PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN (STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A.. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta. Professional Books.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Citra Aditya Bakti.

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Moleong, Lexi. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Rahmat, Jalaluddin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

_______________. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2000. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3ES.

Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi (Tinjauan Psikologis). Yogyakarta. Kanisius.


(2)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Sumber Skripsi :

Wicaksana, Adrian. 2009. Skripsi.Peranan Komunikasi Antarpribadi Mantan Narapidana Dengan Lingkungan Masyarakat Dalam Membangun Hubungan Sosial. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Sumber Internet :

<http://api.ning.com/files/-eaaRRl31G6n2BfltFwzuEVY3p0v1ClHI97aer29L00_/KOMUNIKASIINTER PERSONAL.ppt.>

Adi Prakosa. <http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html>

Aprida Saragih. <http://apridasaragihpa02.blogspot.com/2010/10/pembentukan-kelompok.html>

Kesenian dan Kebudayaan. <http://bobezani.tripod.com/budaya.htm>

Rangkuman Seni Budaya.


(3)

Laksana Diwa Swarnadwipa.

<http://acehdalamsejarah.blogspot.com/2009/09/tari-saman-tari-tradisional-aceh.html>


(4)

i ABSTRAK

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN

(

STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25

BANDAR LAMPUNG)

Oleh

AULIA MUSTIKA

Komunikasi antarpribadi diperlukan dalam proses kegiatan menari oleh penari Saman guna menunjang kekompakan gerak pada tari Saman yang mereka bawakan. Peran komunikasi antarpribadi yaitu adanya pembagian tugas dalam menyampaikan atau pertukaran pesan yang bertujuan untuk menunjang, menambahkan atau bahkan mengisi kekosongan dalam proses penyampaian pesan yang tidak didapatkan pada saat komunikasi kelompok, yang melibatkan komponen-komponen komunikasi sehingga dapat menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Peran komunikasi antarpribadi penari Saman dalam penelitian ini yaitu digunakan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Bandar Lampung di dalam proses kegiatan tari Saman agar dapat membangun kekompakan gerak penari pada saat sedang menari.

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka, kemudian data tersebut diolah lalu diinterpretasikan serta ditafsirkan sesuai dengan fokus kajian yang telah ditetapkan.

Dari hasil penelitian dan pembahasan, menunjukkan bahwa peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan penari Saman baik itu yang ditampilkan dalam bentuk verbal atau nonverbal berperan sebagai menguatkan atau menjelaskan pesan yang berhubungan dengan tari Saman yang sebelumnya sudah disampaikan


(5)

ii

pada saat komunikasi kelompok, menyampaikan pesan tentang tari Saman yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat komunikasi kelompok, menyampaikan pesan tentang tari Saman yang tidak bisa disampaikan pada saat komunikasi kelompok, tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman atau pengetahuan baru tentang gerakan tari Saman, membina dan meningkatkan hubungan kerjasama agar tercipta pertukaran pesan yang efektif serta menghindari dan mengatasi konflik-konfik pribadi yang dapat merusak hubungan kerjasama antar penari Saman, yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi kinerja penari dalam membangun kekompakan gerak pada setiap tari Saman yang ditampilkan.


(6)

iii ABSTRACT

INTERPERSONAL COMMUNICATION ROLE IN ESTABLISHING COHESIVENESS IN MOTION OF SAMAN DANCE (STUDY OF SAMAN

DANCERS IN EXTRACURRICULAR DANCE ART SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)

By

AULIA MUSTIKA

Interpersonal communication is required in the dance process by dancers for

enhancing cohesion the Saman dance motion in which they’re bringing. The role

of interpersonal communication that there is dividing tasks in conveying or exchange of messages that aims to support, add or even fill a void in the process of delivering messages that are not available at the time of the communication group, which involves communication components to produce its intended purpose. The role of interpersonal communication Saman dancers in the research are used by Saman dancers in extracurricular activity of SMP Negeri 25 Bandar Lampung in the process of Saman dance activities to build cohesiveness of the movement for dancers at the time they were dancing.

Based on this, the formulation of the problem in this research is “How is the role of interpersonal communication in building the cohesiveness of the movement of

dancers on the dance saman?” This study aims to determine, describe, and explain

the role of interpersonal communication strategies in building the cohesiveness of the movement of dancers on the Saman dance. Therefore, the type of research used in this research is descriptive research method approach for qualitative research methods. While data collection techniques are obtained through in-depth interviews, observation, documentation and literature, then the data is processed and interpreted and being construed in accordance with a predetermined focus of study.

The results of research and discussion suggests that the role of interpersonal communication conducted Saman dancers displayed either in the form of verbal or nonverbal acts to reinforce or explain the message associated with the Saman previously been submitted at the time of the communication group, to convey the message about the Saman dance not previously submitted at the time of group communication, convey messages about Saman dance that can not be delivered by


(7)

iv

the time of their group communication, exchange of behaviors, feelings, thoughts, experiences or new knowledge about Saman dance movements, develop and enhance cooperative relationships in order to create an effective exchange of messages as well as avoid and resolve conflicts that may damage the personal relationship between Saman dancers, which will ultimately affect the performance of dancers in building cohesiveness in each of the Saman dance performance.


(8)

xx DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... v

PERSETUJUAN ... vi

PENGESAHAN ... vii

PERNYATAAN ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

MOTTO ... xi

PERSEMBAHAN ... xii

SANWACANA ... xiii

DAFTAR ISI ... xx

DAFTAR TABEL ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi Antarpribadi ... 7

2.1.1. Tujuan KomunikasiAntarpribadi ... 12

2.1.2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi ... 13

2.1.3. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi ... 15

2.1.4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ... 16

2.1.5. Fungsi Komunikasi Antarpribadi ... 17

2.2. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kelompok ... 18

2.3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Kelompok.. ... 20


(9)

xxi

2.4. Ciri Komunikasi Antarpribadi pada Kegiatan Kelompok... 21

2.5. Tinjauan Tari ... 21

2.5.1. Jenis-jenis Tari ... 23

2.5.2. Peranan Tari ... 24

2.6. Kekompakan Gerak Tari pada Tari Kelompok ... 26

2.7. Peran Komunikasi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok ... 25

2.8. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok... 26

2.9. Kerangka Pikir ... 27

Bagan Kerangka Pikir... ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ... 32

3.2. Definisi Konsep ... 33

3.3. Fokus Penelitian ... 34

3.4. Penentuan Informan ... 35

3.5. Sumber Data ... 36

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.7. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum SMPN 25 Bandar Lampung ... 40

4.2. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Seni Tari SMPN 25 Bandar Lampung ... 41

4.3. Gambaran Umum Tari Saman ... 43

4.4. Bentuk Komunikasi Antarpribadi yang Digunakan dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 48

4.5. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Penyajian Hasil Penelitian... 51

5.1.1. Identitas Informan ... 51

5.1.2. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 54

5.1.3. Rangkuman Hasil Penelitian Akhir ... 65

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67


(10)

xxii

5.2.2. Pembahasan Kegunaan Hasil Penelitian Secara Praktis ... 74

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 75 6.2. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

xxiii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penguat atau penjelas pesan yang sebelumnya sudah disampaikan

pada saat komunikasi kelompok ... 54 Tabel 2. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan

yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat

komunikasi kelompok ... 56 Tabel 3. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan

yang tidak bisa disampaikan pada saat komunikasi kelompok... 58 Tabel 4. Peran komunikasi antarpribadi sebagai tukar menukar

perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman atau pengetahuan

baru tentang gerakan tari Saman ... 60 Tabel 5. Peran komunikasi antarpribadi untuk membina dan

meningkatkan hubungan kerjasama agar tercipta pertukaran

pesan yang efektif ... 62 Tabel 6. Peran komunikasi antarpribadi untuk menghindari dan

mengatasi konflik-konfik pribadi yang dapat merusak


(12)

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN

(Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)

Oleh

AULIA MUSTIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(13)

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN

(Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh:

AULIA MUSTIKA

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2011


(14)

Motto

“..Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang

yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu ke derajat yang tinggi..”

(Al-Mujadilah:11)

“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup

di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi

dibalas dengan buah”

(Abu Bakar Sibli)

“Ilmu adalah kebahagiaan meski tanpa keluarga, ilmu

adalah kekeyaan meski tanpa harta, ilmu adalah

kekuasaan meski tanpa pasukan”

(Anonim)

“Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena kita tak

dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua

kesalahan tersebut itu sendiri”

(Martin VanBee)

“Awali setiap pekerjaanmu dengan niat, jalani dengan usaha, lalui

dengan kerja keras dan akhiri dengan doa yang ikhlas”


(15)

xii

Persembahan

Alhamdulillahhirobbil’alamin....

Dengan segala syukur kepada ALLAH SWT

kupersembahkan karya kecilku ini kepada....

Ayah dan Ibu yang sangat kucintai

“Terima kasih atas seluruh kasih sayang, rasa cinta, perhatian, pengorbanan,

kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus

kepada anakmu ini…”

Kakek dan Nenekku Tersayang

“Terima kasih untuk seluruh kasih sayang, doa dan nasehat tentang hidup”

Kedua Abangku tersayang

“Terima

kasih atas seluruh doa, pengorbanan dan dukungan

nya”

Suami Sekaligus Ayah untukku dan anak-anakku kelak..

Semoga Allah SWT selalu merahmati kalian serta orang-orang yang selalu

berjuang di jalan-Nya


(16)

xii

Persembahan

Alhamdulillahhirobbil’alamin....

Dengan segala syukur kepada ALLAH SWT

kupersembahkan karya kecilku ini kepada....

Ayah dan Ibu yang sangat kucintai

“Terima kasih atas seluruh kasih sayang, rasa cinta, perhatian, pengorbanan,

kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus

kepada anakmu ini…”

Kakek dan Nenekku Tersayang

“Terima kasih untuk seluruh kasih sayang, doa dan nasehat tentang hidup”

Kedua Abangku tersayang

“Terima

kasih atas seluruh doa, pengorbanan dan dukungan

nya”

Suami Sekaligus Ayah untukku dan anak-anakku kelak..

Semoga Allah SWT selalu merahmati kalian serta orang-orang yang selalu

berjuang di jalan-Nya


(17)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1989. Penulis merupakan putri bungsu dari tiga bersaudara, buah cinta dari pasangan Muslim dengan Zuliani. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Nurul Mutta’alimin Jakarta pada tahun 2000, SD Negeri 09 Pagi Jakarta pada tahun 2001, SMP Negeri 161 Jakarta pada tahun 2004, dan SMA Negeri 90 Jakarta pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis sempat aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya, aktif dalam kepengurusan Korps Muda Badan Eksekutif Mahasiswa (KMB) periode 2007-2008, lalu diteruskan ke Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung periode 2008-2009 sebagai anggota Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Penulis juga aktif dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2008-2009 sebagai anggota bidang Fotografi, diteruskan pada periode kepengurusan 2009-2010 sebagai Sekretaris Bidang (Sekbid) Fotografi. Selain itu, penulis turut aktif pula dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi ZOOM Universitas Lampung sebagai anggota divisi Humas periode 2009-2010.


(18)

x

Sebelum aktif dalam pengerjaan skripsi, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jakarta pada divisi News yang berhubungan langsung dengan mencari, melaporkan dan membuat berita.


(19)

xiii SANWACANA

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad Saw.

Skripsi dengan judul “Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman (Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang banyak berjasa dalam memberikan dorongan, motivasi, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis, antara lain:

1. Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, sekaligus Dosen Pembahas dalam penulisan skripsi ini untuk semua keikhlasannya dalam memberikan saran dan masukan kepada penulis serta apresiasi penulis ucapkan atas komitmen bapak dalam membantu tidak hanya penulis tetapi juga seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi terutama dalam hal birokrasi.


(20)

xiv

3. Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComn&MediaSt, selaku Sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi.

4. Drs. Cahyono Eko Sugiharto, selaku Pembimbing Utama penulis dalam penulisan skripsi ini atas segala kesediaanya mengarahkan serta memberi saran dan kritikan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh jajaran dosen Fisip Universitas Lampung terutama Jurusan Ilmu Komunikasi antara lain; Ibu Ida selaku Pembimbing Akademik (PA), Ibu Nina, Ibu Wulan, Ibu Andi Windah, Ibu Hestin, Ibu Tina, Ibu Ana, Ibu Fri, Ibu Nanda, Pak Toni, Pak Teguh, Pak Firman, Pak Riza, Pak Agung, Pak Ibrahim, dan Pak Andi Corry yang telah memberikan ilmu bermanfaat selama penulis menimba ilmu di jurusan ini.

6. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, antara lain; Mas Yul, Mas Tur, dan Pak Pitoyo yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis.

7. Ayah dan Ibuku tercinta atas segala curahan kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus kepada anakmu ini. Semoga Allah memberikan kemampuan kepadaku untuk dapat membahagiakan dan membalas semua yang telah Ibu dan Ayah berikan baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

8. Kakek dan Nenekku tercinta atas segala doa dan dukungan yang tiada henti selalu diberikan kepada cucumu ini.


(21)

xv

9. Kedua Abangku tersayang, Bang Iben dan Bang Yogi atas segala doa, kasih sayang, nasehat dan bantuannya baik itu dalam bentuk moril ataupun materil dalam penyelesaian pendidikan sarjana ini.

10.Ahmad Setiyono, S.T. yang selalu memberikan bantuan dalam segala hal baik doa, semangat, dukungan, rasa cinta dan kasih sayang untuk penulis. Sayangku yang selalu mampu menjadi pacar, kakak dan teman curhat yang baik untuk aku, serta selalu memberikan motivasi, perhatian dan nasehat yang selalu membantu penulis selama masa perkuliahan. Makasi ya ndud untuk kesabaran, kedewasaan dan kesetiaan yang selalu diberikan dalam menemani dan mengisi perjalanan hidupku sehingga menjadi lebih berwarna. Untuk Ibu dan Bapak makasih atas perhatiannya jadi merasa memiliki tambahan orang tua selama di Lampung, semoga aku bisa jadi anak yang baik untuk kalian. Mas Pendi, Anto, Fikri, dan Nisa, terima kasih sudah menjadi keluarga yang baik untukku.

11.Sahabat – sahabat terbaikku Vera, Dita, Tyas, Dhea (Terima kasih untuk segala rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang telah kalian berikan kepadaku saat di rumah, jadi ga kesepian deh, hehe..)

12.Sahabat – sahabat terbaikku yang tergabung dalam kelompok Gechan diantaranya Radhia Amini (gechan yang berbadan kecil tapi memiliki volume suara sangat besar, paling ga bisa diem dan sering berselisih paham sama bongkeng, banyak makan ya dai biar cepet gemuk, hehe..), Arini Setya Prihartini (temanku yang terkadang hidupnya sesuai dengan namanya prihatin, hehe.. makasi ya dul udah setia nemenin kemana-mana klo lagi ga ada kak ion, aku banyak belajar tentang hidup dan kedewasaan darimu), Violita Nofasari (wa’ genk si pencetus nama Gechan yang cantik,


(22)

xvi

lembut, rapi, sabar, setia, tapi lama dan agak jayus hehe.., makasih ya yo buat semua bantuan dan kesabaran dalam menghadapi gw), Nessia Puji Maha Lestari (yang umurnya paling muda tapi kelakuannya paling tua, makasi y ne buat semua bantuan di bidang akademik dan tempat curhat yang baik, i will miss your fingers), Meylin Azizah (temanku yang ga gemuk cuma sedikit besar dan kalo ngomong memiliki kecepatan yang luar biasa, senang rasanya punya teman yang pinter masak, rajin shalat, dan ringan tangan dalam membantu setiap orang, suatu saat akan gw ungkap siapa sebenernya bang “OD” lo itu..), last but not least Winda Aprillian (anggota gechan berkulit eksotik yang paling sering diminta jadi MC dan moderator di 2007, gw banyak belajar tentang kemandirian dari lo). Bersyukur mempunyai sahabat yang pengertian seperti kalian.

13.Teman-teman berpetualang “Sista” Budi Wicaksana Putra and Family (makasi ya sista buat semua bantuannya, aul jadi ngerasa punya kakak dan keluarga selama di Lampung), mas Fhata Z’ AF Al’ Ali (jadi ngerasa punya kakek ehh.. kakak yang baik untuk berbagi cerita, walopun ujung2nya ga ditanggepin), Ridwan Akmal (teman seperjuangan semasa di CPR, di SMA, dan kuliah, maapin gw ya men selalu nyusahin hidup lo, hehe..), Ryan Lebarando (pacarnya dai yang punya banyak konsep brilian tapi lambat ngejalaninnya, jadi inget waktu berkelana ke Tanah Abang dan Blok M, ga lagi2 gw keng), Boengky Pramudya Wijaya (teman yang baik dan semoga bisa jadi atlet yang baik juga)

14.Komunikasi angkatan 2007: d cocoswati diantaranya Ica (yang paling banyak jawab klo Ujian), Sisi (teman seangkatan yang mirip syahrini), Sarah (jangan sedih trus ya saroh, hhe..), Anita (uni yang paling cantik


(23)

xvii

tapi suaranya paling cempreng), Nurlia (satu-satunya yang dipuji bu Ida waktu seminar), Mira (pemilik butik calon bu dokter, hehe..), Ajeng (yang paling seksi di 2007 dan suka emosional, Resti (si-Manohara 2007 yang klo ngomong kayak lagi akting), Fitri (amira yang lemah lembut tapi sering nangis, hehe..), Dedew (noni belande yang imut tapi suka ngejajah), Meirina (anggota fotografi yang paling on time), Gaya (yang bermuka jutek tapi aslinya baik), Denis (si pencipta makdarit dan bersura lucu), Werry (yang suka gonta ganti pacar, tapi baik hati juga), Heni (satu-satunya muli mekhanai di 2007), Ade (yang tomboy tapi sebenernya), Afdi (teman berpetualang ke Baduy), Dama (kom 07 yang paling dewasa), Septi Winda Resti (si pecinta gala Boli), Ayu (jilbaber yang sabar dan murah senyum), Esti (soulmatenya ayu yang paling kecil di kom 07), Sisil (makasi buat translatenya), Septiana (yang suka lama dalam memikirkan sesuatu), Fina (si kulit seksi dan kaki panjang), Nissih (yang cocok jadi model Rabbani sejak memutuskan pake jilbab), Egi (yang suka berprediksi dan temen curhatan anak kom 07), Andra (mami semok bersuara merdu), Cristin dan Frista (yang keliatan kembar padahal beda), Indah (yang suka sendirian), Fita (yang jarang keliatan di kampus). D’cocos udin diantaranya; Topan (si jari bulat tapi sering menangin karya tulis), Hernadi (temen seperjuangan PKL yang hidupnya selalu ribet tapi baik hati), Desril (mas uda bro yang badannya bagus dan selalu bikin seru di setiap suasana), cak Momon (yang suka mengulang kata, jangan celurit sungguh gw ya mon, hehe..), abah Agi (temen seperjuangan PKL dan seperantauan), bang Doni (ayo dong semangat buat skripsinya), Isa (si besar yang lucu kayak panda), Yasir (yang mukanya serem tapi makannya


(24)

xviii

paling rapih), Arde (Gubernur pertama Fisip yang dari komunikasi), mas Aries (yang aktif di Fb tapi jarang kliatan di kampus), Danny (yang suka design), Roles (yang sekarang udah bawa mobil), Adi (si cantik berwajah mulus welcome to d’cocos, Rudi (si-pemain bola). Terima kasih sudah menerima saya dalam keluarga d’cocos dan semoga persahabatan kita tidak terputus sampai disini.

15.Penari dan Pelatih Saman dalam ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Bandar Lampung, diantaranya yaitu Puspa Ika Lestari, Tasha Putri Amanah, Niken Ayoba NR, mbak Indah dan kak Andi serta seluruh pengajar dan staf Tata Usaha (TU) SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang telah memberikan izin, bantuan dan kerjasamanya dalam penulisan skripsi ini. 16. Kakak-kakak Komunikasi 2000-2006: Kak Rino, Kak Ami, Kak Hilal,

Kak Iib, Kak Rala, Kak Tyo, Mbak Farah, Mbak Lian, Mbak Resti, Kak Nandra, Kak Fajar, Kak Heru, Kak Riki, Mbak Rica, Mbak Ova, Kak Feri, Kak Hafiz, Kak Obi, Kak Bayu, Kak inal, Kak wahyu ’kiting’, Kak Krisna, Mbak nisa, Kak Okta, Mbak Eci, Mbak Eca, Mbak Kiki, Mbak Opunk, Mbak Lisa, Mbak Aini, Mbak Nina, Mbak Gilang, Mbak Fina, Mbak Tia, Mbak Citra, Mbak Flora, Mbak Yesi, dan maaf bagi yang tidak disebutkan namanya, terimakasih atas bimbingan dan nasehat yang telah diberikan.

17.Komunikasi angkatan 2008-2010: dek Nindya Wulano (yang udah di naturalisasi ke 2007, makasih ya udah jadi adek yang sering nyusahin tapi selalu ada di saat aku butuh, hehe..), Jesika (makasi ya jes udah bantuin ngurus beasiswa), Rara, Isti, Elok (semangat ya jadi Kabid Fotografi), Fitra, Puspa, Tiya dan efelin (makasi buat bantuannya), Fita, Yulis, Sulis,


(25)

xix

Ari, Arya, Ledia, Satria, Ali, Bagus, Aji, Nadya, Hengki, Olan, Ibe, Ije, Jodi, Jesrian, Radit, Marini, Puri, Icha, Verina, Rica, Meilina, Yoan, Yulia, Cia dan maaf bagi yang belum disebutkan.

18.Seluruh keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi Unila yang belum tersebutkan namanya ” maaap banget!!”.

19.Teman-teman Kosan dan eks-kosan di Gunung Pesagi : Yeni, Santi, Eri, Intan, Riris, Marta, Lianti, Mba Lulu, Mba Eva, Mba Maya, Mba Pia, kak Didit, kak Topik, kak Senior, kak Ervan, Mas Anton, kak lilik, dan maaf bagi yang belum disebutkan.

20.Seluruh Staf dan Pimpinan TVRI Pusat khususnya divisi News.

21.Teman – teman PKL di TVRI Jakarta (Mas Tommy, mpok Mega, Ulay, Dona, Widay, Uti, Yoga) terima kasih untu kebersamaannya yang menyenangkan.

22.Teman-teman UKM Fotografi ZOOM Unila.

23.Teman-teman BEM Unila periode 2008-2009 dan 2009-2010. 24.Teman – teman SD, SMP, dan SMA penulis.

25.Almamater.

26.Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan doa yang belum tersebutkan sebelumnya.

27.Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Penulis,


(26)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya ;

Nama : Aulia Mustika

NPM : 0716031027

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Rumah :Jl. Ulujami Raya RT 003 RW 01 No. 003 Kel. Pesanggrahan Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

No HP/Tlp Rumah : 08561413865

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman (Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung) adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak – pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak – pihak manapun.

Bandar Lampung, 30 Maret 2011 Saya yang menyatakan,

Aulia Mustika NPM. 0716031027


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace bahwa ”interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”1

. Adapula pendapat pakar lain yang menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus2. Berdasarkan dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan– pesan antara dua orang atau lebih (diutamakan secara tatap muka) dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus.

Begitu pentingnya komunikasi antarpribadi dalam kehidupan karena setiap manusia membutuhkan dan senantiasa membuka dan menjalin komunikasi dengan hubungan sesamanya. Johnson menunjukkan beberapa peranan yang

1

Hafied Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal. 33.

2

Devito, Joseph dalam Onong Uchjana Effendi. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Hal. 59.


(28)

8

disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia yaitu komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial, membentuk identitas atau jati diri, untuk memahami realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, dan komunikasi antarpribadi membantu pembentukan kesehatan mental3.

Sedangkan menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication). Komunikasi Diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Sedangkan komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain4.

Komunikasi antarpribadi dapat dilakukan dalam dua bentuk yakni komunikasi dalam bentuk verbal ataupun nonverbal. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami

3

Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi (Tinjauan Psikologis). Yogyakarta : Kanisius. Hal. 9.

4


(29)

9

suatu komunitas. Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan “dimiliki bersama”, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti5. Komunikasi yang dilakukan dalam bentuk verbal dapat mengurangi kesalahpahaman pemaknaan setiap pesan yang diucapkan atau yang disampaikan.

Sedangkan bentuk komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Jalaludin Rakhmat mengelompokkan pesan-pesan nonverbal menjadi lima bagian yaitu6 :

a. Pesan kinesik adalah pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama yaitu pesan

5

Adi Prakosa. <http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html>diakses pada 9 Desember 2010.

6

Jalaludin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi : Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal 83-89.


(30)

10

fasial, pesan gestural, dan pesan postural. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu, contohnya seperti mengerutkan dahi yang menandakan bahwa seseorang sedang memikirkan sesuatu atau sedang mengalami masalah. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna, contohnya seperti lirikan mata, kedipan mata atau mengeratkan kedua tangan. Sedangkan pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan dalam membentuk makna yang dapat disampaikan, misalnya seperti membungkukan badan atau berdiri tegak.

b. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

c. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image).

d. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.


(31)

11

e. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengomunikasikan kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.

Penyampaian pesan yang dilakukan dalam bentuk nonverbal memiliki beberapa fungsi, seperti yang dikemukakan oleh Mark L. Knapp yaitu7 :

a. Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.

b. Substitusi yakni berfungsi untuk menggantikan lambang-lambang verbal.

c. Kontradiksi berfungsi untuk menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.

d. Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.

e. Aksentuasi berfungsi untuk menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya.

Dengan adanya kedua bentuk komunikasi yang digunakan dalam komunikasi antarpribadi tersebut, hal ini sedikit banyaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dalam memberi dan menerima pesan yang disampaikan. Bila dibandingkan dengan bentuk komunikasi yang lain, komunikasi antarpribadi dianggap paling berguna dalam mengubah sikap,

7


(32)

12

kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih sekalipun8.

2.1.1. Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Tujuan komunikasi antarpribadi tidak harus dilakukan secara sadar ataupun dengan suatu maksud, tetapi bisa pula dengan tanpa sadar ataupun tanpa maksud tertentu. Ada enam tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap penting, yaitu9.

a. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain. b. Mengetahui Dunia Luar.

c. Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Bermakna. d. Mengubah Sikap dan Perilaku.

e. Bermain dan Mencari Hiburan. f. Membantu Orang lain.

8

<http://api.ning.com/files/-eaaRRl31G6n2BfltFwzuEVY3p0v1ClHI97aer29L00_/KOMUNIKASIINTERPERSONAL.ppt. >diakses pada 13 Oktober 2010.

9

H.A.W. Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hal. 122-125.


(33)

13

2.1.2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi, sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dari sangat efektif ke sangat tidak efektif. Dalam hal ini dibutuhkan pembelajaran tentang karakteristik dari efektifitas komunikasi antarpribadi. Sehingga akan didapatkan gambaran bagaimana dan faktor yang dapat membuat komunikasi menjadi efektif10. Karakteristik efektifitas komunikasi antarpribadi tersebut dilihat dari dua perspektif, yakni11 :

1. Perspektif Humanistik

Pada umumnya sifat-sifat dari perspektif ini akan membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur dan memuaskan. Beberapa sifat yang tercakup dalam perspektif humanistik yaitu :

a. Keterbukaan

Keterbukaan adalah kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dan sebagainya.

b. Empati

Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain. Dalam arti, bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.

10

H.A.W. Widjaja. Op.Cit., Hal. 127.

11

Joseph A. Devito. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Professional Books. Hal. 259-267.


(34)

14

c. Perilaku Suportif atau Sifat Mendukung

Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik dan provisional bukan sangat yakin.

d. Sikap Positif

Kita mengomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara yaitu dengan menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

e. Kesetaraan

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

2. Perspektif Pragmatis

Perspektif ini memusatkan pada perilaku spesifik yang harus digunakan oleh komunikator untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Model ini juga menawarkan lima kualitas efektivitas, yakni :

a. Kepercayaan Diri

Komunikator yang efektif selalu merasa nyaman bersama orang lain dan merasa nyaman dalam situasi komunikasi pada umumnya.


(35)

15

b. Kebersatuaan

Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara dan pendengar atau tercipta rasa kebersamaan dan kesatuan. Kebersatuan menyatukan pembicara dan pendengar.

c. Manajemen Interaksi

Dalam manajemen interaksi yang efektif, tidak seorangpun merasa diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting. Masing-masing pihak berkontribusi dalam keseluruhan komunikasi.

d. Daya Ekspresi

Kita mendemonstrasikan daya ekspresi dengan menggunakan variasi dalam kecepatan, nada, volume dan ritme suara untuk mengisyaratkan keterlibatan dan perhatian.

e. Orientasi Kepada Orang Lain

Orientasi ini mengacu pada kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicara selama perjumpaan antarpribadi. Orientasi ini mencakup pengomunikasian perhatian dan minat terhadap apa yang dikatakan lawan bicara.

2.1.3. Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi

Biasanya komunikasi antarpribadi diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang. Padahal, pada kenyataannya komunikasi


(36)

16

antarpribadi juga dapat dilakukan oleh lebih dari dua orang. Ada ciri-ciri yang menunjukkan bahwa komunikasi berjalan secara antarpribadi, yaitu12 :

1. Jumlah orang yang terlibat sedikit berkisar dua hingga sepuluh orang. 2. Tingkat kedekatan fisik pada waktu berkomunikasi intim sangat

pribadi.

3. Peran komunikasinya informal.

4. Penyesuaian pesan bersifat khusus yaitu pesan hanya diketahui oleh komunikator dan komunikan saja.

5. Tujuan dan maksud komunikasi tidak berstruktur tetapi sangat sosial.

Dari ciri-ciri tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang cenderung memiliki arus pesan dan konteks komunikasi secara dua arah. Sehingga menyebabkan tingkat umpan balik yang terjadi akan semakin tinggi karena umpan balik tersebut bersifat segera.

2.1.4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi memiliki beberapa karakteristik, yaitu13 :

1. Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. 2. Komunikasi antarpribadi adalah proses yang berkesinambungan. 3. Komunikasi antarpribadi mempunyai tujuan tertentu yaitu memberi

dan mendapatkan informasi.

12

Alo Liliweri. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Hal 61.

13

Adrian Wicaksana. 2009. Skripsi. Peranan Komunikasi Antarpribadi Mantan Narapidana Dengan Lingkungan Masyarakat Dalam Membangun Hubungan Sosial. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Hal. 26.


(37)

17

4. Komunikasi antarpribadimenghasilkan hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi serta saling menerima.

5. Komunikasi antarpribadi merupakan sesuatu yang dipelajari. 6. Komunikasi antarpribadi dapat meramalkan sesuatu.

7. Komunikasi antarpribadi sering dan dapat dimulai dengan melakukan kesalahan.

2.1.5. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Fungsi komunikasi antarpribadi terbagi menjadi dua, yaitu14 :

1. Fungsi Sosial

Karena dalam proses komunikasi antarpribadi beroperasi dalam konteks sosial yang orang-orangnya berinteraksi satu sama lain, maka secara otomatis komunikasi antarpribadi memiliki fungsi sosial. Yang mengandung aspek :

a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan psikologis dan biologis.

b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.

c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik.

d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri sendiri.

e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.

14


(38)

18

2. Fungsi Pengambilan Keputusan

a. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi. b. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.

Intinya komunikasi antarpribadi ialah komunikasi yang cenderung memiliki arus pesan dan konteks komunikasi secara dua arah. Sehingga menyebabkan tingkat umpan balik yang terjadi akan semakin tinggi, karena umpan balik yang terjadi bersifat segera.

2.2. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam membangun Kelompok Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sudah kodrat dari setiap manusia sebagai makhluk sosial untuk hidup berkelompok. Dengan berkelompok maka manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Wekley dan Yulk mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama. Sedangkan menurut Cartwright & Zander kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu.Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan


(39)

19

ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara lainnya.15

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok16.Maka dari itu, dalam menentukan atau memilih suatu kelompokpun, setiap invidu pasti akan melibatkan komunikasi antarpribadi di dalamnya. Sebab tanpa adanya komunikasi antarpribadi maka tidak akan terbentuk interaksi antar sesama individu.

Kriteria lain yang menyebabkan bahwa komunikasi antarpribadi berperan dalam membentuk suatu kelompok menurut Schramm yakni adanya kesamaan frame of reference (kerangka refensi) yang terkadang disebut juga dengan field of experience (bidang pengalaman). Bila seorang individu merasa memiliki adanya kesamaan dalam bidang pengalaman atau kerangka referensi seperti kesamaan dalam bidang pendidikan, agama, sosial, hobi, ekonomi, suku, dan lain sebagainya maka besar kemungkinan untuk individu lain yang memiliki bidang sama untuk bergabung dan membentuk suatu kelompok.

15

Aprida Saragih. <http://apridasaragihpa02.blogspot.com/2010/10/pembentukan-kelompok.html> diakses 26 Oktober 2010.

16


(40)

20

2.3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Kelompok

Setiap hubungan antarpribadi akan selalu melalui proses komunikasi. Komunikasi dalam kelompok sebagian besar terjadi dalam suatu komunikasi antarpribadi. Melalui komunikasi antarpribadi di dalam kelompok yang terjalin dengan baik, akan dapat mengembangkan suatu iklim kerja atau atmosfir (keadaan) yang baik dalam kelompok yang dapat membangun kepercayaan, kekompakan dan suportivitas. Melalui kepercayaan yang terbentuk antar anggota kelompok, maka mereka dapat saling menyandarkan diri satu sama lain.

Setelah terbentuk kekompakan kelompok, anggota kelompok akan saling menyukai satu sama lain dan mau berpartisipasi menjadi satu dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas. Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat berupa loyalitas,rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.Dalam membuat suatu kelompok menjadi kompak mungkin lebih mudah dibandingkan mempertahankan dan meningkatkan kekompakan yang ada dalam kelompok.Sehingga dibutuhkan campur tangan komunikasi antarpribadi dalam pembentukan kelompok.


(41)

21

2.4. Ciri Komunikasi Antarpribadi pada Kegiatan Kelompok

Secara kasat mata, dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang jelas antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Karena komunikasi antarpribadi dapat juga dilakukan didalam suatu kelompok. Untuk lebih memahami komunikasi antarpribadi yang terdapat pada kegiatan kelompok, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri-cirinya.

Beberapa ciri komunikasi antarpribadi menurut Bernlund yang dikutip oleh Liliweri, yaitu :

a. Bersifat spontan : komunikasi yang dilakukan terjadi secara tiba-tiba. b. Tidak mempunyai struktur : alur pembicaraanya tidak terarah.

c. Terjadi secara kebetulan : tidak direncanakan sebelumnya.

d. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan : tanpa ada tujuan pembicaran.

e. Identitas keanggotaan tidak jelas : tidak ada struktur organisasi antara komunikator dan komunikan.

f. Dapat terjadi hanya sambil lalu : komunikasi yang dilakukan hanya sekedar saja.

2.5. Tinjauan Tari

Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan budaya. Hal ini terbentuk karena jumlah pulau yang banyak serta keberagaman latar belakang masyarakatnya. Karena budaya itu pula juga yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang kaya akan nilai seninya.


(42)

22

Seni didefinisikan sebagai karya (sajak, lukisan, musik, dll) yang diciptakan dengan bakat (kecakapan), hasil daripada sesuatu ciptaan itu sendiri17. Seni itu sendiri memiliki beragam jenis. Ada seni seni suara, seni gerak atau seni tari, seni rupa, dan seni yang lainnya.Salah satu seni di Indonesia yang masih diminati sampai saat ini yaitu seni gerak atau tari.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tari didefinisikan sebagai gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya di iringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dsb.)18. Seorang ahli sejarah tarian dan musik Jerman bernama C. Sachs telah memberikan definisi seni tari sebagai gerakan yang berirama. Seni tari adalah pengucapan jiwa manusia melalui gerak–gerik berirama yang indah19.

Pengertian lain dari tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan ditempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan atau bersenam. Sebuah tarian baik jenis tradisional atau non tradisional memiliki banyak unsur yang dapat dikenali dan terlihat oleh mata (visual). Pada dasarnya sebuah tarian tidak hanya terdiri-dari susunan gerak yang telah mengalami proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan dari aspek tenaga, ruang dan waktu, namun terdapat juga unsur-unsur lain

17

Kesenian dan Kebudayaan.<http://bobezani.tripod.com/budaya.htm> diakses pada 24 Oktober

2010.

18

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Hal. 1144.

19


(43)

23

yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah komposisi yang disebut dengan tari.

2.5.1. Jenis- jenis Tari

Jenis-jenis tari antara lain20 :

a. Berdasarkan fungsi :

1. Tari upacara, yaitu keagamaan, keratin, kehidupan manusia. 2. Tari pergaulan.

3. Tari pertunjukkan.

b. Berdasarkan penyajian :

1. Tari tunggal yaitu tari yang di bawakan oleh satu orang. 2. Tari berpasangan yaitu tari yang dibawakan oleh dua orang.

3. Tari masal yaitu tari yang dibawakan oleh banyak orang atau secara bersama-sama.

4. Drama tari yaitu drama yang dibawakan oleh beberapa orang.

c. Berdasarkan pola garapan antara lain :

1. Tari rakyat yaitu tari yang ada dan berkembang di kalangan pedesaan. 2. Tari klasik yaitu tari yang telah mengalami perkembangan

penggarapan mencapai kristalisasi.

3. Tari kreasi baru yaitu tari dengan penggarapan baru bersumber dari elemen gerakan tari tradisi.

20

Rangkuman Seni Budaya. <http://www.scribd.com/doc/39988199/RANGKUMAN-SENI-BUDAYA> diakses pada 17 Oktober 2010.


(44)

24

2.5.2. Peranan Tari

Tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Peranan tari dalam kehidupan bermasyarakat antara lain yaitu21:

1. Sebagai sarana upacara : untuk memperingati upacara. 2. Sebagai sarana hiburan : untuk menghibur mesyarakat. 3. Sebagai saran penyaluran terapi : sebagai media penyembuhan. 4. Sebagai media pendidikan : berfungsi untuk mendidik.

5. Sebagai media pergaulan : untuk melibatkan beberapa orang. 6. Sebagai media pertunjukkan : menunjukkan kreativitas budaya

setempat. 7. Sebagai media katarsis : pembersih jiwa.

2.6. Kekompakan Gerak Tari pada Tari Kelompok

Tari merupakan sebuah gerakan yang indah dan mengandung banyak makna, yang dapat dilakukan baik perseorangan ataupun perkelompok. Tari yang dilakukan secara berkelompok disebut dengan tari kelompok. Tari kelompok merupakan tari yang dalam penyajiannya dibawakan oleh dua orang atau lebih (banyak penari) dan materi tari dibebankan untuk semua penari serta tanggungjawab penari dilakukan bersama. Dalam tari kelompok, unsur kekompakan sangatlah dibutuhkan sebab dari kekompakan itulah tarian dapat dibawakan secara baik dan sempurna, yang pada akhirnya akan mempengaruhi keindahan suatu tarian yang dibawakan.

21


(45)

25

Seindah dan sebaik apapun seorang individu membawakan sebuah tarian dalam tari kelompok, keindahan tari tersebut tidak akan dapat tersalurkan secara efektif ke orang-orang yang melihatnya bila tidak dibarengi dengan kekompakan gerak dengan penari yang lain dalam tari kelompok. Maka dari itu dibutuhkan kekompakan gerak antara penari yang satu dengan yang lain agar tarian yang dibawakan dalam tari kelompok dapat terlihat menyatu antara penari yang satu dengan penari yang lain.

Kekompakan suatu kelompok tari merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menampilkan sebuah tarian. Kekompakan suatu kelompok tari dapat terlihat dari keseragaman penari dalam bergerak, ketepatan waktu serta keseragaman dalam membentuk formasi.

2.7. Peran Komunikasi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok

Dalam seni tari, komunikasi berperan untuk menyampaikan pesan serta informasi yang diperlukan dalam kegiatan menari.Ada dua bentuk komunikasi yang dapat dilakukan dalam tari kelompok yaitu komunikasi kelompok dan komunikasi antarpribadi. Komunikasi kelompok yang dilakukan dalam tari kelompok yakni seperti seorang pelatih tari yang sedang melatih penari-penari asuhannya. Sedangkan untuk komunikasi antarpribadi umumnya dilakukan para penari secara spontan. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan dapat berupa percakapan ringan antar penari


(46)

26

pada saat menunggu latihan menari dimulai atau berupa kode-kode yang diberikan oleh seorang penari dalam kelompok.

Dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari kelompok sangatlah besar. Karena apabila informasi yang diterima para penari sama maka dapat berpengaruh ke sikap para penari, yang akhirnya dapat menimbulkan persamaan persepsi dalam benak penari sehingga tercipta keserempakan atau kekompakan gerak dalam tari berkelompok.

2.8. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok

Dalam seni tari, setiap tari kelompok yang sedang berlatih atau yang sedang melakukan pementasan pasti melakukan komunikasi kelompok. Tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok juga memegang peranan yang sama penting dengan komunikasi kelompok.Komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok dapat dilakukan pada saat sebelum menari, pada saat sedang menari ataupun setelah menari. Adapun peran komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok ialah22 :

a. Berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation) b. Menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi

c. Mengurangi ketidakpastian akan sesuatu

d. Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain

22


(47)

27

Dengan berkomunikasi antarpribadi maka hubungan kemanusiaan diantara penari dalam tari kelompok dapat meningkat, serta dapat membina hubungan yang baik sehingga menghindari dan mengurangi permasalahan yang timbul dalam tari kelompok.

2.9. Kerangka Pikir

Berkomunikasi sudah menjadi komoditas utama setiap manusia di dunia. Dengan komunikasi manusia dapat berinteraksi dengan lingkungannnya, baik itu dengan sesama manusia ataupun dengan makhluk lain. Dengan komunikasi pula manusia dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat serta diiringi dengan kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan ilmu komunikasi menjadi ilmu yang multidisiplin, artinya yaitu komunikasi tidak hanya dipakai dalam bidang sosial dan politik, tetapi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang yang lain. Salah satunya diterapkan pula dalam bidang seni, dimana dalam penelitian ini membahas tentang penggunaan komunikasi dalam bidang seni tari yaitu tari Saman.

Komunikasi memegang peranan penting dalam proses penyampaian pesan serta untuk membina hubungan sosial, agar tercipta pemahaman yang sama guna meningkatkan kekompakan gerak diantara para penari di dalam tari Saman, yang notabenya tari Saman merupakan sebuah tari berkelompok yang tentunya sangat menuntut tinggi sebuah kekompakan. Aspek komunikasi yang harus dilakukan untuk meningkatkan kekompakan gerak


(48)

28

antara para penari dalam tari Saman berlangsung dari tahap pra pementasan, proses pementasan, sampai pasca pementasan tari.

Sedangkan hubungan sosial yang dimaksud adalah hubungan kerjasama antara para penari dalam tari kelompok yang ditandai dengan tukar menukar pengetahuan, perilaku, perasaan, pikiran serta pengalaman antara penari yang satu dengan penari yang lain dengan menggunakan metode komunikasi yang sesuai sehingga para penari Saman dihadapkan pada situasi serta pertukaran pesan yang dapan menimbulkan hubungan sosial yang bermanfaat. Oleh sebab itu, komunikasi antarpribadi merupakan suatu metode paling efektif dalam pertukaran pesan, yakni perilaku yang menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.

Makna dari komunikasi antarpribadi itu sendiri yaitu untuk menciptakan kesamaan atau pemahaman yang sama diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi. Sedangkan tujuan dari proses komunikasi antarpribadi ini ialah untuk menumbuhkan serta meningkatkan kekompakan gerak para penari Saman. Komunikasi antarpribadi harus diterapkan dalam proses komunikasi antar penari Saman, sebab dengan berkomunikasi antarpribadi para penari dapat saling mengetahui kepribadian satu sama lain, sehingga tercipta saling pengertian diantara sesama penari yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu gerakan yang sama serta serempak.

Dengan adanya keterikatan yang terkait melalui komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para penari Saman guna meningkatkan kekompakan


(49)

29

gerak mereka, maka setiap penari Saman harus melakukan komunikasi antarpibadi yang baik dan efektif dengan penari Saman yang lain dalam kelompok, agar pesan yang disampaikan dapat tersalurkan sehingga mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkanyaitu terciptanya keserempakan atau kekompakan gerak dalam tarian.

Supaya komunikasi dapat berjalan secara efektif dan lancar antara para penari Saman, maka setiap penari haruslah bersikap yang baik dalam menjalankan perannya masing-masing. Dengan menyampaikan pesan yang mudah diterima oleh sesama penari saman dalam kelompok tari serta didukung dengan sikap bersahabat antara para penari, maka komunikasi antarpribadi dapat dengan mudah dilakukan.

Peningkatan kekompakan gerak penari pada tari Saman dimulai dengan berinteraksi ke sesama penari yang berguna untuk mencari bantuan dalam membuat serta menyampaikan pesan dan informasi yang tujuannya yaitu untuk memberi tahu, mengubah pikiran, perasaan dan tindakan penari lain. Dengan berkomunikasi antarpribadi dengan sesama penari dalam kelompok Saman diharapkan dapat menghasilkan suatu akibat atau efek yang sesuai dengan tujuan dari berkomunikasi antarpribadi tersebut. Berhasil atau tidak komunikasi antarpribadi dalam menyampaikan pesan kepada para penari dalam satu kelompok Saman sangat ditentukan dari kemampuan para penari dalam menyampaikan pesan serta intensitas para penari dalam berkomunikasi.


(50)

30

Terdapat sejumlah model atau teori untuk menganalisa hubungan antarpribadi. Dalam penelitian ini menggunakan model interaksional. Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.

Model interaksional yaitu memandang setiap hubungan antarpribadi sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling bergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan. Semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuannya. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sistem dan subsistem harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungannya (medan). Selain itu dalam model interaksional manusia dianggap lebih aktif. Menurut model interaksional para pesertanya adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima yang memiliki kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interaksional adalah umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan. Agar lebih mudah dalam memahami kerangka pikir ini, maka dapat dilihat dari bagan kerangka pikir berikut :


(51)

31

Bagan 1. Kerangka Pikir

Komunikator (penari Saman)

Komunikasi antarpribadi (verbal & nonverbal)

Persepsi (kesamaan makna)

Kekompakan gerak


(52)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia yang tidak pernah berkomunikasi selama hidupnya. Melalui komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat sebagai media bertukar pesan. Tanpa adanya komunikasi, maka akan sangat mungkin timbul kesalahpahaman dalam memberi ataupun menerima pesan atau informasi.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Pesan atau informasi yang dikomunikasikan pun tidak hanya terbatas pada pesan verbal saja, namun komunikasi dapat pula dilakukan secara nonverbal. Lasswell menyebutkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi. Pertama adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Kedua adalah upaya manusia untuk dapat


(53)

2

beradaptasi dengan lingkungannya. Dan ketiga adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.

Mengingat hakikat hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi yang sangat sering dilakukan tiap individu sebagai proses untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan individu lainnya maupun lingkungan sekitar yaitu komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back). Dalam definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi.

Dalam pengaplikasiannya, komunikasi antarpribadi banyak dipakai di segala aspek kehidupan. Salah satunya digunakan pula dalam bidang seni, sebab komunikasi antarpribadi dapat mengembangkan orang untuk saling mengetahui satu sama lain dengan lebih baik. Tidak hanya seni dalam bidang suara dan musik saja, namun dalam seni tari pun juga harus menggunakan komunikasi antarpribadi agar tercipta keserempakan gerak antar penari. Tari sebagai bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Hal itu pula yang juga dibutuhkan dalam tari Saman. Tari daerah yang berasal dari Aceh ini merupakan salah satu jenis tari yang sangat menuntut


(54)

3

kekompakan yang sangat tinggi antara gerak serta nyanyian. Hal ini dikarenakan posisi penari yang satu dengan yang lain saling berdempetan sehingga tidak adanya ruang atau celah antar penari. Selain itu keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dan penilaian dalam menampilkan tarian ini. Permasalahan timbul, ketika proses menari sedang dilakukan tidak terdapat koordinasi yang baik antar penari, yang disebabkan kurangnya pengetahuan para penari karena tidak ada atau kurang komunikasi antarpribadi para penari dalam satu kelompok, akibatnya tarian yang ditampilkan tidak serempak sehingga tidak tercipta kesempurnaan dan keindahan dalam tarian tersebut.

Berawal dari kecintaan peneliti akan seni tari khususnya tari Saman, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah mengenai peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari saman. Peneliti lebih memilih komunikasi antarpribadi dibanding jenis komunikasi yang lain dikarenakan kekuatan untuk mempersuasi dan menginformasikan pesan pada komunikasi antarpribadi lebih besar dibanding komunikasi yang lain dalam seni tari. Hal ini dapat terlihat dari sikap para penari yang lebih suka bertanya dan berlatih berdua dengan sesama penari yang dianggap lebih mahir dalam kelompok tari dibanding dengan pelatih tari. Alasan lain peneliti mengangkat tari Saman untuk diteliti dikarenakan dewasa ini banyak remaja Indonesia yang kurang mencintai seni tari tradisional. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya remaja atau siswa yang mempelajar itarian modern (modern dance) di sekolah atau sanggar tari dibanding menarikan tarian tradisional, salah satunya seperti tari Saman. Kurangnya kecintaan


(55)

4

remaja Indonesia terhadap budaya sendiri khususnya seni tari, membuat kekhawatiran penulis terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Selain sebagai pelestarian budaya daerah, alasan lain peneliti mengangkat tari Saman dalam penelitian ini yaitu untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat lampung mengenai tari Saman, karena cukup banyak masyarakat di Lampung yang belum mengetahui tentang tari Saman, padahal tari Saman sudah mulai banyak dikenal di beberapa negara lain, terbukti dari banyaknya video tentang tari Saman di internet yang ditarikan di luar negeri.

Peneliti memilih penari dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung karena ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung merupakan satu-satunya sekolah menengah tingkat pertama yang mempelajari tari Saman dan para penari yang notabennya masih berusia remaja tersebut merupakan generasi penerus dari pelestarian budaya tari Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya prestasi yang dimiliki oleh ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung membuat keingintahuan penulis tentang apakah ada peran komunikasi didalamnya. Sehingga peneliti merasa pentingnya peran komunikasi antarpribadi yang terjalin agar pemahaman antar penari bersifat sama dan memiliki pemaknaan yang sama pula, sehingga terciptalah suatu gerakan yang indah dan serempak.


(56)

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

“Bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai peran komunikasi antar pribadi dalam membangun kekompakan gerak


(57)

6

penari pada tari Saman sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.


(58)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi dengan kekompakan gerak penari pada tari Saman. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat 23

.

Sedangkan metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

23

Jalaluddin Rakhmat. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal. 22.


(59)

33

berbagai metode alamiah24. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.25

Penelitian deskriptif ini dipakai untuk meneliti objek dengan cara menuturkan, menafsirkan data yang ada, dan dalam pelaksanaannya melalui pengumpulan, penyusunan, analisa dan intepretasi data yang diteliti pada masa sekarang. Tipe penelitian deskriptif kualitatif ini dianggap sangat relevan untuk digunakan karena menggambarkan keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan secara jelas dan faktual tentang peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

3.2. Definisi Konsep

Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini dirumuskan definisi konseptual sebagai berikut :

1. Peran Komunikasi Antarpribadi

Peran adalah pembagian tugas yang memiliki fungsi serta tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi antarpribadi adalah interaksi antara dua orang

24

Lexi. J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 6.

25


(60)

34

atau sekelompok kecil individu baik secara verbal ataupun nonverbal yang dilakukan secara langsung atau menggunakan media perantara yang dapat dirasakan langsung efek timbal baliknya. Dalam penelitian ini, peran komunikasi antarpribadi yang dimaksud yaitu pembagian tugas dalam menyampaikan pesan yang bertujuan untuk menunjang atau mengisi kekosongan yang tidak didapatkan dalam komunikasi kelompok.

2. Kekompakan gerak penari

Kekompakan gerak penari adalah keseragaman atau keserempakan perpindahan tempat dan gerak seorang penari dengan penari yang lain, baik itu gerakan tangan, kaki, kepala dan sebagainya.

3. Tari Saman

Tari Saman adalah tarian aceh tepatnya berasal dari tanah gayo. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar atau bersaf, yang dipandu oleh seseorang yang disebut syekh. Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

3.3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu pada pengamatan mengenai peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan penari Saman dalam ekstrakurikuler seni tari


(61)

35

SMP Negeri 25 Bandar Lampung dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

3.4. Penentuan Informan

Teknik pemilihan informan adalah teknik purposive (disengaja). Teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu26.

Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan informan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek yang telah lama dan intensitas dengan satu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran perhatian peneliti.

2. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran.

3. Subjek yang mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk diminta keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian.

4. Subjek memiliki unsur kedekatan secara personal dan terlihat langsung hubungan antarpribadi yang terjadi.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan prariset yang dilakukan penulis, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu penari

26

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi. 2000. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Hal. 35.


(62)

36

Saman dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung sebanyak 3 orang dan 1 orang pelatih tari Saman SMPN 25 Bandar Lampung.

Alasan pemilihan informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan merupakan orang yang pernah menarikan tari Saman. 2. Informan mempunyai cukup informasi terkait dengan permasalahan. 3. Informan cukup mewakili anggota baru maupun anggota lama yang

masih aktif dan terkait penuh dalam kelompok tari Saman.

Apabila penulis merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan yang dimaksud, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan dalam penelitian ini.

3.5. Sumber Data

Lofland mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain27.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan cara menggali dan mengumpulkan informasi dari informan yang dianggap mengetahui segala permasalahan yang akan diteliti.

27


(63)

37

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur (buku, koran, majalah, artikel, dan lain-lain), dan internet.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data melalui :

1. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan peran komunikasi antar pribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

2. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang penting dalam penelitian ilmiah dengan melakukan pengamatan, pemilihan, pengubahan, pencatatan, pengodean serangkaian perilaku dan sebagainya secara langsung ke lokasi objek penelitian.

3. Dokumentasi dan Studi pustaka

Yaitu penggunaan bahan dokumenter yang diperoleh dari tempat tari atau penari yang menarikan tari Saman berupa data yang relevan dengan penelitian dan pengumpulan data dari berbagai literatur pendukung.


(64)

38

3.7. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan28. Dengan analisis ini diharapkan dapat menjawab dan memecahkan permasalahan yang ada dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan kesimpulan sesuai dengan kondisi yang ada.

Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dimana setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Display (Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

28

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 81-82.


(65)

39

3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia yang tidak pernah berkomunikasi selama hidupnya. Melalui komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat sebagai media bertukar pesan. Tanpa adanya komunikasi, maka akan sangat mungkin timbul kesalahpahaman dalam memberi ataupun menerima pesan atau informasi.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Pesan atau informasi yang dikomunikasikan pun tidak hanya terbatas pada pesan verbal saja, namun komunikasi dapat pula dilakukan secara nonverbal. Lasswell menyebutkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi. Pertama adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Kedua adalah upaya manusia untuk dapat


(2)

beradaptasi dengan lingkungannya. Dan ketiga adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.

Mengingat hakikat hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi yang sangat sering dilakukan tiap individu sebagai proses untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan individu lainnya maupun lingkungan sekitar yaitu komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back). Dalam definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi.

Dalam pengaplikasiannya, komunikasi antarpribadi banyak dipakai di segala aspek kehidupan. Salah satunya digunakan pula dalam bidang seni, sebab komunikasi antarpribadi dapat mengembangkan orang untuk saling mengetahui satu sama lain dengan lebih baik. Tidak hanya seni dalam bidang suara dan musik saja, namun dalam seni tari pun juga harus menggunakan komunikasi antarpribadi agar tercipta keserempakan gerak antar penari. Tari sebagai bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Hal itu pula yang juga dibutuhkan dalam tari Saman. Tari daerah yang berasal dari Aceh ini merupakan salah satu jenis tari yang sangat menuntut


(3)

kekompakan yang sangat tinggi antara gerak serta nyanyian. Hal ini dikarenakan posisi penari yang satu dengan yang lain saling berdempetan sehingga tidak adanya ruang atau celah antar penari. Selain itu keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dan penilaian dalam menampilkan tarian ini. Permasalahan timbul, ketika proses menari sedang dilakukan tidak terdapat koordinasi yang baik antar penari, yang disebabkan kurangnya pengetahuan para penari karena tidak ada atau kurang komunikasi antarpribadi para penari dalam satu kelompok, akibatnya tarian yang ditampilkan tidak serempak sehingga tidak tercipta kesempurnaan dan keindahan dalam tarian tersebut.

Berawal dari kecintaan peneliti akan seni tari khususnya tari Saman, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah mengenai peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari saman. Peneliti lebih memilih komunikasi antarpribadi dibanding jenis komunikasi yang lain dikarenakan kekuatan untuk mempersuasi dan menginformasikan pesan pada komunikasi antarpribadi lebih besar dibanding komunikasi yang lain dalam seni tari. Hal ini dapat terlihat dari sikap para penari yang lebih suka bertanya dan berlatih berdua dengan sesama penari yang dianggap lebih mahir dalam kelompok tari dibanding dengan pelatih tari. Alasan lain peneliti mengangkat tari Saman untuk diteliti dikarenakan dewasa ini banyak remaja Indonesia yang kurang mencintai seni tari tradisional. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya remaja atau siswa yang mempelajar itarian modern (modern dance) di sekolah atau sanggar tari dibanding menarikan tarian tradisional, salah satunya seperti tari Saman. Kurangnya kecintaan


(4)

remaja Indonesia terhadap budaya sendiri khususnya seni tari, membuat kekhawatiran penulis terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Selain sebagai pelestarian budaya daerah, alasan lain peneliti mengangkat tari Saman dalam penelitian ini yaitu untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat lampung mengenai tari Saman, karena cukup banyak masyarakat di Lampung yang belum mengetahui tentang tari Saman, padahal tari Saman sudah mulai banyak dikenal di beberapa negara lain, terbukti dari banyaknya video tentang tari Saman di internet yang ditarikan di luar negeri.

Peneliti memilih penari dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung karena ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung merupakan satu-satunya sekolah menengah tingkat pertama yang mempelajari tari Saman dan para penari yang notabennya masih berusia remaja tersebut merupakan generasi penerus dari pelestarian budaya tari Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya prestasi yang dimiliki oleh ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung membuat keingintahuan penulis tentang apakah ada peran komunikasi didalamnya. Sehingga peneliti merasa pentingnya peran komunikasi antarpribadi yang terjalin agar pemahaman antar penari bersifat sama dan memiliki pemaknaan yang sama pula, sehingga terciptalah suatu gerakan yang indah dan serempak.


(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

“Bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai peran komunikasi antar pribadi dalam membangun kekompakan gerak


(6)

penari pada tari Saman sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.