12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Perusahaan dalam setiap tahun atau periode tertentu pasti akan melakukakan pelaporan tentang posisi keuangan perusahaan pada periode
bersangkutan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kinerja perusahaan. Laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap,
“Laporan Keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu
bahan dalam proses pengambilan keputusan.” 2007:201
Sedangkan Michell Suharli berpendapat bahwa, “Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.” 2006:10
Berdasarkan teori diatas maka penulis beranggapan bahwa laporan keuangan merupakan informasi yang berkaitan tentang posisi atau keadaan
keuangan perusahaan pada periode tertentu yang nantinya akan dipakai oleh pemakainya dalam hal pengambilan keputusan.
2.1.1.2 Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari beberapa komponen yang menyatakan tentang kegiatan perusahaan. komponen tersebut akan menyatakan
tentang kondisi dari perusahaan tersebut. Kieso menyebutkan tentang penyajian laporan keuangan adalah,
“Laporan keuangan yang sering disajikan adalah neraca, laporan labarugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik atau pemegang
saham. ”
2007:5 Maka teori diatas menjabarkan komponen laporan keuangan yang terdiri
dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal atau laba ditahan, dimana setiap laporan memiliki fungsi yang berbeda-beda
namun memiliki keterkaitan satu sama lain. Berikut penjelasan komponen laporan keuangan:
1. Neraca merupakan laporan posisi keuangan yang menggambarkan asset, kewajiban, dan modal suatu perusahaan dalam suatu tanggal tertentu.
Melalui laporan ini pengguna laporan dapat mengetahui informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan,
kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih. Dengan demikian, neraca dapat membantu meramalkan jumlah,
waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa depan. 2. Laporan Laba Rugi merupakan laporan operasi perusahaan selama
periode akuntansi yang menyajikan seluruh hasil dan biaya untuk
mendapatkan hasil, laba atau rugi perusahaan. Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam beroperasi, memprediksikan operasi perusahaan dimasa yag akan datang.
3. Laporan Modal atau Laba Ditahan menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih perusahaan atau kekayaan perusahaan selama
periode yang bersangkutan termasuk keputusan atas kebijakan direksi terhadap para pemilik modal.
4. Laporan Arus Kas menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan kas dan pengunaan kas suatu perusahaan selama periode
akuntansi. Ikthisar laporan ini terdiri dari laporan arus kas dari aktivitas operasi, laporan arus kas dari aktivitas investasi, dan laporan arus kas dari
aktivitas pendanaan keuangan.
2.1.1.3 Piutang
Setiap perusahaan dalam penjualan barang ataupun jasa yang menggunakan sistem kredit pastilah akan mempunyai piutang. Piutang tersebut
muncul akibat dari pembayaran yang ditunda. Piutang usaha Menurut Rudianto, “Piutang merupakan klaim perusahaan atas utang, barang atau jasa kepada
pihak lain akibat transaksi.” 2009:224
Sedangkan Zaki Baridwan menyatakan bahwa, “Piutang dagang piutang usaha menunjukan piutang yang timbul dari
penjualan barang-barang atau jasa- jasa yang dihasilkan perusahaan.”
2004:124
Berdasarkan teori tersebut penulis berpendapat bahwa piutang akan timbul akibat penjualan barang atau jasa secara kredit yang pembayaranya ditunda
sampai jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak yaitu antara penjual barang atau jasa dengan pihak konsumen.
2.1.1.4 Perputaran Piutang
Setiap perusahaan yang mempunyai piutang pasti akan melakukan pengelolaan atas piutangnya dengan cara memutarkn piutang tersebut sehingga
dapat kembali menjadi kas. James D. Stice menyatakan bahwa, “Perputaran Piutang dihitung dengan cara membagi penjualan bersih
dengan piuatang dagang rata-rata yang belum dibayar selama tahun tersebut.”
2009:425 Sedangkan Sigit hermawan menyatakan bahwa,
“Semakin lama umur piutang maka semakin lama piutang ini kembali.” 2006:267
Berdasarkan Teori diatas penulis menyimpulkan bahwa perputaran piutang merupakan suatu cara untuk mengatur semua hal yang berkaitan dengan periode
piutang agar dana yang dimiliki oleh perusahaan dapat berjalan dengan efisien. Perputaran piutang ini juga merupakan usaha perusahaan untuk dapat dengan
cepat mengubah piutang tersebut agar cepat menjadi kas kembali.
2.1.2 Modal Kerja