E. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang didefinisikan di sini ada kaitannya dengan kemampuan analisis hubungan matematis.
1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan siswa dalam mengenali dan mengendalikan emosi diri, mengenali emosi orang lain, dan menjalin relasi
dengan orang lain pada saat sedang beraktivitas matematika. 2.
Motivasi Motivasi adalah dorongan dari dalam diri siswa yang memunculkan energi
untuk mempelajari matematika. 3.
Minat Minat adalah keinginan yang kuat dari dalam diri siswa untuk mempelajari
matematika. 4.
Pemaduan kecerdasan emosional, motivasi, dan minat adalah upaya menggabungkan kecerdasan emosional, motivasi, dan minat di dalam proses
pembelajaran matematika. 5.
Kemampuan Analisis Hubungan Matematis Kemampuan analisis hubungan matematis adalah kemampuan siswa dalam
menguraikan suatu masalah matematis ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan di antara bagian-bagian tersebut.
6. Pembelajaran konvensional plus adalah pembelajaran melalui pemaduan
kecerdasan emosional, motivasi, dan minat.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kemampuan analisis hubungan matematis siswa SMP
terbangun melalui pemaduan kecerdasan emosional, motivasi, dan minat. 2.
Pengembangan kemampuan analisis hubungan matematis siswa SMP terbangun melalui kecerdasan emosional.
3. Pengembangan kemampuan analisis hubungan matematis siswa SMP
terbangun melalui motivasi. 4.
Pengembangan kemampuan analisis hubungan matematis siswa SMP terbangun melalui minat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang mengintegrasikan kecerdasan emosional, motivasi, dan minat dengan mengembangkan kemampuan
analisis hubungan matematis. Penelitian ini ditentukan berdasarkan pada pretes dan postes matematika siswa.
Siswa yang diambil untuk penelitian berasal dari dua sekolah yang memiliki beberapa keserupaan kriteria. Dari masing-masing sekolah diambil satu
kelas dari jenjang kelas yang sama. Satu untuk kelas kontrol dan satu untuk kelas eksperimen.
Sampel dalam penelitian ini diambil secara non-random. Pengambilan sampel ini didasarkan pada pertimbangan kecilnya kuantitas siswa di kedua
sekolah dan kecilnya kuantitas siswa di hampir setiap kelasnya. Selanjutnya pada kedua kelas masing-masing diberi dua jenis tes: pretes
dan postes. Kelas kontrol tidak diberikan perlakuan integrasi kecerdasan emosional, motivasi, dan minat dengan mengembangkan kemampuan analisis
hubungan matematis, sementara kelas eksperimen mendapatkan perlakuan. Oleh karena itu desain penelitian yang digunakan adalah Desain Pretes-Postes
Kelompok Statis The Static Group Pretest-Postest Design. Desain penelitiannya seperti berikut.
O X
1
O O X
2
O Fraenkel dan Wallen, 1993:247
Keterangan: X
1
= pembelajaran matematika tanpa melalui pemaduan kecerdasan emosional, motivasi, dan minat pembelajaran konvensional.
X
2
= pembelajaran matematika melalui pemaduan kecerdasan emosional, motivasi, dan minat pembelajaran konvensional plus.
O = pretes dan postes berupa tes materi Sistem Persamaan Linier Dua Peubah.
B. Hipotesis Statistik