Mahasiswa Acicis Teliti Dukun dan Bela Diri Silat

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Mahasiswa Acicis Teliti Dukun dan Bela Diri Silat
Tanggal: 2012-10-22
Hayley Wood, Mahasiswa ACICIS mempresentasikan penelitiannya di
Ruang Sidang GKB 1.

Dua mahasiswa Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS)
di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah mempresentasikan progres report
penelitiannya, Senin (22/10). Mereka adalah Hayley Wood dan Match. Bersama 11
mahasiswa ACICIS angkatan 35 lainnya, keduanya berhasil menaaik perhatian dosen dan
mahasiswa UMM.
Hayley meneliti tentang “Globalisasi, Modernisasi, Islamisasi dan Perubahan
Kepercayaan terhadap Mistis” yang dilakukan di Banyuwangi Jawa Timur. Dia mengaku
tertarik mengambil tema ini karena masyarakat Banyuwangi memiliki kebiasaan yang unik
yang berhubungan dengan budaya dan hal tersebut menarik untuk diteliti. Dengan
kemampuan berbahasa Indonesianya, Hayley mencoba meyakinkan agar reportnya dapat
diterima oleh dosen pembimbingnya, Dr A. Habib, MA.
Dalam penelitian yang dilakukan Hayley, dia benar-benar terjun ke masyarakat agar

tujuan yang diinginkan saat penelitian dapat terwujud. Gadis berkulit putih ini mencoba
melakukan hal-hal yang menjadi kebiasaan orang Banyuwangi yang berhubungan dengan
budaya, agama dan kesenian. “Saya mendatangi upacara perkawinan, pergi ke dukun,
mengikuti pengajian, membuat kue bikang dan mengikuti tradisi lainnya,” aku Hayley.
Hal tersebut dianggap luar biasa oleh dosen Habib karena Hayley berani
berkomunikasi dan mempelajari kebiasaan masyarakat Banyuwangi. “Orang Banyuwangi
sangat kental akan tradisi, dia hebat bisa masuk ke dalamnya,” puji Habib pada Hayley.
Sedangkan Match meneliti tentang pencak silat di Indonesia khususnya di Kota
Madiun. Dia telah meneliti selama 6 tahun dari Australia. Selama 6 bulan di Malang, dia
mulai terjun dan menjadi anggota dalam pencak silat Pemula. “Saya tertarik dengan
pencak silat oleh karena itu saya mengambil ini sebagai tema penelitian,” ucap Match.
Bagi Match, tidak terlalu sulit beradaptasi dengan masyarakat Jawa. “Saya mau
belajar boso Jawi agar penelitian dapat berjalan lancar,” tambah Match.
Koordinator Acicis UMM, Widiya Yutanti, MA, menerangkan dalam penelitian yang
dilakukan ada beberapa kendala yang dialami oleh mahasiswa Acicis, seperti
penguasaan bahasa Indonesia yang kurang, belum mengetahui secara jelas konsep
Islamisasi, mistis dan modernisasi yang terjadi di Indonesia. Namun kendala tersebut
dapat diatasi dengan bantuan dosen pembimbing dan selalu berlatih agar mendapatkan
hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan.
Namun Widiya mengaku bangga dengan mahasiswa ACICIS karena mereka

meneliti Indonesia dengan berusaha mengerti budaya yang ada di sana, misalnya
Banyuwangi, Madiun dan kota lainnya.
Progres report ini dilakukan untuk melaporkan tema sebelum penelitian dilakukan.

page 1 / 2

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Sekitar 6 bulan mereka belajar di UMM melaksanakan penelitian dan mengikuti beberapa
mata kuliah seperti Bahasa dan Kebudayaan Indonesia, Sosial Budaya Malang Raya,
Desain dan Progres Penelitian, Teknik Pengumpulan Data serta Etika Penelitian. Mata
kuliah tersebutr menunjang penelitian yang saat ini sudah dijadilan dalam bentuk proposal
dan telah dilaporkan pada seluruh tamu yang telah datang.
Mahasiswa diberi kebebasan dalam memilih tema yang akan diteliti, namun harus
dalam lingkup isu sosial dan politik karena mereka merupakan mahasiswa jurusan
Hubungan Internasional. (mal/nas)

page 2 / 2