Metode Yang Digunakan MATERI DAN METODE A. Kerangka Pemecahan Masalah

12

D. Metode Yang Digunakan

Untuk menjamin kelangsungan dan keberlanjutan kegiatan ini, maka digunakan beberapa metode, yaitu diskusi publik, penyuluhan, pelatihan, demplot dan pendampingan yang kesemuanya dikemas dalam bentuk Sekolah Lapangan SL. Dalam SL diadakan pertemuan secara terjadual yang dihadiri pihak–pihak yang terkait dalam kegiatan ini. 1. Diskusi Publik Diskusi publik merupakan bentuk sosialisasi program dan sarana untuk mendapatkan umpan balik dari peserta secara masal. Diskusi akan menghadirkan nara sumber dari pemerintah daerah, praktisi lapangan dan akademisi, serta diikuti oleh staf Dinas Pertanian, pemerhati pertanian, dosen dan mahasiswa serta peserta umum. 2. Penyuluhan presentasi oral Penyuluhan dilakukan untuk memberikan wawasan tentang sifat tanaman padi, hubungan padi dengan lingkungan, kelemahan budidaya padi konvensional, prinsip dasar IPAT-BO. Penyuluhan dilakukan dengan menghadirkan nara sumber dari Fakultas Pertanian UMY. 3. Pelatihan Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik ketrampilan petani dalam teknologi budidaya padi IPAT-BO. Materi pelatihan berupa budidaya tanaman mulai dari pemilihan benih, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman. Pelatihan dilakukan dengan menghadirkan instruktur dari Fakultas Pertanian UMY. 4. Demonstrasi Plot Demplot Demplot dilakukan dengan implementasi secara langsung teknologi IPAT-BO pada suatu lahan di sekitar lahan petani sebagai contoh bagi petani lainnya. Demplot dilakukan dengan pelaku dan pengelola budidaya padi adalah dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian UMY, serta petani sasaran antara. 13 5. Pendampingan Pendampingan dilakukan terhadap petani yang melakukan implementasi teknologi SIPADU, dengan melakukan pengamatan dan evaluasi. Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan diskusi dalam pertemuan sekolah lapangan 6. Kunjungan lapangan Kunjungan lapangan dilakukan untuk memberikan contoh dan bukti serta motivasi kepada khalayak sasaran, dilakukan dengan mengunjungi kelompok tani yang sudah menerapkan budidaya padi dengan teknologi IPAT-BO di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi kunjungan didasarkan pada pertimbangan keberhasilan penerapan teknologi di daerah tersebut dan jarak lokasi yang tidak terlalu jauh. 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN