BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank - Efektivitas Kredit Usaha Rakyat dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank

  Pengalokasian dana kepada masyarakat dilakukan oleh bank dengan cara melakukakn berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan yang didasarkan pada kepercayaan masyarakat dalam menjaga likuiditasnya yang cukup dan berusaha mencapai rehabilitasi yang wajar serta mampu menjaga rahasia keuangan nasabah.

  Menurut Undang – Undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 Nopember 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” (Kasmir, 2008 : 25)

  Bank secara sederhana dapat juga diartikan sebagai “lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2004:11). Selanjutnya jika ditinjau dari asal mula terjadinya Bank maka pengertian bank adalah meja atau tempat untuk menukarkan uang.

  Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu: a.

  Menghimpun dana b. Menyalurkan dana dan c. Memberikan jasa Bank lainnya.

  Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa – jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

2.1.2 Jenis – Jenis Bank

  Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang – Undang Perbankan. Di dalam Undang – Undang tersebut terdapat beberapa perbedaan. Namun, kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.

  Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain: a.

  Dilihat dari Segi Fungsinya Dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

1. Bank Umum 2.

  Bank Pembangunan 3. Bank Tabungan 4. Bank Pasar

5. Bank Desa 6.

  Lumbung Desa 7. Bank Pegawai 8. Dan Bank jenis lainnya.

  Namun setelah keluarnya UU Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI. Nomor 10 Tahun 1998, maka jenis perbankan terdiri dari: 1.

  Bank Umum 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

  b. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut: 1. Bank milik pemerintah

  Pada bank ini, akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah.

  Contoh bank milik pemerintah antara lain: 1)

  Bank Negara Indonesia 46 (BNI) 2)

  Bank Rakyat Indonesia (BRI) 3) Bank Tabungan Negara (BTN).

  2. Bank milik Swasta nasional Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional.

  Contoh bank milik swasta nasional antara lain: 1)

  Bank Muamalat

  2) Bank Central Asia

  3) Bank Bumi Putra

  4) Bank Danamon

  5) Bank Duta

  6) Bank Lippo

  7) Bank Nusa Internasional

  8) Bank Niaga

  9) Bank Universal

  10) Bank Internasional Indonesia.

  3. Bank milik koperasi Kepemilikan saham – saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

  Contohnya adalah: Bank Umum Koperasi Indonesia.

  4. Bank milik asing Bank jenis ini merupakan bank yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing antara lain: 1)

  ABN AMRO Bank 2)

  Deutsche Bank 3)

  American Express Bank 4)

  Bank of America 5)

  Bank of Tokyo 6)

  Bangkok Bank

  7) City Bank

  8) European Asian Bank

  9) Hongkong Bank

  10) Standard Chartered Bank

  11) Chase Manhattan Bank.

  5. Bank milik campuran Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contohnya antara lain: 1)

  Sumitomo Niaga Bank 2)

  Bank Merincorp 3)

  Bank Sakura Swadarma 4)

  Bank Finconesia 5)

  Mitsubishi Buana Bank 6)

  Inter Pacifik Bank 7)

  Paribas BBD Indonesia 8)

  Ing Bank 9)

  Sanwa Indonesia Bank

10) Bank PDFCI.

  c. Dilihat dari Segi Status Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank umum dapat dibagi ke dalam dua jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut: 1)

  Bank devisa 2)

  Bank non devisa d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga.

  Jenis bank jika dilihat dari caranya dalam menentukan harga, terbagi dalam 2 kelompok yaitu:

1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional 2.

  Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah.

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

  Dalam kehidupan sehari – hari, kata kredit merupakan perkataan yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat di perkotaan tetapi sampai di pedesaan pun kredit sudah sangat populer.

  Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Pengertian kredit menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

  Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), dengan perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing – masing pihak termasuk jangka waktu, bunga yang ditetapkan bersama serta masalah sangsi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat.

2.2.2 Jenis – Jenis Kredit

  Secara umum jenis – jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut (Kasmir, 2008 : 103).

  a.

  Dilihat dari segi kegunaan 1.

  Kredit investasi Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha.

  Contohnya, untuk membangun pabrik atau membeli mesin – mesin.

  2. Kredit modal kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

  Contohnya, kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai dan lainnya.

  b.

  Dilihat dari segi tujuan kredit 1.

  Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

  2. Kredit konsumtif

  Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Contohnya: kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, dan kredit konsumtif lainnya.

  3. Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Contohnya: kredit ekspor impor.

  c.

  Dilihat dari segi jangka waktu 1.

  Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya, untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

  2. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Contohnya, kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.

  3. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya untuk investasi jangka panjang. Contohnya, perkebunan karet, kelapa sawit atau kredit perumahan.

  d.

  Dilihat dari segi jaminan 1.

  Kredit dengan jaminan

  Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.

  2. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama ini.

  e.

  Dilihat dari segi sektor usaha 1.

  Kredit pertanian Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.

  2. Kredit peternakan Dalam hal ini, untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan untuk jangka panjang misalnya kambing atau sapi.

  3. Kredit industri Merupakan kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

  4. Kredit pertambangan Jenis usaha tambang yang dibiayai kredit ini biasanya dalam jangka panjang. Contoh: tambang emas, minyak atau timah.

  5. Kredit pendidikan Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

  6. Kredit profesi Diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter, pengacara.

  7. Kredit perumahan Merupakan kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

  8. Dan sektor – sektor lainnya.

2.2.3 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  Kredit berasal dari kata credere yang berarti kepercayaan maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperolah kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Pengertian “kredit” menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

  Transaksi kredit dapat terjadi atau timbul karena ada suatu pihak yang meminjam uang atau barang kepada pihak yang lainnya yang dapat menimbulkan tagihan bagi kreditur. Hal lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit adalah kegiatan jual beli dimana pembayarannya akan ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu baik sebagian ataupun seluruhnya. Aktivitas kredit diatas secara teknis akan mendatangkan piutang bagi kreditur dan mendatangkan utang bagi debitur.

  Pada umumnya, kredit merupakan program kerja dari sebuah bank yang kegiatannya adalah meminjamkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan baik itu nasabah mereka ataupun tidak dengan menggunakan berbagai jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengertian kredit menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Program pemberian kredit yang banyak dilakukan oleh bank-bank memiliki tujuan yang hampir sama yaitu untuk memberi kesempatan kepada orang-orang atau masyarakat untuk membuka atau merintis pekerjaan sendiri yang berguna untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka. Pemberian kredit ini terbagi atas pemberian kredit oleh bank itu sendiri dan ada yang bekerjasama dengan Pemerintah.

  Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu jenis kredit yang terbentuk dari hasil kerjasama dengan pemerintah. Kredit ini diberikan melalui bank sebagai kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat yang ingin membangun usaha sendiri. Karena merupakan bagian dari program kerja pemerintah maka pengucuran KUR ini umumnya dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dimana bank ini merupakan bank milik negara.

  Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini adalah kredit yang ditujukan bagi peminjam yang ingin merintis usaha sendiri tetapi masih dengan skala mikro, kecil dan menengah. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sendiri memiliki komitmen untuk untuk membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk komitmen itu adalah dengan dibukanya kredit untuk modal usaha bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dan koperasi yang disebut dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini merupakan alternatif bagi Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi untuk mendapatkan modal usaha. Kendala yang seringkali dihadapi oleh pengusaha Mikro, Kecil dan Koperasi adalah masalah permodalan di dalam mengembangkan usahanya.

  KUR sendiri pertama kali diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007. Tujuan diluncurkannya KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi dan untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500.000.000,-.

  Sumber dananya adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Secara nasional penyaluran KUR banyak diarahkan ke sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 55 % dari total penyaluran KUR diikuti dengan penyaluran ke sektor pertanian sebesar 27 % dan sektor-sektor lain sebesar 9%.

  Ada tiga Skim yang dapat dilayani oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini yaitu:

  1. KUR Ritel Untuk KUR Ritel, Modal usaha dengan plafond Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta dapat di layani Kantor cabang BRI dan Kantor Cabang Pembantu.

  2. KUR MIKRO Untuk KUR Mikro, Modal Usaha dengan plafond dibawah Rp. 5 juta, dapat dilayani oleh BRI Unit.

  3. KUR Linkage KUR Linkage, ditujukan untuk BKD, KSP/USP, BMT, LKM lainnya dapat dilayani di Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Plafond kredit

  Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta. Pinjaman LKM ke end user maksimal Rp. 5 juta.

2.2.4 Tujuan dan Manfaat Kredit Usaha Rakyat (KUR) Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh PT.

  Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini memiliki tujuan yaitu:

  a. Mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil menengah dan koperasi.

  b. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) dan koperasi kepada lembaga keuangan.

  c. Dalam rangka penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

  Manfaat dari disalurkannya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini sendiri adalah untuk memberi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya. Bagi para masyarakat yang memiliki usaha tetapi terkendala di bidang modal untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya dapat mengajukan prmohonan kredit dan mendapatkan pinjaman. Dengan begitu, usaha yang dimiliki oleh mereka akan dapat lebih maju dan berkembang baik itu dari segi produksi, pemasaran serta untung yang diperoleh kemudian.

2.2.5 Pengertian dan Pengukuran Efektivitas Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.

  Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Menurut Chaster I. Bernard, efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard, 1992:207).

  Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah: a. Keberhasilan program b. Keberhasilan sasaran c.

  Kepuasan terhadap program d. Tingkat input dan output.

  Dengan demikian efektivitas diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Efektivitas (effectiveness) yang didefinisikan secara abstrak sebagai tingkat pencapaian tujuan, diukur dengan rumus hasil dibagi dengan tujuan. Tujuan yang bermula pada visi yang bersifat abstrak itu dapat dideduksi sampai menjadi kongkrit, yaitu sasaran atau strategi. Maka seseorang dikatakan efektif apabila menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.

  Dari semua penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan yang dikehendaki, artinya pencapaian hal yang dimaksud merupakan pencapaian tujuan dilakukannya tindakan-tindakan untuk mencapai hal tersebut. Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan suatu instansi maka proses pencapaian tujuan tersebut merupakan keberhasilan dalam melaksanakan program atau kegiatan menurut wewenang, tugas dan fungsi instansi tersebut.

  Dengan demikian, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana penyaluran dana KUR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencapai titik berhasil sesuai dengan teori-teori yang ada tersebut. Untuk mengetahui apakah penyaluran dana KUR tersebut efektif atau tidak maka dibutuhkan indikator atau alat ukur. Pengukuran efektivitas pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) dapat dilakukan dengan melihat nilai kredit yang disalurkan, jumlah UMK yang menerima kredit bank, penambahan pendapatan UMK dan jumlah tenaga kerja yang diserap UMK. Jadi, alat ukur yang digunakan disini untuk mengetahui apakah penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu berhasil ataupun tidak adalah dengan melihat apakah tujuan dari dibentuknya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini sudah tercapai dan apakah memberi manfaat bagi masyarakat khususnya para pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Salah satu tujuan dari dibentuknya program KUR oleh BRI adalah untuk meningkatkan perekonomian rakyat yang dapat dilihat dari penambahan pendapatan yang diperoleh. Sehingga akan dibandingkan antara pendapatan sebelum menerima KUR dan pendapatan setelah menerima KUR apakah meningkat atau tidak. Oleh karena itu, alat ukur yang dipakai untuk mengukur efektivitas KUR dalam penelitian ini adalah penambahan pendapatan Usaha Mikro Kecil (UMK). Dengan kata lain, efektivitas KUR dalam penelitian ini dapat diukur dengan penggunaan KUR dalam meningkatkan pendapatan Usaha Mikro Kecil (UMK)

2.3 Usaha Mikro dan Kecil

  2.3.1 Pengertian Usaha Mikro dan Kecil

  Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank maksimal Rp 50.000.000,00.

  Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.1 milyar pertahun serta dapat menerima kredit dari Bank di atas Rp. 50 juta sampai Rp. 500 juta.

  2.3.2 Ciri – Ciri Usaha Mikro dan Kecil

  Menurut UU No. 20 Thn 2008 tentang UMKM pasal 6 menyatakan bahwa ciri – ciri usaha mikro dan kecil adalah sebagai berikut: a.

  Usaha Mikro

  Ciri – ciri usaha mikro sebagai berikut:

  • Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;
  • Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
  • Tidak melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
  • Sumber daya manusianya (pengusahanya) tidak memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
  • Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
  • Umumnya tidak akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;
  • Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

  Contoh usaha mikro adalah sebagai berikut:

  • Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;
  • Industri makanan dan minuman, industri pengolahan kayu dan rotan, industri besi;
  • Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
  • Peternakan ayam, itik dan perikanan;
  • Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).
b.

  Usaha Kecil Ciri – ciri usaha kecil sebagai berikut:

  • Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak gampang berubah;
  • Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah- pindah;
  • Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;
  • Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
  • Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;
  • Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
  • Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

  Adapun contoh usaha kecil adalah sebagai berikut:

  • Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
  • Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
  • Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
  • Peternakan ayam, itik dan perikanan;

  • Koperasi berskala kecil.

2.4 Penelitian Terdahulu

  Dalam penelitian yang dilakukan oleh Julianita Situmorang mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan USU angkatan 2008 dengan judul skripsi: “Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang Dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan kredit terhadap UMK di BRI unit denga kenaikan omset produksi UMK sebesar 88% dan kenaikan pendapatan rumah tangga pengusaha mikro dan kecil sebesar 80%.

  Dalam penelitian terdapat persamaan dan perbedaan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan penulis. Adapun persamaan penelitian ini adalah: a.

  Sama–sama meneliti tentang kredit yang disalurkan bank BRI dalam pengembangan UMK.

  b.

  Menggunakan variabel penelitian yang sama yaitu dengan melihat omset produksi dan pendapatan RT pengusaha mikro dan kecil.

  Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah: a. Lokasi penelitian, dimana peneliti terdahulu di bank BRI unit Terminal Sidikalang sedangkan penulis di bank BRI Sei Sikambing Medan.

  b.

  Responden penelitian terdahulu hanya pengusaha mikro dan kecil sedangkan penulis pengusaha mikro dan kecil serta pegawai bagian perkreditan. c.

  Penentuan sampel, dimana peneliti terdahulu menggunakan metode Strata/Stratified Random Sampling sedangkan penulis dengan mengambil 15% dari jumlah populasi.

  d.

  Metode analisis yang digunakan peneliti terdahulu adalah uji t-statistik sedangkan penulis menggunakan uji beda t-paired e.

  Pengolahan data penulis terdahulu dengan SPSS 16.0 sedangkan penulis dengan SPSS 18.0

2.5 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2006:47). Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran yang telah ditentukan.

  Dengan demikian, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu apakah penyaluran dana KUR pada PT. Bank Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencapai titik berhasil dan apakah memberi manfaat bagi masyarakat khususnya para pelaku usaha mikro dan kecil. Tujuan dibentuknya program KUR oleh BRI adalah untuk meningkatkan perekonomian rakyat yang dapat dilihat dari penambahan pendapatan yang diperolah.

  Untuk melihat perkembangan usaha nasabah setelah mendapatkan pinjaman maka hal yang paling penting untuk menilai usaha tersebut mengalami peningkatan atau kemunduran dengan melihat omset produksi dari pengusaha mikro dan kecil tersebut. Sedangkan untuk melihat perkembangan kehidupan rumah tangga nasabah setelah melakukan pinjaman yang menjadi tolak ukurkemajuannya dapat dilihat dari segi pendapatan rumah tangganya.

  Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini: Efektivitas KUR (X)

  Pengembangan UMK 1. Pendapatan

  (Y) 2. Omset Produksi Sumber: Sugiyono (2006), data diolah.

Dokumen yang terkait

Efektivitas Kredit Usaha Rakyat dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil

24 149 109

Pengaruh Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Dan Kecil Di Kota Bukittinggi (Studi Pada Bank Nagari Cabang Bukittinggi)

24 429 116

Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kabupaten Samosir

2 71 121

Efektivitas Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk Unit Kampus Cabang Jember Dalam Menigkatkan Volume Penjualan Usaha Mikro

0 14 9

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Melalui Program Kredit Usaha Rakyat di PT. Bank Bukopin Cabang Kota Bekasi

2 12 139

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Peran Bpr Syariah Bagi Pengembangan Ukm Di Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (Tst) Di Jalan Halat Medan

0 0 20

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil (UMK) - Studi Komparatif Peran Koperasi dan Credit Union (CU) Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kecamatan Medan Area

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Asing di Indonesia

0 0 26

II. Petunjuk Pengisian - Efektivitas Kredit Usaha Rakyat dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil

0 0 10