ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA TUBAN DAN KOTA MALANG BERDASARKAN METODE VALUE FOR MONEY

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH KOTA TUBAN DAN KOTA
MALANG BERDASARKAN METODE VALUE FOR MONEY

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :
ERNI MU’ASSHOMAH
NIM : 201010170311402

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr, wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis limpahkan kepada
kehadiran Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat, nikmat dan

hidayah-Nya, sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tuban dan Kota
Malang Berdasarkan Metode Value For Money”. Sholawat serta salam tetap
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan inspirasi
dan teladan bagi umatnya.
Penelitian ini menyajikan tentang pokok-pokok pembahasan yang
meliputi kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Tuban dan Kota Malang
dengan menggunakan alat analisis Value For Money. Maksud dan tujuan
penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Malang.
Dengan terselesaikannya skripsi ini, peneulis menyampaikan terimakasih
dan penghargaan yang tinggi kepada beberapa pihak yang berkaitan yang telah
memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Dr. H. Nazaruddin M, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang. 3

3. Dra. Siti Zubaidah., M.M., Ak. Selaku Ketua Program Studi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang atas
kebijakan dalam penyusunan mata kuliah sesuai konsentrasi penjurusan.
4. Drs. Adi Prasetyo, M.Si. dan Drs. A Waluya Jati, M.M. Selaku dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta
kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
5. Achmad Syaiful H.A, SE., M.Si. Selaku Dosen Wali kelas H Angkatan 2010
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Malang yang selama studi selalu memberikan motivasi, arahan dan semangat
untuk selalu menjadi lebih baik.
6. Kedua orang tua ku, Ayah dan Ibu serta Nenek, Kakek, Kakak dan Keponakan
tercinta yang telah

memberikan dukungan baik secara materil maupun

spiritual, serta segenap kasih sayangnya yang telah diberikan kepada saya
selama ini, terimakasih yang tak terhingga untuk semuannya. Semoga Allah

senantiasa memberikan rahmat untuk mereka.
7. Teman-teman kost gang 4 no 53 tirto utomo (Devy, Denov, Enno, Hanum,
Lita, Yati, Bibeh, Indah, Niken dll.), teman-teman sebimbingan, teman-teman
KKN 01 ngantang 2013, teman-teman accounting H 2010, teman-teman HMI
komisariat Ekonomi camp 47 dan pihak-pihak lain yang memberi semangat,
menemani dan turut membantu selesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat lebih
baik lagi.
Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
berguna bagi semua pihak dalam meningkatkan keilmuan. Akhir kata saya
mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya mudah-mudahan Allah
SWT senantiasa memberikan keberkahan bagi setiap langkah kita.

Wassalamu’alaikum wr, wb.

Malang, 7 November

2014
Penulis,

Erni Mu’asshomah
201010170311402

DAFTAR ISI

Halaman

ABSRTAK

............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x


BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .................................................................................... 1
B. RumusanMasalah ............................................................................... 8
C. BatasanPenelitian ............................................................................... 8
D. TujuanPenelitian ................................................................................ 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan PenelitianTerdahulu ............................................................ 10
B. Landasan Teori................................................................................... 11
1. Keuangan Daerah ......................................................................... 12
2. Kinerja Keuangan Daerah ............................................................. 12
3. Konsep Value For Money ............................................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ............................................................................... 24
B. Jenis Penelitian .................................................................................. 24
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 25
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 25


BAB IV HasildanPembahasanPenelitian
A. Tinjauan Umum Objek Penelitian .................................................... 27
1. Gambaran Umum Wilayah Kota Tuban ...................................... 27
2. Gambaran Umum Wilayah Kota Malang ..................................... 31
B. Analisis Data ...................................................................................... 35
1. Pengukuran Tingkat Ekonomi ...................................................... 35
2. Pengukuran Tingkat Efektivitas .................................................... 38
3. Pengukuran Tingkat Efisiensi ....................................................... 41
4. Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Malang dan
Tuban Berdasarka Metode Value For Money ............................... 44
5. Perbandingan Kinerja Tahun 2011-2013 ..................................... 49
C.Pembahasan ......................................................................................... 50

BAB V KESIMPULAN dan SARAN
A. KESIMPULAN .................................................................................. 53
B. SARAN .............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.3Data Ekonomi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Kota Malang
dan Kota Tuban ............................................................................. 36
Tabel 4.4Data Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Kota
Malang dan Kota Tuban ................................................................ 38
Tabel 4.5Data Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Kota
Malang dan Kota Tuban ................................................................. 41
Tabel 4.6Perbandingan Aspek Ekonomi Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Malang dan Kota Tuban ........................................................ 45
Tabel 4.7 Perbandingan Rasio Efisiensi Keuangan Pemerintah Kota
Malang dan Kota Tuban .................................................................. 45
Tabel 4.8Perbandingan Rasio Efektifitas Keuangan Pemerintah Kota
Malang dan Kota Tuban .................................................................. 45
Tabel 4.9 Ringkasan Angka Rasio Kinerja Keuangan Pemerintah Kota
Malang dan Kota Tuban ................................................................. 49

DAFTAR GAMBAR


Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kota Tuban ................................................... 28
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kota Malang ................................................. 33

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Realisasi Anggaran Kota Tuban Tahun 2011
Lampiran 2 Laporan Realisasi Anggaran Kota Tuban Tahun 2012
Lampiran 3 Laporan Realisasi Anggaran Kota Tuban Tahun 2013
Lampiran 4 Laporan Realisasi Anggaran Kota Malang Tahun 2011
Lampiran 5 Laporan Realisasi Anggaran Kota Malang Tahun 2012
Lampiran 6 Laporan Realisasi Anggaran Kota Malang Tahun 2013

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik di indonesia.Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE, UGM.
Davey, K.J. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-praktek
Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga, UI – Press, Jakarta.

Daramurti, K.D dan Rauta, Umbu. 2000. Otonomi Daerah, Kemarin, Hari ini,
dan Esok, Kritis, Vol. XII, No. 3, 1 – 53.
Halim, A. 2002. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.
Salemba Empat. Jakarta.
Haryanto. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Hirawan, Susiati B. 1990, “Keleluasan Daerah atau Kontrol Pusat?”, dalam
Arsyad Anwar dan Iwan Jaya Aziz (Editor), Bunga Rampai Ekonomi, FE
UI, Jakarta.
Hendraryadi, Sigit. 2011. Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan
Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Antara Tahun 2008-2009.
Ekonomi. Universitas Diponegoro Semarang.
Kaho, Yosef Riwu. 1998. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik
Indonesia, PT. Bina Aksara, Jakarta.
Liantina, Friga. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sektor Publik
Pada Pemerintah Kota Malang dan Kota Batu. Ekonomi. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Mahmudi. 2005. Menejemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN.
Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Panduan
Bagi Eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan
Ekonomi. Sosial dan Politik, Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen YKPN,
Yogyakarta.

Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi,
Yogyakarta.
Nordiawan, Deddi. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Cetakan Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuagan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 59 Tahun
2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Mentari Dalam Negeri Nomer 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Riphat Singgih dan Parluhutan Hutahaean. 1997. Strategi Pemantapan
Keuangan Daerah dan Kebijakan Desentralisasi: Suatu Analisis Tentang

Pinjaman Daerah Sebagai Alternatif Pembiayaan Pembangunan, Jurnal
Keuangan dan Moneter, Vol 4 No. 2, 7-41.
Sekaran, U. 2000. Research Method For Business: A Skill – Building
Appoarch. Third Edition. Newyork: John Willey and Sons, Inc.
Susantih, Heny dan Saftiana, Yulia. 2008. Perbandingan Indikator Efisiensi
dan Efektifitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan. “Tesis S2 Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya”
(tidak dipublikasikan).
Syamsi, Ibnu. 1994. Dasar-dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara, Edisi
Revisi. UPP AMP YKPN.
http://heniks.blogspot.com/2009/05/perkembangan-kota-tuban-malang.html?m=1
(diakses pada tanggal 09 november 2014).

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sehubungan dengan harapan Pemerintah Daerah untuk memberikan
pelayanan yang lebih berorientasi pada kepuasan masyarakat serta kebutuhan dan
keinginan takyat mengenai kinerja Pemerintah Daerah yang semakin besar dan
kritis terutama semenjak era reformasi yang melahirkan ketetapan MPR yaitu
TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang "Penyelenggaraan Otonomi Daerah;
Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka
Negara Republik Indonesia merupakan landasan hukum.
Dikeluarkanya UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah
dan UU. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan

Daerah.

Kedua

Undang-undang

tersebut

dijadikan

sebagai

dasar

penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk kemudian, UU No. 22 Tahun 1999
diperbaharui dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah kemudian popular dengan sebutan otonomi daerah yang
bertujuan Undang-undang itu berkehendak menjadikan daerah mandiri, kreatif,
dan menjadikan masyarakat didaerah sejahtera.

1

2

Kemudian diikuti dengan perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan
uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah
sebagaimana dimaksud merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Disamping itu Undang-undang diatas mengandung penekanan bahwa adanya
proses yang lebih cepat untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Undang-undang di atas juga melahirkan paradigma baru dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Pemerintah Daerah diberikan kewenangan penuh
untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah, kecuali bidang-bidang
tertentu yang telah ditetapkan peraturan pemerintah. Tugas dan tanggung jawab
yang harus dijalankan oleh Pemerintah Daerah juga semakin besar. Seperti yang
dikemukakan oleh Daramurti dkk (2000:49), bahwa dengan adanya kewenangan
urusan pemerintah yang begitu luas yang diberikan kepada daerah dalam rangka
otonomi daerah, dapat merupakan berkah bagi daerah namun pada sisi lain
bertambahnya kewenangan daerah tersebut sekaligus juga merupakan beban yang
menuntut kesiapan daerah untuk melaksanakanya, karena semakin bertambahnya
urusan pemerintah yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Untuk itu
ada beberapa aspek yang harus dipersiapkan yaitu, sumber daya manusia, sumber
daya keuangan, sarana dan prasarana.

3

Prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab merupakan pilar dari
sistem otonomi di indonesia. Menurut Haryanto dkk (2007:18), prinsip otonomi
yang nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintah
dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang nyatanya telah
ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi
dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah
tidak selalu sama dengan daerah lainya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi
yang bertanggung jawab otonomi yang dalam penyelenggaraanya harus benarbenar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya
untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang
merupakan bagian utama dari tujuan nasional (Haryanto dkk, 2007:18).
Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah khususnya di Kota
Malang dilatar belakangi oleh berbagai aspek kehidupan seperti perkembangan
penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan
ekonomi, perkembangan atau perluasan jaringan komunikasi-transfortasi dan
sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan membawa perubahan terhadap bentuk
keuangan diwilayah yang bersangkutan, baik secara fisik atau non fisik, sebagai
wadah kegiatan manusia didalamnya. Kebijakan dan strategi, kebijakan sistem
pusat pelayanan diarahkan sebagai: pusat pelayanan berskala regional, pusat
pelayanan berskala kota, pusat pelayanan berskala lokal.
Kondisi pencapaian kinerja laju pertumbuhan ekonomi Kota Tuban,
pemerintah mengharapkan terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
dan berkelanjutan maka harus bertumpu pada sektor riil (pertanian dan UMKM).

4

Sebaiknya, pada kasus Kota Tuban jika sektor pertanian dan UMKM terpuruk,
jumlah kemiskinan akan melonjak dengan demikian, optimalisasi kinerja
pembangunan daerah maka penting dicatat hal-hal sebagai berikut: pertumbuhan
ekonomi sangat penting untuk memerangi kemiskinan, namun membuat
pertumbuhan tersebut berpihak kepada orang miskin, seperti penyerapan tenaga
kerja dan peningkatan daya beli masyarakat, merupakan hal yang lebih penting
lagi. Untuk mewujudkan pembanguan ekonomi pro rakyat dibutuhkan suatu
kebijakan belanja APBD yang efektif dan efisien didalam mekanisme alokasi dan
distribusi yang berkeadilan.
Berdasarkan sumber berita Kota Tuban dan Kota Malang memiliki
perkembangan yang bisa dikatakan sama yaitu: mengacu pada aspek kehidupan
yang tidak hanya menyangkut pertumbuhan penduduk, tetapi juga perluasan
jaringan

komunikasi-transportasi,

pertumbuhan

ekonomi,

serta

kemajuan

transportasi (http://heniks.blogspot.com).
Seiring dengan perkembanganya sistem pemerintahan di indonesia yang
berbasis otonomi daerah, tuntutan kinerja yang baik sering ditujukan kepada para
manajer pemerintah daerah, sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat
terhadap pelaksanaan penyerapan anggaran Pemerintah Daerah. Kinerja ini
ditentukan menuju peningkatan kesadaran dari peran pelaporan tahunan dalam
upaya peningkatan kinerja keuangan Pemerintah Daerah.
Kinerja Keuangan pemerintah daerah adalah kemampuan suatu daerah
untuk menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan asli daerah dalam
memenuhi kebutuhanya guna mendukung berjalanya sistem pemerintahaan,

5

pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan daerahnya dengan tidak
tergantung sepenuhnya kepada pemerintah pusat dan mempunyai keleluasaan di
dalam menggunakan dana-dana untuk kepentingan masyarakat daerah dalam
batas-batas yang ditentukan peraturan perundang-undangan Syamsi (1986:199).
Hal ini sesuai dengan konsep value for money, yang dimana mengandung
pengertian konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang berdasarkan pada
tiga elemen yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Berdasarkan pandangan
yang diungkapkan oleh Pamudji dalam kaho (1998:124), menegaskan bahwa
pemerintah daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan
efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan.
Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input
paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Pengukuran kinerja adalah faktor penting didalam suatu organisasi,
termasuk juga untuk organisasi sektor publik. Sejauh ini, pengukuran kinerja yang
digunakan oleh organisasi sektor publik, adalah pengukuran kinerja yang
tradisional. Metode ini memusatkan pada aspek keuangan saja. Penelitian ini
menganalisa efektivitas capaian pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan aset Kota Tuban dan Kota Malang, yang merupakan salah satu dari organisasi
sektor publik di Kota Tuban dan Kota Malang, dengan Value For Money. Dengan
menggunakan metode ini capaian tidaklah hanya diukur dari aspek keuangan saja,
tetapi juga dari aspek non keuangan, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis
internal, dan aspek tumbuh dan berkembang.

6

Peneliti menggunakan instrumen yang lengkap dan sesuai dengan tujuan
peneliti yaitu menilai kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Tuban dan Kota
Malang dilihat dari segala aspek. Value For Money sebagai metode penilaian
kinerja, sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan non finansial. Pengukuran kinerja sektor publik
dilakukan untuk memenuhi tiga maksud: membantu memperbaiki kinerja
pemerintah, pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, mewujudkan
pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Kriteria
pokok yang mendasari pelaksanaan managemen publik dewasa ini adalah:
ekonomi, efisien dan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan
yang akan tercapai, oleh karena itu diperlukan ketika mempertimbangkan apakah
Value For Money telah tercapai atau tidak memuaskan. Tidak hanya mengukur
biaya barang dan jasa tetapi juga memperhitungkan campuran kualitas, biaya,
penggunaan sumber daya, kesesuaian untuk tujuan, ketepatan waktu, dan
kenyamanan untuk menilai apakah atau tidak, bersama-sama, mereka merupakan
nilai yang baik.
Sumber daya keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria
untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah
tangganya sendiri (Susantih dkk, 2010:1). Dengan demikian masalah keuangan
merupakan masalah penting dalam setiap kegiatan pemerintah didalam mengatur
dan mengurus rumah tangga daerah karena merupakan indikator kemampuan
daerah dalam melaksanakan otonominya.

7

Konsekuensi dari otonomi daerah yang berkenaan dengan pelimpahan
wewenang dari pusat kepala daerah maka Pemerintah Daerah dituntut untuk
menyajikan informasi keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif
laporan keuangan agar bermanfaat untuk pengambilan keputusan yaitu andal,
relevan, dapat dibandingkan dan dapat dipahami (PP Nomor 24 Tahun 2005: 32).
Menurut Halim (2004), salah satu tujuan laporan keuangan
pemerintaah yaitu, pertanggungjawaban (accountability and stewardship) yang
memiliki arti memberikan informasi keuangan yang lengkap dan cermat dalam
bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab
yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintah. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangaan Negara
Pasal

31

yang

mengatur

bahwa

Kepala

Daerah

harus

memberikan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan.
Laporan Keuangan tersebut setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi APBD,
Neraca, Laporan Arus Kas dan catatan atas Laporan Keuangan yang dilampiri
dengan laporan keuangan perusahaan daerah (Nordiawan. 2006:34).
Selain kewajiban menyampaikan laporan keuangan yang sesuai PP
No. 24 Tahun 2005 Tentang Standart Akuntansi Pemerintahan, juga perlu
dilakukan penilaian apakah Pemerintah Daerah yang bersangkutan berhasil
melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak. Indikator dari keberhasilan
Pemerintah Daerah untuk menyusun Laporan Keuangan yang baik adalah opini
dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

8

Opini merupakan pernyataan atau pendapat profesional yang merupakan
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan. Opini ini didasarkan pada kriteria (1) Kesesuaian dengan
Standart Akuntansi Pemerintahan, (2) kecukupan pengungkapan (adequate
disclosures), (3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan (4)
efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
Namun pada kenyataanya banyak daerah yang belum mampu untuk
menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan pedoman dan aturan yang
disusun oleh pemerintah Pusat. Banyak kendala yang dihadapi oleh pemerintah
daerah dalam menyusun laporan keuangan antara lain keterbatasan sumber daya
manusia baik kualitas maupun kuantitas, sistem akuntansi yang belum didasarkan
pada Peraturan Daerah tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuanga Daerah dan
kebijakan akuntansi yang belum dilandasi oleh Peraturan Kepala Daerah untuk
dapat melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dan juga terbatasnya
pemahaman aparat laporan keuangan (Susantih dkk ,2010:4).
Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian dengan judul:
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tuban
dan Kota Malang Berdasarkan Metode Value For Money”.

B. Perumusan Masalah
Penilaian kinerja

keuangan pemerintah dapat dilihat dari laporan

keuangan yang diinformasikan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat

9

bagaimana perkembangan kinerja keuangan pemerintah tersebut. Berdasarkan
uraian tersebut:
1. Bagaimana kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kota Tuban dan Kota Malang
jika dilihat dari metode Value For Money?
2. Manakah di antara daerah tersebut yang kinerjanya paling baik?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menggambarkan kondisi kinerja keuangan Kota Tuban dan Kota
Malang dengan menggunakan metode Value For Money dari tahun 20112013.
2. Untuk mengkomparasi kinerja keuangan antara kedua daerah tersebut yang
mempunyai kinerja keuangan yang paling baik.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Pemerintah Kota
Sebagai bahan koreksi untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan setelah
diberlakukanya otonomi daerah.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menjadi bahan referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya.