Sosiologi Sastra BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sosiologi Sastra

8 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra merupakan sebuah kajian yang membahas kehidupan sosial masyarakat yang tertuang dalam sebuah karya sastra. Albrecht dan Swingewood dalam Ratna 2011:331 menyatakan bahwa sosiologi sastra dianggap baru lahir pada abad ke-18 yang ditandai dengan tulisan Madame de StaelI yang berjudul De la litterature cinsideree dans ses rapports avec les institutions sociales 1800. Pendekatan sosiologis merupakan pendekatan yang menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu Ratna, 2011:59. Pendekatan sosiologis sejatinya adalah hubungan yang hakiki antara karya sastra dengan masyarakat Ratna, 2011:60. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendekatan sosiologis menekankan kepada karya sastra yang diinspirasi dari keadaan masyarakat, seperti yang dikemukakan dalam kutipan sebagai berikut: Hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan oleh: a karya sastra dihasilkan oleh pengarang, b pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, dan c pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Ratna 2011:60 Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengarang merupakan anggota masyarakat, dan mereka cenderung menggunakan keadaan lingkungan masyarakatnya sebagai inspirasi untuk membuat sebuah karya sastra. Simmel 9 dalam Faruk 2012:35 menyatakan bahwa masyarakat terbentuk dari interaksi yang nyata antar individu. Banyak hal yang menjadi dasar dalam menganalisis karya sastra dalam lingkup sosiologi sastra. Dalam kajian sosiologi sastra, yang dapat dianalisis adalah bagaimana kehidupan sosial pengarang, masyarakat yang menjadi ruang lingkup pengarang maupun yang disoroti oleh pengarang. Ian Watt dalam Damono 1978:3 mengemukakan bahwa dalam sosiologi sastra yang dipelajari meliputi: a. Konteks sosial pengarang: a Bagaimana si pengarang mendapatkan mata pencaharian pengayom, dari masyarakat atau kerja rangkap, b Profesionalisme kepengarangan, c Masyarakat apa yang dituju. b. Sastra sebagai cerminan masyarakat. a Sastra mungkin dapat mencerminkan masyarakat b Menampilkan fakta-fakta sosial dalam masyarakat c. Genre sastra sering merupakan suatu sikap kelompok tertentu. d. Sastra yang menampilkan keadaan masyarakat secermat-cermatnya. Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan teori dari Ian Watt pada point kedua, yaitu sastra sebagai cermin masyarakat. Dalam hal ini, penulis ingin meneliti pencerminan paham berkelompok yang ada di dalam masyarakat Jepang, khususnya di dalam manajemen perusahaan Jepang. 10

2.2 Konsep