Kajian Penelitian Yang Relevan

25 urangan kemiskinan. Sejak krisis ekonomi tahun 1997 jumlah penduduk miskin di Indonesia makin meningkat.

C. Kajian Penelitian Yang Relevan

Menurut Darsinah dkk 2013:14, kajian penelitian yang relevan adalah uraian secara sistematis mengenai hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian tersebut harus ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian yang sesuai dengan penelitian ini. Penelitian Hakim 2010 berjudul “Perbedaan motivasi kerja antara pengemis dan pengamen” mengatakan bahwa sulitnya seseorang mendapatkan pekerjaan membuat semakin mundurnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Peng- emis dan pengamen merupakan salah satu dampak negatif pembangunan tersebut, pengemis dan pengamen ini tentu sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Berdasarkan analisis menggunakan uji t diperoleh A1-A2 sebesar 5,651 deng- an p 0,01. Hasil ini berarti ada perbedaan yang sangat signifikan motivasi kerja antara pengemis dan pengamen, dimana pengamen sebesar 90,200 dan pengemis sebesar 73,500. Penelitian Hayu 2011 b erjudul “Studi korelasi antara persepsi terhadap lingkungan sosial dengan motivasi menjadi pengamen” menyatakan bahwa hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari pearson diperoleh r sebesar 0,760 dengan p0,01, yang berarti dapat disim- pulkan ada hubngan positif antara persepsi terhadap lingkungan sosial dengan 26 motivasi menjadi pengamen, artinya semakin positif persepsi seseorang bahwa pengamen diterima di lingkungan sosialnya maka semakin tinggi pula motivasi orang tersebut untuk menjadi pengamen. Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap lingkungan sosial bagi motivasi menjadi pengamen adalah sebesar 57,8 yang ditunjukkan oleh koefisien deter- minan r 2 = 0,578 sehingga masih terdapat 42,2 faktor-faktor lain yang mem- pengaruhi motivasi menjadi pengamen, yang berarti dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap lingkungan sosial mempunyai peran untuk mempengaruhi motivasi menjadi pengamen yaitu sebesar 57,8 dan masih ada 42,2 variabel lain yang mempengaruhi motivasi menjadi pengamen diluar variabel persepsi terhadap lingkungan sosial, seperti strata ekonomi yang rendah, minimnya keterampilan kerja, tingkat pendidikan yang rendah, adanya keretakan keluarga dan kurangnya pemahaman agama. Penelitian Kristiana 2009 berjudul “Interaksi sosial pada pengamen disekitar terminal Tirtonadi Surakarta” mengatakan semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengamen jalanan, terutama di kota Surakarta. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan menjadi pengamen di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta dan bagaimana interaksi sosial pengamen di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode wawancara, observasi atau catatan lapangan, dan dokumentasi. 27 Informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang dengan karakteristik, sebagai berikut: a usia pengamen 18-30 tahun, b sudah berada dijalanan minimal 5 tahun, c tidak bergantung secara financial pada keluarga, d bekerja sebagai pengamen, e berkeliaran atau berada di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta. Kesimpulan dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa 1. Latar belakang keberadaan pengamen dipengaruhi oleh faktor a keadaan kondisi keluarga, b keadaan ekonomi keluarga, dan c keingginan untuk mencakupi kebutuhan hidup secara mandiri, 2. Interaksi sosial yang terjadi pada pengamen di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta di lingkungan keluarga ada hambatan pada tahapan komu- nikasi, yaitu intensitas bertemu kurang bahkan jarang, begitu juga di lingkungan masyarakat berada pada tahapan kontak sosial, dan pada lingkungan tempat bekerja berada pada tahap keterlibatan, padahal interaksi sosial akan terwujud dengan baik apabila tahapan kontak sosial, komunikasi, keterlibatan dan keintiman terpenuhi.

D. Kerangka Pemikiran