Analisis Ketersediaan Bekatul Sebagai Sumber Karbohidrat Penentuan Formula Cookies Bekatul

24 Tahapan Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Diagram alir tahapan penelitian

1. Analisis Ketersediaan Bekatul Sebagai Sumber Karbohidrat

Analisis ketersediaan bekatul dilakukan dengan cara penelusuran data produksi padi dan kemudian dikonversi menjadi data produksi bekatul. Data yang dibutuhkan adalah data produksi padi dan data penggunaan bekatul. Data penggunaan bekatul tidak tersedia sehingga ketersediaan bekatul diasumsikan dari produksi gabah kering giling GKG dengan faktor konversi 13,51 Formulasi cookies tepung bekatul konvensional Formulasi cookies tepung bekatul fungsional Formula cookies kontrol Formula cookies Bekatul I Formula cookies Bekatul II Formula cookies Bekatul III Formula cookies Bekatul IV Formula cookies Bekatul V Uji organoleptik Formula terpilih Analisis zat gizi, serat pangan dan kapasitas antioksidan Analisis Biaya pembuatan cookies Pembuatan Tepung Bekatul konvensional dan fungsional Analisis ketersediaan bekatul 25 Damardjati 1988. Produksi energi dari bekatul dihitung dengan mengkonversi energi yang dihasilkan dari karbohidrat, lemak dan protein bekatul. Metode pembuatan tepung bekatul konvensional dan tepung bekatul fungsional disajikan pada Lampiran 1.

2. Penentuan Formula Cookies Bekatul

Penentuan formula cookies bekatul dilakukan setelah semua bahan baku yang diperlukan untuk membuat cookies bekatul tersedia lengkap. Penetapan formula cookies bekatul dari bekatul konvensional dan bekatul fungsinal dilakukan secara trial and error, yaitu mencari perbandingan komposisi tepung terigu dan tepung bekatul yang tepat, sehingga diperoleh perbandingan yang paling disukai oleh panelis konsumen. Penambahan tepung bekatul ke dalam formula cookies juga disesuaikan dengan kebutuhan serat pada orang dewasa, yaitu 20-30 gram per hari Almatsier 2004. Formula cookies dengan lima tingkat substitusi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Formula Cookies Bekatul Konvensional dan Fungsional Bahan Jumlah gram Kontrol F0 Substitusi 25 F1 Substitusi 30 F2 Substitusi 35 F3 Substitusi 40 F4 Substitusi 45 F5 Tepung bekatul 0 25 30 35 40 45 Tepung terigu 100 75 70 65 60 55 Gula halus 60 60 60 60 60 60 Margarin 50 50 50 50 50 50 Mentega 25 25 25 25 25 25 Kuning telur 20 20 20 20 20 20 Susu skim 13 13 13 13 13 13 vanili 1 1 1 1 1 1 Soda kue 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Bubuk coklat 5 5 5 5 5 5 Bubuk kayu manis 2 2 2 2 2 2 Jumlah g 276,5 276,5 276,5 276,5 276,5 276,5 Batas atas dan bawah ditetapkan berdasarkan trial and error . Kandungan serat yang tinggi pada tepung bekatul dapat mempengaruhi tekstur cookies. Berdasarkan hasil trial and eror yang dilakukan, diperoleh tingkat substitusi maksimum yang dapat digunakan dalam pembuatan cookies bekatul, yaitu sebesar 45. Substitusi tepung bekatul yang melebihi 45 dari tepung terigu 26 memberikan aftertaste pahit yang berlebihan. Cookies yang dihasilkan juga menjadi lebih keras dan sukar dibentuk. Oleh karena itu, digunakan lima tingkat substitusi cookies bekatul yaitu 25, 30, 35, 40 dan 45. Proses pembuatan cookies bekatul terdiri dari beberapa tahap, yaitu penimbangan bahan, pencampuran bahan mixing, pencetakan adonan, pemanggangan dengan oven , pendinginan cooling dan pengemasan packing. Pencampuran bahan dilakukan dengan mixer. Pemanggangan dilakukan pada suhu 160 C selama 15 menit. Adapun skema proses pembuatan cookies bekatul dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Diagram alir pembuatan cookies bekatul Modifikasi Saputra 2008 3. Uji Organoleptik Cookies Bekatul Formula Cookies bekatul yang telah dibuat kemudian diuji organoleptik. Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji mutu hedonik dan uji kesukaan hedonik kepada 30 orang panelis yang agak terlatih semi terlatih. Uji mutu hedonik tidak dapat menggunakan panelis konsumen karena bukan merupakan uji preferensi. Uji ini dilakukan untuk mengetahui penilaian panelis terhadap produk cookies margarin, mentega, gula halus, kuning telur tepung bekatul, tepung terigu dicampur dengan mixer soda kue, susu skim, bubuk coklat, bubuk kayu manis dicampur dengan mixer dipanggang 160 C, 15 menit dicetak didinginkan cookies bekatul 27 bekatul yang dihasilkan. Uji mutu hedonik dan uji hedonik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan pada cookies bekatul. Kedua uji ini dilakukan menggunakan skala garis 1-9. Formulir uji organoleptik yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil uji hedonik digunakan untuk menentukan formula produk terpilih berdasarkan nilai rata-rata dan persentase penerimaan dari masing masing komponen rasa, warna, aroma, dan tekstur. Hasil formula terpilih akan digunakan dalam tahapan penelitian selanjutnya, yaitu analisis zat gizi dan analisis ekonomi cookies formula terpilih.

4. Analisis Zat Gizi, Serat Pangan dan Kapasitas Antioksidan Cookies Bekatul