Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

(1)

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH

(Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh:

SRI RAHAYU 090304050 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH

(Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh:

SRI RAHAYU 090304050 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan Disetujui oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(HM. Mozart B Darus, M.Sc) (Ir. Hasman Hasyim, M.Si) NIP : 196210051987031005 NIP : 195411111981031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

ABSTRAK

Sri Rahayu (090304050) judul skripsi "Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang" dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir.H.Hasman Hayim, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah, untuk mengetahui keragaman sumber pendapatan petani padi sawah, tingkat pendapatan dari usahatani padi sawah serta kontribusinya terhadap total pendapatan, serta untuk menganalisis tingkat kemiskinan petani padi sawah didaerah penelitian.

Metode penentuan daerah dilakukan dengan metode Purposive. Sedangkan untuk penarikan sampel dilakukan dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis tingkat ketimpangan yaitu dengan berdasarkan nilai Gini Ratio (dilengkapi dengan Kurva Lorenz), analisis pendapatan dan kriteria World Bank serta indikator tingkat kemiskinan menurut BPS (2011) dan Upah Minimum Regional (2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan petani padi sawah berdasarkan nilai Gini Ratio sebesar 0,32 berada dalam kategori rendah, sedangkan berdasarkan kriteria World Bank berada dalam kategori rendah. Sumber pendapatan petani padi sawah diluar usahatani padi sawah cukup beragam dimana pendapatan dari usahatani padi sawah memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan yaitu, sebesar 67,56%. Selain itu, menurut kriteria BPS (2011) tidak terdapat petani padi sawah yang berada pada kategori miskin, sedangkan menurut UMR (2012) sebanyak 37,21%.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Sri Rahayu lahir di Medan pada tanggal 5 Mei 1992 anak dari Bapak Ngadiman dan Ibu Kartinem. Penulis merupakan anak pertama dari satu bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1997 masuk Sekolah Dasar Negeri Inpres 064983 Medan tamat tahun 2003.

2. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Medan tamat tahun 2006.

3. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan tamat tahun 2009.

4. Tahun 2009 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur UMB (Ujian Masuk Bersama).

5. Desember 2012 - Mei 2013 melakukan penelitian skripsi di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Juli - Agustus 2013 di Desa Rambung Estate Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah "Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang". Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Ir.H.Hasman Hayim, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, Msi selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam hal perkuliahan di kampus.

4. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian USU khususnya pegawai Program Studi


(6)

6. Bapak Muliyono, SP, MMA selaku Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Beringin atas keramah-tamahannya dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

7. Bapak Sujatno selaku PPL di desa Sidodadi Ramunia beserta PPL lainnya di kecamatan Beringin serta seluruh kelompok tani yang berada di desa Sidodadi Ramunia atas bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

Segala hormat dan terima kasih khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda Ngadiman dan Ibunda Kartinem atas kasih sayang, motivasi, dan dukungan baik secara materi maupun do'a yang diberikan kepada penulis.

Terima kasih juga penulis ucapkan khususnya kepada Sandi Apri yang telah banyak membantu baik susah maupun senang serta selalu memberikan semangat kepada penulis. Juga teman-teman saya yaitu Ummul, Asmi, Roma, Uzul, Litna, Kiki, Ari, Fachreza, Avis, Luthfi, ozie, dicky serta teman-teman angkatan 2009 di Program Studi Agribisnis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis pribadi. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2013


(7)

DAFTAR ISI

AB STRAK... i

DAF TAR RIWAYAT HIDUP... ii

KATA P ENG ANTAR ...………...... iii

DAF TAR ISI ...………...... v

DAF TAR G AMB AR ... vii

DAF TAR TAB EL ... ... viii

DAF TAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ………...... 1

1.1 Latar Belakang …………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ………... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..... 5

2.1 Kemiskinan ... 5

2.2 Distribusi dan Ketimpangan Pendapatan ... 9

2.3 Penelitian Sebelumnya ... 13

2.4 Kerangka Penelitian ………... 15

2.5 Hipotesis Penelitian ………... 17

BAB III METODE P ENELITIAN ………...... 18

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18

3.2 Metode Penentuan Sampel ………... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 23

3.4 Metode Analisis Data ………... 23

3.5 Definisi dan Batasan Opersional ………... 25

3.5.1. Definisi ... 26


(8)

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL... 28

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian………... 28

4.1.1. Geografi dan Topografi ... 28

4.1.2. Demografi ... 28

4.1.3. Sarana dan Prasarana ... 31

4.2 Karakteristik Sampel ... 32

4.2.1. Umur Petani Sampel ... 32

4.2.2. Pendidikan Petani Sampel ... 33

4.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Sampel ... 33

BAB V HASIL DAN PEMB AHASAN ………..... 35

5.1 Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Padi Sawah ... 35

5.1.1. Berdasarkan Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) dan Kurva Lorenz ... 35

5.1.2. Berdasarkan Kriteria Bank Dunia (World Bank) ... 38

5.2 Sumber Pendapatan Petani Padi Sawah Diluar Usahatani Padi Sawah ... 40

5.2.1. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah dan Kontribusinya Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Padi Sawah ... 42

5.2.2. Penerimaan Usahatani Padi Sawah ... 43

5.2.3. Total Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah ... 44

5.2.4. Pendapatan Usahatani Padi Sawah ... 47

5.2.5. Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Padi Sawah ... 47

5.3Tingkat Kemiskinan Petani Padi Sawah ... 49

5.3.1. Berdasarkan Kriteria BPS (2011) ... 49

5.3.2. Berdasarkan Upah Minimum Regional (2012) ... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …………... 52

6.1 Kesimpulan ... 52

6.2 Saran ………... 53

6.2.1. Untuk Petani Padi Sawah ... 53

6.2.2. Untuk Pemerintah Daerah ... ... 53

6.2.3 Kepada Peneliti Selanjutnya ... 53 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hlm.

1. Bentuk Arsiran Kurva Lorenz 12 2. Skema Kerangka Pemikiran 16 3. Kurva Lorenz di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan

Beringin Kabupaten Deli Serdang 37


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hlm.

1 Garis Kemiskinan Miskin Menurut Daerah dan Komponennya (Maret 2011 – Maret 2012)

8

2 Indikator Ketimpangan Gini Ratio 11

3 Indikator Ketimpangan Menurut World Bank 13 4 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten/Kota

2011

18 5 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah per

Kecamatan Kabupaten Deli Serdang 2011

19 6 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2011

20

7 Luas Lahan, Jumlah Kelompok Tani dan Anggota Kelompok Tani diKecamatan Beringin 2012

21 8 Jumlah Sampel dengan Metode Proportionate Stratified

Random Sampling

21 9 Pengolahan Data Untuk Menentukan Koefisien Gini Ratio 22 10 Garis Kemiskinan Menurut BPS Untuk Daerah Perkotaan dan

Perdesaan (Maret 2011-Maret 2012)

24 11 Distribusi Penduduk Bedasarkan Jenis Kelamin Di Desa

Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

29

12 Distribusi Penduduk Bedasarkan Umur Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

29 13 Distribusi Penduduk Bedasarkan Agama Di Desa Sidodadi

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

30 14 Persentase Bedasarkan Jenis Pekerjaan Di Desa Sidodadi

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

30 15 Sarana dan Prasarana Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan

Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

31 16 Keadaan Umur Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

32 17 Tingkat Pendidikan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

33 18 Jumlah Tanggungan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

34 19 Nilai Koefisien Gini Ratio Petani Sampel Di Desa Sidodadi

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012


(11)

20 Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan Petani Sampel Menurut Kriteria Bank Dunia Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

39

21 Distribusi Sumber Pendapatan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

41 22 Rata-Rata Penerimaan dan Produksi Padi Sawah Petani Sampel

Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

44

23 Rata-Rata Total Biaya Produksi Padi Sawah Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

46

24 Rata-Rata Pendapatan Petani Sampel Dari Usahatani Padi Sawah Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

47

25 Kontribusi Masing-Masing Sumber Pendapatan Petani Sampel Terhadap Total Pendapatan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

48

26 Penggolongan Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel Menurut Kriteria Garis kemiskinan BPS (2011) Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

50

27 Penggolongan Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel Menurut UMR (2012) Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1. Karakteristik Petani Sampel

2. Penerimaan Petani Sampel dari Usahatani Padi Sawah Selama 2012 3. Penggunaan Benih Per Petani Selama 2012

4. Biaya Pembelian Pupuk Per Petani Selama 2012 5. Biaya Penyusutan Peralatan Per Petani Selama 2012 6. Biaya Penggunaan Obat-Obatan Per Petani Selama 2012 7. Biaya Sarana Produksi (Saprodi) Per Petani Selama 2012 8. Biaya Tenaga Kerja Per Petani Selama 2012

9. Biaya Produksi Per Petani Selama 2012

10.Pendapatan Petani Sampel dari Usahatani Padi Sawah Selama 2012 11.Pendapatan Petani Sampel dari Usahatani Non-Padi Sawah Selama 2012 12.Pendapatan Petani Sampel dari Kegiatan Non Usahatani Selama 2012 13.Total Pendapatan Petani Sampel Selama 2012 Serta Kontribusi Pendapatan

dari Usahatani Padi Sawah Terhadap Total Pendapatan Petani Sampel 14.Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Sampel di Desa Sidodadi

Ramunia Berdasarkan Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) Selama 2012 15.Gambar Kurva Lorenz yang Menunjukkan Tingkat Ketimpangan Distribusi

Pendapatan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia Selama 2012

16.Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia Berdasarkan Indikator Bank Dunia (World Bank) Selama 2012 17.Analisis Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel di Desa Sidodadi


(13)

ABSTRAK

Sri Rahayu (090304050) judul skripsi "Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang" dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir.H.Hasman Hayim, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah, untuk mengetahui keragaman sumber pendapatan petani padi sawah, tingkat pendapatan dari usahatani padi sawah serta kontribusinya terhadap total pendapatan, serta untuk menganalisis tingkat kemiskinan petani padi sawah didaerah penelitian.

Metode penentuan daerah dilakukan dengan metode Purposive. Sedangkan untuk penarikan sampel dilakukan dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis tingkat ketimpangan yaitu dengan berdasarkan nilai Gini Ratio (dilengkapi dengan Kurva Lorenz), analisis pendapatan dan kriteria World Bank serta indikator tingkat kemiskinan menurut BPS (2011) dan Upah Minimum Regional (2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan petani padi sawah berdasarkan nilai Gini Ratio sebesar 0,32 berada dalam kategori rendah, sedangkan berdasarkan kriteria World Bank berada dalam kategori rendah. Sumber pendapatan petani padi sawah diluar usahatani padi sawah cukup beragam dimana pendapatan dari usahatani padi sawah memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan yaitu, sebesar 67,56%. Selain itu, menurut kriteria BPS (2011) tidak terdapat petani padi sawah yang berada pada kategori miskin, sedangkan menurut UMR (2012) sebanyak 37,21%.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang pertanian menjadi priorotas utama. Pembangunan sektor pertanian sebagai sektor pangan utama di Indonesia sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh rumah tangga petani adalah padi sebagai penghasil beras. Di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok dan merupakan sumber kalori bagi sebagian besar penduduk dan beras secara tidak langsung dapat mempengaruhi bahan konsumsi lain (BPS, 2009).

Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan yang perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Ketimpangan pendapatan dan kemiskinan pada suatu masyarakat berawal dari perbedaan kemampuan dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan, jasa dan fasilitas lain dalam keperluan hidup.

Distribusi pendapatan yang timpang adalah antar perdesaan dengan perkotaan. Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk juga menyebabkan mereka kesulitan untuk memasuki pekerjaan formal dan mempunyai


(15)

pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan yang memadai. Distribusi pendapatan suatu daerah yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakatnya secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja. Begitu pula sebaliknya, distribusi pendapatan yang merata akan menciptakan kemakmuran bagi seluruh lapisan masyarakatnya.

Buruh tani di perdesaan adalah gambaran utama kemiskinan di daerah perdesaan. Naik turunnya upah buruh tani menggambarkan turun naiknya jumlah penduduk miskin diperdesaan. Masyarakat miskin di perkotaan umumnya terdiri dari pembantu rumahtangga, dan pekerja bangunan. Menurut berbagai indikasi dan keterangan resmi pemerintah daerah, para pengemis, anak jalanan, preman sulit untuk dikategorikan sebagai masyarakat miskin. Informasi resmi tentang penghasilan yang diperoleh mereka memang belum tersedia, namun pada umumnya mencapai jumlah yang melewati garis batas kemiskinan (BPS, 2012).

Kelompok penduduk miskin yang berada pada masyarakat perdesaan dan perkotaan, pada umumnya dapat digolongkan pada buruh tani, petani gurem, pedagang kecil, nelayan, pengrajin kecil, buruh, pedagang kaki lima, pemulung, pengemis dan pengangguran. Kelompok miskin akan menimbulkan problema yang berkelanjutan bagi kemiskinan kultural dan struktural apabila tidak ditangani secara serius terutama generasi berikutnya (Supriatna, 2000).

Kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumber daya yang dimiliki seseorang melalui penggunaan standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan (poverty line). Cara ini disebut dengan metode


(16)

pengukuran kemiskinan absolut. Kemiskinan berbeda dengan ketimpangan distribusi pendapatan. Perbedaan ini sangat ditekankan karena kemiskinan berkaitan erat dengan standar hidup yang absolut dari bagian masyarakat tertentu, sedangkan ketimpangan pendapatan mengacu pada standar hidup relatif dari seluruh masyarakat. Pada tingkat ketimpangan yang maksimum, seluruh kekayaan hanya dimiliki oleh satu orang saja dan tingkat kemiskinan sangat tinggi (Syaifullah, 2008).

Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002), penyebab utama kemiskinan suatu rumah tangga adalah rendahya pendapatan yang mereka terima. Sedangkan karakteristik penduduk miskin tersebut antara lain adalah memiliki rata-rata jumlah tanggungan yang banyak. Jumlah anggota dalam rumah tangga adalah indikasi yang dominan dalam menentukan miskin atau ketidakmiskinannya rumah tangga. Namun, penyebab tersebut tidak sama untuk setiap kondisi. Dengan berbagai penjelasan tersebut penulis merasa perlu melakukan penelitian mengenai tingkat ketimpangan pendapatan serta kemiskinan petani padi sawah di desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dan permasalahan yang ada maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah didaerah penelitian?

2. Bagaimana keragaman sumber pendapatan petani padi sawah serta kontibusinya terhadap total pendapatan petani padi sawah didaerah penelitian?


(17)

3. Bagaimana tingkat kemiskinan petani padi sawah di daerah penelitian? 1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui keragaman sumber pendapatan petani padi sawah serta kontribusinya terhadap total pendapatan petani padi sawah didaerah penelitian. 3. Untuk menganalisis tingkat kemiskinan petani padi sawah di daerah penelitian.

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan dilakukan penelitian antara lain adalah :

1. Sebagai bahan masukan kepada petani padi sawah dalam pengambilan keputusan untuk peningkatan kesejahteraan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah kabupaten Deli Serdang dalam mengambil kebijakan khususnya dalam bidang pertanian yang berkaitan dengan padi sawah.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemiskinan

Saat ini banyak terdapat cara pengukuran kemiskinan dengan standar yang berbeda-beda. Ada dua kategori tingkat kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah kondisi di mana tingkat pendapatan seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah perhitungan kemiskinan berdasarkan proporsi distribusi pendapatan daerah. Kemiskinan jenis ini dikatakan relatif karena lebih berkaitan dengan distribusi pendapatan antar lapisan sosial (Sukino, 2013).

Menurut Syaifullah (2008), penyebab kemiskinan sangat banyak, antara penyebab dan akibat sering berbalik misalnya miskin disebabkan oleh pendidikan yang rendah dikarenakan kemiskinan. Sekurang-kurangnya terdapat dua faktor utama penyebab timbulnya kemiskinan, yaitu :

1. Kemiskinan kebudayaan (cultural) terjadi disebabkan adanya kesalahan pada subjek. Misalnya, malas, apatis, tidak percaya diri, gengsi, tidak memiliki jiwa wirausaha, serta tidak mempunyai kemampuan dan keahlian.

2. Kemiskinan struktural (structural) biasanya terjadi disebabkan oleh faktor eksternal. Faktor ini secara tidak langsung menyebabkan seseorang menjadi


(19)

miskin. Misalnya, pemerintah yang tidak adil, birokrasi yang lemah, serta minimnya kesadaran hukum.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: 1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan

sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. 2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Gejala kemiskinan disebabkan oleh indikator keluarga yaitu rata-rata kelahiran dan kematian, angka pengangguran meningkat, tingkat pendapatan rendah, status gizi rendah, status perumahan kumuh, tingkat pendidikan rendah, pengeluaran konsumsi pangan tidak mencukupi dan sebagainya. Sedangkan indikator


(20)

kemiskinan ditandai oleh pendapatan perkapita wilayah yang rendah, persentase rawan gizi yang tinggi, umur harapan hidup rendah disertai rata-rata tingkat pendidikan rendah. Disamping itu, kondisi pemukiman, transportasi, sarana air bersih, jalan, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan dan fasilitas umum lainnya tidak mencukupi (Supriatna, 2000).

Pengukuran kemiskinan menurut BPS telah menghitung jumlah persentase penduduk miskin. Metode yang digunakan dalam penentuan penduduk miskin adalah dengan menggunakan metode batas atau garis kemiskinan melalui data Modul Konsumsi Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Batas kemiskinan ini merupakan besarnya rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan (BPS, 2010).

Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per-kapita dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dengan acuan yang digunakan adalah 2.100 kalori per-hari. Adapun pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa. Dengan menggunakan standar kemiskinan tiap provinsi yang dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan dapat dihitung. Batas garis kemiskinan ini dibedakan antara daerah perkotaan dan perdesaan. Berikut ini akan digambarkan melalui Tabel 1 mengenai indikator garis kemiskinan, jumlah penduduk serta persentase penduduk miskin di Indonesia dalam kurun waktu Maret 2011 s/d Maret 2012 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia pada 2012.


(21)

Tabel 1. Garis Kemiskinan Miskin Menurut Daerah dan Komponennya (Kurun Waktu : Maret 2011 – Maret 2012).

Daerah / Tahun

Garis Kemiskinan (Rp. / Kapita / Bulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

Maret 2011 177.342 75.674 253.016

Maret 2012 187.194 80.123 267.408

Perdesaan

Maret 2011 165.211 48.674 213.395

Maret 2012 177.521 51.705 229.226

Perkotaan + Perdesaan

Maret 2011 171.834 61.906 233.740

Maret 2012 182.796 65.910 248.707

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012.

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa Garis Kemiskinan untuk daerah perkotaan pada Maret 2012 adalah Rp.267.408/kapita/bulan dan untuk daerah perdesaan pada Maret 2012 adalah Rp.229.226/kapita/bulan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin (PM) (BPS, 2012).

Pada saat ini, dunia usaha lapangan pekerjaan menggunakan standard Upah Minimum Regional (UMR) untuk menetapkan standard terendah pendapatan yang diterima oleh buruh atau pekerja suatu perusahaan. Dimana Upah Minimum Regional yang berlaku pada saat penelitian adalah sebesar Rp.1.290.000,00/bulan.


(22)

2.2 Distribusi dan Ketimpangan Pendapatan

Untuk menghitung biaya dan pendapatan dalam usahatani dapat digunakan tiga jenis pendekatan yaitu pendekatan nominal (nominal approach), pendekatan nilai yang akan datang (future value approach), dan pendekatan nilai sekarang (present value approach). Namun pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan nilai sekarang (present value approach), yaitu, pendekatan yang memperhitungkan semua pengeluaran dan penerimaan dalam proses produksi pada saat dimulainya proses produksi (Suratiyah, 2009).

Pendapatan usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Barangkali ukuran yang sangat berguna untuk menilai penampilan usahatani kecil adalah penghasilan usahatani. Angka ini diperoleh dari pendapatan usahatani dengan mengurangkan bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman (Soekartawi, 1995).

Selanjutnya Soekartawi (1995) menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut,

TR = Y . Py dimana,

TR = Total penerimaan (Rp.) Y = Produksi (kg)


(23)

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan petani dari usahatani dapat dihitung dengan menggunakan rumus,

π = TR – TC dengan,

π = Pendapatan (Rp.) TR = Total penerimaan (Rp.) TC = Total biaya produksi (Rp.)

Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan yang perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif. Oleh karena data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi pendapatan selama ini didekati dengan menggunakan data pengeluaran. Dalam analisis ini akan digunakan empat ukuran untuk merefleksikan ketimpangan pendapatan yaitu koefisien Gini (Gini Ratio), Ukuran Bank Dunia, Indeks Theil dan Indeks-L (BPS, 2012).

Distribusi pendapatan merupakan salah satu indikator pemerataan. Pemerataan akan terwujud jika proporsi pendapatan yang dikuasai oleh sekelompok masyarakat tertentu sama besarnya dengan proporsi kelompok tersebut. Misalnya jika sekelompok masyarakat yang proporsinya sebesar 40% dari total penduduk maka seharusnya mereka juga menguasai pendapatan sebesar 40% dari total pendapatan. Ada sejumlah alat untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Alat yang lazim digunakan adalah Gini Ratio dan cara perhitungan yang digunakan oleh Bank Dunia (Hasrimi, 2010).

Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Koefisien Gini merupakan keseluruhan bobot atau ukuran ketidakmerataan dan dapat


(24)

bervariasi mulai dari nol (kesamarataan sempurna) sampai dengan satu (ketidakmerataan sempurna). Untuk menghitung besarnya nilai Gini Ratio dapat digunakan rumus berikut :

�� = – ∑ -��

�=

�− + �

dengan,

GR = Angka koefisien Gini (Gini Ratio) fx = Proporsi jumlah RT

Yi = Proporsi jumlah pendapatan RT kumulatif

i = Index yang menunjukkan nomor sampel

Nilai indeks Gini ada diantara 0-1. Semakin tinggi nilai indeks Gini menunjukkan ketidakmerataan pendapatan yang semakin tinggi. Jika nilai indeks gini adalah 0 maka artinya terdapat kemerataan sempurna pada distribusi pendapatan, sedangkan jika bernilai 1 berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan yang sempurna. Kategori

tingkat ketimpangan berdasarkan nilai dari indeks Gini (Gini Ratio) dibagi kedalam

tiga kriteria sebagaimana tertera pada Tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Indikator Ketimpangan Gini Ratio.

Nilai Gini Ratio Tingkat Ketimpangan

< 0,35 Rendah

0,35 – 0,5 Sedang

> 0,5 Tinggi

Sumber : http://statistikaterapan.files.wordpress.com

Todaro (1995) menyatakan bahwa koefisien Gini (Gini Ratio) dapat dijelaskan dengan menggunakan kurva Lorenz yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi seragam yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Untuk membentuk koefisien Gini, grafik persentase kumulatif penduduk (dari termiskin


(25)

sampai terkaya) digambar pada sumbu horizontal dan persentase pendapatan digambar pada sumbu vertikal. Kurva Lorenz dapat dilihat pada Gambar 1 :

Sumber : Todaro (1995)

Gambar 1. Bentuk Kurva Lorenz

Setiap titik yang terdapat pada garis diagonal melambangkan persentase jumlah pendapatan sama dengan persentase jumlah penerimanya (penduduk). Sebagai contoh, titik tengah garis diagonal melambangkan 50% pendapatan telah didistribusikan secara tepat kepada 50% jumlah penduduk. Titik yang terletak pada posisi ¾ garis diagonal menunjukkan 75% pendapatan telah didistribusikan secara tepat kepada 75% jumlah penduduk. Garis diagonal tersebut merupakan garis "pemerataan sempurna" (perfect equality) dalam distribusi pendapatan. Sebagai contoh, titik A menunjukkan bahwa 10% kelompok penduduk terbawah (termiskin) dari jumlah penduduk menerima 1,8% dari jumlah pendapatan. Titik B menunjukkan bahwa 20% kelompok penduduk terbawah menerima 5% dari jumlah pendapatan, demikian seterusnya bagi setiap delapan kelompok lainnya. Perhatikanlah titik tengah menunjukkan bahwa 50% penduduk hanya menerima


(26)

19,8% dari jumlah pendapatan. Semakin tinggi derajat ketimpangan maka kurva Lorenz akan semakin melengkung (cembung) dan semakin mendekati sumbu horizontal sebelah bawah (Todaro,1995).

Menurut BPS (2012), selain penggunaan koefisien Gini (Gini Ratio) yang dilengkapi dengan kurva Lorenz, tingkat ketimpangan distribusi pendapatan juga dapat diukur dengan menggunakan kriteria yang ditentukan Bank Dunia (World Bank). Ketimpangan distribusi pendapatan yang diukur dengan kriteria Bank Dunia (World Bank) ini diperoleh dengan menghitung persentase jumlah pendapatan dari 40% kelompok penduduk berpendapatan terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh penduduk. Bank Dunia (World Bank) mengklasifikasikan tingkat ketimpangan berdasarkan tiga kategori seperti yang terlihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia (World Bank).

Klasifikasi Distribusi Pendapatan

Ketimpangan Tinggi 40% penduduk berpendapatan rendah menerima < 12% dari total pendapatan

Ketimpangan Sedang 40 % penduduk berpendapatan rendah menerima 12% –17% dari total pendapatan

Ketimpangan Rendah

40% penduduk berpendapatan rendah menerima > 17% dari total pendapatan

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

2.3 Penelitian Sebelumnya

1. Menurut penelitian Rifai (2005), yang dilakukan di desa Kuok kecamatan Bangkinang Barat kabupaten Kampar, menyatakan bahwa distribusi pendapatan keluarga petani di daerah penelitian pada kategori ketimpangan tinggi dengan


(27)

koefisien Gini sebesar 0,437. Pendapatan dari sekor pertanian memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap terjadinya ketimpangan pendapatan. 2. Menurut penelitian Prida (2009), yang dilakukan di Lingkungan 9 Kelurahan

Pulo Brayan Kota kecamatan Medan Barat kota Medan, menyatakan bahwa tingkat kemiskinan pengolah ikan rebus di daerah tersebut menurut kriteria Sayogyo 360 kg beras per orang/tahun adalah berada di atas garis kemiskinan dan berdasarkan kriteria Upah Minimum Regional sebesar Rp 1.048.000 adalah berada dibawah garis kemiskinan.

3. Menurut penelitian Halim (2012), yang dilakukan di desa Tanjung Beringin kecamatan Sumbul kabupaten Dairi, menyatakan bahwa Pendapatan petani dari usahatani kopi Arabika mampu memberikan kontribusi terbesar yakni sebesar 65,68%. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani di daerah tersebut menurut indikator koefisien Gini (Gini Ratio) berada dalam kategori menengah dengan nilai Gini Ratio sebesar 0,36. Sedangkan menurut indikator Bank Dunia (World Bank), tingkat ketimpangan distribusi pendapatan berada dalam kategori rendah sekitar 19,26%. Sedangkan menurut kriteria garis kemiskinan Sajogyo (1988), proporsi petani kopi Arabika miskin di desa Tanjung Beringin sebanyak 9 keluarga atau sekitar 21,43%. Sementara itu menurut kriteria garis kemiskinan BPS (2010), proporsi petani kopi Arabika miskin di desa Tanjung Beringin selama 2011 adalah sebanyak 7 keluarga atau sekitar 16,67%, sedangkan selebihnya sebanyak 35 keluarga atau sekitar 83,33% berada dalam kategori tidak miskin.


(28)

2.4Kerangka Pemikiran

Pada umumnya masyarakat desa yang mayoritas petani memiliki keragaman matapencaharian untuk memenuhi kebutuhan keluarga, artinya walaupun suatu keluarga telah memiliki usahatani utama namun tetap berupaya untuk mengusahakan berbagai jenis cabang usahatani yang lain maupun kegiatan bukan usahatani. Sumber pendapatan usahatani non padi sawah meliputi, palawija (jagung, ubikayu, kelapa, kelapa sawit, karet, dan lainnya), hortikultura (kacang tanah, kacang kedelai, sawi, tomat, timun dan lainnya), beternak, nelayan.

Sumber pendapatan yang berasal dari luar usahatani terdiri dari sektor formal seperti pegawai negeri, ABRI, dan sector informal seperti berdagang, usaha industry, pekerja bangunan dan jasa. Sumber pendapatan non usahatani di desa penelitian meliputi buruh, pedagang atau wiraswasta.

Untuk memperoleh suatu pendapatan dari usahatani padi sawah, terlebih dahulu petani padi sawah harus menghitung berbagai jenis biaya pengeluaran dari proses prapanen hingga pascapanen dari usahatani padi sawah mereka. Biaya pengeluaran ini disebut juga dengan biaya produksi, yang terdiri dari:

 penyusutan peralatan pertanian

 upah tenaga kerja

 penggunaan sarana produksi

 biaya PBB, pengairan, sewa lahan dan lainnya

Setelah menghitung jumlah biaya produksinya, barulah petani padi sawah dapat menghitung pendapatannya dengan mengurangi penerimaan petani padi sawah terhadap jumlah biaya produksinya.


(29)

Pendapatan petani dari usahatani padi sawah ini kemudian ditambahkan dengan pendapatan yang berasal dari usahatani lain dan dari luar usahatani. Sehingga menghasilkan sebuah perhitungan baru yang disebut dengan total pendapatan petani padi sawah. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Untuk lebih jelas lagi mengenai kerangka pemikiran yang digunakan dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran pada Gambar 2 dibawah ini :

Keterangan :

: hubungan

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah

Usahatani Padi Sawah

PETANI

Usaha Non Padi Sawah Dan

Kegiatan Non Usahatani Produksi Padi Sawah

Pendapatan Pendapatan Tambahan Total

Biaya Produksi

Total Pendapatan

Kemiskinan Tingkat Ketimpangan


(30)

2.5 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :

1. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani padi sawah didaerah penelitian berada pada ketegori tinggi, baik menurut indikator ketimpangan Gini Ratio maupun indikator ketimpangan Bank Dunia.

2. Sumber-sumber pendapatan petani padi sawah cukup beragam dan pendapatan dari usahatani padi sawah mampu memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap total pendapatan petani padi sawah didaerah penelitian.

3. Tingkat kemiskinan didaerah penelitian di atas 50% jika ditinjau dari kriteria garis kemiskinan BPS (2011) dan Upah Minimum Regional (2012).


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive yakni di desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang, seperti ditunjukkan pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten/Kota 2011

Kabupate n/ Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

1. Nias 13.983 51.597

2. Mandailing Natal 35.323 155.502

3. Tapanuli Selatan 29.325 146.181

4. Tapanuli Tengah 25.256 107.665

5. Tapanuli Utara 21.198 95.905

6. Toba Samosir 21.145 113.632

7. Labuhan Batu 25.084 103.894

8. Asahan 17.835 83.198

9. Simalungun 82.349 471.162

10. Dairi 13.008 62.641

11. Karo 14.298 79.738

12. Deli Serdang 84.286 445.598

13. Langkat 73.357 373.188

14. Nias Selatan 17.791 69.541

15. Humbang Hasundutan 18.179 85.582

16. Pakpak Bharat 2.575 11.952

17. Samosir 8.864 42.459

18. Serdang bedagai 63.601 340.916

19. Batu Bara 34.385 160.374

20. Padang Lawas Utara 14.867 65.361

21. Padang Lawas 17.019 72.110

22. Labuhan Batu Selatan 637 2.642

23. Labuhan Batu Utara 35.771 152.999

24. Nias Utara 5.729 20.255

25. Nias Barat 2.896 10.776

Kota

26. Sibolga - -

27. Tanjungbalai 339 1.530

28. Pematangsiantar 4.309 24.423

29. Tebing Tinggi 1.031 4.708

30. Medan 3.153 13.020

31. Binjai 4.041 19.470

32. Padangsidimpuan 8.833 42.439

33. Gunung Sitoli 2.701 9.811

Sumatera Utara 703.168 3.440.662


(32)

Adapun pertimbangan pemilihan kecamatan Beringin karena kecamatan ini memiliki produktivitas padi sawah paling tinggi di kabupaten Deli Serdang seperti ditunjukkan pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang 2011

No Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

1 Gunung Meriah 1.132 5.723 5,056

2 STM Hulu 1.170 5.864 5,012

3 Sibolangit 7.345 6.800 5,056

4 Kutalimbaru 2.572 13.124 5,103

5 Pancur Batu 1.070 5.441 5,085

6 Namorambe 2.155 11.201 5,197

7 Biru-Biru 1.933 9.850 5,096

8 STM Hilir 2.202 11.260 5,114

9 Bangun Purba 144 721 5,010

10 Galang 2.095 10.946 5,225

11 Tanjung Morawa 5.250 27.579 5,253

12 Patumbak 1.309 6.583 5,029

13 Deli Tua 40 202 5,044

14 Sunggal 5.276 27.633 5,238

15 Hamparan Perak 15.384 80.456 5,229

16 Labuhan Deli 6.800 35.323 5,195

17 Percut Sei Tuan 10.577 55.852 5,281

18 Batang Kuis 2.168 10.925 5,039

19 Pantai Labu 8.337 43.330 5,197

20 Beringin 5.331 28.699 5,383

21 Lubuk Pakam 3.608 19.400 5,376

22 Pagar Merbau 4.684 25.204 5,381

Jumlah 84.582 441.489 133,599

Sumber : Statistik Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Deli Serdang 2012.

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa kecamatan Beringin memiliki produktivitas yang paling tinggi yaitu sebesar 5,383 ton/Ha dengan produksi padi sawahnya 28.699 ton dengan luas lahan 5.331 ha.

Penelitian ini dilakukan di desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang. Desa Sidodadi Ramunia dalam melakukan usahatani padi sawahnya menerapkan metode penanaman padi sawah SRI (System of Rice Intensification)


(33)

yang merupakan teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Sistem SRI ini merupakan sistem penanaman padi yang telah diprogramkan oleh pemerintah kabupaten Deli Serdang. Penerapan sistem SRI di Desa Sidodadi Ramunia telah terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani padi sawah. Desa Sidodadi Ramunia dipilih oleh pemerintah kabupaten Deli Serdang sebagai daerah padi sawah percontohan. Adapun pertimbangan pemilihan desa Sidodadi Ramunia adalah karena desa tersebut memiliki produktivitas padi sawah yang paling tinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Luas Lahan, produksi dan produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No Desa Luas Lahan

(Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

1 Tumpatan 164 2.460 15

2 Emplasmen Kwala Namu - -

-3 Sidodadi Ramunia 484 8.228 17

4 Psr V Kebun Kelapa 78 1.170 15

5 Aras Kabu 221,6 1.193,40 5,38

6 Serdang 302 4.318,60 14,3

6 Sidourip 123 1.537,50 12,5

8 Psr VI Kwala Namu - -

-9 Karang Anyar 356 4.543 12,76

10 Beringin 298 4.499,80 15,11

11 Sidoarjo Dua Ramunia 708,3 10.695,30 15,10

Sumber : Kcd. Pertanian Kecamatan Beringin 2012.

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa desa Sidodadi Ramunia merupakan desa yang memiliki produktivitas yang paling tinggi dari pada desa lainnya yaitu sebesar 17ton/ha. Walaupun produksi padi sawahnya merupakan urutan terbanyak kedua setelah desa Sidoarjo Dua Ramunia yaitu sebanyak 8.228 ton dengan luas lahan 484 ha.


(34)

Tabel 7. Jumlah Kelompok Tani dan Anggota Kelompok Tani di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No Desa Jumlah Kelompok Tani Jumlah Anggota

1 Tumpatan 9 360

2 Emplasmen Kwala Namu -

-3 Sidodadi Ramunia 11 1.376

4 Psr V Kebun Kelapa 5 200

5 Aras Kabu 10 467

6 Serdang 13 600

6 Sidourip 9 287

8 Psr VI Kwala Namu -

-9 Karang Anyar 13 885

10 Beringin 12 641

11 Sidoarjo Dua Ramunia 16 1.132

Sumber : Kcd. Pertanian Kecamatan Beringin 2012.

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa desa Sidodadi Ramunia memiliki 11 kelompok tani dengan total jumlah anggota sebanyak 1.376 anggota.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah di desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode Proportionate Stratified Random Sampling dimana populasi petani padi sawah digolongkan terlebih dahulu menurut luas lahan. Untuk memperoleh banyaknya sampel yang akan di ambil dilakukan proses pemilihan sampel (n) dari populasi (N) yang dilakukan secara random (acak). Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, yakni:

= + �.

dimana,

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi


(35)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

(Umar, 2000).

Melalui rumus Slovin maka jumlah sampel (n) yang diambil berdasarkan jumlah populasi petani padi sawah (N) di desa Sidodadi Ramunia, kecamatan Deli Serdang yang berjumlah 1,018 petani padi sawah serta dengan menggunakan persen kelonggaran sebesar 15 % (untuk penelitian sosial persen kelonggaran sebesar 10%-20%) adalah sebagai berikut :

=

+ . , = ,

Berdasarkan hasil dari rumus Slovin diatas, jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 43 petani padi sawah. Sehingga dapat diketahui jumlah sampel yang akan diambil pada setiap luas lahan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8 berikut. :

Tabel 8. Jumlah Sampel dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling

No Luas Lahan (Ha) Populasi (KK) Sampel (KK)

1 <0,5 721 721/1018 x 43 = 31

2 0,5 – 1 270 270/1018 x 43 = 11

3 > 1 27 27/1018 x 43 = 1

Jumlah 1,018 43

Sumber : Kcd. Pertanian Kecamatan Beringin 2012.

Dari Tabel 8 dapat diketahui jumlah sampel yang akan diambil pada setiap kategori luas lahan. Untuk kategori luas lahan <0,5 ha jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 31 orang, untuk kategori luas lahan 0,5 – 1 ha jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 11 orang dan untuk kategori luas lahan >1 ha jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 1 orang.


(36)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan sampel didaerah penelitian melalui daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang, literatur-literatur serta lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian dianalisis dengan uji statistik yang sesuai dengan keperluan pengolahan data.

 Untuk menguji hipotesis 1, digunakan dua alat perhitungan, yaitu :

1. Dengan menggunakan indikator ketimpangan koefisien Gini (Gini Ratio). Untuk menghitung besarnya nilai koefisien Gini (Gini Ratio) digunakan rumus berikut,

�� = – ∑ -��

�=

�− + �

dengan, GR = Angka Gini Ratio fx = Proporsi jumlah RT

Yi = Proporsi jumlah pendapatan RT kumulatif

I = Index yang menunjukkan nomor sampel

Dalam menggunakan rumus koefisien Gini (Gini Ratio), variabel-variabel eksogen (Xi dan Yi) yang terdapat pada rumus tersebut diperoleh dengan

mengurutkan semua pendapatan sampel (petani padi sawah) dari yang paling kecil hingga yang paling besar, dapat dibuat seperti pada Tabel 9 berikut ini, Tabel 9.Pengolahan Data Untuk Menentukan Nilai Koefisien Gini Ratio.


(37)

No. S ampel Pendapatan

(Rp. 000) % Yi Kum.*

% Yi

Kum. %

(Yi+Yi-1) % Xi

Kum.*

% Xi

%Xi ×

Kum. % (Yi + Yi-1)

X Y

1 ... ... ... ... 2,33 ... ...

2 ... ... ... ... 2,33 ... ...

3 ... ... ... ... 2,33 ... ...

... ... ... ... ... 2,33 ... ...

... ... ... ... ... 2,33 ... ...

... ... ... ... ... 2,33 ... ...

43 ... ... 100 ... 2,33 100 ...

Jumlah (Ʃ) ... 100 ... ... 100 ... ...

*) = Kumulatif

2. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang diukur dengan kriteria Bank Dunia (World Bank) diperoleh dengan cara menghitung jumlah pendapatan dari 40% kelompok penduduk yang berpendapatan terendah dibandingkan dengan total pendapatan (ƩY) seluruh penduduk. Kriteria tingkat ketimpangan menurut Bank Dunia (World Bank) mengklasifikasikan tingkat ketimpangan kedalam tiga kategori sebagaimana tertera pada Tabel 3, halaman 13.

 Untuk menguji hipotesis 2, pertama digunakan analisis deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang didapat di lapangan berdasarkan wawancara langsung dengan petani padi sawah. Kedua, digunakan analisis penerimaan dan pendapatan petani sesuai dengan rumus Soekartawi (1995) sebagai berikut,

TR = Y . Py dimana,

TR = Total penerimaan yang diterima petani padi sawah (Rp.) Y = Produksi padi sawah (kg)

Py = Harga jual padi sawah per-kg (Rp.)

Selanjutnya menurut Soekartawi (1995) kembali, untuk menghitung pendapatan petani dapat digunakan rumus sebagai berikut,

π = TR – TC dengan,


(38)

TR = Total penerimaan petani padi sawah (Rp.) TC = Total biaya produksi (Rp.)

Sedangkan untuk menghitung kontribusi pendapatan petani padi sawah dari usahatani padi sawah terhadap total pendapatan keluarga petani padi sawah dapat digunakan rumus sebagai berikut,

�� = �

�� � × % dengan,

KP = Kontribusi Pendapatan Dari Usahatani padi sawah (%) π = Pendapatan Dari Usahatani padi sawah (Rp.)

πtot = Total Pendapatan Keluarga Petani padi sawah (Rp.)

 Untuk menguji hipotesis 3, digunakan dua kriteria garis kemiskinan, yaitu : 1. Indikator garis kemiskinan menurut BPS (2011)

Tabel 10. Garis Kemiskinan Menurut BPS Untuk Daerah Perkotaan dan Perdesaan (Kurun Waktu : Maret 2011 – Maret 2012).

Daerah / Tahun

Garis Kemiskinan (Rp. / Kapita / Bulan)

Makan Bukan Makanan Total

Perkotaan

Maret 2011 177.342 75.674 253.016

Maret 2012 187.194 80.123 267.408

Perdesaan

Maret 2011 165.211 48.674 213.395

Maret 2012 182.796 51.705 229.226

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2010.

2. Standard Upah Minimum Regional sebesar Rp 1.290.000,00/bulan. 3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindarkan kesalahpahaman dalam penelitian ini maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut,


(39)

3.5.1.Definisi

1. Petani padi sawah adalah orang yang melakukan usahatani padi sawah sebagai mata pencaharian utamanya.

2. Produksi padi sawah adalah semua hasil panen tanaman padi sawah yang dibudidayakan petani padi sawah yang diperoleh dalam satu kali periode panen (ton).

3. Penerimaan dari usahatani padi sawah adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil produksi tanaman padi sawah (ton) dengan harga jual produksi padi sawah (per-ton) yang dinyatakan dalam rupiah.

4. Biaya produksi dari usahatani padi sawah adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi tanaman padi sawah berlangsung, baik biaya tetap (penyusutan alat, PBB) maupun biaya variabel seperti biaya pembelian sarana produksi (pupuk dan pestisida) dan biaya tenaga kerja.

5. Pendapatan dari usahatani padi sawah adalah selisih total penerimaan dari usahatani padi sawah yang diperolah petani padi sawah dengan jumlah biaya produksi dalam satu musin tanam proses produksi tanaman padi sawah.

6. Pendapatan tambahan adalah pendapatan yang diperoleh petani padi sawah dari usahatani lain serta dari luar usahatani.

7. Pendapatan total merupakan hasil penjumlahan pendapatan dari usahatani padi sawah dan pendapatan tambahan.

8. Distribusi pendapatan yang diukur pada penelitian ini adalah distribusi pendapatan perorangan (personal distribution of income) atau distribusi ukuran pendapatan (size distribution of income), yaitu ukuran yang secara langsung


(40)

menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga tanpa memperdulikan sumbernya.

9. Ketimpangan pendapatan diukur dengan dua media pengukuran, yaitu Gini Ratio dan Bank Dunia.

10. Koefisien Gini (Gini Ratio) merupakan ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan (pendapatan atau kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna).

11. Kurva Lorenz merupakan kurva yang menunjukkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase (%) penerima pendapatan (penduduk) dengan persentase (%) total pendapatan yang benar-benar diterima selama satu tahun.

12. Kemiskinan digambarkan sebagai ketidakmampuan dari segi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan dari sisi pengeluaran rumah tangga.

13. Kemiskinan diukur dengan dua pengukuran yaitu, Indikator Kemiskinan BPS (2011) dan Upah Minimum Regional (2012).

3.5.2.Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang provinsi Sumatera Utara.

2. Petani ampel adalah petani padi sawah di daerah penelitian yang dilakukan di desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang provinsi Sumatera Utara.


(41)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Geografi dan Topografi

Desa Sidodadi Ramunia terletak di kecamatan Beringin yang merupakan salah satu dari 22 kecamatan yang terdapat di kabupaten Deli Serdang. Desa Sidodadi Ramunia berada pada ketinggian 1-8 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah ±779 ha yang terdiri dari 17 dusun. Dengan jarak 1 km dari ibukota kecamatan Beringin dan 12 km dari ibukota kabupaten Deli Serdang. Desa Sidodadi Ramunia memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Karang Anyar Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Sei Ular

Sebelah Barat : Berbatasan dengan desa Emplasmen Kwala Namu Sebelah Timur : Berbatasan dengan desa Pasar V Kebun Kelapa 4.1.2 Demografi

Keadaan penduduk di desa Sidodadi Ramunia menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1. Laki-laki 6.426 51,01

2. Perempuan 6.171 48,99

Jumlah 12.597 100,00


(42)

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, yakni laki-laki sebanyak 6.426 jiwa dengan persentase 51,01%, sedangkan perempuan sebanyak 6.171 jiwa dengan persentase 48,99%. Jumlah penduduk desa Sidodadi Ramunia berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa Sidodadi Ramunia 2012 sebanyak 12.597 jiwa.

Jumlah penduduk di desa Sidodadi Ramunia menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase

(Tahun) (Jiwa) (%)

1. 0 - 14 3.656 29,02

2. 15 – 19 1.091 8,66

3. 20 – 49 5.981 47,48

4. 50 – 59 1.098 8,72

5. > 60 771 6,12

Jumlah 12.597 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidodadi Ramunia 2012.

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut kelompok umur, paling banyak terdapat pada kelompok umur 20-49 tahun, yaitu sebanyak 5.981 jiwa (47,48%), dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada kelompok umur >60 tahun, yaitu sebanyak 771 jiwa (6,12%). Hal ini menunjukkan bahwa dominan penduduk di desa Sidodadi Ramunia berada pada usia produktif sehingga masih besar kemungkinan bagi penduduk untuk meningkatkan hasil usahataninya.


(43)

Jumlah penduduk di desa Sidodadi Ramunia berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini :

Tabel 13. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Agama Jumlah Persentase

(jiwa) (%)

1. Islam 12.516 99,36

2. Kristen 64 0,51

3. Buddha 17 0,13

Jumlah 12.597 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidodadi Ramunia 2012.

Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang beragama Islam lebih banyak yaitu sebanyak 12.516 jiwa (99,36%).

Penduduk di desa Sidodadi Ramunia memiliki jenis pekerjaan yang beraneka ragam. Persentase berdasarkan jenis pekerjaan di desa Sidodadi Ramunia dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini :

Tabel 14. Persentase Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Pekerjaan Persentase

(%)

1. Petani 30

2. Pengrajin Batu Bata 16

3. Wiraswasta / Pedagang 40

4. TNI / Polri / PNS 0,6

5. Karyawan Swasta 0,3

6. Pensiunan 0,2

7. Lain-lain 12,9

Jumlah 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidodadi Ramunia 2012.

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa penduduk desa Sidodadi Ramunia sebagian besar penduduk bekerja sebagai pedagang dan petani. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai pegawai, karyawan, dan buruh berjumlah relatif kecil.


(44)

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasana yang ada di desa Sidodadi Ramunia cukup banyak sehingga dapat mendukung berbagai aktivitas masyarakat yang berada di desa Sidodadi Ramunia. Sarana dan prasarana sangat menunjang pembangunan masyarakat desa. Bila sarana dan prasarana baik maka pembangunan desa dan masyarakatnya akan semakin baik pula. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis fasilitas umum yang telah tersedia baik fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun fasilitas peribadatan. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sarana dan prasarana yang ada di desa Sidodadi Ramunia dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini : Tabel 15. Sarana dan Prasarana di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan

Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

(Unit) 1. 2. 3. 4. Pendidikan

- Taman Kanak-Kanak - Paud

- Sekolah Dasar

- Sekolah Menengah Pertama - Sekolah Menengah Atas - Madrasah - MIS 3 1 5 3 3 1 1 Tempat Ibadah

- Masjid - Mushalla - Gereja 6 19 - Kesehatan

- Puskesmas Pembantu Kilang Padi

1 8

Jumlah 51


(45)

4.2 Karakteristik Sampel

Petani sampel yang dimaksud disini adalah seluruh petani padi sawah yang memiliki usahatani padi sawah yang berada di desa Sidodadi Ramunia, kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang. Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, pendidikan petani, serta jumlah tanggungan keluarga. 4.2.1 Umur Petani Sampel

Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan langsung dengan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Semakin tua umur petani maka kemampuan bekerjanya pun cenderung menurun, yang dapat mempengaruhi produksi serta pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri. Hal ini dikarenakan pekerjaan sebagai petani lebih banyak menggunakan fisik dari petani. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan umur petani sampel dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini,

Tabel 16. Keadaan Umur Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, 2012

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase

(Tahun) (Jiwa) (%)

1. 20 – 40 4 9,30

2. 41 – 50 24 55,81

3. ≥ 51 15 34,89

Jumlah 43 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.

Dari Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa jumlah petani sampel yang terbanyak berada pada kelompok umur 41–50 tahun dengan jumlah petani sampel sebanyak 24 orang atau sekitar 55,81% dari jumlah petani sampel. Sedangkan jumlah terkecil berada pada kelompok 20–40 tahun dengan jumlah petani 4 orang atau sekitar 9,30% dari jumlah petani sampel.


(46)

4.2.2 Pendidikan Petani Sampel

Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang usahataninya sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Kemampuan petani dalam menerima teknologi untuk mengoptimalkan usahataninya sangat erat dengan pendidikan formal. Untuk lebih jelas lagi mengenai tingkat pendidikan petani sampel dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini,

Tabel 17. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, 2012.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1. SD 6 13,95

2. SMP 16 37,21

3. SMA / STM 20 46,51

4. Sarjana 1 2,33

Jumlah 43 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.

Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani sampel memiliki tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak 20 petani sampel atau sekitar 46,51% dari seluruh jumlah petani sampel. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di desa Sidodadi Ramunia memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi untuk dapat mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi usahatani mereka. Sedangkan untuk tingkat pendidikan tertinggi, yakni Sarjana hanya dimiliki oleh 1 petani sampel atau sekitar 2,33% dari jumlah petani sampel.

4.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel

Perbedaan jumlah tanggungan keluarga petani sampel akan mempengaruhi jumlah penggunaan tenaga kerja dalam mengelola usahatani keluarga yang nantinya dapat


(47)

mempengaruhi jumlah pendapatan yang diterima petani. Rata-rata jumlah tanggungan petani sampel sebanyak 1-2 orang yaitu sebanyak 27 orang. Klasifikasi jumlah tanggungan keluarga petani sampel dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini, Tabel 18. Jumlah Tanggungan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia,

Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, 2012.

No. Kelompok Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1. 1 – 2 27 62,79

2. 3 – 4 15 34,88

3. ≥ 5 1 2,33

Jumlah 43 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.

Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga petani sampel terbesar di desa Sidodadi Ramunia berada pada kelompok tanggungan 1-2 orang, yaitu sebanyak 27 petani sampel atau sekitar 62,79% dari jumlah tanggungan petani sampel di Desa Sidodadi Ramunia. Sedangkan jumlah tanggungan petani sampel pada kelompok 3-4 orang dan ≥ 5 orang berjumlah 16 petani dengan jumlah persentase sekitar 37,21%.


(48)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Padi Sawah

5.1.1 Berdasarkan Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) dan Kurva Lorenz

Koefisien Gini (Gini Ratio) merupakan salah satu media perhitungan distribusi pendapatan yang digunakan oleh peneliti untuk menghitung tingkat ketimpangan pendapatan 43 petani sampel di desa Sidodadi Ramunia. Besarnya nilai koefisien Gini (Gini Ratio) berkisar antara 0 (pemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sempurna). Distribusi pendapatan akan semakin merata jika nilai koefisisen Gini mendekati 0 dan sebaliknya jika nilai koefisien Gini mendekati 1 maka distribusi pendapatan akan semakin tidak merata atau semakin timpang.

Tabel 19. Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) Petani Sampel di Desa Siodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli serdang 2012.

Uraian

Total Pendapatan Petani / Tahun

Kum. %

Pendapatan Kum. %

(Yi + Yi-1)

%Petani [%Xi]×Kum.

[% (Yi+Yi-1)]

(Yi) (Kum.%Yi) (%Xi)

Terendah Rp 7.324.750 0,70 0,70 2,33 0,02

Tertinggi Rp 83.327.400 100,00 192,00 2,33 4,47

Jumlah Rp1.042.004.050 1.464,86 2.813,35 100 67,90

Rata2 Rp 24.232.652 34,07 65,85 2,33 1,58

Koefisien Gini (Gini Ratio) : 1 – 67,90% = 32,1% = 0,32 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 14.

Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa rata-rata total pendapatan petani sampel selama 2012 adalah Rp.24.232.652 dimana pendapatan tertinggi sebesar Rp.83.327.400 dan pendapatan terendah sebesar Rp.7.324.750. Kemudian, nilai koefisien Gini (Gini Ratio) untuk distribusi pendapatan petani sampel di desa Sidodadi Ramunia pada tahun 2012 adalah sebesar 0,32. Jika mengacu pada


(49)

kategori tingkat ketimpangan pada halaman 11, maka dapat diketahui bahwa tingkat ketimpangan pendapatan petani sampel berada dalam kategori rendah.

Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah menurut koefisien Gini Ratio didaerah penelitian berada dalam kategori tinggi tidak dapat diterima.

Selanjutnya koefisien Gini (Gini Ratio) dapat pula dijelaskan melalui grafik kurva Lorenz yang terbagi atas 2 sumbu dimana sumbu horisontal menggambarkan persentase (%) kumulatif penerima pendapatan (petani sampel), sedangkan sumbu vertikal menyatakan persentase (%) kumulatif dari total pendapatan yang diterima oleh petani sampel. Disamping itu, grafik kurva Lorenz juga memiliki garis linear sepanjang diagonal grafik, garis ini disebut dengan garis pemerataan.

Semakin jauh jarak antara garis kurva Lorenz dengan garis pemerataan maka semakin tinggi pula tingkat ketimpangannya. Begitu pula sebaliknya, semakin dekat jarak antara garis kurva Lorenz dengan garis pemerataan maka tingkat ketimpangannya semakin rendah atau distribusi pendapatan akan semakin merata. Untuk lebih jelas lagi mengenai grafik kurva Lorenz yang menggambarkan distribusi pendapatan petani sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini,


(1)

No. Sampel

No. Index Sampel

Total Pendapatan Petani Sampel Per- (Rp)

% Pendapatan Petani Sampel

Kumulatif % Pendapatan

Petani Sampel % (Yi + Yi-1)

% Petani Sampel

Kumulatif

% Petani [%Xi] × [%(Yi + Yi-1)]

(Xi) (Yi) (%Yi) (Kum. %Yi) (%Xi) (Kum. Xi)

15 26 23.163.500 2,22 % 34,50 % 70,85 % 2,33 % 60,48 % 1,65 %

3 27 24.433.200 2,34 % 36,84 % 75,46 % 2,33 % 62,80 % 1,76 %

19 28 24.893.000 2,39 % 39,23 % 80,11 % 2,33 % 65,13 % 1,86 %

31 29 25.550.000 2,45 % 41,68 % 84,78 % 2,33 % 67,45 % 1,97 %

13 30 30.332.300 2,91 % 44,59 % 89,97 % 2,33 % 69,78 % 2,09 %

1 31 33.494.000 3,21 % 47,81 % 95,82 % 2,33 % 72,11 % 2,23 %

34 32 34.767.000 3,34 % 51,14 % 102,02 % 2,33 % 74,43 % 2,37 %

41 33 36.246.850 3,48 % 54,62 % 108,60 % 2,33 % 76,76 % 2,53 %

42 34 37.305.900 3,58 % 58,20 % 115,45 % 2,33 % 79,08 % 2,69 %

35 35 37.371.900 3,59 % 61,79 % 122,43 % 2,33 % 81,41 % 2,85 %

37 36 38.957.600 3,74 % 65,53 % 129,58 % 2,33 % 83,74 % 3,01 %

32 37 39.342.100 3,78 % 69,30 % 136,96 % 2,33 % 86,06 % 3,19 %

39 38 40.866.500 3,92 % 73,23 % 144,52 % 2,33 % 88,39 % 3,36 %

38 39 48.388.950 4,64 % 77,87 % 152,79 % 2,33 % 90,71 % 3,55 %

40 40 48.684.000 4,67 % 82,54 % 161,81 % 2,33 % 93,04 % 3,76 %

36 41 48.702.450 4,67 % 87,21 % 170,97 % 2,33 % 95,37 % 3,98 %

33 42 49.893.550 4,79 % 92,00 % 180,81 % 2,33 % 97,69 % 4,21 %

43 43 83.327.400 8,00 % 100,00 % 192,40 % 2,33 % 100,00 % 4,48 %

Jumlah 1.042.004.050 100,00 % 1464,86 % 2919,33 % 100,00 % 2200,38 % 67,90 %

Rata-Rata 24.232.652 2,33 % 34,07 % 67,89 % 2,33 % 51,17 % 1,58 %

Gini Ratio = 1 - ∑ ([%Xi] × [%(Yi + Yi-1)]) Gini Ratio = 1 – 67,90 %

Gini Ratio = 32,1 % Gini Ratio = 0,32


(2)

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

%

K

u

m

u

la

ti

f

P

e

n

d

a

p

a

ta

n

% Kumulatif Penerima Pendapatan

Kurva Lorenz

Garis Pemerataan

Gini Ratio = 0,32

Kurva Lorenz Kurva Lorenz


(3)

Lampiran 16. Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia Berdasarkan Indikator Bank Dunia Selama 2012. Kelompok Petani Sampel

Berdasarkan Kumulatif Total Pendapatan

No. Sampel

No. Index Sampel

Total Pendapatan Petani Sampel Per- (Rp)

Kumulatif % Pendapatan Petani Sampel

Kumulatif % Petani Sampel

Kumulatif Total Pendapatan Berdasarkan Kelompok Petani Sampel

(Xi) (Yi) ( Kum. % Yi) ( Kum. Xi)

40% Petani Sampel Yang Beendapatan Terendah

17 1 7.324.750 0,70 % 2,33 %

Menerima Total Pendapatan Sebesar Rp 188.353.700 atau

sekitar 18,08 %

5 2 7.446.300 1,42 % 4,65 %

16 3 7.554.700 2,14 % 6,98 %

18 4 7.907.300 2,90 % 9,30 %

24 5 8.744.100 3,74 % 11,63 %

30 6 9.953.600 4,70 % 13,96 %

7 7 10.650.000 5,72 % 16,28 %

2 8 10.662.700 6,74 % 18,61 %

27 9 10.775.400 7,78 % 20,93 %

4 10 10.856.400 8,82 % 23,26 %

10 11 11.481.600 9,92 % 25,59 %

8 12 11.977.800 11,07 % 27,91 %

12 13 13.516.900 12,37 % 30,24 %

21 14 14.621.600 13,77 % 32,56 %

20 15 14.838.250 15,19 % 34,89 %

11 16 14.952.200 16,63 % 37,22 %

22 17 15.090.100 18,08 % 39,54 %

40% Petani Sampel Yang Beendapatan Menengah

25 18 16.138.750 19,62 % 41,87 %

Menerima Total Pendapatan Sebesar Rp 418.115.900 atau

sekitar 40,13 %

28 19 16.909.000 21,25 % 44,19 %

26 20 17.044.500 22,88 % 46,52 %

6 21 17.608.500 24,57 % 48,85 %

14 22 17.891.600 26,29 % 51,17 %


(4)

40% Petani Sampel Yang Beendapatan

Menengah

29 25 22.204.800 32,27 % 58,15 %

Menerima Total Pendapatan Sebesar Rp 418.115.900 atau

sekitar 40,13 %

15 26 23.163.500 34,50 % 60,48 %

3 27 24.433.200 36,84 % 62,80 %

19 28 24.893.000 39,23 % 65,13 %

31 29 25.550.000 41,68 % 67,45 %

13 30 30.332.300 44,59 % 69,78 %

1 31 33.494.000 47,81 % 72,11 %

34 32 34.767.000 51,14 % 74,43 %

41 33 36.246.850 54,62 % 76,76 %

42 34 37.305.900 58,20 % 79,08 %

20% Petani Sampel Yang Beendapatan

Tertinggi

35 35 37.371.900 61,79 % 81,41 %

Menerima Total Pendapatan Sebesar Rp 435.534.450 atau

sekitar 41,80%

37 36 38.957.600 65,53 % 83,74 %

32 37 39.342.100 69,30 % 86,06 %

39 38 40.866.500 73,23 % 88,39 %

38 39 48.388.950 77,87 % 90,71 %

40 40 48.684.000 82,54 % 93,04 %

36 41 48.702.450 87,21 % 95,37 %

33 42 49.893.550 92,00 % 97,69 %

43 43 83.327.400 100,00 % 100,00 %

Jumlah 1.042.004.050 1464,86 % 2200,38 %

Rata-Rata 24.232.652 34,07 % 51,17 % 12% dari Jumlah Pendapatan = Rp 125.040.486

17% dari Jumlah Pendapatan = Rp 177.140.689

Lanjutan Lampiran 16. Analisis Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Berdasarkan Indikator Bank Dunia (World Bank) 2012

Kelompok Petani Sampel Berdasarkan Kumulatif

Total Pendapatan

No.

Sampel No. Index Sampel

Total Pendapatan Petani Sampel Per-

(Rp)

Kumulatif % Pendapatan Petani

Sampel

Kumulatif % Petani Sampel

Kumulatif Total Pendapatan Berdasarkan Kelompok Petani Sampel


(5)

Lampiran 17. Analisis Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia Selama 2012

No. Sampe

l

Total Pendapatan Petani Sampel

Per- (Rp)

Jumlah Tanggungan Keluarga Petani

Sampel (Orang)

Total Pendapatan Petani Sampel

Per-Kapita Per- (Rp)

Total Pendapatan Petani Sampel

Per-Kapita Per-Bulan (Rp)

Penggolongan Kemiskinan Menurut BPS (2011)

Rp 229.226 / bulan

Penggolongan Kemiskinan Menurut Upah Minimum Regional (2012)

Rp 1.290.000 / bulan

1 33.494.000 4 8.373.500 697.792 Tidak Miskin 2.791.167 Tidak Miskin

2 10.662.700 3 3.554.233 296.186 Tidak Miskin 888.558 Miskin

3 24.433.200 1 24.433.200 2.036.100 Tidak Miskin 2.036.100 Tidak Miskin

4 10.856.400 2 5.428.200 452.350 Tidak Miskin 904.700 Miskin

5 7.446.300 2 3.723.150 310.263 Tidak Miskin 620.525 Miskin

6 17.608.500 3 5.869.500 489.125 Tidak Miskin 1.467.375 Tidak Miskin

7 10.650.000 2 5.325.000 443.750 Tidak Miskin 887.500 Miskin

8 11.977.800 2 5.988.900 499.075 Tidak Miskin 998.150 Tidak Miskin

9 18.488.500 4 4.622.125 385.177 Tidak Miskin 1.540.708 Tidak Miskin

10 11.481.600 2 5.740.800 478.400 Tidak Miskin 956.800 Miskin

11 14.952.200 1 14.952.200 1.246.017 Tidak Miskin 1.246.017 Miskin

12 13.516.900 3 4.505.633 375.469 Tidak Miskin 1.126.408 Miskin

13 30.332.300 2 15.166.150 1.263.846 Tidak Miskin 2.527.692 Tidak Miskin

14 17.891.600 4 4.472.900 372.742 Tidak Miskin 1.490.967 Tidak Miskin

15 23.163.500 2 11.581.750 965.146 Tidak Miskin 1.930.292 Tidak Miskin

16 7.554.700 2 3.777.350 314.779 Tidak Miskin 629.558 Miskin

17 7.324.750 3 2.441.583 203.465 Tidak Miskin 610.396 Miskin

18 7.907.300 2 3.953.650 329.471 Tidak Miskin 658.942 Miskin

19 24.893.000 3 8.297.667 691.472 Tidak Miskin 2.074.417 Tidak Miskin

20 14.838.250 2 7.419.125 618.260 Tidak Miskin 1.236.521 Miskin

21 14.621.600 1 14.621.600 1.218.467 Tidak Miskin 1.218.467 Miskin

22 15.090.100 2 7.545.050 628.754 Tidak Miskin 1.257.508 Miskin


(6)

Lanjutan Lampiran 17. Analisis Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia Selama 2012

No. Sampel

Total Pendapatan Petani Sampel

Per-

Jumlah Tanggungan Keluarga Petani

Sampel

Total Pendapatan Petani Sampel

Per-Kapita Per-

Total Pendapatan Petani Sampel

Per-Kapita Per-Bulan

Penggolongan Kemiskinan Menurut BPS

(2011)

Penggolongan Kemiskinan Menurut Upah Minimum

Regional (2012)

(Rp) (Orang) (Rp) (Rp) Rp 229.226/ bulan Rp 1.675.000 / bulan

25 16.138.750 2 8.069.375 672.448 Tidak Miskin 1.344.896 Tidak Miskin

26 17.044.500 3 5.681.500 473.458 Tidak Miskin 1.420.375 Tidak Miskin

27 10.775.400 3 3.591.800 299.317 Tidak Miskin 897.950 Miskin

28 16.909.000 2 8.454.500 704.542 Tidak Miskin 1.409.083 Tidak Miskin

29 22.204.800 1 22.204.800 1.850.400 Tidak Miskin 1.850.400 Tidak Miskin

30 9.953.600 2 4.976.800 414.733 Tidak Miskin 829.467 Miskin

31 25.550.000 3 8.516.667 709.722 Tidak Miskin 2.129.167 Tidak Miskin

32 39.342.100 1 39.342.100 3.278.508 Tidak Miskin 3.278.508 Tidak Miskin

33 49.893.550 3 16.631.183 1.385.932 Tidak Miskin 4.157.796 Tidak Miskin

34 34.767.000 3 11.589.000 965.750 Tidak Miskin 2.897.250 Tidak Miskin

35 37.371.900 2 18.685.950 1.557.163 Tidak Miskin 3.114.325 Tidak Miskin

36 48.702.450 1 48.702.450 4.058.538 Tidak Miskin 4.058.538 Tidak Miskin

37 38.957.600 3 12.985.867 1.082.156 Tidak Miskin 3.246.467 Tidak Miskin

38 48.388.950 2 24.194.475 2.016.206 Tidak Miskin 4.032.413 Tidak Miskin

39 40.866.500 2 20.433.250 1.702.771 Tidak Miskin 3.405.542 Tidak Miskin

40 48.684.000 5 9.736.800 811.400 Tidak Miskin 4.057.000 Tidak Miskin

41 36.246.850 1 36.246.850 3.020.571 Tidak Miskin 3.020.571 Tidak Miskin

42 37.305.900 2 18.652.950 1.554.413 Tidak Miskin 3.108.825 Tidak Miskin

43 83.327.400 2 41.663.700 3.471.975 Tidak Miskin 6.943.950 Tidak Miskin

Jumlah 1.042.004.050 100 543.740.167 45.311.681 M = 0 86.833.671 M = 16


Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Petani Padi Organik (Studi Kasus: Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

14 110 67

Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1 114 86

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 55 82

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 8

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan - Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

0 0 13

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

1 9 12