Prosedur Penggajian Pada Pemerintah Kota Cimahi

(1)

19 BAB III

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di Kantor Pemerintah Kota Cimahi. Penulis ditempatkan pada bagian Keuangan Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan, dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi.

3.1.1 Pengertian Prosedur

Prosedur diartikan dengan suatu kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang juga dibuat untuk menangani secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Adapun pengertian prosedur menurut Cecil Gillespie yang dikutip dan diterjemahkan oleh La. Midjan dan Azhar Susanto, yaitu:

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan dari pekerjaan tata usaha

(clerical operations) yang biasanya melibatkan beberapa petugas di dalam suatu bagian atau lebih yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan yang seagam dari transakasi-transaksi yang terjadi secara berulang-ulang di perusahaan”

(7 : 35) Sedangkan pengertian prosedur menurut Mulyadi:

“ Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa organisasi dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang”


(2)

Sedangkan pengertian prosedur menurut DR. Winardi S.E:

“Sebuah prosedur, rangkaian tugas-tugas yang berhubungan satu

sama lain serta merupakan urutan kronologis dan cara yang telah digariskan untuk melaksanakan suatu pekerjaan”

(12 : 238) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur berfungi sebagai pedoman manajemen dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan untuk pelaksanaan tugas agar sesuai dengan tujuan organisasi.

3.1.2 Konsep Gaji

Kebutuhan hidup adalah luas dan kompleks, yang terdiri dari kebutuhan pokok seperti pangan, sandang dan papan, serta kebutuhan lainnya yang menunjang kebutuhan pokok maupun kebutuhan sehari-hari lainya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau kebutuhan keluarganya. Oleh karena itu setiap pegawai yang sudah menyumbangkan tenaga dan pikirannya serta keahliannya tersebut petut menerima balas jasa atau yang dikenal dengan sebutan gaji.

Menurut Mulyadi, pengertian gaji adalah sebagai berikut:

“Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan

karyawan yang mempunyai jenjang jabatan.”

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa gaji merupakan suatu balas jasa berupa uang yang diterima pegawai, di mana sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta jasa-jasa pegawai yang sudah disumbangkan untuk instansi atau perusahaan di mana pegawai tersebut ditempatkan untuk bekerja dan pembayarannya dapat dilakukan tiap akhir bulan atau awal bulan.


(3)

21

3.1.3 Prosedur Penggajian 3.1.3.1Kebijakan Penggajian

Menurut Tim Penyusun Kamus besar Bahasa Indonesia, memberikan pengertian kebijakan sebagai berikut:

“Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi) : pernyataan cita-cita tujuan, prinsip-prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran.”

(5 : 183) Kebijakan Penggajian menurut Dale Yoder dan Paul D. Staidohar yang diterjemahkan oleh Moekijat, bahwa kebijakan penggajian ditentukan dengan memperhatikan tujuan. Tujuan tertentu secara keseluruhan diantaranya adalah sebagai berikut:

“Sistem akuntansi penggajian, terdiri dari jaringan prosedur berikut ini

1. Prosedur pencatatan waktu hadir 2. Prosedur pembuatan daftar gaji 3. Prosedur distribusi biaya gaji

4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

5. Prosedur pembayaran gaji.”

(10 : 385) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur penggajian terdiri dari pencatatan waktu hadir dan waktu kerja karyawan oleh fungsi pencatatan waktu hadir dan waktu kerja. Untuk pembuatan daftar gaji dilaksanakan oleh fungsi pembuatan daftar gaji berdasarkan dokumen-dokumen yang ada yang dipakai sebagai dasar pembuataan daftar gaji pegawai, seperti


(4)

surat-surat keputusan mengenai pengangkatan pegawai, kenaikan pangkat, pemberhentian pegawai dan dokumen-dokumen lainnya. Pembayaran gaji dilaksanakan oleh fungsi akuntansi dan keuangan dan pendistribusian biaya tenaga kerja kepada departemen-departemen yang terkait.

Menurut Mulyadi, prosedur sistem akuntansi penggajian terdiri dari:

“1. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatatan waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi.

2. Prosedur Pencatatan Waktu Kerja

Prosedur pencatatan waktu kerja ini diperlukan untuk karyawan yang bekerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah keryawan.

3. Prosedur Pembuatan Daftar Gaji

Dalam prosedur ini, fungsi pembuatan daftar gaji dan upah membut daftar gaji dan upah karyawan.. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian pegawai, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya dan daftar hadir. Jika gaji karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai potongan Pph pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah atas dasar data yang tecantum dalam kartu pengasilan karyawan. Potongan Pph pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah.

4. Prosedur Distribusi Biaya Gaji

Dalam prosedur distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada dapartemen-depatemen yang menikmati


(5)

23

manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk. 5.Prosedur Pembayaran Gaji

Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menuliskan cek guna pembayaran gaji. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan oleh juru bayar (pay master). Pembayaran gaji dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji kepada karyawan.”

(10 : 385) Langkah-lamgkah dalam prosedur penggajian menurut Mulyadi, adalah sebagai berikut:

“1. Menghitung gaji dengan cara:

a. Mengumpulkan catatan waktu hadir dari pencatat waktu b. Mengumpulkan waktu kerja

c. Memasukan jumlah gaji kotor d. Menambah tunjangan yang ada e. Penghitung potongan-potongan

2. Membuat formulir dan laporan, yang terdiri dari: a. Jurnal penggajian

b. Laporan penggajian karyawan c. Catatan penggajian karyawan

d. Formulir yang dibutuhkan untuk pajak 3. Menyusun statistik penggajian

4. Memelihara arsip-arsip yang diperlukan.”


(6)

Berdasarakan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa langkah-langkah dalam prosedur penggajian adalah menghitung gaji karyawan sesuai dengan kebijakan yang berlaku di perusahaan, setelah itu menambahkan jumlah tunjangan yang diberikan perusahaan sehingga didapatkan gaji kotor, kemudian gaji kotor itu dikurangi dengan potongan-potongan yang ada dan setelah itu akan didapatkan gaji bersih sebelum pajak. Gaji bersih sebelum pajak itu dihitung berapa PTKP-nya kemudian hasilnya dikalikan dengan PPh pasal 17 Undang-undang Perpajakan Tahun 2000. Hasil perhitungan tersebut dicatat dan dilaporkan ke dalam dokumen-dokumen yang berguna dalam bentuk jurnal, formulir, dan laporan-laporan yang berguna bagi pemakainya.

3.1.4 Dokumen Pencatatan Penggajian

Seperangkat formulir dan catatan-catatan merupakan pekerjaan rutin dalam suatu sistem akuntansi semua organisasi, termasuk pada organisasi pemerintah. Semuanya digunakan unutk menetapkan tanggung jawab dan sebagai bukti dari transaksi-transaksi yang terjadi.

“1. Surat Perintah Membayar (SPM)

Dokumen ini digunakan unutk mengeluarkan uang yang dikeluarkan oleh biro atau bagian keuangan melalui bagian atau sub bagian perbendaharaan sebagai dasar Kas Daerah (KASDA) merealisasi pengeluaran (SPM dapat dibayar secara tunai oleh KASDA atau melalui Bank)

2. Pengesahan SPJ/SPP (Surat Permintaan Pembayaran)

Formulir ini digunakan sebagai salah satu dasar bagi bagian perbendaharaan dalam mengotorisasi SPM atau SPP-BS dibuat di bagian verifikasi (khusus unutk belanja beban sementara bulan berikutnya)”


(7)

25

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian umumnya dikeluarkan oleh fungsi personalia berupa surat-surat yang bersangkutan dengan pegawai. Surat-surat yang bersangkutan tersebut adalah seperti surat keputusan pengangkatan pegawai baru, kenaikan pangkat (promosi), perubahan tarif gaji, penurunan pangkat, pemberhentian sementara, pemindahan (mutasi), dan lain-lain. Tebusan ini dikirim kepada pembuat daftar gaji untuk kepentingan pemeriksaan.

Sedangkan catatan yang digunakan dalam pencatatan gaji, menurut Indra Bastian adalah sebagai berikut:

“1. Jurnal

Merupakan suatu media/metode yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. 2. Buku Besar

Merupakan suatu bubu yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar dibuat oleh masing-masing Pemegang Kas Bendahara, yaitu Pemegang Kas-Bendahara Rutin (Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Fisik), pemegang kas bendahara proyek (belanja modal), pemegang kas-bendahara gaji dan pemegang kas bendahara gaji dan pemegang kas bendahaea penerima sesuai dengan rekening msing-masing.

3. Buku Besar Pembantu

Merupakan buku pembantu yang digunakan untuk mencatat rincian rekening tertentu yang ada di buku besar.

4. Buku Besar Pembantu Kas

Berisi rincian pendapatan-pendapatan yang telah diterima pembayarannya atau telah diterima kasnya.”


(8)

Pencatatan penggajian menurut Indra Bastian terdiri dari: “1. Pendapatan dan penerimaan kas, terdiri dari: a.Jurnal pada saat dinas menerima SP2D gaji:

Kas Rp xxx

R/K-KASDA Rp xxx

b.Jurnal pada saat diterima potongan PPh atas gaji:

Kas Rp xxx

PPh Rp xxx

c. Jurnal pada saat dinas menerima SP2D tunjangan jabatan struktural:

Kas Rp xxx

R/K-KASDA Rp xxx

d.Jurnal pada saat pengembalian gaji pegawai:

Kas Rp xxx

Biaya gaji dan tunjangan lainnya Rp xxx 2. Belanja/biaya dan pengeluaran kas

a. Jurnal pada saat pembayaran gaji dan tunjangan: Biaya gaji dan tunjangan Rp xxx

Kas Rp xxx

b. Jurnal pada saat pembayaran tunjangan jabatan struktural: Biaya gaji dan tunjangan Rp xxx

Kas Rp xxx

c. Jurnal pada saat dinas menyetor potongan PPh pasal 21 karyawan:

PPh 21 Rp xxx

Kas Rp xxx

(1 :45) Dengan adanya catatan yang baik dan telah diatur sedemikian rupa, maka akan membantu pihak-pihak yang terkai dalam mengurangi kesalahan-kesalahan dalam pelaporan, sealin itu dengan adanya catatan maka akan dapat membantu para pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi kesalahan-kesalahan dalam


(9)

27

pelaporan dengan cepat dan dengan adanya catatan akan memudahkan dan memperkuat pembuktian serta dokumen atau catatan lain.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun teknis pelaksanaan kerja praktek adalah:

1. Perkenalan dengan para pegawai dan staf Pemerintah Kota Cimahi 2. Mendapatkan penjelasan umum tentang bagian keuangan dan struktur

organisasi Pemerintah Kota Cimahi

3. Membuat data tentang penyampaian Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dari bendaharaan, meneliti dan menguji SPP penerbitan SP2D beban sementara.

4. Menguji SPJ dan bendaharawan khusus penerima untuk bahan pembukuan dalam buku besar penerimaan

5. Melaksanakan perbandingan dan pencocokan antara bentuk dan atau model yang digunakan bendaharawan mengenai penyampaian SPJ beserta lampirannya

6. Membuat nota hasil pemeriksaan SPJ yang dituangkan dalam bentuk pengesahan sisa UUDP serta menerbitkan surat teguran/peringatan kepada bendaharawan jika terjadi kesalahan maupun keterlambatan laporan SPJ.

7. Memeriksa dan meneliti SPJ gaji untuk realisasi pembayaran gaji pegawai


(10)

pengujian yang dituangkan dalam berkas hasil pemeriksaan dengan menggunakan model formulir yang telah ditentukan

9. Melaksanakan pemeliharaan berkas SPJ yang telah mendapatkan pengesahan sebagai dokumen

10.Melaksanakan pembukuan ke dalam buku besar penerimaan maupun pengeluaran

11.Melaksanakan pembukuan yang sifatnya administrasi yang berupa perhitungan, pemindahan dan perbaikan

12.Melaksanakan tata pembukuan sacara sistematis kronologis mengenai pendapatan dan belanja

13.Menyusun laporan hasil plaksanaan tugas Sub Bagian Verfikasi dan Pembukuan.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Prosedur Penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Kota Cimahi adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat Luas wilayah Kota Cimahi seluruhnya adalah 4.025,73 Ha, yang secara administratif terdiri atas tiga kecamatan dan 15 kelurahan. Jumlah penduduknya berdasarkan sensus penduduk 2000 sebanyak 42.549 jiwa dengan kepadatan penduduk 110 jiwa/Ha dan pertambahan penduduk dalam kurun waktu 5 tahun (1997-2000) rata-rata 2,27% per tahun.

Kota Cimahi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Cimahi. Ketentuan ini merupakan bagian satuan kerja Pemerintah Kabupaten Bandung menjadi kota yang berdiri sendiri. Peningkatan status pemerintah ini disamping diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, juga untuk mengembangkan wilayah dan potensi yang telah dimiliki Kota Cimahi secara mandiri.

Seperti kita ketahui bahwa pemerintahan sebagai penggerak roda pembangunan nasional memerlukan dana yang sangat besar untuk membiayai pembangunan nasional secara merata yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan di seluruh tanah air, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, pemerintah pusat telah memperlancar serangkaian tindakan mendasar dengan memberikan wewenang seluas-luasnya (otonomi daerah) kepada


(12)

pemerintah daerah untuk mengembangkan masing-masing daerahnya yang dapat mempengaruhi peningkatan angka penerimaan daerah dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

Pemerintah kota dalam meningkatkan pelaksanaan otonomi daerah diperlukan suatu sistem informasi yang tangguh dan dapat diandalkan, sehingga manajemen dituntut untuk menggunakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mendukung pencapaian tujuan pemerintah kota. Tenaga Kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam tercapainya suatu tujuan. Tanpa tenaga, pikiran dan kerja sama dari para pegawai maka kegiatan pemerintah kota tidak akan dapat berjalan dengan baik. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik maka pemerintah kota harus dapat merekrut pegawai yang cakap dan handal dan berusaha untuk memotivasi kerja para pegawai. Salah satu cara meningkatkan motivasi kerja pegawai yaitu dengan memberikan sauatu penghargaan atas prestasi yang disumbangkanya kepada pemerintah kota dan melakukan pembayaran gaji, di mana besar kecilnya gaji tidak terlepas dari tinggi atau rendahnya pangkat (golongan atau jabatan) maupun lamanya masa bekerja. Pemerintah kota dalam melaksanakan hal tersebut dituntut untuk menciptakan suatu pengelolaan gaji yang baik, dan membuat suatu kebijakan serta prosedur yang tepat dalam pendistribusian gaji pada para pegawai, sehingga diperlukan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi pemerintah kota tersebut.

Kebijakan gaji Pegawai Negeri Sipil secara umum diatur dengan Peraturan Pemeritah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2003. Jumlah tersebut adalah jumlah kotor, karena belum dikurangi dengan potongan-potongan dan setiap


(13)

3

pegawai tidak sama dalam menerima gaji tersebut tergantung pada lamanya masa kerja pegawai tersebut memberikan jasanya di Pemerintah Kota Cimahi.

Adapun prosedur penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan daftar gaji,daftar rekapitulasi gaji dan melakukan penghitungan gaji.

2. Pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SSP) 3. Menerbitkan Surat Perintah Membayar(SPM).

4. Dilaksanakan pembukuan terhadap SPM dan pencairan uang 5. Pencocokan SPM dari pihak bank yang akan mencairkan uang

6. Setelah uang diterima stuk gaji piun dibuat dan diakukan pemindah bukuan dan gaji pun diberikan kepada pegawai yang bersangkutan

7. Pegawai yang menerima gaji menandatangani daftar penrimaan gaji

8. Penyusunan Surat Peranggungjawaban (SPJ) untuk pihak Bank yang telah mencairkan uang

9. Bendaharawan gaji membua laporan penggajian, yang terdiri dari Laporan Pekapitulasi SPM Gaji Aparatur dan Publik dan Laoran Realisasi Gaji.

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk penyusunan laporan praktek kerja

lapangan ini diberi judul ”PERANAN SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI


(14)

1.2 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu:

1. Untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan pada sistem akuntansi penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi.

2. Untuk mengetahui organisasi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi.

3. Untuk mengetahui prosedur penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi. 1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan selama penelitian ini baik yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti maupun literatur diharapkan akan memberikan manfaat bagi penulis, bagi perusahaan serta masyarakat secara umum.

1. Bagi penulis

Penelitiaan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi dasar yang memadai tentang Prosedur Pengajian pada Pemerintah Kota Cimahi.

2. Bagi Instansi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran atau informasi serta masukan positif bagi manajemen perusahaan yang berhubungan dengan Prosedur Pengajian pada Pemerintah Kota Cimahi menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya pada masa yang akan datang.


(15)

5

3. Bagi pihak Lainnya

Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai pelaksanaan Prosedur Penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam penyusunana laporan kerja praktek ini penulis melakukan penelitian di Pemerintahan Kota Cimahi yang berlokasi di Jalan Rd. Demang Hardjakusumah Blok Jati Cihanjuang Telp (022) 6631859, sedangkan waktu kerja prakek yang dilaksanakan dalam satu periode penuh yaitu dari tanggal 2 Juli 2010 sd 5 Agustus 2010. Hari kerja praktek yang berlaku dari hari Senin sampai Jumat dan waktu pelaksanaaan Kegiatan Kerja Praktek dimulai pukul 08.30 sampai 15.00.


(16)

7

Kota Cimahi adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Cimahi. Ketentuan ini merupakan bagian satuan kerja Pemerintah Kabupaten Bandung menjadi kota yang berdiri sendiri. Peningkatan status pemerintah ini disamping merupakan dampak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, juga untuk mengembangkan wilayah dan potensi yang telah dimiliki Kota Cimahi secara mandiri.

Sebagai konsekuensi dari pemberian otonomi yang luas, Pemerintah Kota Cimahi dihadapkan pada masalah pertumbuhan penduduk dan arus migrasi yang berdampak pada meningkatnya hunian, prasarana dan sarana umum, kebutuhan lahan untuk berbagai kegiatan serta tekanan untuk mengendalikan kerawanan sosial dan pengangguran melalui penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Hal ini menuntut adanya pelayanan prima dari pemerintah daerah melalui perencanaan pembangunan yang dinamis dan berkesinambungan sesuai dengan laju perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Tingginya tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan prima dari Pemerintah kita serta terbatasnya sumber daya, biaya, sarana dan prasarana untuk memenuhinya, menyebabkan kebijaksanaan yang ditetapkan harus mengacu kepada prioritas pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan demikian Pemerintah Kota Cimahi dituntut untuk memiliki sistem pemerintahan yang mantap dan


(17)

8

didukung oleh aparatur yang profesional dengan kinerja tinggi, dan diharapkan akan terjadi hubungan yang harmonis antar pemerintah dengan masyarakat serta terciptanya pemerintah yang maju dan mandiri.

Luas wilayah kota Cimahi seluruhnya adalah 4.025,73 Ha, yang secara administratif terdiri atas tiga kecamatan dan 15 kelurahan. Jumlah penduduknya berdasarkan sensus penduduk 2000 sebanyak 42.549 jiwa dengan kepadatan penduduk 110 jiwa/Ha dan pertambahan penduduk dalam kurun waktu 5 tahun (1997-2000) rata-rata 2,27% per tahun.


(18)

2.2 Struktur Organisasi

Walikota

Wakil Walikota

DPRD

Istansi Pusat Staf Ahli Walikota & Kelompok Jabatan Profesional Sekretaris Daerah Asisten Pemerintah dan Kesra 1. Bagian Pemerintahan 2. Bagian

Hukum dan Organisasi 3. Bagian Kesejahtrsaan Rakyat Asisten ekonomi dan Program 1. Bagian Bina Ekonomi

2. Bag Bina

Program Asisten Administrasi dan Keuangan 1. Bagian Keuangan 2. Bag perlengkapan

3. Bag Umum

dan Protokol

Sekretariat DPRD

RSUD DINAS

1. Tata Kota

2. Perekonomian dan Koperasi 3. Perhubungan 4. Penanaman Moddal 5. Lingkungan Hidup 6. Kesehatan

7. Tenaga Keja,

Kependudukan & Sipil 8. Pendidikan 9. Pendapatan BADAN 1. Perencanaan Daerah

2. Pengawasan Daerah

3. Pemberdayaan

Masyarakat dan

Keluarga Berencana

4. Kesatuan Bangsa

KANTOR

1. Kepegawaian

Daerah

2. Data Informasi

dan Komunikasi SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KECAMATAN KELURAHAN UPTD KETERANGAN GARIS KOMANDO KOORDINASI PERTANGGUNGJAWABAN 1. Bagian umum dan keuangan 2. Bagian Perundan g-undanga


(19)

10

2.3 Deskripsi Jabatan

Kota Cimahi sebagai daerah otonom diberi kewenangan melalui UU No. 9 Tahun 2001, dengan maksud agar lebih meningkatkan kemampuannya di dalam pengelolaan administrasi pemerintahan dan pembangunan serta masyarakatkan sebagai perwujudan mengatur urusan yang dimiliki pemerintah daerah dalam rangka otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.

Untuk mendukung maksud tersebut, terutama dalam rangka kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan serta kemasyarakatan, maka disusun struktur organisasi perangkat Pemerintah Kota Cimahi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2003 dengan susunan sebagai berikut:

A. Kepala Daerah Pemerintah Kota Cimahi yang disebut dengan Walikota, yaitu unsur pimpinan. Dalam pelaksanaannya walikota melaksanakan tugasnya sebagai berikut:

1. Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan tugas unsur-unsur pemerintah wilayah Kota Cimahi

2. Membantu rencana anggaran belanja pemerintah wilayah Kota Cimahi untuk kegiatan rutin dan pembangunan sebagai bahan penyusunan RAPBD Kota Cimahi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3. Membuat program kerja pelaksanaan operasional pemerintah wilayah Kota Cimahi

4. Melakukan koordinasi dengan semua instansi pemerintah maupun swasta dalam rangka melaksanakan tugas di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku


(20)

5. Melakukan pengendalian dan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan dalam wilayah Pemerintah Kota Cimahi

6. Melakukan pembinaan tehadap kegiatan pemerintahan kecamatan dan kelurahan dalam wilayah Pemerintah Kota Cimahi

7. Membina dan memelihara terus menerus kemampuan berprestasi dan koordinasi kerja dari para pejabat dan pegawai lainnya di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi

B. Unsur Pembantu Pimpinan, yaitu Sekretaris Daerah

Sekretaris Daerah Kota Cimahi dipimpin oleh seorang sekretaris yang disebut dengan sekrataris daerah. Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut:

1. Membantu tugas-tugas walikota guna memudahkan kelancaran dan keberhasilan dalam penyelengaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan

2. Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan pelaksanaan tugas bagian-bagian di lingkungan sekretariat daerah yang berada di bawah naungan pemerintah wilayah Kota Cimahi

3. Menyelengarakan penyusunan rencana anggaran pemerintah wilayah Kota Cimahi unutk kegiatan rutin dan pembangunan

4. Mengoordinasikan penyusunan program kerja pelaksanaan operasional pemerintah wilayah Kota Cimahi

5. Menyelenggarakan dan membina kegiatan administratif kepegawaian, keuangan, perlengkapan, urusan rumah tangga dan perjalanan dinas dalam lingkungan Pemerintah Kota Cimahi


(21)

12

6. Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada walikota dan semua unit kerja atau unsur-unsur pemerintah wilayah Kota Cimahi

7. Membina dan memelihara terus menerus kemampuan berprestasi para pegawai di lingkungan sekretariat daerah Kota Cimahi

8. Menyiapkan laporan pelaksanaan tugas walikota 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan walikota

Dalam pelaksanaanya, susunan organisasi sekretariat daerah terdiri atas: a. Sekretaris Daerah

b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan, terdiri atas: 1) Bagian Pemerintahan membawahi:

a) Sub Bagian Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan b) Sub Bagian Pemerintahan Umum

c) Sub Bagian Pertanahan

2) Bagian Hukum dan Organisasi, membawahi: a) Sub Bagian Ananlisis Kebutuhan dan Pengadaan b) Sub Bagian Penyimpanan dan Distribusi

c) Sub Bagian Inventaris, Pemeliharaan dan Penghapusan Kekayaan Milik Negara

3) Bagian Umum dan Protokol, membawahi: a) Sub Bagian Rumah Tangga dan Protokol b) Sub Bagian TU Pimpinan dan Sanditel


(22)

C.Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota

Merupakan unsur pelayan terhadap DPRD Kota, dipimpin oleh seorang sekretaris yang bertanggungjawab kepada pimpinan DPRD dan secara teknis administratif berada di bawah sekretaris daerah. Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif kepada pimpinan dan anggota DPRD.

Sekretariat DPRD mempunyai fungsi: 1. Fasilitas rapat pimpinan dan anggota DPRD

2. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD kota 3. Pengelolaan tata usaha DPRD Kota

Adapun susunan organisasi sekretariat DPRD, terdiri atas: 1. Sekretaris DPRD

2. Bagian Umum dan Keuangan

3. Bagian Perundang-undangan dan Persidangan D.Dinas Daerah

Adalah unsur pelaksana pemerintah kota, dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Dinas kota mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah kota dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, dinas daerah mempunyai tugas: 1. Perumusan kebijakan teknis operasional sesuai dengan lingkup tugasnya. 2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum

3. Pembinaan terhadap unit pelayanan teknis dinas dalam lingkup tugasnya Adapun organisasi dinas daerah terdiri dari:


(23)

14

1.Dinas Tata Kota

2.Dinas Perekonomian dan Koperasi 3.Dinas Perhubungan

4.Dinas Penanaman Modal 5.Dinas Lingkungan Hidup 6.Dinas Kesehatan

7.Dinas Tenaga Keja, Kependudukan & Sipil 8.Dinas Pendidikan

9.Dinas Pendapatan E.Lembaga Teknis Daerah

Merupakan unsur penunjang pemerintah kota yang dipimpin oleh seorang kepala, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada walikota melalui sekrataris daerah. Lembaga teknis daerah mempunyai tugas pokok membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidangnya.

Lembaga teknis daerah mempunyai fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis sesuai bidangnya

2. Pelayanan penunjang penyelengaraan pemerintah kota khususnya kota Cimahi Adapun organisasi lembaga teknis daerah, terdiri dari;

1. Badan Perencanaan Daerah 2. Badan Pengawasan Daerah 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat 4. Badan Kesatuan Bangsa


(24)

6. Kantor Kepegawaian Daerah

7. Kantor Data, Informasi dan Komunikasi F. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan medis, keuangan dan program serta melaksanakan urusan ketatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Untuk melaksanakan tugas pokoknya RSUD, mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pelayangan medis dan farmasi 2. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang keuangan dan program

3. Pelaksanaan urusan ketatatusahaan RSUD

Adapun susunan organisasi RSUD, terdiri dari : 1. Direktur

2. Wakil Direktur 3. Bagian Tata usaha 4. Bidang Pelayanan

5. Bidang Keuangan dan Program 6. Akuntan Publik

7. Satuan Pengawan Intern 8. Komite Rumah Sakit 9. Instansi


(25)

16

G.Satuan Polisi Pamong Praja

Mempunyai tugas pokok membantu walikota merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pengamanan, ketentraman, ketertiban, dan penegakan peraturan daerah serta melaksanakan urusan ketatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja.

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang ketentraman dan ketertiban umum

2. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang ketertiban dan ketentraman 3. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang penegakan peraturan daerah 4. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja

Adapun susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri atas: 1. Kepala Satuan

2. Sub Bagian Tata Usaha

3. Seksi Bina Ketentraman dan Ketertiban 4. Seksi Penegakan Peraturan Daerah H.Kecamatan

Adalah perangkat daerah di bawah dan bertanggung jawab kepada walikoa dan dipimpin oleh seorang camat. Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan operasional di bidang pemerintahan, ekonomi dan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, ketentraman berdasarkan pelimpahan wewenang dari walikota.


(26)

1. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pemerintahan

2. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang ekonomi dan pembangunan 3. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat

4. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang ketentraman dan ketertiban Adapun susunan organisasi kecamatan terdiri dari:

1. Camat 2. Sekretariat 3. Seksi Pemerintah

4. Seksi Ekonomi dan Pembangunan 5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat 6. Seksi Ketentraman dan Ketertiban 7. Kelompok Jabatan Fungsional

2.4 Aspek Kegiatan Pemerintah Kota Cimahi (Bagian Keuangan)

Bagian keuangan dipimpin oleh kepala bagian yang mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab langsung kepada sekretaris daerah dalam hal : 1. Melakukan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan lingkungan

pemerintah Kota Cimahi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengumpulkan dan mengolah bahan dalam rangka penyusunan rencana anggaran pemerintah Kota Cimahi untuk kegiatan rutin dan pembangunan.

3. Menyelenggarakan pembuatan gaji pegawai, tunjangan jabatan dan tunjangan daerah (representasi) serta melaksanakan pembayaran.


(27)

18

uang untuk keperluan pemerintah Kota Cimahi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

5. Mengurus Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) dan daftar penguji atas beban belanja rutin dan pembangunan.

6. Menyimpan dan memelihara bukti-bukti kas dan surat-surat berharga lainnya yang berkaitan dengan pertanggungjawaban administrasi keuangan.


(28)

40

Dari hasil kerja praktek di kantor Pemerintah Kota Cimahi, maka penulis mencoba menarik kesimpulan, bahwa secara umum sistem akuntansi penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi telah memadai,karena:

1. Adanya kebijakan penggajian Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan menurut Peraturan Pemerintah No. 11 tahum 2003, telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan tersebut.

2. Organisasi yang terkait pada Pemerintah Kota Cimahi sudah memadai, karena struktur organisasi tersebut sudah menggambarkan adanya pemisahan tugas dan wewenang yang jelas, sehingga tidak terjadi perangkapan dalam pekerjaan.

3. Prosedur Penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi sudah memadai, karena prosedur-prosedur yang telah ada didukung oleh dokumen-dokumen yang memadai dan internal cek, sehingga proses penggajian dapat berjalan dengan lancar

4. Dokumen dan pencatatan yang diperlukan dalam sistem akuntansi pengggajian pada Pemerintah Kota Cimahi sudah memadai, karena memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat perekam setiap transaksi yang terjadi dalam prosespenggajian, sehingga setiapdokumen yang keluar telah mendapatkan otorisasi yang tepat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan fungsi dokumen tersebut.


(29)

41

4.2 Saran

Di instansi pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota Cimahi mempunyai sistem dan cara masing-masing dalam melakukan operasinya, dan di dalam sistem tersebut tidak tertutup kemungkinan masih adanya kelemahan-kelemahan, dalam hal ini khususnya mengenai kelemahan-kelemahan dalam sistem akuntansi penggajian yang terjadi di pemerintah Kota Cimahi. Dalam kesempatan ini penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan untuk dikaji,yaitu dalam sistem pembayaran gaji kepada pegawai yang masih terbagi dua cara, yang mungkin dapat menyebabkan tidak menghemat waktu. Hendaknya pembayaran gaji dilakukan pada satu cara saja yaitu melalui Bank Jabar cabang Cimahi melalui rekening pegawai masing-masing, yang mana dapat menghemat waktu dan juga tidak begitu berbahaya bagi bendaharawan gaji bagi golongan I dan golongan II yang pembayarannya dilaksanakan di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cimahi.


(1)

6. Kantor Kepegawaian Daerah

7. Kantor Data, Informasi dan Komunikasi F. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan medis, keuangan dan program serta melaksanakan urusan ketatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Untuk melaksanakan tugas pokoknya RSUD, mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pelayangan medis dan farmasi 2. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang keuangan dan program

3. Pelaksanaan urusan ketatatusahaan RSUD

Adapun susunan organisasi RSUD, terdiri dari : 1. Direktur

2. Wakil Direktur 3. Bagian Tata usaha 4. Bidang Pelayanan

5. Bidang Keuangan dan Program 6. Akuntan Publik

7. Satuan Pengawan Intern 8. Komite Rumah Sakit 9. Instansi


(2)

16

G.Satuan Polisi Pamong Praja

Mempunyai tugas pokok membantu walikota merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pengamanan, ketentraman, ketertiban, dan penegakan peraturan daerah serta melaksanakan urusan ketatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja.

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang ketentraman dan ketertiban umum

2. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang ketertiban dan ketentraman 3. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang penegakan peraturan daerah 4. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja

Adapun susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri atas: 1. Kepala Satuan

2. Sub Bagian Tata Usaha

3. Seksi Bina Ketentraman dan Ketertiban 4. Seksi Penegakan Peraturan Daerah H.Kecamatan

Adalah perangkat daerah di bawah dan bertanggung jawab kepada walikoa dan dipimpin oleh seorang camat. Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan operasional di bidang pemerintahan, ekonomi dan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, ketentraman berdasarkan pelimpahan wewenang dari walikota.


(3)

1. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pemerintahan

2. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang ekonomi dan pembangunan 3. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat

4. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang ketentraman dan ketertiban Adapun susunan organisasi kecamatan terdiri dari:

1. Camat 2. Sekretariat 3. Seksi Pemerintah

4. Seksi Ekonomi dan Pembangunan 5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat 6. Seksi Ketentraman dan Ketertiban 7. Kelompok Jabatan Fungsional

2.4 Aspek Kegiatan Pemerintah Kota Cimahi (Bagian Keuangan)

Bagian keuangan dipimpin oleh kepala bagian yang mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab langsung kepada sekretaris daerah dalam hal : 1. Melakukan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan lingkungan

pemerintah Kota Cimahi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengumpulkan dan mengolah bahan dalam rangka penyusunan rencana anggaran pemerintah Kota Cimahi untuk kegiatan rutin dan pembangunan.

3. Menyelenggarakan pembuatan gaji pegawai, tunjangan jabatan dan tunjangan daerah (representasi) serta melaksanakan pembayaran.


(4)

18

uang untuk keperluan pemerintah Kota Cimahi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

5. Mengurus Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) dan daftar penguji atas beban belanja rutin dan pembangunan.

6. Menyimpan dan memelihara bukti-bukti kas dan surat-surat berharga lainnya yang berkaitan dengan pertanggungjawaban administrasi keuangan.


(5)

40

Dari hasil kerja praktek di kantor Pemerintah Kota Cimahi, maka penulis mencoba menarik kesimpulan, bahwa secara umum sistem akuntansi penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi telah memadai,karena:

1. Adanya kebijakan penggajian Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan menurut Peraturan Pemerintah No. 11 tahum 2003, telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan tersebut.

2. Organisasi yang terkait pada Pemerintah Kota Cimahi sudah memadai, karena struktur organisasi tersebut sudah menggambarkan adanya pemisahan tugas dan wewenang yang jelas, sehingga tidak terjadi perangkapan dalam pekerjaan.

3. Prosedur Penggajian pada Pemerintah Kota Cimahi sudah memadai, karena prosedur-prosedur yang telah ada didukung oleh dokumen-dokumen yang memadai dan internal cek, sehingga proses penggajian dapat berjalan dengan lancar

4. Dokumen dan pencatatan yang diperlukan dalam sistem akuntansi pengggajian pada Pemerintah Kota Cimahi sudah memadai, karena memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat perekam setiap transaksi yang terjadi dalam prosespenggajian, sehingga setiapdokumen yang keluar telah mendapatkan otorisasi yang tepat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan fungsi dokumen tersebut.


(6)

41

4.2 Saran

Di instansi pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota Cimahi mempunyai sistem dan cara masing-masing dalam melakukan operasinya, dan di dalam sistem tersebut tidak tertutup kemungkinan masih adanya kelemahan-kelemahan, dalam hal ini khususnya mengenai kelemahan-kelemahan dalam sistem akuntansi penggajian yang terjadi di pemerintah Kota Cimahi. Dalam kesempatan ini penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan untuk dikaji,yaitu dalam sistem pembayaran gaji kepada pegawai yang masih terbagi dua cara, yang mungkin dapat menyebabkan tidak menghemat waktu. Hendaknya pembayaran gaji dilakukan pada satu cara saja yaitu melalui Bank Jabar cabang Cimahi melalui rekening pegawai masing-masing, yang mana dapat menghemat waktu dan juga tidak begitu berbahaya bagi bendaharawan gaji bagi golongan I dan golongan II yang pembayarannya dilaksanakan di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cimahi.