BAB I STUDIO PROSES DESA JOROK, KECAMATAN UTAN

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perencanaan adalah hal yang penting dalam meningkatkan mutu suatu kawasan dan wilayah. Perencanaan juga merupakan pekerjaan yang menyangkut wilayah publik maka komitmen seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat sangat dibutuhkan sehingga hasil perencanaan dapat dibuktikan dan dirasakan manfaatnya.

Menurut Friedmann, perencanaan akan berhadapan dengan problem mendasar yakni bagaimana teknis pengetahuan perencanaan yang efektif dalam menginformasikan aksi-aksi publik. Atas dasar tersebut maka perencanaan didefinisikan sebagai komponen yang menghubungkan antara pengetahuan dengan aksi/tindakan dalam wilayah publik. Pada prinsipnya, Friedmann menyatakan perencanaan harus bertujuan untuk kepentingan masyarakat banyak.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam melaksanakan kegiatan perencanaan kawasan seharusnya diorientasikan pada kebutuhan masyarakat, karena acuan keberhasilan pembangunan adalah seberapa besar tingkat kebutuhan dan kepuasan masyarakat dapat terpenuhi. Untuk dapat mencapai harapan tersebut, maka diperlukan perencanaan pembangunan yang matang dan bersifat bottom up maupun

top down agar terkoordinasi dan terintegrasi sehingga dapat diarahkan pada perwujudan pelayanan pembangunan secara adil dan merata, sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Dalam mewujudkan hal tersebut, terkait dengan perencanaan pembangunan pada wilayah perdesaan maka harus diupayakan untuk dapat melihat dan menganalisa secara teliti masalah dan potensi yang dimiliki oleh Desa tersebut. Dalam melaksankan perencanaan pembangunan di suatu Desa tentu tidak terlepas dari masalah yang ada seperti sistem aksebilitas yang tidak layak, utilitas yang terbatas,


(2)

fasilitas yang tidak memadai, permukiman yang tidak tertata rapih serta yang paling parah adalah SDM yang kurang memadai.

Tapi dibalik banyaknya masalah pasti tetap ada potensi yang bisa diekspose seperti SDA yang berlimpah sehingga dapat meningkatkan kualitas suatu wilayah. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah dari sektor ekonomi, kependudukan, permukiman, keruangan agar dapat meningkatkan wilayah tersebut.

Desa Jorok adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Utan yang mana menjadi jantung Kecamatan Utan. Desa Jorok sendiri berbatasan langsung dengan 3 (tiga) Desa tetangga yaitu Desa Motong di sebelah Selatan, Desa Orong Bawa di bagian Timur dan Desa Bale Brang di Bagian Barat. Desa tersebut merupakan desa yang memiliki potensi yang cukup baik seperti Pertanian, Peternakan sehingga baik untuk dikembangkan serta sangat perlu untuk dilakukan identifikasi, baik dari potensi SDA, SDM, Fisik, Non Fisik, dll.

Hal tersebut akan coba dilakukan untuk mengetahui potensi yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebai-baiknya untuk Perencanaan Wilayah Desa Jorok. Namun selain potensi yang ada, pasti ada juga permasalahan yang terdapat di Desa Jorok seperti persampahan, sistem aksebilitas dan infrastruktur lainnya, maka dengan itu diperlukan identifikasi serta analisa masalah dan potensi agar dapat memecahkan masalah dan memanfaatkan potensi yang ada guna merencanakan Desa Jorok yang lebih baik dari sektor fisik, non-fisik, sosial budaya dan ekonomi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas tentang Perencanaan Wilayah dan sedikit tentang profil wilayah Desa Jorok, sehubungan dengan itu dapat ditarik rumusan masalah yang megacu pada Perencanaan Desa Jorok yaitu :


(3)

1. Bagaimana karakteristik fisik dasar dan fisik binaan Desa Jorok ? 2. Apa sajakah potensi dan masalah yang berada di Desa Jorok ?

3. Bagaimanakah merancang strategi dan perencanaan tata ruang Desa Jorok ?

1.3 RUANG LIGKUP

Ruang lingkup yang akan dibahas diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu ang Lingkup Ruang Lingkup Lokasi dan Ruang Lingkup Materi :

1.3.1 RUANG LINGKUP LOKASI 1.3.1.1 LINGKUP WILAYAH

Ruang lingkup wilayah ini adalah Wilayah Kecamatan Utan dengan luas wilayah 155, 43 km2 yang memiliki 9 (sembilan) desa yang salah satunya adalah

Desa Jorok. Kecamatan Utan sendiri berada dalam kawasan administratif Kabupaten Sumbawa. Letak geografis Kecamatan Utan sendiri berada pada :

Sebelah Utara : Laut Flores

Sebelah Selatan : Kecamatan Batu Lanteh

Sebelah Timur : Kecamatan Rhee

Sebelah Barat : Kecamatan Buer

Ruang lingkup lokal ini adalah lokasi Wilayah Desa Jorok dengan luas Wilayah 4, 53 km2 dengan memiliki 6 (enam) dusun yaitu Dusun Jorok Dalam, Jorok

Luar, Jorok Tengah, Dusun Sekokok, Dusun Koda Permai, serta Dusun Koda Dalam. Desa Jorok sendiri berbatasan langsung dengan :

Sebelah Barat : Desa Orong Bawa Sebelah Timur : Desa Bale Brang Sebelah Utara : Laut Flores Sebelah Selatan : Desa Motong


(4)

Dalam ruang lingkup materi ini kita akan membahas secara rinci materi yang akan kita gunakan. Pokok pembahasan di fokuskan pada kondisi Desa Jorok dengan beberapa pembagian lingkungan pada Desa tersebut. Selain itu ada beberapa aspek yang wajib diperhatikan yaitu :

1.3.2.1 ASPEK FISIK DASAR

Dari aspek fisik dasar yang terdiri dari yang terdiri dari Aspek Geografis, Topografi, Hidrologi, Klimatologi, dan Demografi.

 Geografis

Dalam aspek Geografis membahas tentang luas wilayah lokasi perencanaan, batas wilayah dll.

 Topografi

Kali ini dalam Aspek Topografi memaparkan kondisi bentuk tanah, bentuk muka bumi serta ketinggiannya di atas permukaan laut.

 Hidrologi

Dalam aspek Hidrologi ini akan dibahas tentang Kebutuhan air per dusunnya serta mengetahui dari mana saja sumber air yang dialirkan ke Desa Jorok.

 Klimatologi

Menjelaskan tentang kondisi cuaca dan iklim di Desa Jorok, selain itu mengetahui curah hujan yang terjadi di Desa Jorok.


(5)

Hal penting yang akan dibahas dalam aspek ini adalah jumlah penduduk, jumlah penduduk wanita dan pria, sex ratio, jumlah penduduk angkatan kerja, jumlah penduduk menurut mata pencaharian, jumlah penduduk menurut pendidikan terakhir, serta jumlah penduduk menurut agama.

1.3.2.2 ASPEK FISIK BINAAN

Dari aspek fisik binaan sendiri terdiri dari Tata Guna Lahan, Aspek Ekonomi, Fasilitas, dan Utilitas.

 Tata Penggunaan Lahan

Membahas tentang pemanfaatan dan penggunaan lahan yang ada di Desa Jorok.

 Ekonomi

Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah data ekonomi yang terperinci. Data tersebut adalah produksi tanam pangan, perkebunan, peternakan, pertanian, perikanan.

 Fasilitas

Dalam aspek fasilitas ini memberikan penjelasan tentang jumlah fasilitas yang ada di Desa Jorok, serta proyeksi fasilitas yang akan digunakan untuk 20 tahun kedepan mendatang.

 Utilitas

Dalam aspek ini memberikan tentang penjelasan kondisi utilitas Desa Jorok seperti Kondisi Jalan, Drainse, Jaringan Listrik, Persampahan, Air Minum.


(6)

Dalam merencanakan pengembangan suatu wilayah tentu ada peraturan dari pemeritah terkait. Untuk itu Perencanaan Pengembangan Kawasan di suatau daerah harus ada pedoman agar arah perencanaannya lebih baik dari.yang sebelumnya Untuk wilayah di Kabupaten Sumbawa terdapat , RTRW, RPJP ,RPJMD, yang diperoleh dari Instansi terkait yakni PU Kabupaten Sumbawa, dan BAPPEDA Kabupten Sumbawa. Untuk itu akan kita paparkan peraturan yang ada di dalamnya.

A. UNDANG - UNDANG

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1548, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433);

4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);


(7)

6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4727);

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); dan

12. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421).

B. PERATURAN PEMERINTAH

1. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara


(8)

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); dan


(9)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 21).

C. PERATURAN DAERAH

1. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 1989 tentang Pembangunan Kepariwisataan di Daerah Nusa Tenggara Barat; 2. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 31);

3. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Daerah Nusa Tenggara Barat Nomor 56);

4. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 31 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 Nomor 31, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 571);

5. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 34 Tahun 2006 tentang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2031.

1.5 TUJUAN

Sebagai tempat kehidupan mahkluk hidup, yang selalu mengalami perubahan yang secara umum disebabkan oleh banyak faktor diantaranya pertumbuhan


(10)

penduduk dan perkembangan aktivitas manusia. Tuntunan perubahan tersebut berakibat pada tuntunan penyediaan ruang yang memadai untuk tempat menampung keberadaan penduduk dan segala aktivitasnya.

Dalam paradigma tersebut jelas memperlihatkan bahwa Rencana Tata Ruang harus ditempatkan sebagai pedoman pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembangunan. Rencana Tata Ruang harus pula dapat menjawab ke mana arah pengembangan wilayah ke depan dan bagaimana struktur serta pola ruang yang akan dibangun untuk memajukan pembangunan dalam lingkup internal maupun eksternal. Maka tujuan dari laporan ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik fisik dasar dan fisik binaan Desa Jorok 2. Mengidentifikasi potensi dan masalah yang berada di Desa Jorok 3. Mengetahui serta merancang strategi dan perencanaan tata ruang Desa

Jorok 1.6 SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam Studio Proses Perencanaan di Desa Jorok yaitu :

1. Mengidentifikasi aspek fisik, ekonomi, serta aspek sosial yang ada di Desa Jorok sehingga dapat dilakukan perencanan kedepannya.

2. Menciptakan kawasan Desa Jorok sebagai kawasan pertanian sesuai dengan PERDA RTRW Kabupaten Sumbawa.

3. Menciptakan Desa Jorok yang mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Meningkatkan penyediaan fasilitas, utilitas, aksebilitas, yang mampu meningkatkan kesejahteraan sosial di Desa Jorok

5. Pemanfaatan sumber daya serta potensi potensi yang ada di wilayah Desa Jorok agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan mampu meningkatkan kesejahteraannya.


(11)

1.7 METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penyusunan laporan ini, ada beberapa metode yang digunakan dalam menganalisa dan mengidentifikasi Desa Jorok, yaitu :

1.7.1 METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian yang dapat dilakukan adalah tahapan yang bertujuan agar kita bisa memperoleh data yang diinginkan baik itu dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

a. Survey Primer

Survey primer adalah metode survey yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari wilayah tersebut, baik dari kondisi alam maupun penduduknya. Selain itu untuk mengetahui kondisi wilayah, kita dapat mengetahuinya melalui buku potensi desa. Survey primer dilakukan dengan tujuan mengamati secara langsung ke lapangan baik itu kondisi fisik, sosial, lingkungan maupun kondisi ekonomi penduduk atau faktor-faktor lainnya yang ada pada wilayah tersebut.

b. Survey Sekunder

Yaitu metode survey yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data dari instansi terkait, bentuk datanya dapat berupa peta, tabel/grafik, atau uraian yang merupakan bagian dari wawancara. Survey instansi termasuk survey lapangan yang bersifat sekunder.

1.7.2 METODE WAWANCARA

Metode ini dilakukan dengan langsung menanyakan kepada masyarakat sekitar saat sedang melakukan survey di masing-masing dusun dengan memberikan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengembangan Desa Jorok. Metode ini sangat bagus dan cocok karena lewat metode ini kita dapat menyerap semua keluhan dari masyarakat tentang apa yang mereka rasakan dan cocok pula untuk melakukan perencanaan.


(12)

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam menyusun laporan ini kita harus menyusun sesuai literatur yang ada. Laporan ini juga adalah produk yang akan dihasilkan dalam Mata Kuliah Studio Proses Perencanaan ini. Selain itu laporan ini juga harus memenuhi standar agar dapat sesuai dengan kondisi asli yang berada di Desa Jorok. Untuk itu dibuatlah tahapan pembahasan penyususnan lapiran ini sebagai berikut :

Tabel 1.1

Sistematika Pembahasan

BAB NAMA BAB DESKRIPSI

1 PENDAHULUAN Menjelaskan Tentang Latar Belakan, Rumusan Masalah, Dasar Hukum, Tujuan, Sasarn, Metode Penelitian, Tahapan Pembahasan

2 KEBIJAKAN Menjelaskan tentang peraturan apa yang digunakan untuk merencanakan wilayah tersebut. Sertelah itu Meringkas peraturan yang akan digunakan dari sumber terkait.

3 TINJAUAN PUSTAKA Memberikan panduan untuk melihat sarana dan prasarana dengan mengambil pedoman dari Pertauran Pemerintah terkait.


(13)

mengumpulkan data yang telah didapat dari lapangan maupun dari instansi.

5 ANALISA KAWASAN Menganalisa kawasan dengan memperhatikan masalah dan potensi yang ada serta menganalisa jumlah penduduk, jumlah fasilitas serta prasarana yang lainnya.

6 RENCANA

PENGEMBANGAN

Memuat isi tentang rencana pengembangan kawsan dengan memanfaatkan masalah menjadi potensi, serta merencanakan kawasan sesuai kebutuhan masyarakat.

7 PENUTUP Membahas tentang semua yang disusun dari BAB I samapi BAB

VI, dan menjadi jawaban vital dari semua pemaslahan yang ada di Desa Jorok.


(1)

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); dan


(2)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 21).

C. PERATURAN DAERAH

1. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 1989 tentang Pembangunan Kepariwisataan di Daerah Nusa Tenggara Barat; 2. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 31);

3. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Daerah Nusa Tenggara Barat Nomor 56);

4. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 31 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 Nomor 31, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 571);

5. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 34 Tahun 2006 tentang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2031.

1.5 TUJUAN


(3)

penduduk dan perkembangan aktivitas manusia. Tuntunan perubahan tersebut berakibat pada tuntunan penyediaan ruang yang memadai untuk tempat menampung keberadaan penduduk dan segala aktivitasnya.

Dalam paradigma tersebut jelas memperlihatkan bahwa Rencana Tata Ruang harus ditempatkan sebagai pedoman pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembangunan. Rencana Tata Ruang harus pula dapat menjawab ke mana arah pengembangan wilayah ke depan dan bagaimana struktur serta pola ruang yang akan dibangun untuk memajukan pembangunan dalam lingkup internal maupun eksternal. Maka tujuan dari laporan ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik fisik dasar dan fisik binaan Desa Jorok 2. Mengidentifikasi potensi dan masalah yang berada di Desa Jorok 3. Mengetahui serta merancang strategi dan perencanaan tata ruang Desa

Jorok 1.6 SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam Studio Proses Perencanaan di Desa Jorok yaitu :

1. Mengidentifikasi aspek fisik, ekonomi, serta aspek sosial yang ada di Desa Jorok sehingga dapat dilakukan perencanan kedepannya.

2. Menciptakan kawasan Desa Jorok sebagai kawasan pertanian sesuai dengan PERDA RTRW Kabupaten Sumbawa.

3. Menciptakan Desa Jorok yang mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Meningkatkan penyediaan fasilitas, utilitas, aksebilitas, yang mampu meningkatkan kesejahteraan sosial di Desa Jorok

5. Pemanfaatan sumber daya serta potensi potensi yang ada di wilayah Desa Jorok agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan mampu meningkatkan kesejahteraannya.


(4)

1.7 METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penyusunan laporan ini, ada beberapa metode yang digunakan dalam menganalisa dan mengidentifikasi Desa Jorok, yaitu :

1.7.1 METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian yang dapat dilakukan adalah tahapan yang bertujuan agar kita bisa memperoleh data yang diinginkan baik itu dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

a. Survey Primer

Survey primer adalah metode survey yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari wilayah tersebut, baik dari kondisi alam maupun penduduknya. Selain itu untuk mengetahui kondisi wilayah, kita dapat mengetahuinya melalui buku potensi desa. Survey primer dilakukan dengan tujuan mengamati secara langsung ke lapangan baik itu kondisi fisik, sosial, lingkungan maupun kondisi ekonomi penduduk atau faktor-faktor lainnya yang ada pada wilayah tersebut.

b. Survey Sekunder

Yaitu metode survey yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data dari instansi terkait, bentuk datanya dapat berupa peta, tabel/grafik, atau uraian yang merupakan bagian dari wawancara. Survey instansi termasuk survey lapangan yang bersifat sekunder.

1.7.2 METODE WAWANCARA

Metode ini dilakukan dengan langsung menanyakan kepada masyarakat sekitar saat sedang melakukan survey di masing-masing dusun dengan memberikan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengembangan Desa Jorok. Metode ini sangat bagus dan cocok karena lewat metode ini kita dapat menyerap semua keluhan dari masyarakat tentang apa yang mereka rasakan dan


(5)

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam menyusun laporan ini kita harus menyusun sesuai literatur yang ada. Laporan ini juga adalah produk yang akan dihasilkan dalam Mata Kuliah Studio Proses Perencanaan ini. Selain itu laporan ini juga harus memenuhi standar agar dapat sesuai dengan kondisi asli yang berada di Desa Jorok. Untuk itu dibuatlah tahapan pembahasan penyususnan lapiran ini sebagai berikut :

Tabel 1.1

Sistematika Pembahasan

BAB NAMA BAB DESKRIPSI

1 PENDAHULUAN Menjelaskan Tentang Latar Belakan, Rumusan Masalah, Dasar Hukum, Tujuan, Sasarn, Metode Penelitian, Tahapan Pembahasan

2 KEBIJAKAN Menjelaskan tentang peraturan apa yang digunakan untuk merencanakan wilayah tersebut. Sertelah itu Meringkas peraturan yang akan digunakan dari sumber terkait.

3 TINJAUAN PUSTAKA Memberikan panduan untuk melihat sarana dan prasarana dengan mengambil pedoman dari Pertauran Pemerintah terkait.


(6)

mengumpulkan data yang telah didapat dari lapangan maupun dari instansi.

5 ANALISA KAWASAN Menganalisa kawasan dengan memperhatikan masalah dan potensi yang ada serta menganalisa jumlah penduduk, jumlah fasilitas serta prasarana yang lainnya.

6 RENCANA PENGEMBANGAN

Memuat isi tentang rencana pengembangan kawsan dengan memanfaatkan masalah menjadi potensi, serta merencanakan kawasan sesuai kebutuhan masyarakat.

7 PENUTUP Membahas tentang semua yang disusun dari BAB I samapi BAB VI, dan menjadi jawaban vital dari semua pemaslahan yang ada di Desa Jorok.