2.3 Keluarga
2.3.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat.
Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak
yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain keluarga merupakan bagian dari masyarakat secara keseluruhan yang lahir dan berada di
dalamnya. Secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri karena tumbuhnya kearah pendewasaan.
Menurut Khairuddin 1997: 7 pengertian keluarga adalah: Suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan, ikatan darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, dan menimbulkan
peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan dan merupakan pemelihara kebudayaan
bersama.
Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah, hubungan sosial dan pengertian psikologis. Keluarga dalam dimensi hubungan darah
merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat
dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan satu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling
berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah Shochib, 1998:
17. Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup
bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga
Universitas Sumatera Utara
terjadi saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri Soelaeman, dalam Shochib,1998: 17. Dalam hal Yayasan Simpang Tiga Medan sebagai keluarga
bagi anak binaan, maka keluarga yang dimaksud adalah ditinjau dari dimensi sosial dan psikologis.
2.3.2 Ciri-Ciri Keluarga Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari
suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Ciri-ciri keluarga terbagi kedalam 2
jenis yaitu: Ciri-ciri umum
Menurut Mac Iver dan Page ciri-ciri umum keluarga adalah: 1.
Keluarga merupakan hubungan perkawinan. 2.
Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3. Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok,
mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak. 5.
Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun tidak mungkin menjadi terpisah kelompok keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Bugers dan Locke mengemukakan terdapat 4 karakteristik keluarga yang ada pada semua keluarga dan yang membedakan keluarga dari kelompok –
kelompok sosial lainnya yaitu: 1.
Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, ikatan darah, atau adopsi.
2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap
dan merupakan satu susunan rumah tangga, atau jika mereka bertempat tinggal, rumah tangga tersebut menjadi rumah mereka.
3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan
berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan.
4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama dan pada hakekatnya
diperoleh dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan
keluarga lainnya Khairuddin, 1997: 6-7. Ciri-ciri khusus
Keluarga mempunyai ciri-ciri khusus yaitu sebagai berikut: 1.
Kebersamaan. Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal diantara bentuk-bentuk organisasi lain dan setiap keadaan manusia
mempunyai keanggotaan dari beberapa keluarga. 2.
Dasar-dasar emosional. Hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan- dorongan yang sangat mendalam dari sifat organisasi seperti perkawinan,
menjadi ayah, kesetiaan akan material, dan perhatian orang tua.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengaruh perkembangan. Hal ini merupakan lingkungan kemasyarakatan yang
paling awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi, pada khususnya hal ini membentuk karakter individu lewat pengaruh kebiasaan-kebiasaan
organis maupun mental. 4.
Ukuran yang terbatas. Keluarga merupakan skala yang paling kecil dari semua organisasi sosial formal yang merupakan struktur sosial dalam masyarakat
yang sudah beradab. 5.
Posisi inti dalam struktur sosial. Keluarga merupakan inti dari organisasi sosial lainnya, dalam masyarakat yang sederhana maupun yang sudah maju,
mempunyai tipe masyarakat patriarkal, struktur sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.
6. Tanggung jawab para anggota. Keluarga mempunyai tuntutan yang lebih besar
dan kontiniu daripada yang bisa dilakukan oleh asosiasi-asosiasi. 7.
Aturan kemasyarakatan. Hal ini khusus terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu dalam masyarakat dan aturan-aturan yang sah, dengan kaku menentukan
kondisi-kondisinya. 8.
Sifat kekekalan dan kesementaraan. Sebagai institusi keluarga merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal. Sebagai asosiasi merupakan
organisasi yang paling bersifat sementara dan mudah berubah dari antara seluruh organisasi-organisasi penting lainnya di masyarakat Khairuddin,
1997: 7-10.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Fungsi keluarga Selain memiliki ciri-ciri, keluarga juga memiliki fungsi yaitu:
1. Fungsi biologik.
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi ini juga dasar kelangsungan hidup masyarakat.
2. Fungsi afeksi.
Tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan, dari hubungan cinta kasih lahir hubungan persaudaraan, persahabatan,
kebisaan, identifikasi dan persamaan pandangan mengenai nilai-nilai. 3.
Fungsi sosialisasi. Menunjukkan peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak, melalui
interaksi sosial. Dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dalam masyarakat dalam rangka perkembangan
kepribadiannya Khairuddin, 1997: 48-49. Menurut Hartomo 1997: 86-87 fungsi-fungsi pokok dari keluarga adalah
pemenuhan kebutuhan biologis dan emosionalperasaan, pendidikan sosialisasi, ekonomi, dan pengawasan. Secara khusus fungsi keluarga adalah:
a. Fungsi seksual, dalam melaksanakan fungsi seksual di keluarga tiap-tiap
masyarakat menyusun tata tertib berdasarkan sistem niilai-nilai sosial budaya dan faktor kebutuhan biologis.
b. Fungsi ekonomi, di dalam masyarakat yang sederhana pembagian kerja dalam
rangka kerjasama ekonomi dilakukan antara anggota-anggota keluarga. Khususnya para wanita pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh faktor-
faktor kebudayaan daripada kondisi fisik maupun sosial.
Universitas Sumatera Utara
c. Fungsi reproduksi, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
merupakan pranata sosial yang paling memadai untuk melahirkan dan memelihara anak-anak di dalam keluarga itu.
d. Fungsi edukasi, dari lingkungan keluarga anak belajar berbahasa,
mengumpulkan pengertian-pengertian dan menggunakan nilai-nilai kebudayaan yang berlaku. Didikan yang diberikan di dalam keluarga pada
masa kanak-kanak disesuaikan dengan daya tangkap dan sifat-sifat emosionalnya.
Demikian halnya dengan William J.Goode, 1983 dalam Soelaeman 2001: 115-119 mengungkapkan secara umum fungsi keluarga yaitu:
a. Pengaturan seksual.
b. Reproduksi.
c. Sosialisasi.
d. Pemeliharaan, Penempatan anak di dalam masyarakat.
e. Pemuas kebutuhan perseorangan, dan
f. Kontrol sosial.
Kekacauan keluarga merupakan bahan perguncingan umum karena menyangkut pilihan moral dan penyesuaian-penyesuaian pribadi yang dilematis.
Terdapat beberapa macam kekacauan keluarga sebagai berikut: a.
Ketidaksahan. Merupakan unit keluarga yang tak lengkap, setidak-tidaknya ada satu sumber ketidaksahan dalam kegagalan anggota keluarga baik ibu
maupun ayah untuk menjalankan kewajiban peranannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan. Disebabkan oleh salah
satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan dan dengan demikian berhenti melaksanakan kewajiban peranannya.
c. “Keluarga selaput kosong”. Anggota-anggota keluarga tetap tinggal bersama,
tetapi tidak saling menyapa atau bekerja sama, dan gagal dalam saling memberikan dukungan emosional.
d. Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tak diinginkan, beberapa
keluarga terpecah karena sang suami atau istri meninggal, dipenjarakan, atau terpisah dari keluarga karena peperangan, depresi, atau malapetaka yang lain.
e. Kegagalan peran penting yang tak diinginkan. Malapetaka dalam keluarga
mencakup: penyakit mental, emosional, atau badaniah yang parah sehingga gagal dalam menjalankan peran utama.
2.4 Pengertian Anak Jalanan