Kajian Teori KAJIAN PUSTAKA

cakupannya luas dan lebih modern. Penelitian ini akan mengelompokkan penggunaan penanda referensi pada portal berita Viva.co.id. Penanda referensi itu akan dianalisis penggunaannya. Hal itu dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah portal berita seluas dan sebesar Viva.co.id memiliki kekayaan kosakata yang luas juga untuk variasi pendanda referensi dalam beritanya atau tidak.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Wacana Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap Mulyana 2005: 1. Hasan Alwi, dkk 2000: 41 menjelaskan pengertian wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Wacana menjadi baik ketika hubungan bentuk kohesi dan hubungan makna koherensi mengikat kalimat kalimat secara utuh dan padu. Henry Guntur Tarigan 1987: 27 mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Wacana dapat dikatakan utuh jika mengandung topik yang sedang dibahas, sedangkan kepaduannya dapat diidentifaksi dari kalimat kalimat pembangunnya tersusun secara teratur dan sistematis. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan gramatikal tertinggi yang mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau pikiran melalui bahasa lisan atau tulis yang disusun secara sistematis dan berkesinambungan. 2.2.2 Klasifikasi Wacana Sebagai satuan gramatikal tertinggi yang mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau pikiran, wacana memiliki klasifikasi yang berdasar pada bentuk, media penyampaian, sifat, cara pengungkapan, jumlah penutur dan isi. a. Berdasarkan Bentuk Mulyana 2005: 48-50 menjabarkan wacana menjadi wacana naratif, wacana prosedural, wacana serimonial, wacana ekspositori, wacana hortatori, wacana dramatik, dan wacana epistoleri. b. Berdasarkan Media Penyampaian Berdasarkan media penyampaiannya, wacana dapat dipilah menjadi dua, yaitu wacana tulis dan wacana lisan Mulyana 2005: 51-52. c. Berdasarkan Sifat Berdasarkan sifatnya, wacana dapat dibagi menjadi wacana nonfiksi dan fiksi Junaiyah, dan E. Zainal Arifin 2008: 76. d. Berdasarkan Cara Pengungkapan Berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan, wacana dapat dibedakan menjadi wacana langsung dan wacana tidak langsung Kridalaksana , 1993: 231. e. Berdasarkan Jumlah Penutur Berdasarkan jumlah penutur yang ikut berperan di dalamanya, wacana dapat dibedakan menjadi wacana monolog, wacana dialog, dan wacana polilog Junaiyah dan E. Zainal Arifin, 2008: 71-72 f. Berdasarkan Isi Mulyana 2005: 56-63 menjabarkan wacana berdasarkan isi menjadi wacana politik, wacana sosial, wacana ekonomi, wacana budaya, wacana militer, wacana hukum dan kriminalitas, dan wacana olahraga dan kesehatan. 2.2.3 Viva.co.id Viva.co.id adalah portal yang melayani informasi dan berita dengan mengutamakan kecepatan serta kedalaman. Media online ini diperbaharui selama 24 jam dalam sepekan, dan secara kreatif mengawinkan teks, foto, video dan suara http:news.viva.co.idpagestentangkami. Dikutip dari situsnya, viva.co.id berupaya menerapkan standar jurnalisme berkualitas dalam meliput peristiwa nasional dan internasional. Selain hadir di layar komputer pribadi, media ini bisa diakses melalui telepon seluler atau PDA. Viva.co.id bergerak di bawah naungan PT. Viva Media Baru, anak perusahaan PT Visi Media Asia Tbk. Mereka juga mengelola dua stasiun televisi di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di sebelumnya, viva.co.id adalah portal yang menghubungkan ke situs yang lainnya, antara lain Berita, Bola, Life, Blog, Forum, Otomotif, dan Video. Rubrik Fokus yang akan diteliti terdapat dalam Berita, atau bisa langsung diakses lewat http:fokus.news.viva.co.id . Rubrik Fokus berisi berita-berita yang sedang disoroti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.2.4 Referensi Martutik 2001: 30 menjelaskan bahwa dalam sintaksis, referensi adalah hubungan antara kata-kata dengan informasi yang telah atau akan disebutkan. Dalam semantik, referensi megacu pada hubungan antara benda atau hal di dunia nyata dengan simbol atau ungkapan kebahasaannya. Mulyana 2005: 15 mengatakan bahwa referensi adalah hubungan antarkata dengan benda orang, tumbuhan, sesuatu lainnya yang dirujuknya. Referensi merupakan perilaku pembicara atau penulis. Jadi, yang menentukan referensi suatu tuturan adalah pihak pembicara sendiri sebab hanya pihak pembicara yang paling mengetahui hal yang diujarkan dengan hal yang dirujuk oleh ujarannya. Dalam analisis wacana, putusan untuk memilih satu jenis ungkapan di antara sekian kemungkinan memerlukan pertimbangan atau seperti yang dinyatakan Yule 2006:28, harus didasarkan pada asumsi penutur terhadap apa yang sudah diketahui pendengar. Oleh karenan itu referensi benar-benar terkait dengan penuturnya dan diperlukan kerja sama antara penutur dan mitra tutur agar pemilihan referensi dapat dinyatakan sukses. Menurut Ramlan 1993: 12 yang dimaksud referensi penunjukan adalah penggunaan kata atau frasa untuk menunjuk atau mengacu kata, frasa, atau mungkin juga satuan gramatikal yang lain. Dengan demikian, dalam penunjukan terdapat dua unsur, yaitu unsur penunjuk dan unsur tertunjuk. Kedua unsur itu haruslah mengacu pada referen yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sumarlam 2003: 23 mengungkapkan bahwa referensi pengacuan adalah salah satu kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain satuan acuan lain yang mengikuti atau mendahuluinya. Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis: 1 pengacuan endofora apabila acuannya satuan lingual yang diacu berada atau terdapat di dalam teks wacana itu, dan 2 pengacuan eksofora apabila acuannya berada atau terdapat di luar teks wacana. Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa referensi adalah salah satu kohesi gramatikal yang mengacu pada satuan gramatikal yang lain. 2.2.5 Jenis Referensi Referensi biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu eksofora dan endofora Martutik, 2001: 34. Endofora terbagi menjadi anafora dan katafora. a. Eksofora Eksofora merupakan referensi yang acuannya di luar konteks linguistik yang digunakan hal 34. Hal serupa juga dijelaskan oleh Junaiyah dan E. Zainal Arifin 2008: 14-15 bahwa eksofora relasi pada hal yang ditunjuk atau diinterpretasi bergantung pada konteks situasional. Contoh: Ini buku kamu Sambil menunjuk buku yang ada di meja. Kata ini merujuk pada sebuah buku yang tergeletak di atas meja. Acuan ini tidak disebutkan dalam pembicaraan atau dengan kata lain ungkapan linguistik untuk buku yang tergeletak di atas meja belum munculdituturkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Endofora Endofora merupakan referensi yang acuannya ada dalam teks yang dibicarakan atau disebutkan. Endofora itu meliputi anafora dan katafora. Anafora merupakan referensi yang acuannya telah disebutkan, sedangkan katafora mempunyai referensi yang acuannya akan disebutkan hal 35. Hal serupa dijelaskan oleh Dajajasudarma 1994: 51 bahwa anafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan terdahulu, sedangkan katafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan kemudian. Contoh Pangeran Sule pada suatu hari tengah melakukan perjalanan ke hutan untuk berburu bersama rombongan pengawal istana. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang pria yang sudah tidak asing dalam pandangannya. Pangeran Sule gemetar karena pria itu adalah Pangeran Andre, saudara tiri yang berusaha ia singkirkan dari daftar pewaris tahta kerajaan “Opera van Java.” Kata ia pada contoh merupakan anafora yang merujuk pada Pangeran Sule yang namanya telah disebut sejak awal, sedangkan kata bercetak miring adalah katafora yang merujuk pada Pangeran Andre yang baru disebut pada akhir teks. 2.2.6 Tipe Referensi Halliday dan Hasan dalam Hartono 2000: 147-151 membagi referensi menjadi tiga tipe, yaitu: 1 referensi personal, 2 referensi demonstratif, dan 3 referensi komparatif. a. Referensi Persona Referensi persona mencakup ketiga kelas kata ganti diri yaitu kata ganti orang I, kata ganti orang II, dan kata ganti orang III, termasuk singularis dan pluralisnya. Referensi persona direalisasikan melalui pronomina persona kata ganti orang. Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang. Pronomina persona dapat mengacu pada diri sendiri pronominal persona pertama, mengacu pada orang yang diajak bicara pronomina persona kedua, atau mengacu pada orang yang dibicarakan pronomina persona ketiga hal 147. 1 Persona Pertama Persona pertama tunggal dalam bahasa indonesia adalah saya, aku, dan daku. Pronomina persona aku mempunyai variasi bentuk –ku dan ku-. Penggunaan persona pertama tunggal tampak pada kalimat berikut. Contoh: Kado buat adik, aku buat seindah mungkin. Saya tidak tahu mengenai masalah kecelakaan tadi pagi Menurutku andi memang anak yang pandai. Di samping persona pertama, di dalam bahasa Indonesia juga mengenal persona pertama jamak, yaitu kami, dan kita. Kalimat berikut mengandung persona pertama jamak. Contoh: Kami semua adalah tulang punggung bangsa. Kita harus mampu bersaing dengan bangsa lain dalam teknologi. 2 Persona Kedua Persona kedua mempunyai beberapa wujud, yaitu engkau, kamu, anda, dikau, kau-, dan mu-. Persona kedua mempunyai bentuk jamak engkau dan sekalian. Persona kedua yang memiliki variasi bentuk hanyalah engkau dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kamu. Bentuk terikat itu masing-masing adalah kau- dan mu-. Berikut ini kutipan kalimat yang menggunakan persona kedua. Contoh: Kau bagaikan matahari di dalam hatiku. Apakah anda mengenal orang ini? Ada keperluan apa engkau datang malam ini? 3 Persona Ketiga Ada dua macam persona ketiga tunggal, 1 ia, dia, atau –nya, dan 2 beliau. Adapun persona ketiga jamak adalah mereka. Berikut ini kalimat yang menggunakan persona ketiga. Contoh: Mereka adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kakaknya telah meninggal dunia setahun yang lalu karena kecelakaan. Beliau terkenal menjadi pengarang sejak remaja. b. Referensi Demonstratif Pronomina penunjuk demonstratif dalam bahasa Indonesia ada empat macam, yaitu 1 pronomina penunjuk umum ini dan itu mengacu pada titik pangkal yang dekat dengan penulis, ke masa yang akan datang, atau mengacu ke informasi yang disampaikan oleh penulis, 2 pronomina penunjuk tempat pronomina ini didasarkan pada perbedaan titik pangkal dari pembicara: dekat sini, agak jauh situ, dan jauh sana, 3 pronominal penunjuk ihwal titik pangkal perbedaannya sama dengan penunjuk lokasi dekat begini, jauh begitu dan menyangkut keduanya demikian, dan 4 penunjukan adverbia titik pangkal acuannya terletak pada tempat anteseden yang diacu, ke belakang tadi dan berikut, ke depan tersebut hal 150. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Kridalaksana 1994: 92. Ia menjelaskan bahwa demonstrativa adalah jenis yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu anteseden di dalam maupun di luar wacana. Dari sudut bentuk, dapat dibedakan antara 1 demonstrativa dasar, seperti itu dan ini, 2 demontrativa turunan, seperti berikut, sekian, 3 demonstrativa gabungan seperti di sini, di situ, di sana, ini itu, di sana-sini atau dalam rangkuman sebelumnya masuk dalam kategori kata ganti tempat, ikhwal, dan adverbia. Sumarlam 2003: 25 membagi pengacuan demonstratif kata ganti penunjuk menjadi dua, yaitu pronomina demonstratif waktu temporal dan pronomina tempat lokasional. Pronomina demonstratif waktu ada yang mengacu pada waktu kini seperti kini dan sekarang, lampau seperti kemarin dan dulu, akan datang seperti besok dan yang akan datang, dan waktu netral seperti pagi dan siang. Sementara itu, pronomina demonstratif tempat ada yang mengacu pada tempat atau lokasi yang dekat dengan pembicara sini, ini, agak jauh dengan pembicara situ, itu, jauh dengan pembicara sana, dan menunjuk tempat secara eksplisit Surakarta, Yogyakarta Contoh: Ini salah kamu Pergi sana Tadi pagi banyak pengendara motor yang menerobos lampu merah. Di sini tersedia voucher isi ulang elektronik downloaddesain.com, 24072015. Sesuai dengan tradisi umat Islam, orang yang sudah meninggal akan sesegera mungkin untuk dimandikan, dikafani, lalu dishalatkan sebelum dikuburkan. Begitu juga dengan Raja Abdullah, selepas kepergiannya para kerabat dan keluarga Raja Abdullah dengan segera memandikan, mengkafani, dishalatkan dan kemudian dibawa ke peristirahatannya yang terakhir. Sungguh pemakaman yang sangat sederhana bagi seorang Raja, pemimpin negara sekaligus orang terkaya di Saudi. Namun, hal ini memang bukanlah hal yang aneh mengingat dalam hukum Islam juga di ajarkan demikian. Nazar dalam Makintau.com, 22072015 c. Referensi Komparatif Referensi komparatif dalam bahasa Indonesia berkenaan dengan perbandingan dua maujud atau lebih, meliputi tingkat kualitas atau intensitasnya dapat setara atau tidak setara. Tingkat setara disebut tingkat ekuatif, tingkat yang tidak setara dibagi menjadi dua yaitu tingkat komparatif dan tingkat superlatif. Tingkat ekuatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau mirip. Tingkat komparatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang kurang. Tingkat superlatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang paling tinggi di antara adjektiva yang dibandingkan hal 151. Contoh: Mobilku warnanya sama persis dengan punyamu. Tapi soal kecepatan, mobilku lebih cepat dari mobilmu. Teknologi mesin mobilku adalah teknologi paling mutakhir. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM.

0 0 10

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI PADA RUBRIK “SENYUM SANG SUFI” HARIAN UMUM SOLOPOS EDISI NOVEMBER-JANUARI 2008/2009.

0 0 8

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK MINGGUAN INTERMEZZO SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS MARET-JUNI 2010.

0 1 12

ANALISIS PENANDA KOHESI REFERENSI PADA WACANA Analisis Penanda Kohesi Referensi Pada Wacana Ah…Tenane Dalam Surat Kabar Harian SoloPos Edisi Bulan Oktober 2011.

0 0 14

ANALISIS PENANDA KOHESI REFERENSI PADA WACANA Analisis Penanda Kohesi Referensi Pada Wacana Ah…Tenane Dalam Surat Kabar Harian SoloPos Edisi Bulan Oktober 2011.

0 0 10

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR Analisis Penanda Hubungan Konjungsi Subordinatif Pada Rubrik Fokus Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2.

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Penanda Hubungan Konjungsi Subordinatif Pada Rubrik Fokus Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2.

0 4 7

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR Analisis Penanda Hubungan Konjungsi Subordinatif Pada Rubrik Fokus Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2.

0 4 14

REFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 Referensi Demonstratif Pada Rubrik Kisah Sahabat Dalam Majalah Nurani Edisi September 2011.

0 0 17

REFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 Referensi Demonstratif Pada Rubrik Kisah Sahabat Dalam Majalah Nurani Edisi September 2011.

0 1 17