36
p. Receiver
Implementation Margin
margin yang sampai pada penerima pada saat implementasi
q. H-ARQ Gain for the Data
Channel Hybrid Automatic Request merupakan
gabungan dari Automatic Requst AR dengan Error Corection EC yang
berfungsi untuk melakukan pengiriman kembali pada saat ada kerusakan paket
saat pengiriman r.
Receiver Sensitivity for Data Channel
nilai sensitivitas minimum yang dapat diterima
s. Hardware Link Budget for
Data channel perangkat
yang digunakan
dalam perhitungan link budget
t. Log Normal Shadow Fading
Deviation nilai standar deviasi untuk log normal
shadow margin u.
Shadow Fading Margin for Data channel
rugi-rugi yang diakibatkan dari fading
v. Diversity Gain
gain yang dapat dihasilkan karena menggunakan
sistem antena
space diversity
w. Penetration Margin
rugi-rugi dari margin x.
Other Gain nilai penguat yang diakibatkan dari
perangkat lain
2.7 EIRP Effective Isotropic Radiated Power
EIRP adalah Power efektif yang dipancarkan pada sisi antena. EIRP dapat dihitung menggunakan persamaan berikut Wardhana,2011:
37
a. Perhitungan EIRP
EIRP = Ptx + Gtx – Loss system
2.20 Dimana :
EIRP : Effective Isotropic Radiated Power dBm. Ptx
: Daya transmitter dBm. Gtx
: Gain pada antena Transmitter dB. Loss : Loss pada konektor Transmitter dB.
b. Perhitungan Parameter Sensitivity Receiver SR
T f
N N
SNR SR
2.21
Dimana : SNR : Signal to Noise Ratio dB.
N
f
: Noise Figure receiver dB. N
T
: Thermal Noise dB. c.
Perhitungan MAPL MAPL = EIRP - SR + GRx - LossRx - Fade Margin
2.22 Dimana :
EIRP : Effective Isotropic Radiated Power dBm.
SR : Sensitivity Receiver dBm.
GRx : Gain antena pada receiver dB.
LossRx : Loss pada receiver dB.
Fade Margin : Batas fading sinyal yang diterima dB.
38
2.8 Model Propagasi Walfisch-Ikegami
Model Walfisch-Ikegami adalah model propagasi empiris untuk area urban yang dapat digunakan baik untuk makrosel maupun mikrosel. Parameter-parameter
yang berhubungan dengan model walfisch-ikegami dapat diilustrasikan pada gambar 1. Model walfisch-Ikegami dapat dibagi menjadi 2 kasus, yaitu LOS Line
Of Sight dan NLOS Non Line Of Sight. Formula redaman lintasan untuk kondisi LOS dapat dirumuskan pada persamaan berikut:
LLOS [dB] = 42.6 + 26 log10 d + 20 log10 f 2.23
Dengan d adalah jarak km dan f adalah frekuensi MHz. Formula redaman lintasan untuk kondisi NLOS dapat dirumuskan pada persamaan
berikut: L = Lfsl + Lrts + Lmsd
2.24 Model Walfisch-Ikegami valid untuk kondisi:
f = Frekuensi 800 - 2000 MHz Hbts = Tinggi antenna BTS 4
– 50 m Hms = Tinggi antenna MS 1
– 3 m d = Jarak antara MS dan BTS 20
– 5000 m
39
Gambar 2.7 Model Welfisch Ikegami Mufti,
w = lebar jalan m, hm= tinggi ms m,
ϕ= sudut orientasi jalan derajat, hb= tinggi BTS m,
hroof = tinggi rata-rata bangunan m, d= jarak MS-BTS km,
b= jarak antar bangunan m, f= frekuensi MHz,
Redaman lintasan dalam kondisi NLOS, Free space loss dinyatakan pada persamaan berikut :
Lfsl = 32,45 + 20 log10 d + 20 log10 f 2.25
d = Jarak MS-BTS km, f = Frekuensi MHz
Lrts = −16.9 + 10 log10 w+20 log10w + 20 log10hroof – hm + Lori 2.26 Lori = −10 + 0.354ϕ : untuk 0⁰ ≤ ϕ 35⁰
2.27
40
2.5 + 0.075 ϕ − 35 : untuk 35⁰ ≤ ϕ 55⁰
2.28 4.0 − 0.114ϕ − 55 : untuk 35⁰ ≤ ϕ 90⁰
2.29 Lmsd = LBSH + ka + kd log10 d+ kf log10 fc− 9log10 b
2.30 kf =
− + ,
�� 9 5
− : Untuk kota sedang 2.31
− + ,
�� 9 5
− :Untuk daerah metropolitan 2.32
LBSH = 18xlog10 1 hr - hm : hb hr
2.33 Ka = 54 : hb hr
2.34 Kd = 18 : hb hr
2.35 18
– 15ΔhbΔhr : hb ≤ hr 2.36
2.9 Fuzzy C-Means