HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP BUDAYA SIRI’ DENGAN AGRESIFITAS PADA MAHASISWA DI KOTA MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Petuah kuno dalam Lontara mengatakan jika panen tak berhasil pada suatu
kerajaan, maka yang diperiksa pertama kali adalah Sang Raja. Petuah tersebut
dapat diidentikkan kondisi beberapa kampus di Makassar yang kerap kali
diwarnai tawuran, maka moralitas mahasiswa, dosen yang mengejar proyek,
pegawai akademik yang melakukan pungutan liar sehingga gagal menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas – gagal panen. Menilik kondisi tersebut
maka yang pertama diperiksa adalah ‘raja’ di kampus tersebut (Atha’na dalam
Adryank, 2009).
Pada dasarnya budaya Bugis-Makassar bukan hanya seni tarian dan seni
musik, lebih dari itu budaya Bugis-Makassar meliputi pandangan hidup, etika,
perilaku keseharian, tatanan akademik, interaksi sosial yang berpedoman pada
konsep Tomanurung. Akan tetapi hal inilah yang sejak dahulu tak diterapkan
secara tepat di berbagai kampus. Alhasil terjadi bias pada masyarakat kampus
terhadap tradisi Bugis- Makassar itu sendiri (Atha’na dalam Adryank, 2009).
Atha’na (dalam Adryank, 2009) selanjutnya menjelaskan bahwa budaya
Bugis-Makassar telah kehilangan wajah, karena ketiadaan patron yang jelas
memberikan representasi wajah Bugis-Makassar, yang ke dua adalah kesalahan

menyikapi siri’ napacce’ yang mengandung makna figur yang cerdas,
berintelektual tinggi, berani, jujur, rendah hati dan sederhana. Di samping itu
secara kelembagaan pendidikan, kurikulum yang diterapkan di Sulawesi
Selatan tak pernah dicantumkan pelajaran budaya Bugis-Makassar. Ditambah
lagi para peneliti Unhas lebih tertarik untuk meneliti kebudayaan barat,
ketimbang menggali kebudayaan Bugis-Makassar itu sendiri.
Alwi Rahman, Dosen Fakultas Sastra Unhas menyatakan bahwa saat ini
yang terjadi adalah perbenturan antara budaya global dan dan budaya lokal
yang bersifat primordial dan lebih homogen, bersifat kesukuan, dan bahkan
penuh

dengan

hal-hal

yang

1

disebut


dengan

mistik.

2

Tentunya pertemuan dua kebudayaan tadi akan mengakibatkan benturan
budaya yang juga disebut cultural shock. Jika budaya global terlalu kuat,
budaya lokal tentu tidak dapat melawan (dalam Adryank, 2009).
Rahman selanjutnya memaparkan bahwa hal pertama dari tiga permata
kebudayaan itu adalah Kohesi. Dengan kohesi, etnik-etnik yang ada akan
saling berhimpun, bukannya terpecah dalam konflik. Hal selanjutnya adalah
meredam prasangka. Tentunya kehadiran beragam etnik sedikit banyak akan
melahirkan prasangka-prasangka, yang jika tidak diolah dengan bijak akan
mengakibatkan konflik. Hal terakhir dari permata kebudayaan ini adalah
lahirnya budaya akademik. Budaya akademik tidak akan berjalan apabila
kohesi dan upaya untuk meredam prasangka tidak dapat dilakukan (dalam
Adryank, 2009).
Untuk mengatasi benturan kebudayaan di berbagai kampus di Makassar,

Alwy Rahman mengemukakan beberapa solusi yaitu instalasi satu desain mata
kuliah yang berfungsi menurunkan prasangka dengan model pembelajaran
lintas budaya. Langkah ini harus disertai dengan pendekatan cara pengajaran
dosen yang mengedepankan pengalaman lokal. Pengetahuan mahasiswa tidak
hanya dijejali dengan hafalan, tapi juga pemahaman dan pengalaman. Dengan
demikian mahasiswa bisa bersikap positif terhadap nilai-nilai budaya sendiri
dan memposisikannya secara tepat.
Solusi selanjutnya yaitu mengembangkan pengetahuan dari kebudayaan
lokal. Sudah menjadi tugas universitas dan lembaga mahasiswa untuk
mempromosikan pengetahuan kebudayaan menjadi sistem rasional. Oleh
karena itu untuk menetralisir pertentangan yang lahir, harusnya ada langkah
tertentu yang ditempuh universitas itu sendiri.
Kedua solusi tersebut dipandang akan mampu menjadi peredam berbagai
tindakan mahasiswa yang mengatasnamakan harga diri dengan berlaku agresif
pada mahasiswa lain, bahkan yang berasal dari satu universitas. Prof.
Matullada menyampaikan kalau Siri’ dalam makna harga diri dan keteguhan
hati yang positif telah mengalami degradasi baik struktural maupun fungsional.
Siri’ sebenarnya konsep atau bisa dikatakan pandangan hidup masyarakat

3


Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja) yang mendorong
masyarakat untuk kerja keras, berprestasi, berjiwa pelopor dan berorientasi
keberhasilan (Nossario, 2008) .
Degradasi tersebut akan menimbulkan penyimpangan dalam menyikapi
nilai-nilai budaya siri’ sehingga menyebabkan mudahnya emosi tersulut meski
dengan benturan-benturan yang kecil. Hal ini akan menyebabkan munculnya
perasaan ketersinggungan harga diri dan menimbulkan perasaan marah maupun
kesal. Perasaan kesal dan marah mahasiswa ternyata dapat mencapai tingkat
agresi yang memicu timbulnya tindakan kekerasan (Nossario, 2008).
Agresi sendiri menurut para ahli psikoanalisis adalah hasrat untuk merusak,
melukai orang lain atau merusak milik orang lain. Agresi, menurut Sigmund
Freud (dalam Fromm, 1966) termasuk ke dalam insting manusia. Artinya, sifat
agresi telah ada dalam diri setiap manusia dan bersifat bawaan. Dengan kata
lain agresi merupakan dorongan yang terus menggelora yang berakar dari
kondisi organisme manusia. Oleh karena itu setiap manusia memiliki insting
destruktif yang tersimpan dalam dirinya, dan ini tidaklah berbahaya. Bahkan
dua psikolog psikoanalisis, Freud dan Lorenz (dalam Fromm, 1966) sepakat
bahwa tidak diwujudkannya agresi dalam bentuk tindakan adalah hal yang
tidak sehat.

Lorenz (dalam Fromm, 1996) menambahkan bahwa yang menjadikannya
berbahaya adalah spontanitas insting tersebut. Di sisi lain, para psikolog
behaviorisme lebih menekankan kajiannya pada perilaku dan aktifitas manusia.
Mereka berpendapat bahwa perilaku agresi seseorang seharusnya dilihat dari
pembiasaan

yang membentuk perilaku pribadi tersebut bukan pada

subyektifitas pelaku. Dengan kata lain, para psikolog behaviorisme lebih
melihat penyebab aksi destruktif adalah faktor lingkungan, yakni masyarakat
dan budaya.
Agresivitas di kalangan mahasiswa di kota Makassar bukanlah merupakan
hal yang asing dalam berbagai pemberitaan media di nusantara. Salah satu
contohnya adalah agresivitas dalam demonstrasi ketika menolak kenaikan
harga BBM. Mahasiswa Sulawesi Selatan, terlibat bentrokan dengan aparat

4

kepolisian saat melakukan unjuk rasa di depan kampus, Selasa 27 Mei 2008,
mahasiswa dan polisi saling lempar batu karena demonstran yang memblokir

jalan dibubarkan oleh polisi. Mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) yang dinilai akan semakin menyengsarakan masyarakat miskin.
Mahasiswa menutup jalan Perintis Kemerdekaan di depan kampus Universitas
Hasanuddin (Unhas) sehingga memacetkan arus lalu lintas. Polisi coba
menggiring demonstran kembali ke kampus supaya tidak mengganggu
kepentingan umum. Awalnya, mahasiswa bisa digiring masuk ke kampus,
namun demonstran kembali memblokir jalan. Polisi kembali membubarkan
demonstran dan berujung pada bentrokan. Mahasiswa melempar polisi dengan
batu dan pecahan bata. Polisi mengejar para mahasiswa yang lari masuk ke
dalam kampus. Mahasiswa menutup pagar kampus supaya polisi tidak masuk
lingkungan akademis, polisi tidak akan menangkap mahasiswa, tetapi yang
bukan mahasiswa yang akan ditangkap (Nindhayati, 2008).
Agresivitas mahasiswa di Kota Makassar sering dikaitkan dengan tradisi
“menjaga harga diri” yang menjadi karakteristik budaya masyarakat setempat.
Harga diri oleh masyarakat makassar dikenal sebagai siri’. Di dalam sebuah
syair sinrilik ada sebuah semboyan kuno masyarakat Bugis-Makassar yang
berbunyi “Takunjunga’ bangung turu’, nakugunciri’ gulingku, kualleangnga
tallanga natoalia”. Syair tersebut berarti “layarku telah ku kembangkan,
kemudiku telah ku pasang, ku pilih tenggelam daripada melangkah surut”.
Semboyan tersebut menggambarkan betapa masyarakat Bugis-Makassar

memiliki tekad dan keberanian yang begitu tinggi dalam menghadapi
kehidupan. Masyarakat Bugis-Makassar dikenal sebagai orang-orang yang
suka merantau atau mendatangi daerah lain dan sukses di daerah tersebut (Opu,
2011). Mahasiswa dalam hal ini merasa sebagai bagian dari masyarakat yang
kehilangan harga dirinya karena sikap pemimpin yang dipandang tidak adil dan
tidak menghargai masyarakat. Bentuk tidak adanya penghargaan tersebut
adalah dengan menerapkan berbagai kebijakan yang dipandang sebagai
kebijakan yang merugikan masyarakat oleh mahasiswa.

5

Dalam sudut pandang lain, pemimpin yang memiliki siri’ na pacce dalam
dirinya, akan memiliki keberanian serta ketegasan, namun tetap bijaksana
dalam memimpin. Pemimpin yang memegang teguh prinsip ini akan membawa
perubahan ke arah yang lebih baik karena mereka memiliki rasa peka terhadap
lingkungan sekitar. Mereka dapat mendengarkan aspirasi orang-orang yang
mereka pimpin (Opu, 2011). Hal ini sesuai dengan filosofi siri’ numi
kupopoang yang berarti karena engkau menjaga siri maka engkau pantas
dipertuan. Sehingga apabila seorang pemimpin tidak memiliki karakteristik
sebagaimana dipaparkan atau dengan kata lain tidak mempunyai siri’ maka dia

tidak lagi mendapat penghormatan. Seorang raja atau bangsawan yang sudah
melupakan siri’nya tidak pantas lagi duduk di tahtanya.
Dalam budaya Sulawesi Selatan (Bugis – Makassar) ada sebuah istilah atau
semacam jargon yang mencerminkan identititas serta watak orang BugisMakassar, yaitu siri’ na pacce. Secara lafdzhiyah Siri’ berarti : Rasa Malu
(harga diri), sedangkan pacce atau dalam bahasa Bugis disebut pesse yang
berarti : pedas (keras, kokoh pendirian). Jadi pacce berarti semacam
kecerdasan emosional untuk turut merasakan kepedihan atau sesusahan
individu lain dalam komunitas. Laica Marzuki pernah menyebut dalam
disertasinya bahwa pacce sebagai prinsip solidaritas dari individu Bugis
Makassar dan menunjuk prinsip getteng, lempu, acca, warani (tegas, lurus,
pintar, berani) sebagai empat ciri utama yang menentukan ada tidaknya siri’
(Muis, 2010).
Di dalam sebuah syair sinrilik ada sebuah semboyan kuno masyarakat
Bugis-Makassar yang berbunyi “Takunjunga’ bangung turu’, nakugunciri’
gulingku, kualleangnga tallanga natoalia”. Syair tersebut berarti “layarku
telah ku kembangkan, kemudiku telah ku pasang, ku pilih tenggelam daripada
melangkah surut”. Semboyan tersebut menggambarkan betapa masyarakat
Bugis-Makassar memiliki tekad dan keberanian yang begitu tinggi dalam
menghadapi kehidupan. Masyarakat Bugis-Makassar dikenal sebagai orangorang yang suka merantau atau mendatangi daerah lain dan sukses di daerah
tersebut


6

Mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Makassar, meski dalam
pluralitas yang tinggi (terdiri dari berbagai mahasiswa dari latar belakang
geografis dan budaya yang berbeda), namun secara umum dominasi mayoritas
adalah masyarakat asli dengan latar belakang budaya Bugis-Makassar. Para
mahasiswa tersebut adalah generasi terkini dari pemegang budaya lokal.
Layaknya sebuah tradisi, maka secara turun temurun budaya akan menjadi
pegangan serta pedoman. Bila mana pada suatu generasi penafsirannya
meleset, maka akan berdampak ke generasi berikutnya. Jika terjadi disintegrasi
terhadap penafsiran siri’ na pacce, maka tentunya akan berdampak kepada
kelanjutan eksistensi falsafah kepada generasi yang akan datang, inilah yang
menjadi salah satu kekhawatiran banyak pihak sehingga harus diluruskan agar
kedepannya ini tetap bisa menjadi pedoman, pegangan serta ciri khas
masyarakat Bugis-Makassar kedepan (Muis, 2010).
Berdasarkan uraian Muis tersebut, disintegrasi pemahaman nilai-nilai
budaya siri memunculkan potensi bagi mahasiswa etnis Bugis-Makassar untuk
melakukan kekerasan/agresivitas terhadap pihak manapun yang dipandang
telah menyinggung harga diri mereka. Fakta tersebut menjadi dasar bagi

peneliti untuk melakukan kajian tentang “Hubungan antara Sikap terhadap
Budaya Siri’ dengan Agresivitas pada Mahasiswa di Kota Makassar”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah: “Apakah ada hubungan antara sikap terhadap budaya
siri’ dengan agresivitas pada mahasiswa di Kota Makassar?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diarahkan pada tujuan untuk mengetahui hubungan antara
sikap terhadap budaya siri’ dengan agresivitas pada mahasiswa di Kota
Makassar.

7

D.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan yang berarti

bagi ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial mengenai agresivitas yang
berkaitan dengan karakteristik individu berdasarkan lingkungan budaya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
berbagai pihak untuk dapat memahamami karakteristik mahasiswa Makassar
sehingga perselisihan yang memancing perilaku agresifitas hingga mengarah
pada anarki dapat dihindari.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP BUDAYA SIRI’ DENGAN
AGRESIFITAS PADA MAHASISWA DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh
Githa Dian Musfithasari
07810010

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP BUDAYA SIRI’ DENGAN
AGRESIFITAS MAHASISWA DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Fakultas pssikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh
Githa Dian Musfithasari
07810010

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

KATA PENGANTAR
Bismillahi rahmani rahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Antara Sikap Terhadap Budaya Siri’i Dengan Agresivitas Pada Mahasiswa
Di Kota Makassar ”. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang yaitu Islam.
Penulisan laporan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar

sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnaya
kepada:
1.

Drs. Tulus Winarsunu,M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammaidiyah Malang.

2.

Dra. Tri DayaKisni,M.Si sekaligus Pembimbing I yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi ini,
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3.

Zainul Anwar,S.Psi,M.Psi. Selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi ini,
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik

4.

Drs. Cahyaning Suryaningrum,M,Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberikan arahan sejak awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi
ini.

5.

Mahasiswi Fakultas teknik Universitas Muslim Indonesia di Makassar yang telah
meluangkan waktunya dan bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

6.

Papa dan Ibu yang selalu mendoakan, memotivasi, dan memberikan kasih sayang,
nasehat dan perhatian yang tidak pernah berhenti selama penilis menyelesaikan
skripsi ini.

7.

Om Roni, Ms Eng, Adeku Kiki yang selalu memberikan dorongan untuk
menyelesaikan skripsi ini.

8. Mantan-ku “Delly Prawira” yang setia menemani, memotivasi , dan memberi
pengertian sampai akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
9.

Sahabatku Wilda, Ratih, Tami, Risma, Anti, Anak-anak Puncak Dieng yang telah
membantu penulis, menemani penulis dalam suka dan duka. Terima kasih atas
cerita-cerita indah, pengalaman seru, dan hari-hari indah yang kita lalui dari awal
semester satu sampai sekarang. Sampai kapanpun kalian akan jadi sahabatku.

10. Teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas A yang selalu memberikan semangat
sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan dalam proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, mendapat
pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa tidak ada satupun karya yang
sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan karya
skripsi ini. meski demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
Malang,13 Agustus 2011
Penulis

Githa Dian Musfithasari

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI

i

.............................................................................................

iii

DAFTAR TABEL.........................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

vii

INTISARI

viii

BAB I

BAB II

.............................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................

1

B. Perumusan Masalah...............................................................

6

C. Tujuan Penelitian...................................................................

6

D. Manfaat Penelitian.................................................................

7

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap Terhadap Budaya Siri’i
1. Sikap
a. Pengertian Sikap.................................................................

8

b. Komponen Sikap ................................................................

10

c. Ciri-Ciri Sikap ....................................................................

10

d. Fungsi Sikap.......................................................................

12

e. Proses Pembentukan dan Perkembangan Sikap……………

12

2. Sikap Mahasiswa Terhadap Budaya Siri’i
a. Konsep Siri’ dalam Budaya Bugis Makassar.......................

14

b. Sikap Mahasiswa Terhadap Budaya Siri’………………….

19

B. Agresifitas

BAB III

BAB IV

1. Pengertian Agresif..............................................................

20

2. Faktor Penyebab Agresifitas ................................................

21

3. Bentuk-bentuk Agresi..........................................................

25

4. Faktor-faktor yang Menghambat Agresifitas ......................

27

C. Hubungan Sikap Terhadap Budaya Siri’ dengan Agresifitas ..

29

D. Kerangka Konseptual Penelitian .............................................

32

E. Hipotesa Penelitia ...................................................................

33

METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .............................................................

34

B. Variabel Penelitian .................................................................

34

C. Defenisi Operasional ..............................................................

35

D. Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................

36

E. Prosedur Penelitian ................................................................

37

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ........................................

37

G. Validitas dan Reliabilitas........................................................

41

H. Analisa Data...........................................................................

45

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data........................................................................

47

B. Analisa Data...........................................................................

48

C. Pembahasan............................................................................

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...........................................................................

53

B. Saran .....................................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1.

Blue Print Sikap Terhadap Budaya Siri’......................................

39

Tabel 2.

Blue print Agresifitas ..................................................................

40

Tabel 3.

Skor untuk jawaban pernyataan skala likert .................................

40

Tabel 4.

Blue print dan Rangkuman Validitas Skala Sikap Terhadap
Budaya Siri’ Berdasarkan Uji Coba Instrumen ...........................

Tabel 5.

42

Blue print dan Rangkuman Validitas Skala Agresifitas
Berdasarkan Uji Coba Instrumen……….. ....................................

43

Tabel 6.

Kriteria Reliabilitas .....................................................................

44

Tabel 7.

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Sikap Terhadap Budaya Siri’
dan Agresifitas ............................................................................

44

Tabel 8.

Hasil Distribusi Data Perhitungan T-Score..................................

48

Tabel 9.

Rangkuman Analisis Hubungan Sikap terhadap Budaya Siri’
dengan Agresifitas .....................................................................

49

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala untuk penelitian
Lampiran 2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Lampiran 3

Data penelitian skala sikap terhadap Budaya Siri’

Lampiran 4. Data penelitian skala Agresifitas
Lampiran 5. Hasil analisa data penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010.
Kekerasan dalam Demonstrasi: Budaya Bangsa?
http://triarawulan.blogspot.com/ 2010/01/kekerasan-dalam-demonstrasibudaya.html
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi VI. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Azwar, Saifudin.1999. Sikap Manusia:Teori dan Pengukurannya. Edisi 2.
Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berkowitz, Leonard. 2003. Emotional Behavior ( buku kesatu ). Terjemahkan oleh
Hartantni waro susiatni. Jakarta : PPM.
Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : PT Eresco
Hadi Sutrisno. 1992. Statistik Jilid II. Yogyakarta. Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.
____________. 2000. Validitas, Reliabilitas, Analisis Aitem dan Teknik-Teknik
Korelasi. Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM.
Koeswara, E. 1998. Agresi Manusia. Bandung : PT Erasco.
Komariyah, Nurul. 2002. Hubungan antara Informasi tentang Konservasi Hutan
dan Sikap Masyarakat dengan Upaya Pelestarian Hutan di Kecamatan
Bubulan Kabupaten Bojonegoro. Skripsi, Jurusan Geografi Program Studi
Pendidikan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan.
Lathifah, Cucuk Wirda. 1999. Hubungan Prestasi Belajar Siswa dengan Sikap
Terhadap Pelestarian Lingkungan Hidup pada Siswa SLTP Negeri dan
Siswa SMU Negeri di Kabupaten Situbondo. Skripsi, Jurusan Biologi
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan.
Mohamad Laica Marzuki. 1995. Siri’ : Bagian Dari Kesadaran Hukum Rakyat
Bugis-Makassar. Bandung: Universitas Padjajaran
Nindhayati, Cahya. 2008. Perilaku Koping Anggota Samapta Polri Ketika
Menghadapi Kerusuhan Massa. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta

Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Scheneider, Alexander. A. 1955. Personal Adjusment and Mental Healty. New
York : Holt, Rinehart dan winston.
Suriadi Mappangara. 2004. Ensiklopedia Sejarah Sulawesi Selatan Sampai Tahun
1905. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi
Selatan.
Toha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Dokumen yang terkait

NILAI BUDAYA SIRIÂ’ NA PACCE DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA ETNIS BUGIS-MAKASSAR

2 69 14

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PADA BUDAYA ORGANISASI DENGAN Hubungan Antara Sikap Pada Budaya Organisasi Dengan Organizational Citizenship Behavior (Ocb).

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PADA BUDAYA ORGANISASI DENGAN Hubungan Antara Sikap Pada Budaya Organisasi Dengan Organizational Citizenship Behavior (Ocb).

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KOMPENSASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI.

1 5 113

Hubungan antara Sikap Terhadap Budaya rganisasi dan Motivasi Kerja pada Operator Perusahaan X di Cicurug, Sukabumi (Hubungan antara Sikap Terhadap Budaya Organisasi - dengan Karakteristik Memperhatikan Detil, Berorientasi pada Hasil, Berorientasi pada Ker

0 1 51

SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS BEBAS DI KOTA NEGARA: PERSPEKTIF KAJIAN BUDAYA | Karya Tulis Ilmiah

0 0 3

View of SILARIANG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA SIRI’ PADA SUKU MAKASSAR

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA THE BIG FIVE PERSONALITY DENGAN SIKAP TERHADAP KORUPSI PADA MAHASISWA

0 0 18

Hubungan antara Sikap Terhadap Budaya rganisasi dan Motivasi Kerja pada Operator Perusahaan X di Cicurug, Sukabumi (Hubungan antara Sikap Terhadap Budaya Organisasi - dengan Karakteristik Memperhatikan Detil, Berorientasi pada Hasil, Berorientasi pada Ker

0 0 26

Hubungan antara Sikap Terhadap Budaya rganisasi dan Motivasi Kerja pada Operator Perusahaan X di Cicurug, Sukabumi (Hubungan antara Sikap Terhadap Budaya Organisasi - dengan Karakteristik Memperhatikan Detil, Berorientasi pada Hasil, Berorientasi pada Ker

0 0 21