1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era reformasi masalah pendidikan menjadi salah satu persoalan yang sangat perlu diperhatikan. Pada masa ini ada kecenderungan pemerintah
dan masyarakat lebih terkonsentrasi memperhatikan persoalan politik. Untuk itu, perlu kiranya masalah pendidikan segera diangkat kembali menjadi persoalan
yang harus diperhatikan secara serius. Pendidikan dapat menjadi penyebab keterpurukan suatu bangsa.
Kenyataan membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang kondisi pendidikannya sangat memprihatinkan dibandingkan dengan negara-
negara lain, termasuk di Asia Tenggara. Kenyataan tersebut mengakibatkan kualitas sumber daya manusia kita tidak mampu bersaing di pasar kerja.
Secara nasional lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan formal yang lebih tinggi mencapai kurang lebih 34 Data
Depdiknas; 2003. Di Kabupaten Purworejo terutama di daerah pinggiran banyak masyarakat yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan
setelah lulus SMP. Situasi tersebut disebabkan oleh terutama masalah ekonomi. Banyak orangtuawali siswa SMP yang terkena pemutusan
hubungan kerja PHK sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan. Lebih khusus lagi masalah transportasi untuk menjangkau sekolah di kota. Dilihat
dari biaya transportasi ke kota sebagian besar siswa lulusan SMP di sekitar 1
2
tiga wilayah kecamatan Purworejo, Kaligesing, dan Bagelen mengalami kesulitan Rp 4.000,00hari. Selain itu tempat tinggal siswa yang sebagian
besar di daerah pegunungan harus berjalan kaki antara 30-60 menit menambah kesulitan anak.
Ledakan lulusan SMP dan daya tampung SMK terbatas menjadi salah satu pertimbangan perlunya mendirikan SMK. SMK Kecil menjadi salah satu
pilihan karena adanya tuntutan persaingan dan kualitas tenaga kerja. Selain itu, dana yang terbatas akan sedikit terjawab oleh adanya SMK Kecil.
Kebijakan pemerintah untuk menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK Kecil merupakan
langkah positif dan perlu didukung. Untuk itu, sebagai langkah konkret lebih lanjut, sangat diperlukan komitmen yang mantap mengelola SMK Kecil
tersebut. Sampai tahun 20032004 di Kabupaten Purworejo terdapat 10
sepuluh SMA negeri dan 4 empat SMK negeri. Keempat SMK negeri tersebut terletak di tengah kota. Ada belasan SMK swasta tetapi sebagian
besar kondisinya kurang baik. Berdasarkan pada program pemerintah pusat Depdiknas, pada tahun 20042005 pemerintah Kabupaten Purworejo
mendirikan 4 empat SMK Kecil. Tiga buah SMK Kecil Negeri dan satu buah SMK Kecil Swasta. SMK Kecil Negeri ada di SMP Negeri dan SMK
Kecil Swasta yang ada di Pondok Pesantren. SMK Negeri 6 adalah SMK Kecil pada SMP Negeri 11 Purworejo. SMK Negeri 7 adalah SMK Kecil
pada SMP Negeri 36 Purworejo. SMK Negeri 8 adalah SMK Kecil pada SMP
3
Negeri 28 Purworejo. Adapun satu-satunya SMK Kecil Swasta ada pada Pondok Pesantren Nur Ussalaf Purworejo. Semua SMK Kecil tersebut
terletak di pinggir kotajauh dari pusat kota. Kebijakan Bupati Purworejo, 2004.
SMP Negeri 36 Purworejo menjadi salah satu pilihan tempat berdirinya SMK Kecil, karena pertimbangan hasil studi kelayakan. Secara
geografis SMP Negeri 36 Purworejo terletak di segitiga kecamatan Purworejo, Kaligesing, dan Bagelen, jauh dari kota 7-9 km, daerah
pegunungan, sosial ekonomi masyarakat kurang, mata pencaharian masyarakat sebagian besar bertani dan berkebun. Melihat perkembangan anak
di SMP menunjukkan berpotensi untuk maju dibuktikan dengan peringkat SMP yang ada pada urutan 16-19 di tingkat kabupaten dari 40 SMP Negeri.
Di wilayah segitiga kecamatan baru ada sebuah SMK Swasta dahulu SMEA dengan program Bisnis Manajemen dan Akuntansi.
Manajemen yang optimal harus menjadi budaya di sekolah. Seluruh unsur dan komponen sumber daya manusia yang terkait dalam penyelenggaraan
pendidikan SMK Kecil pada SMP Negeri 36 Purworejo harus memiliki komitmen yang tinggi. Komitmen untuk menciptakan iklim kerja yang
kondusif, sehingga menghasilkan kinerja yang baik, efektif, dan profesional.
B. Pembatasan Masalah