Para penari Saman umumnya memiliki kecenderungan melakukan komunikasi antarpribadi untuk berbagi informasi, perilaku, perasaa, pikiran, pengalaman bahkan pengetahuan baru yang berhubungan dengan tari Saman daripada melakukannya dalam bentuk komunikasi kelompok.

e. Untuk membina dan meningkatkan hubungan kerjasama agar tercipta pertukaran pesan yang efektif sehingga menghasilkan gerakan tari Saman yang maksimal pada setiap penari. Kalau dalam komunikasi kelompok para penari Saman tidak bias berkomunikasi secara bebas untuk mengungkapkan maksud dan pikirannya, hal ini dikarenakan intensitas pertemuan dalam komunikasi kelompok yang terbatas. Namun hal tersebut dapat ditutupi dengan adanya komunikasi antarpribadi yang sering dilakukan oleh para penari untuk saling mengenal kelebihan atau kekuatan serta kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh penari Saman, sehingga akan terjalin hubungan


(4)

kerjasama yang baik diantara para penari Saman dalam melakukan suatu gerakan dalam Tari Saman.

f. Untuk menghindari dan mengatasi konflik-konfik pribadi yang dapat merusak hubungan kerjasama antar penari Saman. Artinya yaitu semakin sering intensitas komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para penari Saman, maka semakin sedikit pula kesalahpahaman yang timbul diantara penari, sehingga dapat meminimalisir konflik pribadi yang dapat merusak hubungan kerjasama antar penari Saman.

3. Terdapat dua bentuk komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung dalam rangka menciptakan atau membangun kekompakan gerak, yaitu komunikasi antarpribadi verbal dan komunikasi antarpribadi nonverbal. Komunikasi antarpribadi verbal biasanya dipakai pada saat sebelum memulai latihan atau di luar jam latihan yang diucapkan secara lisan. Sedangkan komunikasi antarpribadi dalam bentuk nonverbal dipakai pada saat sedang melakukan pementasan tari. Komunikasi nonverbal tersebut direpresentasikan melalui kode-kode atau tanda-tanda yang hanya dimengerti oleh penari Saman dalam kelompok itu saja.

4. Setiap peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh penari Saman baik itu secara verbal ataupun yang menggunakan bentuk nonverbal, selalu mengacu pada model atau teori interaksional. Melalui model ini, para penari Saman diharapkan untuk selalu menjaga keseimbangan dari subsistem yang ada, sehingga nantinya akan menghasilkan sistem yang


(5)

terjaga dan terkoordinasi dengan baik serta dapat menjalin kerjasama yang sempurna, dan pada akhirnya akan menghasilkan kekompakan gerak pada setiap tari Saman yang mereka bawakan.

6.2. SARAN

Saran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada penari Saman khususnya para penari Saman dalam ekstrakurikuler SMPN 25 Bandar Lampung agar dapat mengembangkan dan memperbanyak bentuk komunikasi antarpribadi, khususnya bentuk komunikasi antarpribadi nonverbal yang dipakai dalam menari Saman serta tetap menjaga hubungan komunikasi antarpribadi supaya dapat mengisi kekosongan yang tidak didapatkan pada saat komunikasi kelompok, sehingga dihasilkan kekompakan gerak pada setiap tari Saman yang dibawakan.

2. Kepada pelatih tari khususnya pelatih tari dalam ekstrakurikuler SMPN 25 Bandar Lampung agar dapat pula mengembangkan dan menyeimbangkan porsi komunikasi antarpribadi, jadi tidak hanya mengandalkan jenis komunikasi kelompok saja.

3. Kepada penari Saman khususnya para penari Saman dalam ekstrakurikuler SMPN 25 Bandar Lampung untuk terus mengembangkan bakat menarinya, bukan hanya dalam menarikan tari Saman tetapi juga


(6)

jenis tari tradisional Indonesia yang lain. Agar kebudayaan Indonesia tetap terjaga dan terpelihara.

4. Kepada ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung agar dapat terus mengajarkan tarian-tarian tradisional kepada generasi penerus bangsa. Bukan hanya jenis tari Saman saja tetapi juga jenis tari tradisional lain, supaya budaya tari tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tetap dapat terjaga dan dapat diwariskan ke generasi berikutnya.