Proses Pemeriksaan Perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

BAB IV PROSES PEMERIKSAAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA TATA

USAHA NEGARA PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI

D. Proses Pemeriksaan Perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Mengacu kepada buku pedoman yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia dan dihubungkan dengan pasal-pasal dari UU No.5 tahun 1986, maka dapat diuraikan pokok-pokok prosedur penerimaan perkara gugatan di PENGADILAN TATA USAHA NEGARA adalah sebagai berikut : a. Tempat mengajukan gugatan. Gugatan yang telah disusun dibuat ditandatangani oleh Penggugat atau Kuasanya, kemudian didaftarkan di Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara yang berwenang sesuai dengan ketentuan Pasal 54 UU No. 5 tahun 1986. b. Administrasi di Pengadilan Tata Usaha Negara. Gugatan yang telah diajukan kepada panitera kemudian diteliti, apabila ada kekuranglengkapan maka kepada penggugat atau kuasanya diberi waktu 30 hari untuk melengkapinya. Selanjutnya panitera menaksir biaya panjer ongkos perkara yang diwujudkan dalam bentuk SKUM Surat Kuasa Untuk Membayar yang antara lain terdiri dari biaya kepaniteraan, materai, saksi, saksi ahli, alih bahasa, pemeriksaan setempat dn biaya lain untuk penebusan perkara. Gugatan yang telah dilampiri SKUM kemudian diteruskan ke sub bagian kepaniteraan muda perkara. Gugatan yang telah dibayar panjernya kemudian didaftar dan mendapat nomor register perkara. Gugatan dilengkapi dengan Universitas Sumatera Utara formulir-formulir dan diserahkan kembali ke panitera dengan buku ekspedisi penyerahan berkas. Selanjutnya panitera menyerahkan kepada Ketua Pengadilan untuk dilakukan penelitian terhadap gugatan itu, yaitu dalam proses dismisal ataupun apakah ada permohonan penundaan pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat, beracara cepat maupun beracara cuma-Cuma. 1. Syarat Mengajukan Gugatan Ada tiga alasan menggugat suatu Keputusan Tata Usaha Negara ke Pengadilan Tata Usaha Negara 1. Keputusan TUN yang diajukan gugatan bertentangan dengan perundang- undangan yang berlaku, bertentangan dengan ketentuaan dalam perundangan yang bersifat formil procedural, yang bersifat Materiil Subtansial, serta Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Pejabat atau Badan Usaha Negra yang tidak berwenang 2.Badan atau pejabat tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud yang diberikannya wewenang tersebut KTUN yang dikeluarkan bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik 3. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 setelah mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dalam keputusan itu seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak mengambil keputusan tersebut. Universitas Sumatera Utara Dan yang tidak termasuk sebagai suatu Keputusan TUN yang dapat digugat menurut Pasal 2 menurut Undang-Undang No 9 tahun 2004 adalah : a. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata; b. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum; c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan; d. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana; e. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia; g. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun di daerah mengenai hasil pemilihan umum Ada beberapa syarat dalam mengajukan gugatan di Peradlan Tata Usaha Negara, yaitu : a. Syarat Formal Pasal 56 1 UU no 5 tahun 1986 Jo uu no 9 tahun 2004 menentukan bahwa suatu gugatan harus memuat : 1. Identitas Penggugat Universitas Sumatera Utara Identitas ini harus lengkap yang terdiri dari: Nama lengkap Penggugat, Kewarganegaraan Penggugat, Tempat Tinggal penggugat, Pekerjaaan penggugat, 2. Identitas Tergugat Nama, Jabatan, Kewarganegaraant, Tempat Tinggal, Pekerjaaan, dan sebagainya 3. Tempat kedudukan tergugat 4. Tenggang waktu mengajukan gugatan Gugatan terhadap suatu KeputusanPenetapan tertulis atau yang disamakan dengan itu, hanya dapat dilakukan dalam tenggang waktu 90 hari terhitung sejak keputusan itu: 1. Setelah diterima atau dikeluarkan SK. 2. Setelah 4 bulan dilakukan permintaan dikeluarkan SK. 3. Setelah banding administratif. Sehubungan dengan masalah tenggang waktu mengajukan gugatan ini, juga agar diperhatikan ketentuan dalam Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 Jo. UU No. 9 Tahun 2004, yakni dalam hal Pejabat atau Badan Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi kewajibannya, maka setelah lewat jangka waktu yang diatur dalam perundang-undangan dimaksud dapat diajukan gugatan Tata Usaha Negara. Peghitungan tenggang waktu daluwarsa mengajukan gugatan dalam hal demikian, adalah sejak lewat waktu yang diatur dalam perundang- undangan dimaksud dapat diajukan gugatan Tata Usaha Negara. Universitas Sumatera Utara Perhitungan tenggang waktu daluwarsa mengajukan gugatan dalam hal demikian, adalah sejak lewat waktu yang diatur dalam perundang- undangan tersebut. Atau kalau tidak ada ketentuan tenggang waktu, maka setelah lewat waktu tiga bulan. 5. Diberi Tanggal Suatu gugatan biasanya diberi tanggal, hal ini berkaitan dengan tenggang waktu untuk mengajukan gugatan. Dari tanggal surat gugatan akan diketahui apakah gugatan sudah daluwarsa, maka hendaknya ada uraian dalam gugatan tentang kapan keputusan yang digugat itu disampaikan atau diketahui oleh Penggugat ini untuk menghilangkan daluwarsa, akan tetapi hal itu harus dibuktikan kemudian dalam acara pembuktian Demikian juga gugatan yang premature belum saatnya diajukan gugatan akan diketahui dari tanggal gugatan itu. 6. Ditandatangani Suatu surat gugatan haruslah ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh kuasanya yang sah untuk itu. Surat gugatan tidak perlu diberi materai, karena biaya materai tersebut telah dihitung dalam biaya perkara SEMA No. 2 Tahun 1991. Universitas Sumatera Utara b. Syarat MaterialSubstansial: Syarat material adalah syarat yang merupakan substansial suatu gugatan Tata Usaha Negara, meliputi: 1. Obyek Gugàtan Dasar gugatannya: Keputusan TUN yang berupa : a. Penetapan tertulis Pejabat TUN menyangkut formalnya dalam pembuktian sèhingga memonota dapat memenuhi syarat tertulis, asalkan jelas Pejabat yang mengeluarkan, isinya kepada siapa ditujukan. b. Berisikan tindakan hukum TUN Mengeluarkan keputusanBeschikking yang bersifat Konkret nyata tidak abstrak,misalnya keputusan pengosongan rumab,ijin usaha atau pemecatan pegawai. Individual yang dituju perorangan. kalaupun umum maka nama-nama disebutkan. Final sudah definitive sehingga menimbulkan akibat hukum, kalau masih memerlukan persetujuan atasan atau instansi lain belum menunjukkan hak dan kuwajiban. c. Objek gugatan harus disebutkan secara jelas di dalam surat gugatan. Misalnya dalam Perkara Tata Usaha Negara No. 01Gl 994Pengadilan Tata Usaha Negara-Mdn, tanggal 14 November 1994, objek gugatanya adalah Sertifikat Tanah Hak Guna Bangunan HGB No. 22 tertanggal 7 Januari 1982 atas nama M.KADIRAN. 2. Posita Gugatan Posita atau dasar-dasar gugatan, benisikan dalil Penggugat untuk mengajukan gugatan. yang diuraikan secara ringkas dan sederhana. Posita ini, meliputi: Universitas Sumatera Utara a. Fakta Hukum Fakta Hukum berisi fakta-fakta secara kronologis tentang adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat maupun dengan objek.gugatan. Dalam fakta hukum ini juga harus diuraikan kapan keputusan yang menjadi obyek gugatan dikeluarkan, atau diberitahukan kepada penggugat atau kapan mulai merasa kepentingan terganggu karena adanya keputusan tersebut b. Kualifikasi Perbuatan Tergugat, Dalam gugatan harus diuraikan secara ringkas dan tegas serta jelas tentang kualifikasi kesalahan dari tergugat. Sebagaiman dimaksud dalam pasal 53 2 UU no 5 tahun 1986 Jo II No 9 tahun 2004 misalkan dalam perkara tata usaha Negara no 01G1994 Pengadilan Tata Usaha Negara–Mdn merumuskan kualifikasi perbuatan kesalahan tergugat, sebagai berikut: Bahwa Perbuatan tergugatr menerbitkan Sertifikat Hak Guna Bangunan SHGB No 22 tahun 1982 atas nama rektor universitas Grahandika sedangkan tanah tersebut selama ini dikuassi oleh penggugat.tanpa adanya ganguan dari pihak manapun adalah jelas sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau perbuatan yang sewenag-wenang yang sangat merugikan penggugat c. Uraikan Kerugian Penggugat Seandainya akibat perbuatan tergugat menerbitkan keputusan yang disengketakan itu telah menimbulkan kerugian bagi penggugat, maka hal itu dapat digugat dalam Gugatan Tata Usaha Negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1991 ganti rugi itu maksimum sebesar Rp. 15.000.000,- Lima Belas Juta Rupiah, oleh karenanya diuraikan secara rinci tentang kerugian yang timbul tersebut. Universitas Sumatera Utara d. Petitum Adalah kesimpulan gugatan yang berisikan hal-hal yang dituntut oleh penggugat untuk diputuskan oleh hakim. Petitum itu umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Mengabulkan menerima gugatan Penggugat seluruhnya 2. Menyatakan perbuatan Tergugat adalah perbuatan yang sewing wenang atau pernbutan yang bertentangan dengan Undang- Undang 3. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan No…. Tanggal …… yang dikeluarkan oleh tergugat: 4. Menghukun tergugat untuk membayar ganti kerugian sebesar Rp……………. Kepada Penggugat Jika ada 5. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini untuk semua tingkatan Petitum apa yang menjadi tuntutan yang diminta Ada 3 tiga alternatif: 1. Pembatalan atau menyatakan tidak sah SK yang dikeluarkan Tergugat. 2. Ganti rugi 3. Rehabilitasi 4. Bisa mengajukan penangguhan pelaksanaan SK Dalam hal ada gugatan privisi maka hal tersebut harus diuraikan terlebih dahulu setelah identitas para pihak dan objek gugatan diuraikan. Gugaatn provisi itu dapat menyangkut tindakan tertentu yaitu: menunda pelaksanaan keputusan Universitas Sumatera Utara Usaha Negara yang disengketakan sampai ada putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Atau untuk megizinkan penggugat berperkara secara prodeo atau Cuma-Cuma.atau mungkin juga untuk meminta suatu perkara diperiksa dengan acara cepat, Untuk itu harus dikemukakan alasan-alasanya dalam gugatan provisi tersebut

E. Hambatan-hambatan Yang Timbul dan Upaya Mengatasinya dalam Proses