Suhu Permukaan Laut Variability of water mass surface from satellite data at makasar strait
Gambar 20.
Wavelet coherence tinggi muka laut daerah pengamatan Sul1, Sul2, MK1 dan MK3
Time Month a
c b
Gambar 21.
Wavelet coherence tinggi muka laut daerah pengamatan MK3, MK4,
JW dan KR Time Month
b
c a
oseanografi di luar selat dan keadaan iklim Illahude 1970; Gordon and Susanto 2003; Ffield et al. 2000. Kondisi oseanografi di selat ini juga merupakan
bagian dari Perairan Indonesia yang mentransfer massa air hangat dan bersalinitas rendah dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia. Bahang dan massa air
yang bersalinitas rendah yang dibawa oleh Arlindo berdampak terhadap perimbangan kedua parameter di kedua samudera, perairan Indonesia memegang
peranan penting secara integral dalam sirkulasi termohalin global dan fenomena iklim Sprintall et al. 2000
; Gordon 2001.
SPL dipengaruhi oleh keadaan cuaca antara lain curah hujan, penguapan, kelembaban udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Proses penyinaran
dan pemanasan matahari pada musim barat di perairan Indonesia lebih banyak berada di belahan bumi selatan, sehingga suhu berkisar antara 29-30
C dan di bagian utara khatulistiwa suhu berkisar antara 27-28
C. Pada musim timur, suhu perairan Indonesia bagian utara akan naik menjadi 28-30
C dan suhu permukaan di perairan sebelah selatan akan turun menjadi 27-28
C Wyrtki 1961. Gambar 22 sampai dengan Gambar 25 memperlihatkan SPL rata-rata
bulanan dengan kisaran suhu 26,00 C - 32,00
C. Di perairan Sulawesi SPL pada musim timur yang berlangsung dari bulan Juni - Agustus tampak lebih tinggi di
sekitar 2 LU
– 4 LU dan 120
BT – 124
BT dengan kecenderungan SPL yang menurun. Pada musim peralihan II September-November SPL relatif hampir
sama dengan musim timur. Pada musim barat Desember - Februari SPL terlihat lebih rendah dibandingkan musim timur dan peralihan II dan SPL kisar 28,40
C - 29,20
C hampir merata di perairan Sulawesi. SPL pada musim peralihan I Maret – Mei tampak tinggi dengan kecenderungan SPL yang meningkat. Secara umum,
sebaran SPL di perairan Sulawesi pada musim barat relatif lebih rendah dibandingkan musim lainnya. SPL di perairan Sulawesi secara umum terlihat ada
variabilitas bulan ke bulan, di bulan Januari dan Februari SPL relatif homogen dengan kisaran 29,15
C – 29,45
C . Di bulan Maret cenderung meningkat dan mencapai kisaran tertinggi pada bulan April sebesar 29,75
C – 30,80
C. SPL pada bulan Mei relatif lebih tinggi terutama disekitar 2
LU – 4
LU dan 120 BT
– 124 BT dibanndingkan bagian utaranya dan cenderung bertambah rendah pada
Gambar 22. Suhu permukaan laut rataan bulanan di bulan September, Oktober dan Nopember
September
Nopember Oktober
C
Gambar 23. Suhu permukaan laut rataan bulanan di bulan Desember, Januari dan Februari
C
Januari Desember
Februari
Gambar 24. Suhu permukaan laut rataan bulanan di bulan Maret, April, dan Mei
C
Mei April
Maret
Gambar 25. Suhu permukaan laut rataan bulanan di bulan Juni, Juli dan Agustus
C
Agustus Juni
Juli
bulan Juli. SPL selama bulan Agustus – Oktober cenderung meningkat di sekitar
2 LU
–4 LU dan 120
BT –124
BT dan kembali menurun pada bulan November –Desember dengan kisaran 29,00
C – 29,65
C. Di perairan Selat Makasar SPL pada musim timur tampak tinggi di daerah
MK2 dan kecenderungan SPL yang menurun di bulan Juli – Agustus. Di bagian
selatan perairan Selat Makasar MK4 tampak pada bulan Juni SPL rendah, keadaan ini terlihat meluas ke arah barat sampai bulan September dan berangsur-
ansur hilang pada bulan Oktober dan Desember. Hal ini konsisten dengan dugaan terjadinya penaikan massa air di daerah tersebut. Illahude 1970 dan Gordon
2001 mengungkapkan bahwa penaikan massa air di perairan Selat Makasar berlangsung selama 4 bulan dari bulan Juni sampai bulan September, yaitu
akhir musim peralihan pertama, memasuki musim timur dan berakhir pada awal musim peralihan ke dua. Pada musim barat SPL tinggi terlihat di sekitar bagian
selatan perairan Selat Makasar MK4 dan kecenderungan SPL yang menurun dengan berubahnya bulan.
SPL pada musim peralihan I tampak tinggi di bagian selatan perairan Selat Makasar MK4 dan terlihat hampir semua dipermukaan perairan Selat Makasar
pada bulan April kemudian berkurang di bulan Mei. Secara umum, SPL di perairan Selat Makasar pada musim peralihan lebih tinggi dibandingkan musim
barat dan musim timur dan suhu di lapisan permukaan sampai kedalaman tertentu pada Musim Barat lebih hangat dibandingkan Musim Timur Illahude and
Gordon, 1996. Di perairan Selat Makasar varibilitas SPL dari bulan ke bulan tampak jelas, di bulan Januari lebih tinggi di bagian tengah MK2 dan MK3 dan
selatan perairan MK4 dibandingkan bagian utara perairan Selat Makasar MK1, kecenderungan ini mencapai puncaknya pada bulan April dengan kisaran SPL
29,60 C
– 30,80 C. Pada bulan Mei mulai terlihat di bagian selatan sebelah timur
perairan Selat Makasar MK5 adanya SPL yang relatif lebih rendah berkisar 28,40
C – 28,80
C, dan cenderung bertambah rendah pada bulan Agustus dengan kisaran SPL 27,50
C – 27,65
C. SPL selama bulan Juni – September yang relatif
lebih rendah terlihat di bagian selatan MK4 dan bagian tengah sebelah barat perairan Selat Makasar MK2, sedangkan saat bulan Oktober hanya ada di bagian
selatan perairan MK4. Pada bulan Nopember SPL di perairan Selat Makasar
relatif tinggi dan bulan Desember SPL di bagian utara MK1 lebih rendah dibandingkan bagian tengah MK2 dan MK3 dan selatan Mk4 dengan kisaran
29,00 C
– 29,45 C.
SPL di perairan Laut Jawa pada musim timur relatif lebih rendah ke arah timur mendekati Selat Makasar dibanding bagian baratnya dengan kecenderungan
SPL yang menurun. Pada musim peralihan II SPL relatif meningkat dan mencapai tertinggi pada bulan Desember, cenderung kembali rendah pada musim barat di
bulan Februari. SPL pada musim peralihan I tinggi dengan kecenderungan meningkat. Secara umum, SPL di perairan Laut Jawa pada musim timur relatif
lebih rendah dibandingkan musim lainnya. SPL di bulan Januari sampai Maret cenderung lebih tinggi ke arah timur dengan kisaran 29,15
C – 29,75
C dan dibulan April relatif homogen dan kisaran tertinggi 30,50
C – 30,95
C. Sebaran SPL pada bulan Mei sampai Agustus relatif lebih tinggi ke arah barat mendekati
Selat Karimata dengan kisaran 27,50 C
– 29,75 C. SPL selama bulan September
berkisar 27,95 C
– 28,10 C dan cenderung terus meningkat sampai puncaknya
pada bulan Desember dengan kisaran 30,65 C
– 30,80 C.
Pada Gambar 26 memperlihatkan deret waktu SPL untuk daerah pengamatan JW, MK6, dan MK2. Pada musim barat di setiap daerah pengamatan
secara umum SPL terlihat lebih tinggi dibandingkan pada musim timur antara 29,00
C-30,50 C. Terlihat pada Bulan Desember dan Januari, SPL di daerah
pengamatan JW berhimpit dengan daerah pengamatan MK6 dan MK2. Adanya bentuk pola yang sama dan adanya slope SPL antara daerah pengamatan JW dan
MK2 mengindikasikan adanya kesamaan SPL di antara ke dua pengamatan tersebut. Hal ini mengindikasikan adanya pergerakan ke utara yang terlihat pada
tahun 2002, 2004, 2005, 2007, 2008 dan 2010. Ada kecenderungan pada bulan Desember dan Januari SPL di daerah
pengamatan MK2, MK6 dan JW memiliki pola relatif sama. Pada musim timur tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009 terlihat SPL di daerah pengamatan
MK2 lebih tinggi dibandingkan daerah pengamatan JW dan MK6, hal ini mengindikasikan pergerakan massa air pada musim timur mengalir ke selatan dari
utara Perairan Selat Makasar.
Pada Gambar 27 memperlihatkan deret waktu SPL untuk daerah pengamatan MK3, MK4, dan MK5. Pada musim barat di setiap daerah
pengamatan secara umum SPL terlihat lebih tinggi dibandingkan pada musim timur. Pada bulan Desember dan Januari pada setiap tahun pengamatan terlihat
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 26. Deret waktu suhu permukaan laut di daerah pengamatan JW, MK6
dan MK2
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 27. Deret waktu suhu permukaan laut di daerah pengamatan MK3, MK4
dan MK5
SPL antara daerah pengamatan MK5 dan MK4 yang lebih tinggi dibandingkan dengan MK3 yang mengindikasikan adanya massa air permukaan dengan nilai
SPL yang relatif sama di antara daerah pengamatan tersebut dengan kisaran nilai SPL 30,00
C-31,00 C. Indikasi adanya pola yang sama terlihat pula pada musim
timur antara daerah pengamatan MK4 dan MK5 dengan SPL lebih rendah berkisar 26,50
C-27,50 C dibandingkan musim barat. Adanya slope SPL antara daerah
pengamatan MK4, MK5 ke MK3 pada bulan Januari tahun 2003, 2005, 2006, 2007 dan 2010 mengindikasikan massa air permukaan di daerah tersebut memiliki
nilai SPL relatif sama. Gambar 28 memperlihatkan deret waktu SPL di daerah pengamatan Sul1,
Sul2, dan MK1. Pada periode El Niño secara umum nilai SPL relatif lebih rendah dibandingkan pada periode La Niña. Pada periode El Niño di daerah Sul1 nilai
SPL 28,50 C - 28,80
C, sedangkan pada periode La Niña nilai SPL berkisaran28,30
C -29,00 C. Terlihat untuk daerah pengamatan Sul1, Sul2 dan
MK1 memiliki pola SPL yang relatif sama. Adanya pola SPL yang relatif sama antara daerah pengamatan Sul1, Sul2 dan MK1 ini mengindikasikan adanya
pengaruh antara massa air permukaan di Sul1 dengan massa air permukaan di daerah pengamatan Sul2 dan antara massa air permukaan di Sul2 dengan massa
air permukaan di daerah pengamatan MK1. Gambar 29 sampai Gambar 31 memperlihatkan power spectrum wavelet
dari suhu permukaan laut. SPL untuk daerah pengamatan Sul1 terlihat memiliki periode seasonal yang dominan terjadi pada minggu ke 10-200 dengan power
spectrum 0,5-0,7 C
2
daerah tersebut menunjukkan karakteristik yang jelas dipengaruhi musim. Di daerah Sul1 terlihat memiliki periode intra-seasonal
dengan power spectrum 0,8-0,9 C
2
. Daerah pengamatan Sul2, periode seasonal terlihat dengan power spectrum 0,5-0,6
C
2
dan periode intra-seasonal terlihat dengan power spectrum kuat pada minngu ke 50, 250 dan 330. Di daerah
pengamatan MK1, periode intra-seasonal terlihat pada minggu ke 60 dan minggu ke 230 dengan power spectrum 0,7-0,8
C
2
. Periode seasonal terlihat di daerah pengamatan MK1 dengan power spectrum 0,5-0,6
C
2
. Daerah pengamatan MK2 tampak periode seasonal dengan power spectrum 0,4-0,5
C
2
dan tampak
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Gambar 28. Deret waktu suhu permukaan laut daerah pengamatan Sul1, Sul2
dan MK1
Gambar 29. Power spectrum wavelet suhu permukaan laut daerah pengamatan
Sul1, Sul2 dan MK1 Sul1
Sul2
MK1
C
2
Gambar 30.
Power spectrum wavelet suhu permukaan laut daerah pengamatan MK2, MK3 dan MK4
MK2
MK3
MK4
C
2
periode intra-seasonal di minggu ke 290 dengan power spectrum 0,88-0,9 C
2
. Periode seasonal terjadi pada minggu ke 20-200 dengan power spectrum 0,6-0,7
C
2
untuk daerah pengamatan MK3. Daerah pengamatan MK4, JW dan KR periode seasonal terlihat jelas pada power spectrum 0,8-0,9
C
2
. Periode intra- seasonal terlihat pula di daerah pemgamatan MK4, JW dan KR dengan power
spectrum 0,7 – 0,8
C
2
. SPL bervariasi secara empat belas harian dan bulanan di perairan Indonesia ini mengindikasikan adanya proses mixing yang dibangkitkan
oleh pasang surut Ffield and Gordon 1996. Gambar 31. Power spectrum wavelet suhu permukaan laut daerah pengamatan
JW dan KR JW
KR
C
2