4.7. Mengambil keputusan
bersama terkait arti pentingnya
wawasan nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia 4.7.1 Menyaji hasil analisis tentang pentingnya
wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
4.7.2.Mengkomunikasikan hasil
analisis pentingnya wawasan nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
C. Materi Pembelajaran Bab 7
Materi pelajaran PPKn Kelas X Bab 7 adalah Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan Sub-
Bab sebagai berikut. A. Konsep Wawasan Nusantara
B. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
D. Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan
nusantara materi-materi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP
berdasarkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
D. Proses Pembelajaran 1.
PERTEMUAN PERTAMA
Pertemuan pertama materi Bab 7
merupakan wahana dialog untuk lebih memantapkan proses pembelajaran PPKn yang akan dilakukan
berikutnya. Pertemuan ini juga menjadi wahana untuk membangun ikatan emosional antara guru dan peserta didik, terkait dengan kesuksesan dan
kelancaran pembelajaran materi
Bab 6 . Di samping itu, juga untuk
memberikan penguatan kepada peserta didik yang pada pembelajaran materi
Bab 6 relatif kurang berhasil Remedial. Hal lain adalah bagaimana
guru dapat menumbuhkan ketertarikan peserta didik terhadap materi yang akan dibahas. Dalam pertemuan ini guru juga dapat mengangkat isu
aktual sebagai apersepsi.
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan peserta didik dapat:
1. Membangun nilai-nilai Menghargai dan Peduli pentingnya wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Menganalisis hakikat Wawasan Nusantara 3. Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang pentingnya
wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Materi Pelajaran
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Banyak pengertian tentang Wawasan Nusantara, tetapi ada satu pendapat pengertian Wawasan Nusantara yang diusulkan menjadi
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dibuat di Lemhanas Tahun 1999 sebagai berikut.
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas bahasa jawa yang
berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula
cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu benua Asia dan
Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai
pengganti nama Indonesia.
Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut :
a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.” b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia pada hakikatnyamerupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan HANKAM.
2. Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan
bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara
harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia
tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan, dan perorangan.
Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan
kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam GBHN disebutkan
bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social
budaya, dan pertahanan keamanan.
Sumber : https:www.google.co.idblog.djarumbeasiswaplus.org
Gambar 7.1. Persatuan dan Kesatuan sebagai wujud Wawasan Nusantara
3. Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap
taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Jika asas Wawasan Nusantara diabaikan, komponen
pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa dan negara Indonesia.
Adapun, asas Wawasan Nusantara tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah
menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain. Sekarang, bangsa Indonesia harus menghadapi penjajahan yang berbeda. Misalnya,
dengan cara “adu domba” dan “memecah belah” bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup. Padahal,
tujuan kepentingannya sama yaitu tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada sebelumnya.
b. Keadilan. Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik perorangan, golongan, kelompok maupun daerah.
c. Kejujuran. Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar biar pun realita atau ketentuan itu pahit
dan kurang enak didengarnya. Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.
d. Solidaritas. Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya
masing-masing. e. Kerja sama. Adanya koordinasi, saling pengertian yang
didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang lebih
baik.
f. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan Negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan,
dan dirintis oleh Boedi Oetomo Tahun 1908, Sumpah Pemuda Tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan
terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Jika
kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur berantakan.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Deskripsi Kegiatan
Pembukaan
1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan
media dan alat serta buku yang diperlukan. 2. Guru menyampaikan topik tentang Konsep Wawasan Nusantara. Namun
sebelum mengkaji lebih lanjut tentang topik itu, terkait dengan sikap sosial 3. Guru memberikan penguatan tentang aspek motivasi belajar dan sikap
spiritual peserta didik berkaitan dengan sara syukur peserta didik masih dapat mendapatkan Nikmat dan Karunia dari Allah SWT
4. Guru menegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
Kegiatan Inti
1. Sebelum peserta didik Menganalisis konsep Wawasan Nusantara
guru menunjukkan ilustrasipaparan secara singkat tentang Konsep Wawasan Nusantara
Mengamati 2.
Peserta didik diberi waktu untuk membaca Bab 7 Sub Bab A. Konsep Wawasan Nusantara
Menanya 3.
Peserta didik membuat pertanyaan tetang Konsep Wawasan Nusantara diharapkan peserta didik dapat membuat 5 pertanyaan yang
berbeda dengan teman sebangku.
Deskripsi Kegiatan
Mengumpulkan Informasi 4.
Peserta didik dengan kelompok mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan Konsep Wawasan Nusantara.
Mengasosiasikan 5.
Peserta didik membuat analisis terkait dengan deskripsi Konsep Wawasan Nusantara
Mengkomunkasikan 6.
Secara random peserta didik 1 sampai dengan 2 orang mewakili kelompok dapat mengkomunikasikan secara lisan hasil analisis tentang
Konsep Wawasan Nusantara Adapun, peserta didik yang lain mengumpulkan hasil analisis secara tertulis.
Penutup 1. Guru menyimpulkan hasil pemaparan perwakilan kelompok tentang kasus
Marsinah dilanjutkan dengan umpan balik secara lisan kepada peserta didik tentang kasus tersebut
2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan refleksi terkait dengan kasus tersebut
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan
baik dan lancar
d. Penilaian