air keperluan sehari-hari Bapak I Made Tangsi menggunakan air PAM, lalu untuk mandi keluarga memiliki satu kamar mandi pribadi yang digunakan secara bergantian.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi Keluarga Dampingan dijelaskan menjadi dua pokok yaitu pendapatan keluarga dan pengeluaran keluarga.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Bapak I Made Tangsi sebagai salah satu keluarga kurang mampu yang termasuk dalam daftar Dusun Kauh, Desa Getasan. Bapak I Mde Tangsi dulu pernah menginjak bangku SD
sampai kira-kira kelas dua, namun pendidikan beliau terpaksa terhenti dikarenakan sekolah tempat beliau menuntut ilmu dihancurkan oleh penjajah. Kemudian anaknya I Made Narka
yang saat ini tinggal bersama Bapak I Made Tangsi juga berpedidikan terakhir hanya sampai SD, hal tersebut membuat mereka tidak mempunyai banyak pilihan pekerjaan.
Pendapatan keluarga Bapak I Made Tangsi saat ini didapatkan dari penghasilan anaknya I Made Narka yang bekerja sebagai buruh batu sikat dan dari menantunya yang
bekerja sebagai petani dan juga membuat orderan canang untuk sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan Bapak I Made Tangsi memiliki penyakit katarak pada kedua matanya dan hernia
ditambah kondisi pendengaran Bapak I Made Tangsi yang kurang jelas, kondisi kesehatan Bapak I Made Tangsi yang kurang baik tidak memungkinkan Bapak I Made Tangsi untuk
bekerja keras mengingat usianya pun sudah menginjak 86 tahun. Kepala keluarga I Made Narka berprofesi sebagai buruh batu sikat hanya dapat
penghasilan 100ribu perharinya, penghasilan yang didapat tidaklah cukup untuk membiayai keperluan pokok maupun biaya pendidikan anak-anaknya. Sehingga keluarga Bapak I Made
Tangsi harus mencari pekerjaan sampingan lainnya demi memenuhi kebutuhan keluarga. Menantu Bapak I Made Tangsi yaitu Ni Ketut Suati juga memiliki pekerjaan serabutan yaitu
membuat orderan canang serta membantu di lahan, rata-rata penghasilan yang diperoleh adalah 35 ribu perharinya dari membuat ceper canang. Penghasilan dari Ni Ketut Suati paling
tidak hanya cukup untuk membeli bahan makanan untuk keluarga sehari-hari.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Adapun rincian pengeluaran keluarga Bapak I Made Tangsi adalah sebagai berikut: a.
Kebutuhan sehari – hari Pengeluaran utama keluarga Bapak I Made Tangsi adalah untuk biaya hidup sehari
– hari sebagai berikut:
Belanja perhari : Rp. 25.000 x 30 hari = Rp. 750.000.-
Listrik : Rp. 60.000bulan
= Rp. 60.000,- Air PAM
: Rp 80.000bulan = Rp. 80.000,-
Total = Rp. 890.000 Pengeluaran keluarga Bapak I Made Tangsi untuk makan sehari-harinya memang
sangat minim dan bahkan tidak menentu. Oleh karena itu, untuk makan sehari-hari biasanya keluarga ini mengandalkan bantuan beras miskin raskin dari pemerintah walaupun
dapatnya tidak menentu, hal ini karena sudah sekitar dua tahun lahan di daerah tersebut kering dan tidak dapat ditanam apapun sehingga lahan tersebut tidak bisa menghasilkan padi
seperti biasanya dan keluarga tidak bisa menggunakan beras dari hasil lahan pertanian yang dimiliki.
b. Kesehatan
Untuk biaya kesehatan, keluarga Bapak I Made Tangsi sejauh ini masih kurang mendapat bantuan dari pemerintah pusat, maupun pemerintah kabupaten. Bantuan yang
didapat hanya sekedar pengecekan kesehatan biasa, hal inilah yang menyebabkan penyakit katarak dan gangguan pendengaran yang diderita Bapak I Made Tangsi semakin parah. Untuk
penyakit hernia sudah sempat diperiksakan ke rumah sakit, namun pihak rumah sakit menyarankan untuk tidak dioperasi mengingat usia Bapak I Made Tangsi yang sudah tua
sehingga kondisi beliau sulit untuk penyembuhan luka. c.
Sosial Mengenai biaya sosial keluarga Bapak I Made Tangsi menganggarkan hanya 15 ribu
rupiah perbulan untuk keperluan sangkep banjar yang dilakukan menantunya, di luar itu keluarga Bapak I Made Tangsi tidak menganggarkan dana, karena tergantung keadaan dari
keluarga. Jika benar-benar sedang tidak memiliki uang maka beliau terpaksa tidak ikut menyumbang, membayar iuran dsb. Karena pihak banjar pun mengetahui bahwa Bapak I
Made Tangsi tidak mampu untuk membayar.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH