25
∑ Y = an + b∑X + c∑X
2
∑XY = a∑X + b∑X
2
+ c∑X
3
∑X
2
Y = a∑X
2
+ b∑X
3
+ c∑X
4
2.5
Keterangan : 1. X = unit periode waktu pengamatan Untuk n = ganjil misal n = 3 maka : X1 = -1 ; X2 = 0 ; X3 = 1
Untuk n = genap misal n = 2 maka : X1 = -1 ; X2 = 1 2. Y = data kepadatan pelanggan sebenarnya per 100 penduduk
Dengan cara mengeliminasi ketiga persamaan tersebut diatas, maka diperoleh konstanta a, b, dan c sehingga Y’ variabel tak bebas hasil ramalan berupa
kepadatan pelanggan dapat diperoleh.
d. Prediksi pelanggan dengan Metode Trend Eksponensial
Bentuk persamaan metode Trend Eksponensial : Y’ = a.b
X
2.6 Dimana :
Y’ = variabel tak bebas hasil ramalan kepadatan pelanggan
X = variabel bebas berupa periode waktu
a, b, dan c = konstanta dihitung dari data sample deret berkala Bentuk persamaan metode Trend Eksponensial tersebut dapat diubah menjadi
bentuk persamaan linier sebagai berikut : Y’ = a.b
X
........ Log Y’ = log a.b
X
Log Y’ = log a + log b
X
Log Y’ = log a + X log b 2.7
26
Bila log Y’ = Yo ; log a = a
o
dan log b = bo, maka persamaan Trend Eksponensial tersebut menjadi :
Yo’ = a
o
+ b
o
.X 2.8
Sehingga :
10
X b
a
Y
2.9 Konstanta-konstanta ao dan bo dapat dicari dengan cara eliminasi kedua persamaan
di bawah ini : ∑ Y
= a .n + b
∑X ∑XY
= a ∑X + b
∑X
2
Y = log Y
2.10
Keterangan : 1. X = unit periode waktu pengamatan Untuk n = ganjil misal n = 3 maka : X1 = -1 ; X2 = 0 ; X3 = 1
Untuk n = genap misal n = 2 maka : X1 = -1 ; X2 = 1 2. Y = data kepadatan pelanggan sebenarnya per 100 penduduk
e. Langkah-langkah dalam prediksi pelanggan
Tahapan dalam prediksi pertambahan jumlah pelanggan adalah sebagai berikut : Dari data jumlah penduduk dari tahun ke tahun serta jumlah pelanggan yang
ada dari tahun ke tahun dapat ditentukan kepadatan pelanggan sebenarnya per 100 penduduk untuk daerah yang direncanakan. Persamaan yang digunakan :
Kepadatan pelanggan tahun ke-n =
100 n
- ke
ahun penduduk t
n -
ke tahun
pelanggan x
2.11
27
Kepadatan pelanggan yang diperoleh dari persamaan diatas digunakan sebagai variabel Y yang digunakan sebagai acuan dalam perhitungan untuk metode
Trend Linier, Kuadratik maupun Eksponensial untuk mencari variabel Y’ variabel tak bebas hasil ramalan.
Ketiga metode tersebut dicoba satu per satu untuk dibuktikan metode mana yang paling sesuai untuk dipakai dalam prediksi pelanggan., dimana dipilih
yang mempunyai selisih jumlah sekecil mungkin antara kepadatan pelanggan sebenarnya dengan kepadatan hasil perhitungan.
Setelah metode ditetapkan, maka dapat digunakan persamaannya dalam menentukan kepadatan pelanggan untuk prediksi hingga tahun ke-n sesuai
kebutuhan perencanaan yang akan diterapkan sampai berapa tahun. Prediksi pertambahan jumlah penduduk hingga tahun ke-n dihitung secara
terpisah. Persamaannya adalah sebagai berikut : Pn = Po 1 + h
n
2.12 Keterangan :
Pn = prediksi jumlah penduduk hingga tahun ke-n Po = jumlah penduduk tahun ke-0 tahun yang dijadikan sebagai acuan
h = laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun Sehingga prediksi pertambahan jumlah pelanggan hingga tahun ke-n dapat
diperoleh. Persamaannya adalah sebagai berikut : Prediksi pelanggan tahun ke-n =
n
P x
100 n
- ke
tahun pelanggan
kepadatan
2.13 Jumlah pelanggan hasil prediksi yang diperoleh akan dibagi luas wilayah dari
daerah layanan untuk memperoleh jumlah pelanggan per kilometer persegi.
28
2.4.2 Perhitungan Pertumbuhan Penduduk
Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk sama untuk setiap tahunnya, untuk memprediksi jumlah penduduk di masa
mendatang dapat digunakan rumus :
�
= +
�
2.14 Dimana:
�
= Jumlah penduduk total setelah tahun ke-t = Jumlah penduduk saat perencanaan
= Laju pertumbuhan penduduk = Jumlah tahun prediksi
2.4.3 Perhitungan Jumlah Pengguna Seluler
Dengan asumsi teledensitas sebesar x, maka perhitungan jumlah pengguna seluler dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
= � ∗
�
2.15 Dimana:
= Jumlah Pengguna Seluler
�
= Teledensitas Pengguna Seluler
�
= Jumlah Penduduk setelah tahun ke-t
29
2.4.5 Teori Trafik Trafik didefinisikan sebagai jumlah dari data atau banyaknya pesan
messages pada suatu sirkuit selama suatu periode waktu tertentu. Pengertian trafik disini termasuk hubungan antara kedatangan panggilan call ke perangkat
telekomunikasi dengan kecepatan perangkat tersebut memproses panggilan sampai panggilan tersebut berakhir. Besaran dari trafik telekomunikasi diukur dengan
satuan waktu, sedangkan nilai trafik dari suatu kanal adalah banyaknya lamanya waktu pendudukan pada kanal tersebut. Sedangkan kapasitas trafik adalah
kemampuan yang diberikan oleh suatu teknologi atau suatu BTS untuk menampung trafik komunikasi yang terjadi. Definisi dari kepadatan trafik yaitu tingkat
kesibukan suatu komunikasi yang terjadi dengan nilai yang bervariasi, tergantung lingkungannya. Satuan untuk variable trafik adalah Erlang. 1 Erlang didefinisikan
sebagai jumlah trafik yang berlangsung ketika 1 pelanggan menduduki 1 kanal percakapan selama 1 kurun waktu rujukan detik, menit, atau jam.
�� � � �
=
�
2.16
dimana : A
= besarnya intensitas trafik Erlang V
= volume trafik menit T
= periode pengamatan menit
Jika diasumsikan setiap pelanggan membangkitkan trafik sebesar β Erlang maka trafik total yang dibangkitkan oleh semua pelanggan adalah sebesar :
T = P � A �
−
2.17
30
dimana : T
= total trafik yang dibangkitkan semua pelanggan seluler E P = jumlah pelanggan seluler
A = intensitas trafik yang dibangkitkan setiap pelanggan seluler E
2.4.5 Perhitungan Kapasitas Trafik Layanan GSM
Untuk mengetahui kapasitas suatu BTS dalam melayani pelanggan, maka hal yang harus diperhatikan adalah mengetahui berapa jumlah TRx Transmitter
dan Receiver yang digunakan dalam tiap sektornya. Perhitungan yang digunakan adalah perhitungan secara teoritis karena kondisi di lapangan akan sangat
tergantung dengan kondisi jaringan dan perilaku pelanggan. Dengan asumsi tiap BTS menggunakan antena sektoral, maka dalam satu
menara memiliki 3 sektor dalam setiap BTS yang akan dikalkulasi kapasitasnya. Setiap TRx yang digunakan akan mampu meng-handle 8 timeslot, masing-masing
timeslotkanal ini akan diduduki oleh satu panggilanpembicaraan pelanggan. Jika operator menggunakan konfigurasi 4x4x4, maka tiap sektor di isi dengan 4 TRx
sehingga perhitungan bisa dilakukan sebagai berikut: 1 sektor terdiri atas 4 TRx
1 TRx terdiri atas 8 timeslot Sehingga 4 TRx menghasilkan 8 x 4 = 32 timeslot
Sebagai catatan penting, setiap sektor membutuhkan 1 kanal BCCH Broadcast Control Channel dan 1 kanal SDCCH Standalone Dedicated Control
Channel yang berguna dalam broadcast sinyal dan juga mengatur panggilan setiap
31
pelanggan. Jadi, 1 sektor yang terdiri atas 4 TRx mampu melayani 32 – 2 = 30
panggilan secara teoritis. Maksud dari istilah kapasitas secara teoritis di sini karena masih ada faktor interference, blocking, congestion, dan sebagainya.
Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan BTS dalam suatu wilayah adalah sebagai berikut:
= �
2.18
dimana : B
= Jumlah kebutuhan BTS T
= Total trafik yang dibangkitkan semua pelanggan seluler E A
BTS
= Kapasitas satu BTS E
2.5 Perhitungan Jari-jari Sel
Jari-jari sel diperhitungkan untuk mengetahui coverage suatu BTS dan juga untuk mendapatkan nilai jumlah eNode B yang diperlukan untuk mencakup seluruh
area Kota Denpasar, adapun persamaannya adalah Irawan, dkk, 2009 :
6 ,
2 L
r
2.19
2.6 MAPL Maximum Allowable Path Loss
Maximum Allowable Path Loss merupakan nilai maksimum dari nilai propagasi antara perhitungan nilai dari perangkat eNode B dan mobile station, yang
mana nilai perhitungan MAPL ini dibagi menjadi dua untuk arah MAPL uplink dan downlink. Yang mana nilai uplink digunakan untuk menentukan nilai maksimum
32
redaman propagasi dari mobile station ke eNode B, dan nilai downlink merupakan nilai maksimum redaman propagasi dari eNode B ke mobile station agar tetap dapat
melayani keperluan dari komunikasi untuk seluruh user dalam suatu cakupan daerah. Nilai MAPL untuk arah uplink dan downlink sistem LTE dapat dilihat pada
tabel 2.3 dan tabel 2.4 dibawah ini Usman,U.K, dkk, 2011.
Tabel 2.3 Perhitungan MAPL Arah Downlink 3GPP, t.t
Parameter Nilai
Transmitter – eNode B
a. Tx Power
dBm b.
Tx Antenna Gain dBi
c. Transmit Array gain
dB d.
Data Channel Power Loss Due to Pilot dB
e. Cable Loss
dB f.
EIRP a+b+c-d-e dBm
Receiver – UE
g. Antenna Gain
dBi h.
Body Loss dB
i. Receiver Noise Figure
dB j.
Thermal Noise Density dBmHz
k. Receiver Interference Density for Data
Channel dBHz
l. Total Noise Plus Interference Density for
Data Channel 10log 10i+j10 +
10k10 dBmHz m.
Occupied Channel Bandwidth for Data Channel
Hz
n. Effective Noise Power for Data Channel
l + 10 logm dBm o.
Required SNR for the Data Channel dB
p. Receiver Implementation Margin
dB
33
q. H-ARQ Gain for Data Channel
dB r.
Receiver Sensitivity for Data Channel n + o + p
– q dBm s.
Hardware link budget for Data Channel f + g
– r dB t.
Log Normal Shadow Fading Deviation dB
u. Shadow Fading Margin for Data Channel
dB v.
Diversity Gain dB
w. Penetration Margin
dB x.
Other Gain dB
MAPL s
– u + v – w + x – h dB
Tabel 2.5 Perhitungan MAPL Arah Uplink 3GPP, t.t
Parameter Nilai
Transmitter – UE
a. Tx Power
dBm b.
Tx Antenna Gain dBi
c. Transmit Array gain
dB d.
Data Channel Power Loss Due to Pilot dB
e. Cable Loss
dB f.
EIRP a+b+c-d-e dBm
Receiver – eNode B
g. Antenna Gain
dBi h.
Body Loss dB
i. Receiver Noise Figure
dB j.
Thermal Noise Density dBmHz
k. Receiver Interference Density for Data
Channel dBHz
l. Total Noise Plus Interference Density for
Data Channel 10log 10i+j10 +
10k10 dBmHz
34
m. Occupied Channel Bandwidth for Data
Channel Hz
n. Effective Noise Power for Data Channel
l + 10 logm dBm o.
Required SNR for the Data Channel dB
p. Receiver Implementation Margin
dB q.
H-ARQ Gain for Data Channel dB
r. Receiver Sensitivity for Data Channel
n + o + p – q dBm
s. Hardware link budget for Data Channel
f + g – r dB
t. Log Normal Shadow Fading Deviation
dB u.
Shadow Fading Margin for Data Channel dB
v. Diversity Gain
dB w.
Penetration Margin dB
x. Other Gain
dB MAPL
s – u + v – w + x
– h dB
Dari tabel diatas bisa dilihat parameter untuk perhitungan MAPL, berikut penjelasan dari masing-masing parameter diatas, yang bisa dilihat pada tabel 2.6
Tabel 2.6 Deskripsi Parameter Arah Downwlink dan Uplink
Parameter Deskripsi
a. Tx Power
daya pancar
maximum yang
ditransmisikan oleh base station atau mobile station
b. Tx Antenna Gain
nilai penguat yang dimiliki oleh masing- masing antena, dimana nilai tersebut
tergantung pada tipe perangkat dan frekuensinya
c. Transmit Array Gain
Penguatan karena penggunaan multiple- antena array di pemancar
35
d. Data Channel Power Loss Due
to Pilot Loss daya karena adanya sinyal pilot
e. Cable Loss
redaman yang terjadi antara base station dan antena konektor, yang mana nilai
redaman akan
tergantung terhadap
spesifikasi perangkat jenis kabel f.
EIRP Effective
Isotropic Radiated Power
nilai daya pancar dari antena
g. Receiver Antenna Gain
besar penguat antena yang diterima
h. Body Loss
rugi-rugi yang
disebabkan karena
interaksi dengan user i.
Receiver Noise Figure nilai gangguan, dimana nilai tersebut
akan tergantung terhadap implementasi desain
rangkaian elektronik
pada receiver base station
j. Thermal Noise Density
besar noise alami, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus : N = 10 log
kTB k.
Receiver Interference Density for Data Channel
Densitas interferensi penerima untuk kanal data
l. Total Noise Plus Interference
Density for Data Channel Total densitas noise ditambah interferensi
untuk kanal data m.
Occupied Channel Bandwidth for Data Channel
Bandwidth kanal yang digunakan untuk data
n. Effective Noise Power for Data
Channel Daya noise efektif untuk kanal data
o. Required SNR for the Data
Channel Signal Noise Ratio, yang nilai tersebut
akan bergantung terhadap modulasi dan data rate yang digunakan.
36
p. Receiver
Implementation Margin
margin yang sampai pada penerima pada saat implementasi
q. H-ARQ Gain for the Data
Channel Hybrid Automatic Request merupakan
gabungan dari Automatic Requst AR dengan Error Corection EC yang
berfungsi untuk melakukan pengiriman kembali pada saat ada kerusakan paket
saat pengiriman r.
Receiver Sensitivity for Data Channel
nilai sensitivitas minimum yang dapat diterima
s. Hardware Link Budget for
Data channel perangkat
yang digunakan
dalam perhitungan link budget
t. Log Normal Shadow Fading
Deviation nilai standar deviasi untuk log normal
shadow margin u.
Shadow Fading Margin for Data channel
rugi-rugi yang diakibatkan dari fading
v. Diversity Gain
gain yang dapat dihasilkan karena menggunakan
sistem antena
space diversity
w. Penetration Margin
rugi-rugi dari margin x.
Other Gain nilai penguat yang diakibatkan dari
perangkat lain
2.7 EIRP Effective Isotropic Radiated Power