Fungsi Inspeksi Dalam Perawatan
                                                                                dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan kebutuhan pelanggan, semua performansi dan faktor efektivitas dibutuhkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
2. Pemenuhan  analisis  fungsional,  ini  melibatkan  pendefinisian  sistem  pada
fungsi  terminologi.  Sistem  fungsional  biasanya  menggunakan  simbol  yang representatif  seperti  diagram  alir  fungsional.  Fungsi  sistem  representatif
dilengkapi  dengan  kumpulan  format  data  diagram  alir  seperti  N-Squared  Chart, untuk sedikit meningkatkan sistem dari setiap karakteristik prilaku.
3. Pemenuhan  alokasi  kebutuhan,  ini  adalah  naik  turunnya  kerusakan  sistem
ukuran  kebutuhan  untuk  beberapa  kesatuan  fungsional  produk  proses  dalam sistem  hierarki  fungsional.  Ini  sangat  penting  untuk  mengidentifikasikan
pencapaian  performansi,  efektivitas,  masukan  atau  keluaran,  keseluruhan keluaran, kecepatan dan faktor lain untuk masing-masing blok fungsional.
Contoh diagram pareto dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut:
Gambar 2.2. Diagram Pareto Sumber: Eko Prasetyo 2011
Diagram  pareto  adalah  suatu  diagram  berupa  jenjang  tangga  yang  mempunyai fungsi  untuk  menentukan  dan  melihat  perbedaan  tingkat  prioritas  dari  beraneka
masalah  yang  akan  dipecahkan.  Dengan  memakai  diagram  pareto  dapat  terlihat masalah  mana  yang  dominan  dan  tentunya  kita  dapat  mengetahui  prioritas
penyelesaian  masalahnya,  yang  menjadi  kriteria  dan  pertimbangan  dalam
menentukan  diagram  pareto  ini  adalah  frekuensi  kerusakan,  ongkos  perbaikan, total ongkos perawatan dan harga komponen yang diganti
Adapun fungsi dari diagram pareto ini adalah: Menunjukkan masalah utama yang dominan.
Menyatakan  perbandingan  masing-masing  persoalan  terhadap  keseluruhan masalah.
Menunjukkan  tingkat  perbaikan  setelah  tindakan  perbaikan  pada  daerah  yang terbatas.
Menunjukkan  perbandingan  masing-masing  persoalan  sebelum  dan  sesudah perbaikan.
Memberikan  informasi  secara  grafis,  dimana  informasi  itu  akan  lebih  efisien dan  efektif  serta  lebih  mudah  dipahami,  karena  prioritas  dari  suatu
permasalahan akan jelas. Memudahkan  penelitian  serta  melihat  pencapaiannya  sebelum  dan  sesudah
pelaksanaan penanggulangan. 4.
Mengidentifikasikan  jenis  kerusakan,  pada  konteks  analisis  ini,  jenis kerusakan  mempunyai  arti  dimana  sistem  dari  sebuah  elemen  gagal  untuk
memenuhi  fungsinya.  Sebagai  contoh;  gagal  membuka  atau  menyalakan  sebuah mesin.
Pendekatan umum pelaksanaan FMECA dapat dilihat pada gambar 2.3. berikut:
Gambar 2.3. Pendekatan Umum Pelaksanaan FMECA
Sumber: Benjamin S. Blanchard , 1994
                                            
                