Kuta yang penghasilannya sebagain diberikan ke keluarga dan anak kedua duduk di kelas 1 SMP di Marga.
Pak Nyoman Suara sudah tidak di dampingi sang istri, istri beliau meninggal karena sakit pada tahun 2006, selain itu kakak kandung beliau yang belum menikah Bu Made Catru
tetap membantu menopang ekonomi keluarga dengan menjadi buruh panggul pengangkut pasir.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Bapak Nyoman Suara tidak memiliki penghasilan tetap karena pekerjaanya sebagai buruh bangunan yang hanya mendapat upah apabila ada proyek yang dikerjakan, sebagai
buruh bangunan beliau dibayar dengan kisaran harga Rp. 150.000,00 per harinya. Penghasilan keluarga juga ditopang oleh anak pertama beliau yang menjadi terapis di salah
satu Spa di daerah Kuta dengan penghasilan Rp. 1.500.000,00 per bulannyaiya membantu ekonomi keluarga dengan memberikan sebagian gajinya untuk keperluan rumah tangga dan
biaya adiknya sekolah, selain itu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari kakak kandung
beliau juga membantu dengan bekerja sebagai buruh panggul dengan kisaran pendapatan Rp.80.000,00 per hari
Selain dari pekerjaan sebagai buruh, pak yoman suara juga memiliki lahan pertanian seluas 17 are yang terletak di Br. Selanbawak Kaje, komoditas yang ditanam di lahan
pertanian tersebut adalah padi, akan tetapi hasil dari pertanian tersebut tidak untuk dijual melainkan konsumsi untuk keluarganya sendiri
1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1.2.2.1 Pengeluaran Sehari-hari
Pengeluaran dari keluarga Bapak Nyoman Suara sehari – harinya untuk kurang
lebih Rp 70.000,00, pengeluaran tersebut termasuk makan satu hari untuk 3 orang, bensin untuk bekerja dan sekolah, dan bekal anak kedua beliau yang masih duduk
di kelas 1 SMP, tapi terkadang terdapat juga keperluan yang tidak terduga yang membuat Pak Nyoman Suara harus menyisikan uangnya atau berhutang disana sini
1.2.2.2 Listrik dan Air
Selain pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, penghasilan yang didapatkan oleh keluarga Bapak I Nyoman Suara juga digunakan untuk membayar tagihan listrik
dan air tiap bulannya. Tiap bulannya, keluarga Bapak Nyoman membayar listrik sebesar Rp 23.000,00 sampai dengan Rp 30.000,- tergantung dari pemakaian.
Sedangkan untuk biaya air keluarga Bapak Nyoman Suara membayar Rp. 30.000,00 sampai Rp.35.000,00 sesuai dengan pemakaian,
1.2.2.3 Pendidikan
Pendidikan terakhir Bapak Nyoman Suara adalah STM dan almarhum Istrinya SMA, dan anak
– anak beliau keduanya sudah mengenyam pendidikan yang pertama sudah lulus SMA dan yang kedua masih duduk di kelas 1 SMP, jadi dapat dikatakan
kesadaran keluarga Pak Nyoman sudah tinggi akan pentingnya pendidikan guna meningkatkan taraf hidup kedepannya, dalam pemenuhan keperluan pendidikan
anak – anaknya Pak Nyoman Suara rajin mencarikan beasiswa untuk anak –
anaknya agar meringankan beban dalam membayar biaya pendidikan
1.2.2.4 Kesehatan
Di bidang kesehatan pengeluaran Bapak Nyoman Suara sudah dibantu oleh pemerintah dengan memiliki Askes warisan dari ayah beliau yang merupakan
veteran dan kartu Indonesia Sehat yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, progam pemerintah di bidang kesehatan ini sangat membantu keluarga Bapak
Nyoman Suara dalam menutupi keperluan keluarga dalam bidang kesehatan. Pengeluaran lain di bidang kesehatan tidak terlalu rutin tiap bulannya, jadi hal ini
tidak terlalu memberatkan perekonomian dari k eluarga Bapak Nyoman Suara
1.2.2.5 Rohani dan Sosial
Pengeluaran Bapak I Nyoman Suara kesehariannya untuk sarana persembahyangan kira-kira kurang lebih sebesar Rp 10.000,00 pengeluarannya ini
digunakan untuk membeli bunga untuk canang, dupa, serta sarana persembahyangan lainnya. Namun terkadang juga bisa lebih dari nominal tersebut
apalagi jika pada saat tertentu seperti Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon dan Rahinan lainnya. Sedangkan untuk keperluan Odalan dirumah biaya yang
dikeluarkannya adalah setiap bulan atau ada iuran untuk odalan di pura - pura tidaklah menentu dimana kisarannya dari Rp 100.000,00 hingga Rp 250.000,00.
Untuk biaya dimasyarakat untuk keperluan sosialnya Bapak Nyoman membayar
iuran Rp 10.000,00 per bulannya yang dibayarkan pada saat rapat banjar
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH