Media dan Konstruksi Realitas

20 7. Sebagai pembicara atau partner yang memiliki informasi dalam percakapan yang merespons pertanyaan dalam cara interaktif semu.

2. Media dan Konstruksi Realitas

Pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengkonstruksi realitas. Isi media merupakan hasil para pekerja media mengonstruksikan berbagai realitas yang dipilihnya di antara berbagai realitas yang ada. Fakta bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang telah dikonstruksikan. Menurut Tuchman pembuatan berita di media pada dasarnya tak lebih dari penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita Sobur, 2009:88 Sobur 2009:91 menjelaskan bahwa istilah konstruksi realitas menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Tomas Luckmann 1966 melalui bukunya The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge. Dalam buku tersebut mereka menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya dimana individu secara intens menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar terjadi. Berger dan Luckmann menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman kenyataan dan pengetahuan. Mereka mengartikan realitas 21 sebagai kualitas yang terdapat dalam realitas-realitas yang diakui memiliki keberadaan being yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata real dan memiliki karakteristik secara spesifik. Sobur, 2009:91. Media adalah agen konstruksi. Dalam pandangan positivis, media dilihat murni sebagai saluran, tempat bagaimana transaksi pesan dari semua pihak yang terlibat dalam berita. Pandangan ini melihat media bukan sebagai agen, melainkan hanya sebagai saluran dan sarana yang netral. Sedangkan dalam pandangan konstruksionis, media dilihat sebaliknya. Media bukanlah sekedar saluran yang bebas, media juga sebagai subjek yang mengkonstruksi realitas, lengap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas Eriyanto, 2002:23. Konstruksi sosial media massa atas realitas sosial terjadi dalam dua kategorisasi proses. Pertama, kategorisasi membangun konstruksi sosial, dan kedua, kategorisasi membangun citra media. Membangun konstruksi sosial terdiri dari tahap menyampaikan materi, sebaran konstruksi, pembentukan konstruksi, konfirmasi, dan perilaku keputusan konsumen. Sedangkan kategorisasi membangun citra media adalah proses mediasi yang mengubah citra cerita iklan ke dalam citra media massa Bungin, 2008:vii. 22 Peter L Berger dan Luckmann Bungin, 2008:195-200 menjelaskan bahwa proses konstruksi realitas dibagi menjadi empat tahap. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Tahap menyiapkan materi konstruksi Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada di setiap media massa. Ada tiga hal penting dalam tahapan ini yakni: keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan semua kepada masyarakat, dan keberpihakan kepada kepentingan umum. Dalam menyampaikan materi konstruksi, media massa memosisikan diri pada tiga hal tersebut, namun pada umumnya keberpihakan kepada kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan meningat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang harus menghasilkan keuntungan. 2. Tahap sebaran konstruksi Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa dalah semua informasi harus sampai pada khalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca. 3. Tahap pembentukan konstruksi realitas Pembentukan konstruksi berlangsung melalui: 1 konstruksi realitas pembenaran; 2 kesediaan dikonstruksi oleh media massa; 3 menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif. 23 Pembentukan konstruksi citra merupakan bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi, dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini berbentuk dalam dua model: model good news dan model bad news. 4. Tahap konfirmasi Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi akan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini pelu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan- alasannya konstruksi sosial.

3. Surat Kabar

Dokumen yang terkait

Analisis Framing Pemberitaan Program Deradikalisasi Terorisme Di Kompas.Com

0 9 112

TERORISME(Analisis Isi Pemberitaan Aksi Terorisme dan Upaya Kepolisian dalam Perburuan TERORISME DAN PEMBERITAAN MEDIA LOKAL (Analisis Isi Pemberitaan Terorisme dan Upaya Kepolisian dalam Pemburuan Terorisme dalam SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Bernas Peri

0 2 21

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme di Surakarta Pada Headline Terorisme Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012).

0 1 15

Daftar Pustaka: Terorisme Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012).

0 1 4

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Terorisme Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012).

0 3 14

CITRA UMS DALAM HARIAN CITRA UMS DALAM HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR (Analisis Framing Pemberitaan Harian Solopos dan Joglosemar dalam Kasus Dugaan Terorisme di UMS).

0 1 18

PENDAHULUAN CITRA UMS DALAM HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR (Analisis Framing Pemberitaan Harian Solopos dan Joglosemar dalam Kasus Dugaan Terorisme di UMS).

0 5 44

DAFTAR PUSTAKA CITRA UMS DALAM HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR (Analisis Framing Pemberitaan Harian Solopos dan Joglosemar dalam Kasus Dugaan Terorisme di UMS).

0 2 4

CITRA UMS DALAM HARIAN CITRA UMS DALAM HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR (Analisis Framing Pemberitaan Harian Solopos dan Joglosemar dalam Kasus Dugaan Terorisme di UMS).

0 2 18

TERORISME DALAM BINGKAI BERITA (Studi Analisis Framing Pemberitaan Bom Panci Istana 2016 dalam Koran Tempo Periode 10-19 Desember 2016) - UNS Institutional Repository

0 0 15