16 peneliti sebagai pendidik yang tinggal di lokasi tersebut. Berdasarkan observasi di
lapangan, ketersediaan guru untuk mata pelajaran Seni Budaya di kota Pontianak sangat terbatas, dari jumlah 40 SMA yang ada di Pontianak, guru seni budaya
yang mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang yang diampunya tidak mencapai angka 10 persen. Kondisi ini mendorong peneliti
untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana kompetensi yang mereka miliki, terutama kompetensi profesional dan pedagogis dalam pembelajaran seni musik.
Dalam penelitian ini ada tiga orang guru yang dipilih secara purposif menjadi responden penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran musik, maka guru seni budaya yang menjadi responden penelitian adalah yang menyelenggarakan
pembelajaran musik. Guru seni budaya yang memberikan pembelajaran bidang seni selain musik, tidak dipilih sebagai responden penelitian.
54
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang kompetensi guru Seni Budaya pada jenjang Sekolah Menengah Atas SMA di kota Pontianak Kalimantan
Barat, dalam pembelajaran seni musik. Mengingat keleluasaan yang diberikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran,
bahwa guru dan atau sekolah dapat memilih bidang seni sesuai dengan potensi yang dimilikinya, maka berkaitan dengan hal tersebut, peneliti hanya melakukan penelitian
terhadap guru yang memberikan materi pembelajaran seni musik. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang
kompetensi profesional dan pedagogis guru seni budaya di SMA kota Pontianak Kalimantan Barat dalam pembelajaran musik.
Untuk mendapatkan deskripsi tentang kompetensi guru diperlukan data berupa fakta-fakta aktual dan berbagai macam informasi terkait dengan kompetensi
profesional dan pedagogik responden penelitian. Dalam penelitian ini peneliti hanya melihat dan melaporkan secara deskriptif hasil penelitian tentang bagaimana
kompetensi yang dimiliki responden penelitian dalam pembelajaran seni musik, melalui data yang alami. Data alami yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari
responden penelitian dalam melaksanakan pembelajaran pada materi seni musik,
55 tanpa ada perlakuan khusus, intervensi, maupun dikondisikan dalam bentuk apapun
sebelum maupun selama penelitian dilaksanakan.
Beradasarkan pertimbangan pada hal-hal di atas, maka peneliti beranggapan bahwa metode yang paling tepat untuk mengungkap seluruh data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah menggunakan desain deskriptif kualitatif. Paradigma kualitatif dipilih, karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang bagaimana
kompetensi guru Seni Budaya secara kualitas, bukan mengukur secara kuantitas kompetensinya. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan Susan dalam
Sutarmanto 2008, yang mengatakan bahwa: Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, memaparkan permasalahan-permasalahan natural dan
empirik yang memiliki variabel-variabel yang luas. Sugiyono 2009 juga menjelaskan bahwa, dalam penelitian kualitatif data yang terkumpul dan juga
analisisnya lebih bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif juga bersifat naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting. Obyek
atau subyek yang alamiah adalah yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti, dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek yang
diteliti.
Sebagai penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, penelitian kualitatif juga disebut sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif, yang
memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holisitik atau utuh, kompleks,