2.1.3 Kesehatan
Untuk biaya kesehatan keluarga Bapak I Made Tangsi hanya mengandalkan pemeriksaan dari puskesmas yang ada di Desa Getasan, tidak jarang jika Bapak I Made
Tangsi sakit beliau akan diajak ke pusksemas untuk disuntik dan itu mengeluarkan dana sekitar 20 ribu rupiah. Untuk masalah penyakit katarak dan hernia yang di deritanya bapak I
Made Tangsi hanya menggunakan JKBM untuk berobat, walaupun menggunakan JKBM menurut keluarga beliau sampai sekarang untuk katarak belum juga bisa diambil tindakan
karena keterbatasan biaya.
2.1.4 Sosial
keluarga Bapak I Made Tangsi menganggarkan hanya 15 ribu rupiah perbulan untuk keperluan sangkep banjar yang dilakukan menantunya, di luar itu keluarga Bapak I Made
Tangsi tidak menganggarkan dana, karena tergantung keadaan dari keluarga. Jika benar-benar sedang tidak memiliki uang maka beliau terpaksa tidak ikut menyumbang, membayar iuran
dsb. Karena pihak banjar pun mengetahui bahwa Bapak I Made Tangsi tidak mampu untuk membayar.
2.2 Masalah Prioritas
Berdasarkan identifikasi permasalahan keluarga Bapak Bapak I Made Tangsi di atas serta analisis KUWAT Kesempatan, Uang, Waktu, Alat, dan Tenaga, maka diprioritaskan
beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Kesulitan Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Pangan Pokok
Hal ini merupakan permasalahan yang menjadi prioritas utama dari penulis. Karena kecilnya penghasilan yang diperoleh oleh keluarga ini, maka untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari – hari terutama bahan pangan pokok seperti beras, minyak, dan gula dirasakan
cukup sulit.
2.2.2 Masalah Pekerjaan
Dalam segi pekerjaan masalah keluarga Bapak I Made Tangsi adalah pilihan lapangan pekerjaan yang tersedia. Sebaiknya bagi masyarakat yang memilki tingkat pendidikan rendah
oleh pemerintah pusat atau daerah seharusnya diberikan kursus atau keterampilan khusus sehingga dapat bersaing di dunia kerja tanpa melihat dari segi pendidikan. Hal tersebut
karena anak kedua beliau yaitu I Made Narka masih kesulitan mendapatkan pekerrjaan karena hanya tamatan Sekolah Dasar SD.
2.2.3 Masalah Kesehatan Keluarga
Penyakit Kronis yang melanda Bapak I Made Tangsi ialah penyakit katarak, hernia dan juga gangguan pendengaran dimana penyakit ini semakin parah karena usia Bapak I Made
Tangsi yang sudah masuk lanjut usia Lansia penyakit katarak dan hernia hanya bisa di sembuhkan dengan operasi, sedangkan biaya yang akan di keluarkan saat operasi cukup
tinggi dan pendapatan sehari harinya pun kurang memadai untuk mengadakan operasi, maka penyakit katarak yang di derita Bapak I Made Tangsi belum bisa disembuhkan. Sedangkan
untuk penyakit hernia yang diderita Bapak I Made Tangsi tidak dioperasi karena dokter menyarankan untuk tidak mengoperasinya mengingat usia Bapak I Made Tangsi yang sudah
lansia.
BAB III USULAN SOLUSI MASALAH
3.1 Program
Adapun program yang dilaksanakan untuk menangani permasalahan yang ada di keluarga Bapak I Made Tangsi adalah sebagai berikut :
3.1.1 Program Solusi Masalah Ekonomi
Dari uraian permasalahan ekonomi keluarga dampingan telah diketahui bahwa penghasilan keluarga ini masih kurang. Untuk itu penulis memberikan masukan dan saran
mengenai pengelolaan keuangan yang lebih baik dengan mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga agar tetap stabil dan menyisihkan sebagian pendapatannya
untuk di tabung. Keluarga Bapak I Made Tangsi dapat memanfaatkkan LPD atau koperasi yang terdapat di desa. Selain I Made Narka dapat mulai mengenalkan atau mempromosikan
secara luas untuk jasa pemasangan batu sikat dan penjualan ceper canang sehati-hari. Di samping itu penulis juga memberikan bantuan berupa sembako dan alat alat mandi yang
bertujuan untuk membantu meringankan beban keluarga Bapak I Made Tangsi.
3.1.2 Program Peningkatan Pekerjaan
Solusi yang dapat diberikan penulis adalah memotivasi anak beliau yaitu I Made Narka dan menantunya Ni Ketut Suati dalam mempromosikan jasa yang mereka miliki
3.1.3 Program Peningkatan Kesehatan
Dalam segi kesehatan, tingkat kesehatan keluarga Bapak I Made Tangsi cukup baik. Meskipun mempunyai penyakit kronis keluarga Bapak I Made Tangsi tetap secara rutin
memeriksakan sakit yang diderita ke puskesmas Desa Getaan dan tetap meminum obat yang disediakan pihak medis. Namun ada baiknya jika keluarga mulai mengusulkan ke Desa agar
bisa diberikan rujukan untuk mendapat pengobatan-pengobatan yang lebih memadai. Dan penulis tetap menyarankan agar keluarga Bapak I Made Tangsi selalu menerapkan pola hidup
bersih dan sehat, hal tersebut dapat dimulai dengan menjaga kebersihan tubuh maupun lingkungan. Menjaga kebersihan tubuh dapat dilakukan dengan mandi yang teratur dan
bersih, rajin sikat gigi dan mencuci tangan. Melihat kondisi desa yang dingin menjaga tubuh tetap hangat sangat penting agar tidak terkena penyakit seperti pilek, flu atau batuk. Menjaga
kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan rumah tetap bersih dan nyaman, membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah antara sampah organik
dan anorganik.