Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan listrik pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN LISTRIK PADA INDUSTRI
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI INDONESIA

Oleh :
RONA YUGUSTYA
H14102058

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ii

RINGKASAN

RONA YUGUSTYA. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Listrik pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia (dibimbing
oleh IDQAN FAHMI).


Kebutuhan tenaga listrik merupakan kebutuhan mendasar yang
mempunyai peranan dalam pembangunan ekonomi suatu negara karena energi
listrik menjadi motor penggerak berbagai aktifitas masyarakat terutama dalam
mendukung proses industrialisasi. Hal ini dapat mempertinggi produktivitas usaha
sehingga meningkatkan perekonomian negara.
Industri pemakai listrik terbesar yaitu industri tekstil dan produk tekstil
(TPT). Industri TPT memerlukan listrik untuk penerangan dan operasionalnya
termasuk dalam proses produksi selama kurang lebih 24 jam. Khusus industri
serat buatan (synthetic fiber), tidak bisa menghentikan atau memindahkan
operasinya. Jika penyaluran energi listrik terhenti atau dihentikan, maka
produktivitas industri TPT menjadi sangat tidak efektif karena produksi yang
dihasilkan menjadi berkurang.
Permasalahan yang harus dihadapi oleh industri TPT adalah kenaikan tarif
dasar listrik (TDL). Kenaikan TDL bagi pemerintah dan PLN hanya merupakan
salah satu dari agenda restrukturisasi di sektor ketenagalistrikan. Sedangkan bagi
industri TPT, kenaikan tersebut dapat meningkatkan biaya produksi sehingga
menghambat pertumbuhan Industri. Sebagaimana diketahui bahwa industri TPT
merupakan salah satu penyumbang ekspor terbesar di Indonesia. Dampak
kenaikan tarif listrik yang terlalu tinggi tentunya secara tidak langsung akan
mengurangi daya saing produk TPT di pasar global sehingga berpengaruh secara

signifikan terhadap ekspor Indonesia dan perekonomian Indonesia.
Menurut teori ekonomi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan input. Jika permintaan listrik di industri TPT terpenuhi, maka akan
mempermudah industri TPT meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan
perekonomian Indonesia. Namun secara teoritis, faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan input listrik pada industri TPT belum diketahui. Untuk
dapat mengetahui faktor-faktor tersebut, maka perlu suatu analisa. Berdasarkan
uraian di atas maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan listrik industri TPT di Indonesia dan mengkaji
hubungan antara faktor-faktor tersebut terhadap permintaan listrik pada industri
TPT.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
yaitu dengan melihat pengaruh variabel-variabel yang diteliti dengan
menggunakan model regresi linear. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan metode OLS (Ordinary Least
Square) yang diolah dalam Microsoft Excel 2003 dan Software Eviews 4.1.
Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menjawab permasalahan
dalam penelitian.

iii


Data yang digunakan adalah data deret waktu (time series) dari tahun
1982-2004 yang hanya mencakup dua golongan sektor yaitu industri tekstil dan
industri pakaian jadi. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pusat
Statistik (BPS), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), PT PLN (Persero),
Departemen Perindustrian (Deperind), Pertamina, dan internet.
Pada periode 1982-2004, permintaan listrik cenderung meningkat
meskipun dari periode tersebut ada beberapa periode yang mengalami penurunan.
Permintaan produk pada periode 1982-2004 cenderung meningkat, sedangkan
untuk harga listrik pada periode tersebut secara agregat mengalami fluktuasi.
Harga solar di Indonesia dipengaruhi oleh harga solar dunia. Harga solar pada
tahun 1982-2004 mengalami naik cenderung menurun walaupun pada 2002 dan
2004 meningkat drastis akibat peningkatan harga minyak mentah dunia dan
pengurangan subsidi pemerintah.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap permintaan listrik industri TPT di Indonesia adalah pertama permintaan
produk yang berpengaruh positif terhadap permintaan listrik pada taraf nyata 5
persen (α=5%) dengan nilai elastisitas sebesar 1.04. Jika permintaan listrik
meningkat 1 persen maka akan meningkatkan permintaan listrik sebesar 1.04
persen, asumsi ceteris paribus. Kedua harga solar berpengaruh negatif terhadap

permintaan listrik pada taraf nyata 5 persen (α=5%) dengan nilai elastisitas yang
dihasilkan sebesar -0.56. Meningkatnya harga solar sebesar 1 persen akan
menurunkan permintaan listrik sebesar 0.56 persen, asumsi ceteris paribus. Ketiga
krisis ekonomi yang berpengaruh negatif terhadap permintaan listrik pada taraf
nyata 5 persen (α=5%). Untuk harga listrik terbukti tidak mempengaruhi
permintaan listrik karena bersifat inelastis. Hal ini dapat dilihat dari nilai
elastisitas yang dihasilkan sebesar 0.

iv

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN LISTRIK PADA INDUSTRI
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI INDONESIA

Oleh
RONA YUGUSTYA
H14102058

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

v

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa

: Rona Yugustya

Nomor Registrasi Pokok


: H14102058

Program Studi

: Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi

: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Listrik Pada Industri Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) di Indonesia

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor

Menyetujui
Dosen Pembimbing,

Ir. Idqan Fahmi, M.Ec

NIP. 131 803 657

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS
NIP. 131 846 872

Tanggal Kelulusan :

vi

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN

SEBAGAI


SKRIPSI

ATAU

KARYA

ILMIAH

PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2006

RONA YUGUSTYA
H14102058

vii

RIWAYAT HIDUP


Penulis bernama RONA YUGUSTYA lahir pada tanggal 9 Agustus 1985
di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Penulis anak pertama dari dua bersaudara, dari
pasangan Nanang Iwan Setiawan dan Nining Yuningsih. Penulis mengawali
jenjang pendidikan di TK Kemala Bhayangkari 90 Semarang Tahun 1989-1990,
kemudian menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Wonotingal I Semarang
pada tahun 1996. Setelah itu, melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 11
Semarang selama satu tahun, kemudian dilanjutkan ke SLTP Negeri 3
Majalengka, lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama diterima di SMUN 2
Majalengka tahun 1999 dan lulus tahun 2002 dengan hasil yang sangat
memuaskan.
Pada tahun 2002, penulis meninggalkan ‘Kota Angin’ untuk melanjutkan
studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Melalui jalur USMI, penulis mampu masuk
ke sebuah Institut yang berada di kota yang dikenal dengan nama ‘Kota Hujan’.
Penulis diterima di Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi.
Organisasi yang pernah diikuti diantaranya Taekwondo dan Karemata. Dalam
organisasi Karemata, penulis menjabat sebagai anggota Divisi Climbing.
Sampai sekarang penulis masih aktif mengikuti organisasi Taekwondo IPB

dan pernah mengikuti beberapa kejuaraan sebagai perwakilan dari unit IPB dan
Kecamatan Darmaga, diantaranya Kejuaraan Walikota Cup sebagai peserta di
kelas Feather tahun 2004 dan Kejuaraan Eksebisi Pekan Olahrga Kabupaten
Bogor (PORKAB) Taekwondo tahun 2005 yang diselenggarakan Kabupaten
Bogor dengan meraih medali emas untuk kelas Feather. Selain itu, penulis pernah
mengikuti pertandingan olimpiade bola voli dan bola basket yang diselenggarakan
oleh IPB.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi di Institut Pertanian Bogor.
Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Listrik pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia”.
Listrik merupakan faktor produksi yang sangat penting bagi industri TPT untuk
melakukan kegiatan operasionalnya maupun penerangan. Oleh sebab itu, penulis

merasa tertarik melakukan penelitian dengan topik ini.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis
mencoba sedikitnya memberi informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang
membacanya. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan banyak pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sangat besar kepada :
1. Keluargaku : Mamah dan Ayah yang selalu mengasihiku, mendukungku dari
lahir sampai dengan sekarang yang tidak ada hentinya selalu mengirim doa
untukku. Adikku Dinar ’Sorin’ yang selalu setia menemaniku dan sedikit
membantuku saat mengerjakan skripsi di rumah.
2. Ir. Idqan Fahmi, M.EC, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi
ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Dr. Sri Mulatsih, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
kritikan demi perbaikan skripsi ini.
4. Jaenal Effendi, MA, selaku Komisi Pendidikan yang telah memberikan saran
dan kritikan dalam tata cara penulisan.
5. NOTHANK : Dd, Oelil, Uin, Fitox , Kurey, Inay, Eca dan Boil.
Kibarkan Terus Bendera NOTHANK ”Who care?”

ix

6. ’A Yoga yang selalu memberi support dan perhatian dari jauh. Terimakasih
banyak...I’m sure that I can do this until finish.
7. Majalengka Taekwondo Team : Agis, Adam, @ Bohim, @ Jaren, @
Endin, yang selalu menyediakan tempat untuk berlatih, mengekspresikan diri,
dan bersedia menampung semua keluh kesah penulis selama pembuatan
skripsi.
8. Majalengka Crew : A Dadan, A Acong, A Hari, A Gun-Gun, A Hengki, A
Natsir, Chiwonk, Bucit, Gun-Gun, Andan dan KAPPAL. Terimakasih untuk
semua saran dan hiburannya ☺.
9. Ed’s Girl : Drie, Wee, Tante Soe, Yan, Yas, Mbah, Ema’, Darti, Icus, See,
Ca, Gie, Un, V, Don, Nay, Mba On, Fan, Luh, Ai, Tree. Terimakasih banyak
buat kebersamaannya di Edelweis baik suka maupun duka.
10. Teman-teman IE 39 : Radia, Nani, Granson, Retno, A. Widi, Diana, Elka,
Nungsri, Erik, Yoshika, Widi H, Rini, Rudi, serta semua teman seperjuangan
Ilmu Ekonomi angkatan 39 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Masih banyak lagi pihak-pihak yang belum penulis tulis, tetapi penulis
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga
skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga mendapat balasan-Nya, Amien.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya
dan semua pihak yang membaca.

Bogor, Oktober 2006

Penulis

x

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xiv

I. PENDAHULUAN ..................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ..........................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................

9

1.4. Kegunaan Penelitian .........................................................................

9

1.5. Ruang Lingkup Studi .........................................................................

10

II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

11

2.1. Tinjauan Teori....................................................................................

11

2.1.1. Konsep Dasar Permintaan .......................................................

11

2.1.2. Pengertian Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) .............

16

2.1.3. Penelitian Terdahulu ................................................................

19

2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual .......................................................

22

2.3. Hipotesa ............................................................................................

23

III.METODE PENELITIAN ......................................................................

25

3.1. Jenis Data dan Sumber Data .............................................................

25

3.2. Metode Analisis Data ........................................................................

25

3.2.1. Analisis Regresi .......................................................................

25

3.2.2. Uji Ekonometrika dan Statistik ................................................

28

3.3. Operasional Data ...............................................................................

32

IV.KONDISI UMUM INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
(TPT) DI INDONESIA ..........................................................................

34

4.1. Sejarah Industri TPT di Indonesia ....................................................

34

4.2. Perkembangan Industri TPT di Indonesia .........................................

36

4.2.1. Industri Pembuatan Serat (Fiber Making).................................

40

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN LISTRIK PADA INDUSTRI
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI INDONESIA

Oleh :
RONA YUGUSTYA
H14102058

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ii

RINGKASAN

RONA YUGUSTYA. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Listrik pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia (dibimbing
oleh IDQAN FAHMI).

Kebutuhan tenaga listrik merupakan kebutuhan mendasar yang
mempunyai peranan dalam pembangunan ekonomi suatu negara karena energi
listrik menjadi motor penggerak berbagai aktifitas masyarakat terutama dalam
mendukung proses industrialisasi. Hal ini dapat mempertinggi produktivitas usaha
sehingga meningkatkan perekonomian negara.
Industri pemakai listrik terbesar yaitu industri tekstil dan produk tekstil
(TPT). Industri TPT memerlukan listrik untuk penerangan dan operasionalnya
termasuk dalam proses produksi selama kurang lebih 24 jam. Khusus industri
serat buatan (synthetic fiber), tidak bisa menghentikan atau memindahkan
operasinya. Jika penyaluran energi listrik terhenti atau dihentikan, maka
produktivitas industri TPT menjadi sangat tidak efektif karena produksi yang
dihasilkan menjadi berkurang.
Permasalahan yang harus dihadapi oleh industri TPT adalah kenaikan tarif
dasar listrik (TDL). Kenaikan TDL bagi pemerintah dan PLN hanya merupakan
salah satu dari agenda restrukturisasi di sektor ketenagalistrikan. Sedangkan bagi
industri TPT, kenaikan tersebut dapat meningkatkan biaya produksi sehingga
menghambat pertumbuhan Industri. Sebagaimana diketahui bahwa industri TPT
merupakan salah satu penyumbang ekspor terbesar di Indonesia. Dampak
kenaikan tarif listrik yang terlalu tinggi tentunya secara tidak langsung akan
mengurangi daya saing produk TPT di pasar global sehingga berpengaruh secara
signifikan terhadap ekspor Indonesia dan perekonomian Indonesia.
Menurut teori ekonomi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan input. Jika permintaan listrik di industri TPT terpenuhi, maka akan
mempermudah industri TPT meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan
perekonomian Indonesia. Namun secara teoritis, faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan input listrik pada industri TPT belum diketahui. Untuk
dapat mengetahui faktor-faktor tersebut, maka perlu suatu analisa. Berdasarkan
uraian di atas maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan listrik industri TPT di Indonesia dan mengkaji
hubungan antara faktor-faktor tersebut terhadap permintaan listrik pada industri
TPT.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
yaitu dengan melihat pengaruh variabel-variabel yang diteliti dengan
menggunakan model regresi linear. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan metode OLS (Ordinary Least
Square) yang diolah dalam Microsoft Excel 2003 dan Software Eviews 4.1.
Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menjawab permasalahan
dalam penelitian.

iii

Data yang digunakan adalah data deret waktu (time series) dari tahun
1982-2004 yang hanya mencakup dua golongan sektor yaitu industri tekstil dan
industri pakaian jadi. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pusat
Statistik (BPS), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), PT PLN (Persero),
Departemen Perindustrian (Deperind), Pertamina, dan internet.
Pada periode 1982-2004, permintaan listrik cenderung meningkat
meskipun dari periode tersebut ada beberapa periode yang mengalami penurunan.
Permintaan produk pada periode 1982-2004 cenderung meningkat, sedangkan
untuk harga listrik pada periode tersebut secara agregat mengalami fluktuasi.
Harga solar di Indonesia dipengaruhi oleh harga solar dunia. Harga solar pada
tahun 1982-2004 mengalami naik cenderung menurun walaupun pada 2002 dan
2004 meningkat drastis akibat peningkatan harga minyak mentah dunia dan
pengurangan subsidi pemerintah.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap permintaan listrik industri TPT di Indonesia adalah pertama permintaan
produk yang berpengaruh positif terhadap permintaan listrik pada taraf nyata 5
persen (α=5%) dengan nilai elastisitas sebesar 1.04. Jika permintaan listrik
meningkat 1 persen maka akan meningkatkan permintaan listrik sebesar 1.04
persen, asumsi ceteris paribus. Kedua harga solar berpengaruh negatif terhadap
permintaan listrik pada taraf nyata 5 persen (α=5%) dengan nilai elastisitas yang
dihasilkan sebesar -0.56. Meningkatnya harga solar sebesar 1 persen akan
menurunkan permintaan listrik sebesar 0.56 persen, asumsi ceteris paribus. Ketiga
krisis ekonomi yang berpengaruh negatif terhadap permintaan listrik pada taraf
nyata 5 persen (α=5%). Untuk harga listrik terbukti tidak mempengaruhi
permintaan listrik karena bersifat inelastis. Hal ini dapat dilihat dari nilai
elastisitas yang dihasilkan sebesar 0.

iv

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN LISTRIK PADA INDUSTRI
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI INDONESIA

Oleh
RONA YUGUSTYA
H14102058

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

v

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa

: Rona Yugustya

Nomor Registrasi Pokok

: H14102058

Program Studi

: Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi

: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Listrik Pada Industri Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) di Indonesia

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor

Menyetujui
Dosen Pembimbing,

Ir. Idqan Fahmi, M.Ec
NIP. 131 803 657

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS
NIP. 131 846 872

Tanggal Kelulusan :

vi

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN

SEBAGAI

SKRIPSI

ATAU

KARYA

ILMIAH

PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2006

RONA YUGUSTYA
H14102058

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama RONA YUGUSTYA lahir pada tanggal 9 Agustus 1985
di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Penulis anak pertama dari dua bersaudara, dari
pasangan Nanang Iwan Setiawan dan Nining Yuningsih. Penulis mengawali
jenjang pendidikan di TK Kemala Bhayangkari 90 Semarang Tahun 1989-1990,
kemudian menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Wonotingal I Semarang
pada tahun 1996. Setelah itu, melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 11
Semarang selama satu tahun, kemudian dilanjutkan ke SLTP Negeri 3
Majalengka, lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama diterima di SMUN 2
Majalengka tahun 1999 dan lulus tahun 2002 dengan hasil yang sangat
memuaskan.
Pada tahun 2002, penulis meninggalkan ‘Kota Angin’ untuk melanjutkan
studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Melalui jalur USMI, penulis mampu masuk
ke sebuah Institut yang berada di kota yang dikenal dengan nama ‘Kota Hujan’.
Penulis diterima di Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi.
Organisasi yang pernah diikuti diantaranya Taekwondo dan Karemata. Dalam
organisasi Karemata, penulis menjabat sebagai anggota Divisi Climbing.
Sampai sekarang penulis masih aktif mengikuti organisasi Taekwondo IPB
dan pernah mengikuti beberapa kejuaraan sebagai perwakilan dari unit IPB dan
Kecamatan Darmaga, diantaranya Kejuaraan Walikota Cup sebagai peserta di
kelas Feather tahun 2004 dan Kejuaraan Eksebisi Pekan Olahrga Kabupaten
Bogor (PORKAB) Taekwondo tahun 2005 yang diselenggarakan Kabupaten
Bogor dengan meraih medali emas untuk kelas Feather. Selain itu, penulis pernah
mengikuti pertandingan olimpiade bola voli dan bola basket yang diselenggarakan
oleh IPB.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi di Institut Pertanian Bogor.
Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Listrik pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia”.
Listrik merupakan faktor produksi yang sangat penting bagi industri TPT untuk
melakukan kegiatan operasionalnya maupun penerangan. Oleh sebab itu, penulis
merasa tertarik melakukan penelitian dengan topik ini.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis
mencoba sedikitnya memberi informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang
membacanya. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan banyak pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sangat besar kepada :
1. Keluargaku : Mamah dan Ayah yang selalu mengasihiku, mendukungku dari
lahir sampai dengan sekarang yang tidak ada hentinya selalu mengirim doa
untukku. Adikku Dinar ’Sorin’ yang selalu setia menemaniku dan sedikit
membantuku saat mengerjakan skripsi di rumah.
2. Ir. Idqan Fahmi, M.EC, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi
ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Dr. Sri Mulatsih, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
kritikan demi perbaikan skripsi ini.
4. Jaenal Effendi, MA, selaku Komisi Pendidikan yang telah memberikan saran
dan kritikan dalam tata cara penulisan.
5. NOTHANK : Dd, Oelil, Uin, Fitox , Kurey, Inay, Eca dan Boil.
Kibarkan Terus Bendera NOTHANK ”Who care?”

ix

6. ’A Yoga yang selalu memberi support dan perhatian dari jauh. Terimakasih
banyak...I’m sure that I can do this until finish.
7. Majalengka Taekwondo Team : Agis, Adam, @ Bohim, @ Jaren, @
Endin, yang selalu menyediakan tempat untuk berlatih, mengekspresikan diri,
dan bersedia menampung semua keluh kesah penulis selama pembuatan
skripsi.
8. Majalengka Crew : A Dadan, A Acong, A Hari, A Gun-Gun, A Hengki, A
Natsir, Chiwonk, Bucit, Gun-Gun, Andan dan KAPPAL. Terimakasih untuk
semua saran dan hiburannya ☺.
9. Ed’s Girl : Drie, Wee, Tante Soe, Yan, Yas, Mbah, Ema’, Darti, Icus, See,
Ca, Gie, Un, V, Don, Nay, Mba On, Fan, Luh, Ai, Tree. Terimakasih banyak
buat kebersamaannya di Edelweis baik suka maupun duka.
10. Teman-teman IE 39 : Radia, Nani, Granson, Retno, A. Widi, Diana, Elka,
Nungsri, Erik, Yoshika, Widi H, Rini, Rudi, serta semua teman seperjuangan
Ilmu Ekonomi angkatan 39 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Masih banyak lagi pihak-pihak yang belum penulis tulis, tetapi penulis
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga
skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga mendapat balasan-Nya, Amien.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya
dan semua pihak yang membaca.

Bogor, Oktober 2006

Penulis

x

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xiv

I. PENDAHULUAN ..................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ..........................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................

9

1.4. Kegunaan Penelitian .........................................................................

9

1.5. Ruang Lingkup Studi .........................................................................

10

II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

11

2.1. Tinjauan Teori....................................................................................

11

2.1.1. Konsep Dasar Permintaan .......................................................

11

2.1.2. Pengertian Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) .............

16

2.1.3. Penelitian Terdahulu ................................................................

19

2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual .......................................................

22

2.3. Hipotesa ............................................................................................

23

III.METODE PENELITIAN ......................................................................

25

3.1. Jenis Data dan Sumber Data .............................................................

25

3.2. Metode Analisis Data ........................................................................

25

3.2.1. Analisis Regresi .......................................................................

25

3.2.2. Uji Ekonometrika dan Statistik ................................................

28

3.3. Operasional Data ...............................................................................

32

IV.KONDISI UMUM INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
(TPT) DI INDONESIA ..........................................................................

34

4.1. Sejarah Industri TPT di Indonesia ....................................................

34

4.2. Perkembangan Industri TPT di Indonesia .........................................

36

4.2.1. Industri Pembuatan Serat (Fiber Making).................................

40

xi

4.2.2. Industri Pemintalan (Spinning) .................................................

42

4.2.3. Industri Kain (Weaving/Dyeing/Knitting/Finishing) ................

43

4.2.4. Industri Pakaian Jadi (Garment) ..............................................

44

4.2.5. Industri Produk Tekstil Lainnya (Other Textile).......................

45

4.3. Industri TPT di Pasar Global .............................................................

47

4.4. Penggunaan Listrik di Industri TPT ..................................................

48

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................

51

5.1. Kecenderungan (Trend) Permintaan Listrik dan Faktor-Faktor yang
diduga Mempengaruhi Permintaan Listrik di Industri TPT...............

51

5.2. Hasil Estimasi Model Permintaan Listrik Industri Tekstil dan Produk
Tekstil (TPT) di Indonesia ................................................................

56

5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik Industri TPT
Di Indonesia ......................................................................................

58

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

61

6.1. Kesimpulan ........................................................................................

61

6.2. Saran...................................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

63

LAMPIRAN .................................................................................................

65

xii

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Tenaga Listrik yang Diminta Industri Tekstil dan Produk Tekstil di
Indonesia Tahun 1982-2004 .....................................................................

3

2. Ekspor dan Impor Industri TPT di Indonesia Tahun 2000-2005 ..............

37

3. Profil Industri TPT di Indonesia Tahun 2001-2005 ...................................

39

4. Utilitas Produksi Industri TPT di Indonesia Tahun 2005 ..........................

40

5. Profil Industri Pembuatan Serat (Fiber Making) Tahun 2001-2005..........

41

6. Kapasitas Mesin Pemintal Pada Beberapa Negara di Asia .......................

42

7. Profil Industri Pemintalan (Spinning) Tahun 2001-2005 ..........................

43

8. Profil Industri Kain (Weaving/Dyeing/Knitting/Finishing) Tahun
2001-2005 ..................................................................................................

44

9. Profil Industri Pakaian Jadi (Garment) Tahun 2001-2005.........................

45

10. Profil Industri Produk tekstil Lainnya (Other Textile) Tahun
2001-2005 ..................................................................................................

46

11. Ekspor TPT Indonesia ke AS, Eropa, dan Jepang Tahun 2001-2005 ........

47

12. Struktur Biaya Dalam Setiap Kelompok Industri TPT Tahun 2005 .........

50

13. Hasil Estimasi Model Permintaan Listrik Industri Tekstil dan Produk
Tekstil Tahun 1982-2004 ..........................................................................

56

xiii

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Kerangka Pemikiran Konseptual ...............................................................

24

2. Trend Permintaan Listrik di Industri TPT Tahun 1982-2004 ....................

52

3. Trend Permintaan Produk di Industri TPT Tahun 1982-2004 ..................

53

4. Trend Harga Listrik Untuk Industri TPT Tahun 1982-2004 .....................

54

5. Trend Harga Solar Untuk Industri TPT Tahun 1982-2004 .......................

55

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Data Nominal Penelitian ...........................................................................

65

2. Data Riil Penelitian ...................................................................................

66

3. Hasil Estimasi Output Model Permintaan Listrik Industri TPT di
Indonesia ...................................................................................................

67

4. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Bebas pada Model Permintaan
Listrik ........................................................................................................

67

5. Hasil Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas ..................................

67

6. Hasil Uji Normalitas .................................................................................

68

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pada kehidupan dimasa sekarang, ketersediaan energi, terutama energi

listrik merupakan salah satu bagian yang cukup penting untuk diperhatikan agar
kesejahteraan manusia terpenuhi. Untuk itu, tingkat kebutuhan listrik harus
dipenuhi secara optimal. Kebutuhan energi listrik merupakan kebutuhan mendasar
yang mempunyai peranan dalam pembangunan ekonomi suatu negara karena
energi listrik menjadi motor penggerak berbagai aktifitas masyarakat terutama
dalam

mendukung

proses

industrialisasi.

Hal

ini

dapat

mempertinggi

produktivitas usaha sehingga meningkatkan perekonomian negara.
Dari tahun ke tahun konsumsi masyarakat akan kebutuhan sehari-hari
meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk yang semakin
meningkat. Meningkatnya konsumsi masyarakat mendorong produsen untuk
menambah produksinya. Namun, untuk memproduksi suatu barang diperlukan
faktor-faktor produksi yang mendukung. Salah satunya adalah energi. Sumber
energi yang berperan sangat penting dalam proses produksi diantaranya adalah
bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Terjadinya kenaikan harga BBM
menyebabkan seluruh industri harus menanggung beban biaya yang cukup besar.
Selain kenaikan harga BBM, industri-industri tersebut harus menghadapi sebuah
permasalahan lain yaitu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) oleh pemerintah.
Kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) cukup menjadi
beban bagi dunia usaha Indonesia yang saat ini sedang berusaha bangun dari
keterpurukannya akibat krisis ekonomi. Selama kurun waktu 2000–2001, TDL

2

sudah mengalami kenaikan sebanyak dua kali. Kenaikan TDL ini menambah
beban bagi pengusaha, menyusul kenaikan harga BBM (solar) dan kenaikan upah
minimum regional (UMR). Secara makro, dampak kenaikan TDL sebagai
konsekuensi dari penurunan rata-rata subsidi listrik mempunyai arah yang negatif.
Hal ini ditunjukkan dari menurunnya pertumbuhan ekonomi riil (GDP riil),
menurunnya tingkat kesempatan kerja, dan meningkatnya laju inflasi. Hal ini
merupakan konsekuensi dari menurunnya sektor produksi akibat naiknya ongkos
produksi (cost of production).
Kenaikan tarif listrik dirasakan paling signifikan oleh sektor yang paling
banyak mengkonsumsi listrik dalam proses produksinya. Berdasarkan data yang
diolah dari tabel input-output, sektor yang paling banyak mengkonsumsi listrik
adalah sektor jasa perdagangan (Elektro Indonesia, Maret 2006). Termasuk dalam
sektor ini adalah para pedagang eceran, baik di mal-mal, department store,
maupun di toko-toko. Perlu diperhatikan bahwa para pedagang eceran kecil pun
dapat merasakan dampak kenaikan tarif listrik yang cukup signifikan. Selain
sektor perdagangan, sektor industri pun mengkonsumsi dan memerlukan energi
listrik dalam jumlah yang sangat besar terutama dalam kegiatan produksinya..
Salah industri pemakai listrik yang mengkonsumsi listrik dalam jumlah
sangat besar yaitu industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang merupakan salah
satu penyumbang ekspor terbesar di Indonesia. Industri benang mengkonsumsi
sekitar 4.7 persen dari total konsumsi listrik nasional, sedangkan industri tekstil
mengkonsumsi sekitar 2.8 persennya. Sementara itu untuk industri lainnya yang
juga memerlukan listrik dalam jumlah yang besar seperti industri semen hanya
mengkonsumsi sekitar 2.3 persen dari konsumsi listrik nasional, sedangkan

3

industri barang-barang dari besi dan baja dasar hanya mengkonsumsi sekitar 1.9
persen. Pemakaian listrik pada industri TPT dapat dilihat dari jumlah tenaga listrik
yang diminta oleh industri TPT dalam kilo Watt hour (kWh) dan secara lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tenaga Listrik yang Diminta Industri TPT Tahun 1982-2004
Tahun
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993

Tenaga Listrik yang
Diminta (kWh)
335277000
375141000
446358000
676691000
607566000
944160000
1392143000
1647206000
1677981000
2500134217
3040016697

Tahun
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004

Tenaga Listrik yang
Diminta (kWh)
3281694297
4180601439
4625151162
4820545610
5108436023
9943415239
12290737932
6797389802
5426490654
6033908841
6820000000

2762305655

Sumber : BPS 1982-2004

Energi listrik bagi industri TPT merupakan bahan bakar penting yang
digunakan dalam proses produksi. Khusus industri serat buatan (synthetic fiber),
tidak bisa menghentikan atau memindahkan operasinya. Jika penyaluran energi
listrik terhenti atau dihentikan, maka produktivitas industri TPT menjadi sangat
tidak efektif karena produksi yang dihasilkan menjadi berkurang. Beberapa proses
produksi masih tergantung pada pasokan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN)
karena listrik tersebut digunakan selama 24 jam penuh. Jika terganggu, diperlukan
waktu berminggu-minggu untuk memperbaikinya terutama di industri serat fiber
dan polyester.

4

Industri tekstil yang selama ini menjadi primadona didalam pasar ekspor
dihadapi berbagai masalah. Saat ini pasaran tekstil internasional sedang
mengalami kelesuan akibat melemahnya perekonomian dunia dan melimpahnya
produk tekstil di pasar internasional, terutama dari Korea Selatan dan China.
Kenaikan TDL merupakan masalah yang cukup rumit bagi pengusaha tekstil
karena berkaitan dengan perhitungan cost dan harga jual dengan buyer. Selama ini
kontrak pesanan dilakukan tiga bulan sebelum produksi sehingga perhitungan
harga jualnya masih menggunakan perhitungan sebelum kenaikan TDL. Hal ini
mengakibatkan turunnya marjin keuntungan yang diperoleh pengusaha tekstil
karena tidak mungkin lagi menaikkan harga jualnya terhadap buyer. Pada
akhirnya akan berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor Indonesia.
Pada industri tekstil, apabila tarif listrik naik sebesar 10 persen dari harga
tarif listrik, maka dapat meningkatkan biaya produksi sebesar 0.5 persen (dari
kenaikan tarif dikalikan dengan cost share dari listrik terhadap biaya produksi
keseluruhan).

Hitungan

ini

adalah

hitungan

sederhana,

dan

belum

memperhitungkan efek pengganda (multiplier effect) dari kenaikan tarif listrik
tersebut. Perhitungan ini merupakan perkiraan gambaran kasar dampak kenaikan
tarif listrik terhadap biaya produksi pada industri tersebut (Warta Ekonomi, 14
Maret 2006).
Menurut perhitungan Danareksa Research Institute, dengan menggunakan
metode yang sedikit lebih kompleks (sudah memperhitungkan multiplier effect),
setiap kenaikan 10 persen dari tarif listrik rata-rata akan memberikan inflasi
tambahan sebesar 0.13 persen sampai 0.17 persen. Berbeda dengan perhitungan
yang telah diolah oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dimana perhitungannya lebih

5

besar dari perhitungan di atas. Kenaikan tarif listrik sebesar 30 persen, misalnya,
hanya akan menimbulkan dampak terhadap inflasi secara langsung sekitar 0.39
persen sampai 0.51 persen saja. Hal ini jauh lebih kecil dari dampak kenaikan
harga BBM. Dampak kenaikan tarif listrik terhadap pertumbuhan ekonomi pun
tidak terlalu besar karena hanya akan terjadi pengurangan sebesar 0.027 persen
untuk kenaikan tarif listrik sebesar 30 persen.
Kenaikan tarif listrik yang terlalu tinggi (misalnya, sampai 100 persen)
jelas akan dapat menghilangkan rangkaian pemulihan perbaikan di sisi
permintaan, karena kenaikan tersebut mengurangi daya beli masyarakat. Di tengah
suasana daya beli serta permintaan yang menurun, para pebisnis akan kesulitan
membebankan kenaikan biaya produksi ke konsumennya. Perlu diperhatikan
bahwa produk dari industri kita sebagian besar masih dipasarkan di dalam negeri.
Kenaikan di bawah 30 persen mungkin masih dapat dilakukan tanpa harus
memberikan dampak negatif yang terlalu signifikan. Akan tetapi, kenaikan yang
terlalu tinggi akan dapat menghilangkan rangkaian perbaikan pertumbuhan
ekonomi yang sedang terjadi. Di tengah lambatnya pertumbuhan ekonomi,
kenaikan tarif listrik yang terlalu tinggi dapat menjerumuskan perekonomian
menuju resesi.

1.2.

Perumusan Masalah
Energi listrik dalam industri tekstil dipergunakan dalam proses spinning,

weaving, knitting, dyeing dan fibering. Pada industri tekstil, proses polimerisasi
serat sintetis (fiber) tidak akan terjadi bila tidak ada aliran listrik. Apabila aliran
listrik untuk produksi tiba-tiba terhenti, banyak bahan baku akan mengalami
kerusakan dan dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit jumlahnya bagi

6

perusahaan. Terganggunya proses produksi tentu mengganggu kelancaran proses
produksi pembuatan pakaian jadi. Tanpa bahan baku dari industri tekstil mungkin
untuk sementara waktu tidak terlalu mengganggu proses produksi. Tetapi jika
bahan baku tidak tersedia akibat terhentinya pasokan listrik yang cukup lama,
pasti proses produksi pakaian jadi ini akan terganggu. Hal ini membuktikan
bahwa listrik merupakan faktor yang sangat penting demi kelancaran usaha
industri TPT.
Biaya yang harus dikeluarkan industri tekstil untuk energi mencapai 8-12
persen dari total ongkos produksi, sehingga jika kenaikan tarif dasar listrik terjadi
secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi. Untuk biaya lainnya 50-60
persen untuk bahan baku dan ongkos tenaga kerja sekitar 6 persen (Riau Pos,
2006).
Bagi industri TPT, kenaikan TDL akan berdampak sangat besar karena
menghambat pertumbuhan industri dan akan memicu kenaikan biaya produksi.
Menurut Departemen Perindustrian, kenaikan TDL mengingkari program
pemerintah yang ingin meningkatkan kinerja industri tekstil. Industri tekstil akan
semakin menurun karena saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan efisiensi
biaya yang lainnya. Hal ini terjadi karena industri tekstil sangat membutuhkan
dana untuk memaksimalkan kinerja produksinya.
Beban industri TPT meningkat 15 persen akibat adanya program Dayamax
Plus dan kenaikan BBM. Efek yang dominan dari kenaikan tarif listrik dan BBM
meningkatkan kenaikan bahan baku dan biaya transportasi dari sektor hilir dengan
total kenaikan produksi menjadi 10 persen (www.dpr.go.id). Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API) mendesak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera mencabut

7

kebijakan Dayamax dan tarif multiguna untuk pemasangan baru yang selama ini
diberlakuan bagi sektor industri. Kebijakan ini dinilai API kontraproduktif dengan
upaya pemerintah meningkatkan kinerja industri lokal (www.bisnis.com, 2006).
Bagi pemerintah dan PLN, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) hanya
merupakan salah satu dari agenda restrukturisasi di sektor ketenagalistrikan.
Deputi Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN, Antony Dewono
mengatakan PT PLN hingga sekarang masih menderita kerugian operasional
akibat kenaikan harga BBM, mengingat harga jual listrik lebih rendah
dibandingkan biaya produksi, sehingga PLN bersikeras akan terus menerapkan
kebijakan Dayamax dan tarif multiguna.
Departemen Perindustrian belum dapat memastikan besaran TDL yang
ideal. Hal itu terjadi karena hingga saat ini terdapat banyak opsi yang ditawarkan
dari kalangan industri. Akibat rencana pemerintah dalam meningkatkan tarif dasar
listrik, pengusaha-pengusaha tekstil mulai merelokasikan pabriknya ke negaranegara lainnya seperti Kamboja, Thailand, Cina dan Vietnam.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia
(APSyFI), Kustarjono Projolalito menyatakan industri sintetis akan mengalami
kesulitan bila listrik naik sebab membutuhkan listrik sehari penuh. Industri hilir
dari industri serat mengeluarkan biaya listrik mencapai 8 persen hingga 12 persen
dari seluruh biaya produksi. Jika biaya membengkak, produk sintetis yang
dihasilkan industri TPT akan sulit menyaingi harga produk negara lain.
Akibatnya, semakin banyak perusahaan yang gulung tikar dan jumlah
pengangguran meningkat drastis (Riau Pos, 21 Januari 2006).

8

Dampak buruk kenaikan tarif listrik yang juga perlu dipikirkan oleh
pemerintah adalah laju inflasi. Setelah harga BBM ditetapkan pada akhir tahun
2005, inflasi sepanjang tahun 2005 meningkat hingga 18 persen. Jika tarif listrik
terlalu tinggi dan terlalu dini maka dikhawatirkan angka inflasi kembali
meningkat drastis. Saat ini tarif listrik rata-rata PLN adalah Rp580/kWh atau
US$0.58 per kWh, masih berada di bawah US$0.06 per kWh. Tarif listrik
Indonesia sebesar US$0,06 per kWh terbilang murah jika dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya. Tarif listrik di Thailand sebesar US$0.07 per kWh,
Filipina US$0.074 per kWh, Malaysia US$0.077 per kWh, dan Kamboja US$0.09
per kWh (Cybernews.net, 12 Maret 2006).
Selama tarif listrik yang sesuai nilai riilnya belum bisa diberlakukan,
pemerintah masih berkewajiban memberikan subsidi. Namun, subsidi yang
selama ini membebani APBN seringkali tidak tepat sasaran. Masih besar
kemungkinan pelanggan yang mampu membayar listrik, ikut menikmati subsidi.
Hal ini pernah terjadi sebelum krisis ekonomi 1997, dimana industri menengah
dan besar ikut menikmati tarif listrik murah. Namun, di awal tahun 2005
pemerintah mulai menghapus subsidi listrik karena melihat tidak adanya kenaikan
produktivitas yang signifikan pada industri TPT dalam melangsungkan usahanya
dan hanya menambah beban bagi pemerintah.
Sampai saat ini industri TPT memerlukan listrik untuk penerangan dan
operasionalnya termasuk dalam proses produksi selama kurang lebih 24 jam,
sehingga kenaikan TDL akan berakibat langsung terhadap kelangsungan usaha
industri TPT. Sebagai konsekuensinya, industri TPT harus bisa melakukan
efisiensi energi untuk mensiasati kenaikan tarif tersebut.

9

Listrik merupakan salah satu faktor produksi pada industri TPT sehingga
permintaan listrik termasuk ke dalam permintaan faktor produksi atau yang
disebut dengan permintaan input atau turunan. Menurut teori ekonomi, permintaan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya harga input itu sendiri, harga
input lain, permintaan akan produk, kuantitas input komplementer dan input
subtitusi, dan perubahan teknologi. Jika permintaan listrik di industri TPT
terpenuhi, maka akan mempermudah industri TPT meningkatkan produktivitasnya
dan meningkatkan perekonomian Indonesia. Namun secara teoritis, faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan input listrik pada industri TPT belum diketahui.
Untuk dapat mengetahui faktor-faktor tersebut, maka perlu suatu analisa.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dikaji dalam
penelitian ini yaitu faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi permintaan
listrik pada industri TPT di Indonesia dan bagaimana hubungannya antara faktorfaktor tersebut dengan permintaan listrik di industri TPT ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini yaitu menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
listrik industri TPT di Indonesia dan mengkaji hubungan antara faktor-faktor
tersebut dengan permintaan listrik pada industri TPT.

1.4.

Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan :

1. Dapat

memberikan

informasi

mengenai

faktor-faktor

mempengaruhi permintaan listrik industri TPT di Indonesia.

yang

dapat

10

2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi industri TPT dan pemerintah
dalam perkembangan industri TPT.
3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan informasi bagi
peneliti lainnya untuk penelitan yang sejenis.

1.5.

Ruang Lingkup Studi
Data selang waktu yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan listrik di industri TPT yaitu mulai dari tahun 1982
sampai dengan tahun 2004. Industri tekstil yang diteliti hanya mencakup dua
golongan sektor, diantaranya industri tekstil dan industri pakaian jadi.
Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara permintaan listrik dengan
permintaan produk, harga listrik, harga solar, dan krisis ekonomi. Oleh karena itu,
analisis akan difokuskan hanya pada faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
permintaan listrik. Listrik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah listrik yang
hanya dibeli dari PT PLN.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Teori
2.1.1

Konsep Dasar Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu

pasar. Menurut Rahardja dan Manurung (2001), permintaan adalah keinginan
konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu. Kottler dan Amstrong (1992) menyatakan bahwa
konsumen akan memilih produk yang menghasilkan kepuasan yang tertinggi dan
keinginan konsumen tersebut akan menjadi permintaan bila didukung oleh daya
beli. Dari sudut permintaan, barang dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1. Barang konsumsi yaitu barang yang langsung dikonsumsi oleh orang untuk
mencapai kepuasan.
2. Barang yang dipakai untuk input dalam proses produksi selanjutnya.
Permintaan akan faktor produksi merupakan kelanjutan dari teori perilaku
produsen. Faktor produksi diminta oleh dunia usaha karena dengan bantuan faktor
produksi sebagai input, produsen dapat menghasilkan barang dan jasa yang dijual
di pasar barang. Oleh karena itu, permintaan akan faktor produksi bersifat turunan
(derived demand) yang berpangkal dari fungsi produksi di dalam perusahaan
(Case dan Fair, 2000).
Permintaan input disebut dengan derived demand. Input

dibeli oleh

perusahaan untuk dipergunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu,
permintaan input diturunkan dari fungsi produksi suatu barang dengan asumsi

12

bahwa perusahaan yang menggunakan input yang dibeli itu bertujuan
memaksimumkan keuntungan yang ingin diperolehnya.
Permintaan turunan merupakan permintaan sumber daya input yang
tergantung pada permintaan keluaran (output) atau produk yang diproduksi
menggunakan sumber daya tersebut (Case dan Fair, 2001).