seperti Zainul Muflihin dalam Tesisinya :”Pendidikan anak dalam al- Quran” dimana Peneliti haya fokus pada nilai dan metode sementara unsur-
unsur lain seperti pendidik, anak didik, interaksi dengan anak didik, lingkungan dan sub-sub lainya menurutnya belum tersentuh, dengan
demikian penelitian ini masih layak untuk dilakukan.
E. Kajian Teori
1. Metode dan strategi
Metode berasal dari bahasa Yunani “metoda” yang memiliki dua suku kata yaitu meta yang berarti “melalui” dan “hodos” yang berarti
“jalan atau cara”. Jadi metode adalah cara yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
23
Menurut Muhibbin Syah, metode adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan fakta-fakta dan konsep-konsep secara
sistematis.
24
Cara yang ditempuh adalah cara yang paling tepat efektif dan cepat efisien.
25
Shalih Abdul Aziz menyatakan metode pendidikan merupakan sarana dan alat yang dalam peraktekanya diharapkan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan.
26
Ali Khalil mengatakan bahwa metode pendidikan merupakan sejumlah kegiatan yang dilakukan pendidik dalam rangka menggairahkan
23
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1996, hlm. 16.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004, cet. Ke-9, hlm. 201.
25
Ahmad Tafsir, Metodologi PengajaranAgama Islam Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004, hlm. 9.
26
Shalih Abdul Aziz, al-Tarbiyah wa Turuq al Tadris, Kairo: Daar al-Ma’aarif, 1991,
hlm. 149.
dan mengaktifkan anak didik dalam berbuat, sehingga menimbulkan kesan terhadap peserta didik tentang apa yang ia pelajari dalam setiap kondisi.
27
Ada aksentuasi berbeda antara metode pendidikan Islam dengan metode pendidikan pada umumnya. Aksentuasi tersebut terletak pada
sumber dimana metode itu diambil. Metode pendidikan Islam hanya bisa gali dan diambil dari al-Qur’an dan As-Sunnah.
28
Dalam mengajarkan nilai menurut Sumitro akan lebih sesuai jika digunakan metode pemberian contoh dan nasehat. Sedangkan dalam
mentransfer pengetahuan
dan keterampilan,
disamping dengan
memberikan contoh, juga dapat menggunakan metode diskusi, pemecahan masalah, tanya jawab, dan metode-metode lainyang dianggap relevan.
29
Dalam kamus bahasa Indonesia, strategi, metode dan taktik memiliki arti yang sama yaitu : “rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran tertentu”.
30
2. Keberhasilan
Strategi atau metode pendidikan Nabi Ibrahim dapat dikatakan berhasil dengan dasar sebagai berikut:
27
Ali Khalil Abu Al-Anain, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah, fi al-Qur’an al-karim,
Bairut: Daar-al-Fikr al-Arabi, 1980, hlm. 218.
28
Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani, trj. Abdul Hayyie al-Kattani,
Jakarta:Gema Insani Press, 1995, hlm. 53.
29
Sumitro et.al., Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta, t.t, hlm. 77.
30
Dedi Sugono, Meity Taqdir Qodratillah, Cormentyna, dkk, Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta: Depdiknas,2008, hlm. 952, 1376-1377, 1420.
1. Pemberitaan Allah tentang sesuatu yang terjadi di dalam Al-Quran,
memiliki beberapa manfaat, antara lain untuk diambil sebagai pelajaran dan peringatan, untuk disebut agar dicela atau dipuji.
2. Penyebutan Allah atas sifat-sifat orang yang berbahagia dan sengsara
memiliki faedah antara lain: a.
Sifat yang Allah sifati dengannya orang-orang yang baik, menunjukkan bahwa Allah cinta dan ridha kepadanya, dan itu
merupakan sifat terpuji. b.
Sifat yang Allah sifati dengannya orang-orang yang jelek, menunjukkan bahwa Allah benci kepadanya, dan itu tercela.
c. Allah memuliakan para wali-walinya dengan pujian yang baik
diantara para manusia, itu menunjukkan ganjaran baik yang disegerakan -seperti pujian terhadap Nabi Ibrahim dengan ungkapan
: “ keselamatan atas Ibrahim”, “Sungguh ia adalah orang yang beriman”, Sungguh ia dalah orang yang baik”.- ini menunjukkan
pujian atas nabi Ibrahim yang menunjukkan keberhasilannya dalam melakukan amalan-amalan baik, sehingga ia pantas untuk diberikan
ganjaran baik, karena ganjaran yang baik tidaklah diberikan kecuali karena keberhasilan dan kesuksesan dalam melakukan perkara yang
besar dan luar biasa. dan Allah menghinakan musuh-musuhnya dengan celaan, menunjukkan akibat jelek yang disegerakan –seperti
celaan kepada Fir’aun dengan ungkapan zhalim dan sombong.
Sehingga ia desegerakan ganjaran jelek atasnya dengan didekatkan panasnya api neraka kekuburnya.
31
d. Anjuran untuk mencontoh orang-orang baik dan berlomba-lomba
dalam mengikutinya, dan memotivasi untuk lebih bersemangat dalam melakukan perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang yang
baik. e.
Mencintai perbuatan kebaikan yang dilakukan oleh orang baik, dan membenci perbuatan maksiat, karena pengaruhnya yang tidak baik
atas pelakunya. f.
Seseorang jika melihat perbuatan baik yang dilakukan oleh orang- orang baik dan ia tidak mampu melakukan seperti yang dilakukan,
maka wajib atasnya untuk meremehkan dan menghinakan dirinya, karena dengan seperti ini menunjukkan ada kebaikan pada dirinya,
sebagaimana jika ia melihat dirinya dengan pengelihatan kesombongan dan keangkuhan menunjukkan kerusakan dan
kebinasaan dirinya.
32
g. Pemberian ni’mat dan kebaikan, diangkatnya malapetaka, dibukanya
pintu kesulitan, ini semua menunjukkan rahmat, kemuliaan dan kedermawanan Allah.
h. Pemberian kemuliaan dan pahala disisi Allah menunjukkan
keridha’an Allah dan kecintaa-Nya, yang tidak lain sebabnya adalah
31
Q.S Ghafir: 46.
32
Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Taisir al-Karim Ar-Arahman fi Tafsir Kalam al- Mannan, Lubnan, Bairut: Al-Rayan Institution Publishers, 2012, hlm. 35.
amal shalih dari ketakwaan, perbuatan baik, dan mengikuti Rasulullah.
33
Karena Allah mensifati Nabi Ibrahim dengan sifat yang baik, memujinya diantara para wali-walinya, dan anjuran untuk
mencontoh dan mengikutinya, pemberian kemulian dan ganjaran baik disisinya bagi orang yang mengikutinya, merupakan bukti yang
sangat kuat akan keberhasilannya disisi Allah. 3.
Pendidikan Islam Dalam pengertian secara bahasa pendidikan diartikan sebagai
sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan manusia. atau ia merupakan
serangkaian perbuatan yang mencakup hal, cara, atau proses mendidik.
34
Dalam Undang-undang Repulik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
35
Hasan Langgulung mengartikan pendidikan sebagai suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan
33
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Aqidah Tauhid, 1413H1993M, hlm. 53.
34
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 3 hlm. 232.
35
Undang-undang Republik IndonesiaNo. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 beserta Penjelasannya, Jakarta: Cemerlang, 2003, hlm. 3.
pola-pola tingkah laku tertentu.
36
Atau sutu proses spiritual, akhlak, intelektual, dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan
memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.
37
Menurut an-Nahlawi pendidikan Islam tidak lain merupakan proses pembinaan, pengembangan, dan pengamalan Islam syari’at itu sendiri.
Tidak ada pertentangan antara pendidikan Islam dengan muatan yang terdapat dalam syari’at. Pendidikan Islam dapat mengantarkan manusia
pada perilaku-perilaku dan perbuatan-perbuatan yang tidak melanggar syrari’at atau ketetapan hukum Allah.
38
Adapun kata “Islam” yang menjadi imbuhan pada kata “Pendidikan Islam” menunjukkan warna, model, bentuk dan ciri bagi pendidikan
tersebut, yakni pendidikan yang bernuansa Islam, yang secara psikologis kata tersebut mengindikasikan adanya suatu proses untuk mencapai sebuah
nilai, sehingga mengkonotasikan kepada perilaku yang bernilai, bermoral, berakhlak, dan menjauhi selainya.
39
4. Nilai
36
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989, hlm.
32.
37
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1993,
hlm. 62.
38
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Dirumah, Sekolah dan Masyarkat, terj.
Shibauddin, Jakarta:Gema Insani, 1983,cet. Ke-2, hlm. 25-27.
39
H.M. Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif al-Qur’an, Yogyakarta: Penerbit Mikraj,
2005, hlm. 54.
Dalam kamus bahasa Indonesia nilai diartikan sebagai sifat-sifat penting dan berguna bagi kemanusiaan.
40
Sedangkan menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thaha mengartikan nilai sebagai seuatu yang
bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar salah yang menuntut pembuktian empirik,
melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.
41
Chabib Thoha mengungkapkan bahwa nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu sistem kepercayaan yang telah berhubungan
dengan subjek yang member arti manusia yang menyakini.
42
Menurut Soekanto, nilai merupakan konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai baik dan buruk.
43
Nilai juga berarti tingkahlaku, keadilan, kebenaran, dan efisiensi yang mengikat manusia dan selayaknya
dijalankan dan dipertahankan
44
F. Metode Penelitian