ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR MONEY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR MONEY
Studi kasus : Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
STEPANUS YASIN
NIM : 031334063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[|wâÑ twtÄt{ áâtàâ
ÑxÜuâtàtÇ? ÑxÜvÉuttÇ wtÇ
ÑxÇvÉuttÇ
Skripsi ini saya persembahkan kepada;
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun
dan melindungi hidup saya.
Ayah ku Lorensius Yos Ape dan Ibu ku yang selalu
memberikan arti hidup buat saya.
Kakak-kakak ku tercinta, Hendrikus Yasin dan Welius
Yasin yang sering menasehati adik mu yang nakal ini.
Semua orang yang telah memberikan
Kasih sayang sama aku…..
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah
memberikan karunia dan berkat-Nya yang melimpah kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini degan baik. Skripsi yang bejudul,
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR MONEY (Studi Kasus:
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat). Penulisan skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan dan
keterbatasan mulai dari tahap awal maupun sampai tahap akhir Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, nasihat, kerjasama,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama SJ., M.Sc. Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih karena sudah memberikan
kritis, saran, dan nasehat yang berarti kepada saya.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.si., terima kasih karena sudah berkenen
membimbing, memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak
Drs.
FX.
Muhadi,
M.Pd.,
yang
berkenan
mendampingi
dan
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si., yang berkenan mendampingi dan
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Wawiek Wakidjo dan Mbak Theresia Aris Sudarsilah serta segenap
dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi.
9. Bapak Bupati Kabupaten Sanggau Yansen Akun Efendy, Sh, MBa, MSc, MSi,
MH yang telah memberikan izin kepada saya utuk melaksanakan penelitian.
10. Bapak Drs. H. Yus Suhardi, MM selaku Kepala BAPPEDA Kab. Sanggadan
Bapak Yastinus Pri Haroyo, SE selaku PJ. KaSubBag Umum dan Keuangan
BAPPEDA kab. Sanggau yang telah membantu saya dalam memperoleh data-data
penelitian.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Bapak Drs. Hadi Sudibyo, MM selaku Kepala BPKKD Kab. Sanggau dan Bapak
Imalit selaku Sub jabatan Staf bagian pembukuan BPKKD Kab. Sanggau yang
telah banyak membantu saya dalam memperoleh data-data penelitian.
12. Kepada Ayahnda Lorensius Yos Ape dan Ibunda Kristina yang telah memberikan
nasehat, doa, kasih sayang dan arti hidup buat saya, sehingga saya bisa berdiri
dikerasnya dunia ini dan memberikan arti hidup buat aku. Saya bangga sekali
menjadi anak dari seorang Ayah yang pekerja keras untuk keluarganya dan
seorang Ibu yang sangat sabar menghadapi saya yang sangat nakal ini.
13. Kepada kakak-kakakku Hendrikus Yasin beserta istri dan Welius Yasin yang
telah membimbing adikmu yang bandel ini.
14. Kepada Cristina Hestiyanti Eka Dewi terima kasih banyak atas nasehat,
dukungan, kasih yang telah kamu berikan selama setengah perjalanan skripsi ini
dan selama aku di Yogya. Tidak selamanya cinta harus memiliki……!
15. Kepada teman-teman satu atap, aspura Kabupaten Sanggau: Joe, Om Jes, Binjai,
Hendro, Budi, Dor, Bru senang banget tinggal bareng kalian…..hidup tu selalu
slow and enjoy tapi harus pasti.
16. Kepada teman-teman Forum IKBKSY: Bebe Modah, Jon, Bajai, Kobam, Iir,
Olen, Eni, Veron, Kampret, Dora, Oh Yes, Jimoi mak kasih atas kesempatannya
sehingga aku dapat berkreasi di sini.
17. Kepada teman-teman PAK angkatan 2003 Ari Bowo, Agus, Yudo, Santi, Lala,
Ana Ndut, Koko, Ari Hitam, Dewi, Dwi dan lain-lain, mak kasih ya atas pinjaman
buku, pen dan kertasnya ya selama aku kuliah, ha……
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Kepada teman-teman Jeh Didi, Pa udak At, Fredi, Asmet, Bertus, Utoh, Een,
Beni, Welly, mak kasih udah diberi kesempatan berbudaya dengan kalian.
19. Kepada teman-teman Robet Pengadang, Eko Kerang, Agus, Toy, Puji, Bandi,
Arok, Pendi, Patik, Dopleh, Bajai, Sat, Kris dll terima kasih karena sudah banyak
membantu saya dalam banyak hal.
20. Kepada teman-teman ku di Kalimantan Barat, Cindy. Deni, Edo, Gio, Tomas,
Abok, Jek, Ferdi, terima kasih atas dukungannya ya.
21. Kepada semua saudara dan teman-teman ku yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan serta jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun.
Yogyakarta, 7 Oktobet 2008
Penulis
Stepanus Yasin
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR MONEY
(Studi kasus: Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat)
Stepanus Yasin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat ekonomis,
efisiensi dan efektifitas kinerja keuangan Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran
2003 sampai 2007; (2) kemampuan pendapatan daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kabupaten Sanggau.
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sanggau pada bulan Januari 2008.
Sample penelitian ini adalah data penerimaan dan pengeluaran pendapatan daerah
yaitu Sub Dinas Pendapatan Daerah, Kantor Pajak dan Kantor Statistik. Data
dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Untuk mengetahui
tingkat ekonomis, efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan Kabupaten Sanggau
digunakan metode Value for Money.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Kabupaten Sanggau
(1) ekonomis rata-rata 91,84%; (2) efisien rata-rata 97,71%; (3) efektif rata-rata
98,80%; (4) tingkat kemandirian rendah sekali (instruktif) rata-rata 3,47%; (5)
kemampuan dalam menghasilkan PAD sangat kecil, pajak rata-rata 0,68%, retribusi
rata-rata 1,31%, BUMN rata-rata 2,23% dan pendapatan Lain-lain rata-rata 1,30%.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS OF LOCAL GOVERNMENT BY APPLYING
VALUE FOR MONEY METHOD
(A Case: Sanggau Regency, West Kalimantan Province)
Stepanus Yasin
Sanata Dharma Univercity Yogyakarta
2008
The purpose of this research is to perceive: (1) economical level, efficiency
and effectives of finance of Sanggau Regency in 2003-2007; (2) the ability of local
income in covering the activities of Government in Sanggau Regency.
The research was done in Sanggau Regency in January 2008. The samples of
this research were the revenue and expence of local income of The Office of Local
Income, Tax Office and Statistics Office. Data collected by interview method and
documentation. To perceive economical level, efficiency and effetiveness of finance
of Sanggau Regency, Value for Money Method was applied.
Observation result indicates that finance of Sanggau Regency (1) shows that
economical average is 91,84%; (2) efficiency average is 97,71%; (3) effectiveness
average is 98,80%; (4) independent work (instructive) average is 3,47%; (5) ability
in Pure Local Income production is very small, tax average is 0,68%, restribution
average is 1,31%, State Capital Enterprise Board average is 2,23% and others
income ovaerage is 1,31%
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................
x
ABSTRACT ...............................................................................................
xi
DAFTAR ISI .............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Batasan Masalah .......................................................................
3
C. Rumusan Masalah.....................................................................
4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Keuangan Daerah .....................................................................
6
1. Pengertian Keuangan Daerah................................................
6
2. Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah .................................
8
B. Sumber Keuangan Pemerintah Daerah ....................................
9
1. Pendapatan Asli Daerah ........................................................
10
a. Pajak Daerah ...................................................................
11
b. Retribusi Daerah..............................................................
20
c. Bagian Laba BUMN .......................................................
24
d. Penerimaan dari Dinas-dinas...........................................
26
e. Penerimaan lain-lain yang Sah........................................
26
2. Dana Perimbangan ................................................................
27
a. Dana Bagi Hasil ..............................................................
27
b. Dana Alokasi Umum.......................................................
28
c. Dana Alokasi Khusus......................................................
28
d. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ..........................
28
C. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah .............................
28
1. Anggaran Sektor Publik ........................................................
29
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...........................
32
D. Kinerja Sektor Publik ..............................................................
34
1. Pengukuran Kinerja...............................................................
35
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik .........................
35
E. Value for Money.......................................................................
36
1. Ekonomis .............................................................................
37
2. Efisiensi
.............................................................................
38
3. Efektivitas .............................................................................
39
4. Audit Ekonomis dan Efisiensi...............................................
40
5. Audit Efektivitas ...................................................................
41
F. Kemandirian .............................................................................
45
G. Analytical Procedure ...............................................................
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.........................................................................
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
48
1. Tempat
.............................................................................
48
2. Waktu
.............................................................................
48
C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ...................................
48
1. Subjek Penelitian...................................................................
48
2. Objek Penelitian ....................................................................
48
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................
49
1. Wawancara............................................................................
49
2. Dokumentasi .........................................................................
49
E. Teknik Analisis Data................................................................
49
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Teknik Pengukuran Value for Money ...................................
49
2. Kemandirian Daerah .............................................................
51
3. Analytical Procedure ............................................................
52
BAB IV TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum .....................................................................
53
1. Iklim ......................................................................................
53
2. Topografi .............................................................................
54
3. Jenis Tanah dan Keadaan Lapisan Tanah .............................
54
4. Geologi ................................................................................
54
5. Pemerintahaan .......................................................................
54
6. Visi ......................................................................................
55
7. Misi ......................................................................................
56
8. Posisi Strategis ......................................................................
56
9. Sub Wilayah Pembangunan ..................................................
57
10. Strategi Pembangunan...........................................................
57
B. Bidang Sosial Budaya ..............................................................
58
1. Pendidikan.............................................................................
58
2. Kesehatan .............................................................................
58
3. Agama ...................................................................................
59
4. Penduduk .............................................................................
60
5. Angkatan Kerja .....................................................................
61
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Budaya
.............................................................................
61
7. Pariwisata .............................................................................
61
C. Bidang Fisik dan Infra Struktur ...............................................
63
1. Prasarana Jalan ......................................................................
63
2. Listrik
.............................................................................
63
3. Air Bersih .............................................................................
63
4. Telekomunikasi .....................................................................
64
5. Perbankan .............................................................................
64
D. Perkebunan .............................................................................
64
1. Kelapa Sawit .........................................................................
65
2. Karet
.............................................................................
66
3. Kakao
.............................................................................
66
4. Lada
.............................................................................
66
E. Pertanian
.............................................................................
67
F. Perikanan
.............................................................................
67
G. Kebijakan Pemerintah Daerah..................................................
67
1. Bidang Agribisnis, Kehutanan, Pertambangan dan Pariwisata
.............................................................................
67
2. Bidang Investasi dan Penanaman Modal ..............................
68
BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Data..........................................................................
xvi
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Analisis Data ............................................................................
77
1. Teknik Value for Money........................................................
77
2. Tingkat Kemandirian dan Analytical Procedure ..................
83
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................
92
1. Analisis Value for Money......................................................
92
2. Analisis Tingkat Kemandirian dan Analytical Procedure ....
99
BAB V Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran
A. Kesimpulan .............................................................................
104
B. Keterbatasan Penelitian............................................................
105
C. Saran ......................................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
107
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skematis Value for Money .................................................
37
Gambar 2.2
Elemen-elemen Pengukuran Kinerja Value for Money.....
42
Gambar 2.3
Pengukuran Value for Money.............................................
44
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Dana Bagi Hasil .................................................................
17
Tabel 3.1
Pola Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah...................
51
Tabel 4.1
Jumlah Guru, Murid dan Sarana Pendidikan .....................
58
Tabel 4.2
Jumlah Fasilitas Kesehatan ...............................................
59
Tablel 4.3
Jumlah Penduduk Tahun 2007...........................................
60
Tabel 4.4
Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan.................
61
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Pedoman Wawancara.........................................................
110
Lampiran II
Anggaran Pendapatan Daerah............................................
113
1. Anggaran Pendapatan Daerah 2003...................................
114
2. Anggaran Pendapatan Daerah 2004...................................
129
3. Anggaran Pendapatan Daerah 2005...................................
146
4. Anggaran Pendapatan Daerah 2006...................................
163
5. Anggaran Pendapatan Daerah 2007...................................
180
Lampiran III Perhitungan Value for Money, Kemandirian daerah, Analytical
Procedure dan Trend .........................................................
187
Lampiran IV Surat Ijin Penelitian............................................................
210
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BA B I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap negara dengan wilayah yang luas, seperti Indonesia, membutuhkan
suatu sistem pemerintahaan yang efektif dan efisien, sistem ini diperlukan tidak saja
untuk melaksanakan program pemerintahaan, tetapi agar masyarakat dapat berperan
aktif dalam pembangunan dan mensejahterakan kehidupan bersama. Dengan berperan
serta masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada di lingkungan sekitar,
diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membiayai pengeluaran pemerintah
daerah.
Dalam rangka mengelola sumber daya dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat umum, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya
adalah Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah di perbaharui menjadi
Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang mengandung
pengertian bahwa kepada pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri dan didukung dengan perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, sebagai perwujudan otonomi
daerah. Dari keputusan tersebut terjadi perubahan sistem pemerintahaan yang
bermula bersifat sentralistik menjadi desentralistik yang dimulai pada tanggal 1
Januari 2001, sehingga menyebabkan bertambahnya kewenangan daerah sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
akibat dari perlimpahan wewenang yang semula dilakukan oleh pemerintah pusat
yang kemudian dialihkan kepada daerah.Undang-undang tersebut merefleksikan
pembagian kekuasaan dibidang pemerintahaan yang lebih luas kepada daerah dan
memberikan kepastian sumber dana pemerintah daerah dalam melaksanakan
fungsinya dan kebebasan dalam menggunakan dana tersebut sesuai dengan fungsinya
(local discretion).
Untuk menjamin terselenggaranya otonomi daerah dengan baik, tidak terlepas
dari kemampuan Pemerintah Daerah di bidang keuangan.
Pemerintah Daerah
dituntut untuk lebih mandiri dalam pembiayaan pembangunan daerah dan
kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber
kekayaan daerah yang ada. Berdasarkan Undang-undang No.33 Tahun 2004, sumber
keuangan daerah terdiri dari:
a. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kakayaan daerah yang
di pisahkan dan lai-lain Pendapatan Asli Daerah yang dipisahkan;
b. Dana Perimbangan yang terdiri dari bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, penerimaan dari
sumber daya alam, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK);
c. Lain-lain Pendapatan daerah yang sah yang terdiri dari hibah dan penerimaan
dari daerah propinsi atau kabupaten lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dari sumber keuangan Pemerintah Daerah yang ada di atas, Pendapatan Asli
Daerah merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat kemandirian pemerintah
daerah dibidang keuangan. Dengan Pendapatan Asli Daerah
yang semakin
meningkat diharapkan pemerintah daerah dapat lebih mandiri dalam membiayai
pelaksanaan pemerintah dan pembangunan daerah dan berkewajiban untuk
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Pengertian keuangan daerah (Supriatno 1993:174) adalah kemampuan daerah
untuk
mengelola
mulai
dari
merencanakan,
melaksanakan,
mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi dan tugas pembantuan
daerah yang ditujukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Mengingat pentingnya keuangan daerah dalam menjalankan roda pemerintahan suatu
daerah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja keuangan
daerah dengan menggunakan metode Value for Money.
B.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti pendapatan daerah yang
terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan
yang Sah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas maka permasalahan
yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Apakah kinerja keuangan daerah Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran
2003 sampai 2007 sudah ekonomis, efisien dan efektif?
2) Apakah pendapatan daerah Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran 2003
sampai 2007 sudah mampu membiayai penyelenggaraan pemerintahan?
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas kinerja
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran 20032007?
2) Untuk mengetahui kemampuan pendapatan daerah Kabupaten Sanggau dalam
rangka membiayai penyelenggaraan Pemerintahan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:
1. Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan sumbangan sebagai
bahan referensi yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca dan memberikan arahan bagi penulisan yang selanjutnya.
2. Praktis dan Empiris
Memberikan informasi bagi pemerintah daerah Kabupaten Sanggau sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan keuangan pemerintah
daerah terutama dalam hal tingkat ekonomis, efisiensi dan efektivitas kinerja
keuangan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Keuangan Daerah
Salah satu masalah yang terbesar dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah adalah cukup tidaknya dana yang ada untuk menjalankan
pemerintahaan daerah agar bisa berjalan dengan ekonomis, efektif dan efisien. Untuk
mengatasi masalah itu, pemerintah daerah mendapatkan sumber keuangan dari
pemerintah pusat yang diperoleh pada dana perimbangan, selain itu juga pemerintah
daerah mempunyai hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumbersumber pendapatan lainya yang sah.
1. Pengertian Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah (Supriatno 1993:174) adalah kemampuan daerah
untuk
mengelola
mulai
dari
merencanakan,
melaksanakan,
mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi dan tugas pembantuan
daerah yang ditujukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pengertian keuangan daerah (Mamesah 1995:16) adalah semua hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa
uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum
dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain
sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keuangan daerah
adalah segala hak dan kewajiban pemerintah daerah untuk mengelola berbagai
sumber keuangannya baik berupa uang maupun barang dalam rangka pelaksanaan
desentralisai.
Menurut Mamesah (1995: 21-22) lingkup keuangan daerah meliputi 2 hal yaitu.
a. Kekayaan daerah yang secara langsung dikelola oleh pemerintah daerah sesuai
tingkat otonominya masing-masing serta berhubungan langsung dengan
pelaksanaan
tugas,
wewenang,
tanggung
jawab
baik
dalam
bidang
pemerintahaan maupun dalam bidang pembangunan.
b. Kekayaan milik daerah yang dipisahkan yaitu seluruh uang dan barang yang
pengurusannya tidak dimasukan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
tetapi di selenggarakan oleh perusahaan daerah yang juga berfungsi sebagai kas
daerah.
Menurut Mamesah (1995: 35-36) ada 3 Asas-asas keuangan daerah yaitu
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantu. Penjelasan masing-masing asas
adalah sebagai berikut.
a. Desentralisasi
Penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya
kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya yang menyangkut penentuan
kebijaksanaan,
pembiayaan.
perencanaan,
pelaksanaan
dan
menyangkut
segi-segi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Dekonsentrasi
Pelimpahaan wewenang dari pemerintah atau kepala wilayah atau kepala
instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat daerah.
c. Tugas Pembantuan
Tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintah yang
ditugaskan kepada pemerintah daerah oleh pemerintah atau pemerintah daerah
tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskan.
2. Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah
Tujuan utama pengelolaan keuangan daerah menurut Maris (1989:279),
sebagai berikut.
a. Pertanggungjawaban (accountability)
Pemerintah daerah harus mempertanggungjawabkan tugas keuangannya
kepada lembaga atau pihak yang berkepentingan yang sah. Adapun unsur-unsur
penting tanggung jawab mencakup: keabsahan, setiap transaksi keuangan harus
berpangkal pada wewenang hukum tertentu dan pengawasan, tata cara yang
efektif untuk menjaga kekayaan uang dan barang, mencegah penghamburan
dan penyelewengan dan memastikan semua pendapatan yang benar-benar
terpungut, jelas sumbernya dan tepat penggunaannya.
b. Mampu memenuhi kewajiban keuangan
Keuangan daerah harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu
melunasi semua ikatan keuangan, jangka pendek dan jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Kejujuran
Urusan keuangan daerah harus diserahkan kepada pegawai yang jujur
dan kesempatan untuk berbuat curang sangat kecil.
d. Hasil guna (effectiveness) dan gaya guna (efficiency) kagiatan daerah
Tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
pembangunan daerah dengan biaya serendah-rendahnya dan dalam waktu
secepat mungkin.
e. Pengendalian
Petugas keuangan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan petugas pengawas harus melakukan pengendalian agar semua
tujuan dapat tercapai, mereka harus mengusahakan agar selalu mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk memantau pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran dan untuk memandingkan penerimaan dan pengeluaran dengan
rencana dan sasaran yang sudah di rencanakan.
B.
Sumber Keuangan Pemerintah Daerah
Pendapatan daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Berdasarkan Undang-undang Pemerintah Daerah Nomor 22 Tahun 1999, yang telah
diperbaharui menjadi Undang-undang No.33 Tahun 2004 pada Pasal 5 ayat (2),
sumber pendapatan daerah terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Pendapatan Asli Daerah
Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Azhari (1995: 51) adalah
sumber-sumber pendapatan daerah yang dihasilkan oleh daerah yang
bersangkutan dan merupakan pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli
Daerah menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 adalah penerimaan yang
berasal dari sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-dinas, dan
penerimaan lain-lain serta penerimaan pembangunan (pinjaman daerah).
Pendapatan Asli Daerah (Devas 1989:31) adalah Pemerimaan dari
pungutan pajak daerah, pungutan jasa layanan, iuran dari penerimaan lain dinas,
laba dari perusaaan daerah dan penerimaan dari pembangunan yang digali atau
dihasilkan oleh daerah yang bersangkutan. Pendapatan Asli Daerah sangat
diharapkan dapat sebagai penyangga utama dalam membiayai urusan rumah
tangga daerah. Semakin banyak kegiatan daerah yang dibiayai oleh PAD, berarti
semakin tinggi kualitas otonomi daerah sehingga akan memperkuat posisi
keuangan daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun sumber sumber PAD
berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No.33 Tahun 2004 adalah sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Pajak Daerah (Local Tax)
1. Pengertian Pajak Daerah
Pajak daerah menurut Azhari (1995:41) adalah pungutan daerah yang
menurut peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan
rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Menurut Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
tahun 2000, tentang pajak dan retribusi. Pajak daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi dan Badan Kepala Daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2001,
tentang pajak daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah, tanpa imbalan
langsung yang seimbang
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pajak adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang dipungut oleh
pemerintah daerah dan dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan tanpa imbalan langsung.
Ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1) Pajak dipungut berdasarkan/kekuataan Undang-Undang serta aturan
pelaksanaannya yang dapat dipaksakan;
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah;
3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah;
4) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, bila dari
pemasukannya masih terdapat suplus, dapat digunakan untuk membiayai
publik invesment;
5) Pajak dapat juga mempunyai tujuan yang tidak mengatur.
Pajak daerah dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu pajak daerah
yang ditetapkan melalui peraturan daerah dan pajak negara yang
pengelolaannya dan penggunaannya diserahkan kepada daerah. Pungutan ini
dikenakan kepada semua objek pajak seperti orang atau badan dan benda
bergerak atau tak bergerak.
2. Dasar Hukum
Dasar hukum tentang pajak daerah adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak dan retribusi daerah,
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1999 tentang sistem dan
prosedur administrasi pajak daerah, retribusi daerah, dan penerimaan
pendapatan lain-lain. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1999 tentang perimbang keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Dana bagi hasil
Berdasarkan pasal 11 ayat 1 sampai dengan 3 Dana Bagi Hasil diatur
sebagai berikut.
1) Pajak
a. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
dengan pembagian 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan adalah sebagai berikut.
9 16.2% untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disetorkan ke
rekening kas daerah propinsi;
9 64.8% untuk daerah kabupatan/kota yang bersangkutan dan
disetorkan ke rekening kas kabupaten/kota;
9 9% untuk biaya pemungutan dan disetorkan ke rekening kas negara
dan kas daerah.
b. Bagian daerah dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,
dengan pembagian 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan adalah sebagai berikut:
9 16% untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disetorkan ke
rekening kas daerah propinsi;
9 64% untuk daerah kabupatan/kota yang bersangkutan dan
disetorkan ke rekening kas kabupaten/kota.
c. Bagian daerah dari Pajak Penghasilan (PPh)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dalam Pasal 13 ayat (1) Undang- Undang NO. 33 Tahun 2004
dinyatakan bahwa Dana Bagi Hasil dari penerimaan pajak penghasilan
Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan
PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c,
yang merupakan bagian daerah adalah sebesar 20% dan Dana Bagi
Hasil di Pasal 25 dan 29 Wajib Pajak Dalam Negeri dan Pasal 21
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi dengan imbalan 60% untuk
kabupaten/kota dan 40 % untuk provinsi.
2) Sumber Daya Alam
a. Sektor Kehutanan
Penerimaan iuran hak pengusahaan hutan
Bagian daerah dari penerimaan negara iuran Hak Pengusahaan Hutan
dibagi:
9 16% untuk daerah propinsi yang bersangkutan;
9 64% untuk daerah kabupaten/kota penghasil.
Bagian daerah dari penerimaan provisi Sumber Daya Hutan dibagi:
9 16% untuk daeah propinsi yang bersangkutan;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota penghasil;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota lain dalam propinsi yang
besangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Sektor pertambangan umum
Penerimaan iuran tetap (land-rent)
Penerimaan iuran tetap yaitu seluruh penerimaan iuran yang diterima
negara sebagi imbalan atas kesempatan penyelidikan umum, eksplorasi
dan eksploitasi pada suatu wilayah kuasa pertambangan. Bagian daerah
dari penerimaan negara iuran tetap adalah:
9 16% untuk daerah propinsi yang bersangkutan;
9 64% untuk daerah kabupaten/kota.
Penerimaan iuran eksploitasi dan iuran ekplorasi (royalty)
Penerimaan iuran eksploitasi dan iuran ekplorasi adalah iuran produksi
yang diterima negara dalam hal pemegang kuasa pertambangan
ekplorasi, mendapat hasil berupa bahan galian yang tergali atas
kesempatan ekplorasi yang diberikan kepadanya serta atas hasil yang
diperoleh dari usaha pertambangan ekploitasi satu atau lebih lahan
galian. Bagian daerah dari penerimaan iuran eksploitasi dan iuran
ekplorasi adalah sebagai berikut:
9 16% untuk propinsi;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota lainnya.
c. Perikanan
Dengan pembagian 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan sektor perikanan
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Penerimaan pungutan pengusaha perikanan dibagi:
9 16% untuk pemerintah propinsi yang bersangkutan;
9 64% untuk kabupaten/kota penghasil.
Penerimaan pungutan hasil perikanan di bagi:
9 16% untuk daerah provinsi yang bersangkutan;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota penghasil;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota lain dalam provinsi yang
bersangkutan.
d. Pertambangan minyak bumi.
Dengan pembagian 85% untuk pemeintah pusat, 15% untuk daerah.
Bagian daerah dari penerimaan sektor pertambangan minyak bumi
adalah sebagai berikut:
9 3% untuk provinsi;
9 6% untuk kabupaten/kota penghasil;
9 6% untuk kabupaten/kota lain dalam provinsi yang bersangkutan.
e. Pertambangan gas alam.
Dengan pembagian 70% untuk pemerintah pusat, 30% untuk daerah.
Bagian daerah dari penerimaan sektor pertambangan gas alam adalah
sebagai berikut:
9 6% untuk provinsi;
9 12% untuk kabupaten/kota penghasil;
9 12% untuk kabupaten/kota lain dalam provinsi yang besangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
f. Pertambangan panas bumi
Pertambangan panas bumi merupakan penerimaan negara bukan pajak
yang dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80%
untuk daerah. Bagian daerah dari penerimaan sektor pertambangan
panas bumi adalah sebagai berikut:
9 16% untuk provinsi yang bersangkutan;
9 32% untuk kabupaten/kota penghasil;
9 32%
untuk
kabupaten/kota
lainnya
dengan
provinsi
yang
bersangkutan.
Berikut ini adalah tabel perincian Dana Bagi Hasil (Marbun 2005:175).
Tabel 2.1
Dana Bagi Hasil
No
Penerimaan Negara
Pusat
Daerah
1
Pajak Bumi dan bangunan (PBB)
10%
90%
2
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB)
20%
80%
3
Pajak Penghasilan (PPh)
80%
20%
4
Dana Reboisasi
60%
40%
5
Pertambangan Umum
20%
80%
6
Pertambangan Minyak Bumi
84.5%
15.5%*
7
Pertambangan Gas Bumi
69.5%
30.5%*
8
Pertambangan Panas Bumi
20%
80%
9
Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH)
20%
80%
10
Perikanan
20%
80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Pajak yang Dipungut Daerah Tingkat II
Jenis pajak dan tarif pajak menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun
1999 tentang pajak dan retribusi daerah
Jenis pajak dan tarif pajak kabupaten/kota terdiri dari:
1) Pajak Hotel
10%
2) Pajak Restoran
10%
3) Pajak Reklame
25%
4) Pajak Penerangan Jalan
10%
5) Pajak Hiburan
35%
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
20%
7) Pajak Parkir
20%
5. Tolak ukur untuk menilai pajak daerah
Untuk menilai berbagai pajak daerah yang ada, digunakan ukuran (Devas,
1989: 61-62) sebagai berikut:
1) Hasil (Yield)
Memadai tidaknya hasil suatu pajak dalam kaitan dengan berbagai
layanan yang dibiayainya, stabilitas dan mudah tidaknya memperkirakan
besar hasil itu dan elastisitas hasil pajak dengan hasil pungutnya.
2) Keadilan (Equity)
Dasar pajak dan kewajiban membayar harus jelas dan tidak sewenangwenang serta pajak bersangkutan harus adil secara horizontal artinya
beban pajak harusnya sama besar antara berbagai kelompok berbeda tapi
dengan kedudukan ekonomi yang sama, harus adil secara vertikal artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kelompok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar
memberikan sumbangan yang lebih besar dari pada kelompok yang tidak
banyak memiliki sumber daya ekonomi. Pungutan tersebut harus adil
dalam arti tidak ada perbedaan-perbedaan besar dan sewenang-wenang
dalam beban pajak dari suatu daerah ke daerah lain, kecuali jika
perbedaan itu mencerminkan perbedaan dalam cara menyediakan layanan
masyarakat.
3) Daya Guna Ekonomi (Economic Efficiency)
Pajak hendaknya mendorong (atau setidak-tidaknya tidak menghambat)
penggunaan sumber daya secara berdaya guna dalam kehidupan ekonomi.
4) Kemampuan Melaksanakan (Ability to Implement)
Suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan, dari sudut kemauan politik dan
kemauan tata usaha.
5) Kecocokan sebagai Sumber Penerimaan Daerah (Suitability as a Local
Revenue Source)
Harus jelas kepada daerah mana suatu pajak dibayarkan dan tempat
memungut pajak sedapat mungkin sama dengan tempat akhir beban
pajak, pajak tidak mudah dihindari dengan cara memindahkan objek
pajak dari suatu daerah ke daerah lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Retribusi Daerah (Local Retribution)
1. Pengertian Retribusi
Retribusi daerah menurut Supriatno (1993: 139) adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu, yang
khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau
badan.
Retribusi daerah menurut Munawir (1990: 4) adalah iuran kepada
pemerintah yang dapat dipaksakan, dapat balik secara langsung dan dapat
ditunjuk.
Unsur-unsur yang melekat pada retribusi sebagai berikut:
1) Pungutan retribusi harus berdasarkan Undang-undang;
2) Sifat pungutannya dapat dipaksakan;
3) Pungutan dilakukan oleh negara;
4) Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum;
5) Kontraprestasi (imbalan) langsung dapat di rasakan oleh pembayar
retribusi.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam retribusi daerah, (Samudra
1995:51) yaitu.
1) Adanya pelayanan langsung yang sebagai imbalan pungutan yang
dikenakan;
2) Terdapat kebebasan untuk memilih pelayanan;
3) Ongkos pelayanan tidak melebihi dari pungutan yang dikenakan
untuk pelayanan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Penerimaan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh jasa pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah daerah dan diperlukan oleh masyarakat.
Dilihat dari objeknya, retribusi daerah masih dapat dikembangkan melalui
peningkatan jasa pelayanan, sepanjang jasa pelayanan yang diberikan
tersebut benar-benar nyata, tidak dibuat-buat dan dibutuhkan oleh
masyarakat. Namun demikian, retribusi tersebut tidak dapat dipungut
terlalu tinggi dan tidak boleh merintangi keluar masuknya barang atau
pengangkutan barang ke dalam atau keluar daerah bersangkutan.
Retribusi daerah merupakan pendapatan yang tidak kecil di dalam
mengisi keuangan daerah. karena mempunyai arti penting bagi semua
pihak, maka berlakunya peraturan tentang retribusi daerah perlu
pengesahan dulu oleh pemerintah dan sesuai dengan peraturan yang
ditentukan dalam peraturan pemerintah.
Ciri-ciri pokok retribusi (Kaho, 1997:152) adalah sebagai berikut.
1) Retribusi dipungut oleh daerah
Dalam pungutan retribusi daerah terdapat hal yang diberikan daerah
yang langsung dapat ditunjuk.
2) Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan atau
mengeyam jasa yang diberikan atu disediakan pemerintah daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000,
tentang pajak dan
retribusi dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang jenis-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
jenis retribusi daerah, terdapat ketentuan mengenai objek, subjek dan
jenis masing-masing retribusi (Prakosa, 2003: 89) yaitu sebagai berikut.
a. Retribusi Jasa Umum
Retribusi jasa umum adalah pelayanaan yang disediakan atau
diberikan
pemerintah
daerah
untuk
tujuan
kepentingan
dan
kemanfataan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan.
Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah sebagai berikut:
1) Retribusi pelayanan kesehatan;
2) Retribusi persampahaan dan kebersihan;
3) Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk (KTP)
dan Akte Catatan Sipil;
4) Retribusi pelayanaan pemekaman dan pengabuan mayat;
5) Retribusi parkir di jalan umum;
6) Retribusi pasar;
7) Retribusi air bersih;
8) Retribusi pengujian kendaraan bermotor;
9) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran;
10) Retribusi alat cetak peta;
11) Retribusi pengujian kapal perikanan.
b. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha adalah pelayanaan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pelayanaan tersebut belum cukup disedikan oleh swasta. Jenis
retribusi jasa usaha adalah sebagai berikut:
1) Retribusi pemakain kekayaan daerah;
2) Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan;
3) Retribusi terminal;
4) Retribusi tempat khusus parkir;
5) Retribusi tempat penitipan anak;
6) Retribusi tempat penginapan atau villa/pesanggrahan;
7) Retribusi penyedotan kakus;
8) Retribusi rumah potong hewan;
9) Retribusi tempat pendaratan kapal;
10) Retribusi penyeberangan di atas air;
11) Retribusi pengelolaan limbah cair;
12) Retribusi penjualan produksi usaha daerah;
c. Retribusi Perizinan tertentu
Retribusi Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah
daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang atau badan yang
dimaksud
untuk
pembinaan,
pengaturan,
pengendalian
dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang penggunaan sumber
daya alam, barang prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis
retribusi perizinan tertentu adalah sebagai berikut:
1) Retribusi izin peruntukan penggunaan tanah;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Retribusi izin mendirikan bangunan;
3) Retribusi izin tempat penjualaan minuman beralkohol;
4) Retribusi izin izin gangguan;
5) Retribusi trayek;
6) Retribusi pengambilan hasil hutan.
d. Tata cara pemungutan retribusi daerah
Pemungutan retribusi daerah tidak bisa diborongkan dan dipungut
dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau dokumen
lain yang dipersamakan. Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak
membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sangsi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan
menggunakan Surat Tagih Retribusi Daerah.
c. Bagian Laba BUMD
Sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanaan kepada masyarakat.
Kegiatan ini dapat dilakukan atas dasar nirlaba atau atas dasar mencari laba.
Apabila kegiatan yang dilakukan atas dasar nirlaba maka pembiayaannya dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sedangkan jika kegiatan
yang dilakukan atas dasar mencari laba maka pembiayaan kegiataan itu
dilakukan dalam bentuk perusahaan, tepatnya perusahaan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Undang-undang yang menjadi dasar pendirian perusahaan daerah ini
adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Perusahaan Daerah,
yang tujuannya untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah
khususnya, dan pembangunan ekonomi nasional umumnya, dalam rangka
ekonomi
terpimpin
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
dengan
mengutamakan indutrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam
perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur. Jernis-jenis perusahaan
daerah yang terdapat di Indonesia meliputi kegiatan :
1) Penyediaan air minum;
2) Pengelolaan persampahaan;
3) Pengelolaan air kotor;
4) Rumah pemotongan hewan;
5) Pengelolaan pasar;
6) Pengelolaan objek wisata;
7) Pengelolaaan sarana wisata;
8) Perbankan dan pengkreditan;
9) Penyediaan perumahaan dan permukiman;
10) Penyediaan transportasi;
11) Industri lainnya;
12) Jasa lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Penerimaan dari Dinas-Dinas
Penerimaan dari Dinas-dinas menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah Daerah adalah penerimaan dari Dinasdinas yang tidak merupakan penerimaan dari pajak dan retribusi daerah,
m
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR MONEY
Studi kasus : Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
STEPANUS YASIN
NIM : 031334063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[|wâÑ twtÄt{ áâtàâ
ÑxÜuâtàtÇ? ÑxÜvÉuttÇ wtÇ
ÑxÇvÉuttÇ
Skripsi ini saya persembahkan kepada;
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun
dan melindungi hidup saya.
Ayah ku Lorensius Yos Ape dan Ibu ku yang selalu
memberikan arti hidup buat saya.
Kakak-kakak ku tercinta, Hendrikus Yasin dan Welius
Yasin yang sering menasehati adik mu yang nakal ini.
Semua orang yang telah memberikan
Kasih sayang sama aku…..
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah
memberikan karunia dan berkat-Nya yang melimpah kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini degan baik. Skripsi yang bejudul,
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR MONEY (Studi Kasus:
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat). Penulisan skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan dan
keterbatasan mulai dari tahap awal maupun sampai tahap akhir Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, nasihat, kerjasama,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama SJ., M.Sc. Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih karena sudah memberikan
kritis, saran, dan nasehat yang berarti kepada saya.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.si., terima kasih karena sudah berkenen
membimbing, memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak
Drs.
FX.
Muhadi,
M.Pd.,
yang
berkenan
mendampingi
dan
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si., yang berkenan mendampingi dan
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Wawiek Wakidjo dan Mbak Theresia Aris Sudarsilah serta segenap
dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi.
9. Bapak Bupati Kabupaten Sanggau Yansen Akun Efendy, Sh, MBa, MSc, MSi,
MH yang telah memberikan izin kepada saya utuk melaksanakan penelitian.
10. Bapak Drs. H. Yus Suhardi, MM selaku Kepala BAPPEDA Kab. Sanggadan
Bapak Yastinus Pri Haroyo, SE selaku PJ. KaSubBag Umum dan Keuangan
BAPPEDA kab. Sanggau yang telah membantu saya dalam memperoleh data-data
penelitian.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Bapak Drs. Hadi Sudibyo, MM selaku Kepala BPKKD Kab. Sanggau dan Bapak
Imalit selaku Sub jabatan Staf bagian pembukuan BPKKD Kab. Sanggau yang
telah banyak membantu saya dalam memperoleh data-data penelitian.
12. Kepada Ayahnda Lorensius Yos Ape dan Ibunda Kristina yang telah memberikan
nasehat, doa, kasih sayang dan arti hidup buat saya, sehingga saya bisa berdiri
dikerasnya dunia ini dan memberikan arti hidup buat aku. Saya bangga sekali
menjadi anak dari seorang Ayah yang pekerja keras untuk keluarganya dan
seorang Ibu yang sangat sabar menghadapi saya yang sangat nakal ini.
13. Kepada kakak-kakakku Hendrikus Yasin beserta istri dan Welius Yasin yang
telah membimbing adikmu yang bandel ini.
14. Kepada Cristina Hestiyanti Eka Dewi terima kasih banyak atas nasehat,
dukungan, kasih yang telah kamu berikan selama setengah perjalanan skripsi ini
dan selama aku di Yogya. Tidak selamanya cinta harus memiliki……!
15. Kepada teman-teman satu atap, aspura Kabupaten Sanggau: Joe, Om Jes, Binjai,
Hendro, Budi, Dor, Bru senang banget tinggal bareng kalian…..hidup tu selalu
slow and enjoy tapi harus pasti.
16. Kepada teman-teman Forum IKBKSY: Bebe Modah, Jon, Bajai, Kobam, Iir,
Olen, Eni, Veron, Kampret, Dora, Oh Yes, Jimoi mak kasih atas kesempatannya
sehingga aku dapat berkreasi di sini.
17. Kepada teman-teman PAK angkatan 2003 Ari Bowo, Agus, Yudo, Santi, Lala,
Ana Ndut, Koko, Ari Hitam, Dewi, Dwi dan lain-lain, mak kasih ya atas pinjaman
buku, pen dan kertasnya ya selama aku kuliah, ha……
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Kepada teman-teman Jeh Didi, Pa udak At, Fredi, Asmet, Bertus, Utoh, Een,
Beni, Welly, mak kasih udah diberi kesempatan berbudaya dengan kalian.
19. Kepada teman-teman Robet Pengadang, Eko Kerang, Agus, Toy, Puji, Bandi,
Arok, Pendi, Patik, Dopleh, Bajai, Sat, Kris dll terima kasih karena sudah banyak
membantu saya dalam banyak hal.
20. Kepada teman-teman ku di Kalimantan Barat, Cindy. Deni, Edo, Gio, Tomas,
Abok, Jek, Ferdi, terima kasih atas dukungannya ya.
21. Kepada semua saudara dan teman-teman ku yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan serta jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun.
Yogyakarta, 7 Oktobet 2008
Penulis
Stepanus Yasin
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR MONEY
(Studi kasus: Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat)
Stepanus Yasin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat ekonomis,
efisiensi dan efektifitas kinerja keuangan Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran
2003 sampai 2007; (2) kemampuan pendapatan daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kabupaten Sanggau.
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sanggau pada bulan Januari 2008.
Sample penelitian ini adalah data penerimaan dan pengeluaran pendapatan daerah
yaitu Sub Dinas Pendapatan Daerah, Kantor Pajak dan Kantor Statistik. Data
dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Untuk mengetahui
tingkat ekonomis, efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan Kabupaten Sanggau
digunakan metode Value for Money.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Kabupaten Sanggau
(1) ekonomis rata-rata 91,84%; (2) efisien rata-rata 97,71%; (3) efektif rata-rata
98,80%; (4) tingkat kemandirian rendah sekali (instruktif) rata-rata 3,47%; (5)
kemampuan dalam menghasilkan PAD sangat kecil, pajak rata-rata 0,68%, retribusi
rata-rata 1,31%, BUMN rata-rata 2,23% dan pendapatan Lain-lain rata-rata 1,30%.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS OF LOCAL GOVERNMENT BY APPLYING
VALUE FOR MONEY METHOD
(A Case: Sanggau Regency, West Kalimantan Province)
Stepanus Yasin
Sanata Dharma Univercity Yogyakarta
2008
The purpose of this research is to perceive: (1) economical level, efficiency
and effectives of finance of Sanggau Regency in 2003-2007; (2) the ability of local
income in covering the activities of Government in Sanggau Regency.
The research was done in Sanggau Regency in January 2008. The samples of
this research were the revenue and expence of local income of The Office of Local
Income, Tax Office and Statistics Office. Data collected by interview method and
documentation. To perceive economical level, efficiency and effetiveness of finance
of Sanggau Regency, Value for Money Method was applied.
Observation result indicates that finance of Sanggau Regency (1) shows that
economical average is 91,84%; (2) efficiency average is 97,71%; (3) effectiveness
average is 98,80%; (4) independent work (instructive) average is 3,47%; (5) ability
in Pure Local Income production is very small, tax average is 0,68%, restribution
average is 1,31%, State Capital Enterprise Board average is 2,23% and others
income ovaerage is 1,31%
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................
x
ABSTRACT ...............................................................................................
xi
DAFTAR ISI .............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Batasan Masalah .......................................................................
3
C. Rumusan Masalah.....................................................................
4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Keuangan Daerah .....................................................................
6
1. Pengertian Keuangan Daerah................................................
6
2. Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah .................................
8
B. Sumber Keuangan Pemerintah Daerah ....................................
9
1. Pendapatan Asli Daerah ........................................................
10
a. Pajak Daerah ...................................................................
11
b. Retribusi Daerah..............................................................
20
c. Bagian Laba BUMN .......................................................
24
d. Penerimaan dari Dinas-dinas...........................................
26
e. Penerimaan lain-lain yang Sah........................................
26
2. Dana Perimbangan ................................................................
27
a. Dana Bagi Hasil ..............................................................
27
b. Dana Alokasi Umum.......................................................
28
c. Dana Alokasi Khusus......................................................
28
d. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ..........................
28
C. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah .............................
28
1. Anggaran Sektor Publik ........................................................
29
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...........................
32
D. Kinerja Sektor Publik ..............................................................
34
1. Pengukuran Kinerja...............................................................
35
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik .........................
35
E. Value for Money.......................................................................
36
1. Ekonomis .............................................................................
37
2. Efisiensi
.............................................................................
38
3. Efektivitas .............................................................................
39
4. Audit Ekonomis dan Efisiensi...............................................
40
5. Audit Efektivitas ...................................................................
41
F. Kemandirian .............................................................................
45
G. Analytical Procedure ...............................................................
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.........................................................................
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
48
1. Tempat
.............................................................................
48
2. Waktu
.............................................................................
48
C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ...................................
48
1. Subjek Penelitian...................................................................
48
2. Objek Penelitian ....................................................................
48
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................
49
1. Wawancara............................................................................
49
2. Dokumentasi .........................................................................
49
E. Teknik Analisis Data................................................................
49
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Teknik Pengukuran Value for Money ...................................
49
2. Kemandirian Daerah .............................................................
51
3. Analytical Procedure ............................................................
52
BAB IV TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum .....................................................................
53
1. Iklim ......................................................................................
53
2. Topografi .............................................................................
54
3. Jenis Tanah dan Keadaan Lapisan Tanah .............................
54
4. Geologi ................................................................................
54
5. Pemerintahaan .......................................................................
54
6. Visi ......................................................................................
55
7. Misi ......................................................................................
56
8. Posisi Strategis ......................................................................
56
9. Sub Wilayah Pembangunan ..................................................
57
10. Strategi Pembangunan...........................................................
57
B. Bidang Sosial Budaya ..............................................................
58
1. Pendidikan.............................................................................
58
2. Kesehatan .............................................................................
58
3. Agama ...................................................................................
59
4. Penduduk .............................................................................
60
5. Angkatan Kerja .....................................................................
61
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Budaya
.............................................................................
61
7. Pariwisata .............................................................................
61
C. Bidang Fisik dan Infra Struktur ...............................................
63
1. Prasarana Jalan ......................................................................
63
2. Listrik
.............................................................................
63
3. Air Bersih .............................................................................
63
4. Telekomunikasi .....................................................................
64
5. Perbankan .............................................................................
64
D. Perkebunan .............................................................................
64
1. Kelapa Sawit .........................................................................
65
2. Karet
.............................................................................
66
3. Kakao
.............................................................................
66
4. Lada
.............................................................................
66
E. Pertanian
.............................................................................
67
F. Perikanan
.............................................................................
67
G. Kebijakan Pemerintah Daerah..................................................
67
1. Bidang Agribisnis, Kehutanan, Pertambangan dan Pariwisata
.............................................................................
67
2. Bidang Investasi dan Penanaman Modal ..............................
68
BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Data..........................................................................
xvi
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Analisis Data ............................................................................
77
1. Teknik Value for Money........................................................
77
2. Tingkat Kemandirian dan Analytical Procedure ..................
83
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................
92
1. Analisis Value for Money......................................................
92
2. Analisis Tingkat Kemandirian dan Analytical Procedure ....
99
BAB V Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran
A. Kesimpulan .............................................................................
104
B. Keterbatasan Penelitian............................................................
105
C. Saran ......................................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
107
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skematis Value for Money .................................................
37
Gambar 2.2
Elemen-elemen Pengukuran Kinerja Value for Money.....
42
Gambar 2.3
Pengukuran Value for Money.............................................
44
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Dana Bagi Hasil .................................................................
17
Tabel 3.1
Pola Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah...................
51
Tabel 4.1
Jumlah Guru, Murid dan Sarana Pendidikan .....................
58
Tabel 4.2
Jumlah Fasilitas Kesehatan ...............................................
59
Tablel 4.3
Jumlah Penduduk Tahun 2007...........................................
60
Tabel 4.4
Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan.................
61
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Pedoman Wawancara.........................................................
110
Lampiran II
Anggaran Pendapatan Daerah............................................
113
1. Anggaran Pendapatan Daerah 2003...................................
114
2. Anggaran Pendapatan Daerah 2004...................................
129
3. Anggaran Pendapatan Daerah 2005...................................
146
4. Anggaran Pendapatan Daerah 2006...................................
163
5. Anggaran Pendapatan Daerah 2007...................................
180
Lampiran III Perhitungan Value for Money, Kemandirian daerah, Analytical
Procedure dan Trend .........................................................
187
Lampiran IV Surat Ijin Penelitian............................................................
210
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BA B I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap negara dengan wilayah yang luas, seperti Indonesia, membutuhkan
suatu sistem pemerintahaan yang efektif dan efisien, sistem ini diperlukan tidak saja
untuk melaksanakan program pemerintahaan, tetapi agar masyarakat dapat berperan
aktif dalam pembangunan dan mensejahterakan kehidupan bersama. Dengan berperan
serta masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada di lingkungan sekitar,
diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membiayai pengeluaran pemerintah
daerah.
Dalam rangka mengelola sumber daya dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat umum, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya
adalah Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah di perbaharui menjadi
Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang mengandung
pengertian bahwa kepada pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri dan didukung dengan perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, sebagai perwujudan otonomi
daerah. Dari keputusan tersebut terjadi perubahan sistem pemerintahaan yang
bermula bersifat sentralistik menjadi desentralistik yang dimulai pada tanggal 1
Januari 2001, sehingga menyebabkan bertambahnya kewenangan daerah sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
akibat dari perlimpahan wewenang yang semula dilakukan oleh pemerintah pusat
yang kemudian dialihkan kepada daerah.Undang-undang tersebut merefleksikan
pembagian kekuasaan dibidang pemerintahaan yang lebih luas kepada daerah dan
memberikan kepastian sumber dana pemerintah daerah dalam melaksanakan
fungsinya dan kebebasan dalam menggunakan dana tersebut sesuai dengan fungsinya
(local discretion).
Untuk menjamin terselenggaranya otonomi daerah dengan baik, tidak terlepas
dari kemampuan Pemerintah Daerah di bidang keuangan.
Pemerintah Daerah
dituntut untuk lebih mandiri dalam pembiayaan pembangunan daerah dan
kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber
kekayaan daerah yang ada. Berdasarkan Undang-undang No.33 Tahun 2004, sumber
keuangan daerah terdiri dari:
a. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kakayaan daerah yang
di pisahkan dan lai-lain Pendapatan Asli Daerah yang dipisahkan;
b. Dana Perimbangan yang terdiri dari bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, penerimaan dari
sumber daya alam, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK);
c. Lain-lain Pendapatan daerah yang sah yang terdiri dari hibah dan penerimaan
dari daerah propinsi atau kabupaten lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dari sumber keuangan Pemerintah Daerah yang ada di atas, Pendapatan Asli
Daerah merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat kemandirian pemerintah
daerah dibidang keuangan. Dengan Pendapatan Asli Daerah
yang semakin
meningkat diharapkan pemerintah daerah dapat lebih mandiri dalam membiayai
pelaksanaan pemerintah dan pembangunan daerah dan berkewajiban untuk
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Pengertian keuangan daerah (Supriatno 1993:174) adalah kemampuan daerah
untuk
mengelola
mulai
dari
merencanakan,
melaksanakan,
mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi dan tugas pembantuan
daerah yang ditujukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Mengingat pentingnya keuangan daerah dalam menjalankan roda pemerintahan suatu
daerah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja keuangan
daerah dengan menggunakan metode Value for Money.
B.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti pendapatan daerah yang
terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan
yang Sah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas maka permasalahan
yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Apakah kinerja keuangan daerah Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran
2003 sampai 2007 sudah ekonomis, efisien dan efektif?
2) Apakah pendapatan daerah Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran 2003
sampai 2007 sudah mampu membiayai penyelenggaraan pemerintahan?
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas kinerja
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sanggau pada tahun anggaran 20032007?
2) Untuk mengetahui kemampuan pendapatan daerah Kabupaten Sanggau dalam
rangka membiayai penyelenggaraan Pemerintahan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:
1. Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan sumbangan sebagai
bahan referensi yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca dan memberikan arahan bagi penulisan yang selanjutnya.
2. Praktis dan Empiris
Memberikan informasi bagi pemerintah daerah Kabupaten Sanggau sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan keuangan pemerintah
daerah terutama dalam hal tingkat ekonomis, efisiensi dan efektivitas kinerja
keuangan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Keuangan Daerah
Salah satu masalah yang terbesar dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah adalah cukup tidaknya dana yang ada untuk menjalankan
pemerintahaan daerah agar bisa berjalan dengan ekonomis, efektif dan efisien. Untuk
mengatasi masalah itu, pemerintah daerah mendapatkan sumber keuangan dari
pemerintah pusat yang diperoleh pada dana perimbangan, selain itu juga pemerintah
daerah mempunyai hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumbersumber pendapatan lainya yang sah.
1. Pengertian Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah (Supriatno 1993:174) adalah kemampuan daerah
untuk
mengelola
mulai
dari
merencanakan,
melaksanakan,
mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi dan tugas pembantuan
daerah yang ditujukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pengertian keuangan daerah (Mamesah 1995:16) adalah semua hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa
uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum
dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain
sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keuangan daerah
adalah segala hak dan kewajiban pemerintah daerah untuk mengelola berbagai
sumber keuangannya baik berupa uang maupun barang dalam rangka pelaksanaan
desentralisai.
Menurut Mamesah (1995: 21-22) lingkup keuangan daerah meliputi 2 hal yaitu.
a. Kekayaan daerah yang secara langsung dikelola oleh pemerintah daerah sesuai
tingkat otonominya masing-masing serta berhubungan langsung dengan
pelaksanaan
tugas,
wewenang,
tanggung
jawab
baik
dalam
bidang
pemerintahaan maupun dalam bidang pembangunan.
b. Kekayaan milik daerah yang dipisahkan yaitu seluruh uang dan barang yang
pengurusannya tidak dimasukan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
tetapi di selenggarakan oleh perusahaan daerah yang juga berfungsi sebagai kas
daerah.
Menurut Mamesah (1995: 35-36) ada 3 Asas-asas keuangan daerah yaitu
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantu. Penjelasan masing-masing asas
adalah sebagai berikut.
a. Desentralisasi
Penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya
kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya yang menyangkut penentuan
kebijaksanaan,
pembiayaan.
perencanaan,
pelaksanaan
dan
menyangkut
segi-segi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Dekonsentrasi
Pelimpahaan wewenang dari pemerintah atau kepala wilayah atau kepala
instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat daerah.
c. Tugas Pembantuan
Tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintah yang
ditugaskan kepada pemerintah daerah oleh pemerintah atau pemerintah daerah
tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskan.
2. Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah
Tujuan utama pengelolaan keuangan daerah menurut Maris (1989:279),
sebagai berikut.
a. Pertanggungjawaban (accountability)
Pemerintah daerah harus mempertanggungjawabkan tugas keuangannya
kepada lembaga atau pihak yang berkepentingan yang sah. Adapun unsur-unsur
penting tanggung jawab mencakup: keabsahan, setiap transaksi keuangan harus
berpangkal pada wewenang hukum tertentu dan pengawasan, tata cara yang
efektif untuk menjaga kekayaan uang dan barang, mencegah penghamburan
dan penyelewengan dan memastikan semua pendapatan yang benar-benar
terpungut, jelas sumbernya dan tepat penggunaannya.
b. Mampu memenuhi kewajiban keuangan
Keuangan daerah harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu
melunasi semua ikatan keuangan, jangka pendek dan jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Kejujuran
Urusan keuangan daerah harus diserahkan kepada pegawai yang jujur
dan kesempatan untuk berbuat curang sangat kecil.
d. Hasil guna (effectiveness) dan gaya guna (efficiency) kagiatan daerah
Tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
pembangunan daerah dengan biaya serendah-rendahnya dan dalam waktu
secepat mungkin.
e. Pengendalian
Petugas keuangan pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan petugas pengawas harus melakukan pengendalian agar semua
tujuan dapat tercapai, mereka harus mengusahakan agar selalu mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk memantau pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran dan untuk memandingkan penerimaan dan pengeluaran dengan
rencana dan sasaran yang sudah di rencanakan.
B.
Sumber Keuangan Pemerintah Daerah
Pendapatan daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Berdasarkan Undang-undang Pemerintah Daerah Nomor 22 Tahun 1999, yang telah
diperbaharui menjadi Undang-undang No.33 Tahun 2004 pada Pasal 5 ayat (2),
sumber pendapatan daerah terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Pendapatan Asli Daerah
Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Azhari (1995: 51) adalah
sumber-sumber pendapatan daerah yang dihasilkan oleh daerah yang
bersangkutan dan merupakan pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli
Daerah menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 adalah penerimaan yang
berasal dari sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-dinas, dan
penerimaan lain-lain serta penerimaan pembangunan (pinjaman daerah).
Pendapatan Asli Daerah (Devas 1989:31) adalah Pemerimaan dari
pungutan pajak daerah, pungutan jasa layanan, iuran dari penerimaan lain dinas,
laba dari perusaaan daerah dan penerimaan dari pembangunan yang digali atau
dihasilkan oleh daerah yang bersangkutan. Pendapatan Asli Daerah sangat
diharapkan dapat sebagai penyangga utama dalam membiayai urusan rumah
tangga daerah. Semakin banyak kegiatan daerah yang dibiayai oleh PAD, berarti
semakin tinggi kualitas otonomi daerah sehingga akan memperkuat posisi
keuangan daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun sumber sumber PAD
berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No.33 Tahun 2004 adalah sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Pajak Daerah (Local Tax)
1. Pengertian Pajak Daerah
Pajak daerah menurut Azhari (1995:41) adalah pungutan daerah yang
menurut peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan
rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Menurut Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
tahun 2000, tentang pajak dan retribusi. Pajak daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi dan Badan Kepala Daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2001,
tentang pajak daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah, tanpa imbalan
langsung yang seimbang
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pajak adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang dipungut oleh
pemerintah daerah dan dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan tanpa imbalan langsung.
Ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1) Pajak dipungut berdasarkan/kekuataan Undang-Undang serta aturan
pelaksanaannya yang dapat dipaksakan;
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah;
3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah;
4) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, bila dari
pemasukannya masih terdapat suplus, dapat digunakan untuk membiayai
publik invesment;
5) Pajak dapat juga mempunyai tujuan yang tidak mengatur.
Pajak daerah dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu pajak daerah
yang ditetapkan melalui peraturan daerah dan pajak negara yang
pengelolaannya dan penggunaannya diserahkan kepada daerah. Pungutan ini
dikenakan kepada semua objek pajak seperti orang atau badan dan benda
bergerak atau tak bergerak.
2. Dasar Hukum
Dasar hukum tentang pajak daerah adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak dan retribusi daerah,
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1999 tentang sistem dan
prosedur administrasi pajak daerah, retribusi daerah, dan penerimaan
pendapatan lain-lain. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1999 tentang perimbang keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Dana bagi hasil
Berdasarkan pasal 11 ayat 1 sampai dengan 3 Dana Bagi Hasil diatur
sebagai berikut.
1) Pajak
a. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
dengan pembagian 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan adalah sebagai berikut.
9 16.2% untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disetorkan ke
rekening kas daerah propinsi;
9 64.8% untuk daerah kabupatan/kota yang bersangkutan dan
disetorkan ke rekening kas kabupaten/kota;
9 9% untuk biaya pemungutan dan disetorkan ke rekening kas negara
dan kas daerah.
b. Bagian daerah dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,
dengan pembagian 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan adalah sebagai berikut:
9 16% untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disetorkan ke
rekening kas daerah propinsi;
9 64% untuk daerah kabupatan/kota yang bersangkutan dan
disetorkan ke rekening kas kabupaten/kota.
c. Bagian daerah dari Pajak Penghasilan (PPh)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dalam Pasal 13 ayat (1) Undang- Undang NO. 33 Tahun 2004
dinyatakan bahwa Dana Bagi Hasil dari penerimaan pajak penghasilan
Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan
PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c,
yang merupakan bagian daerah adalah sebesar 20% dan Dana Bagi
Hasil di Pasal 25 dan 29 Wajib Pajak Dalam Negeri dan Pasal 21
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi dengan imbalan 60% untuk
kabupaten/kota dan 40 % untuk provinsi.
2) Sumber Daya Alam
a. Sektor Kehutanan
Penerimaan iuran hak pengusahaan hutan
Bagian daerah dari penerimaan negara iuran Hak Pengusahaan Hutan
dibagi:
9 16% untuk daerah propinsi yang bersangkutan;
9 64% untuk daerah kabupaten/kota penghasil.
Bagian daerah dari penerimaan provisi Sumber Daya Hutan dibagi:
9 16% untuk daeah propinsi yang bersangkutan;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota penghasil;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota lain dalam propinsi yang
besangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Sektor pertambangan umum
Penerimaan iuran tetap (land-rent)
Penerimaan iuran tetap yaitu seluruh penerimaan iuran yang diterima
negara sebagi imbalan atas kesempatan penyelidikan umum, eksplorasi
dan eksploitasi pada suatu wilayah kuasa pertambangan. Bagian daerah
dari penerimaan negara iuran tetap adalah:
9 16% untuk daerah propinsi yang bersangkutan;
9 64% untuk daerah kabupaten/kota.
Penerimaan iuran eksploitasi dan iuran ekplorasi (royalty)
Penerimaan iuran eksploitasi dan iuran ekplorasi adalah iuran produksi
yang diterima negara dalam hal pemegang kuasa pertambangan
ekplorasi, mendapat hasil berupa bahan galian yang tergali atas
kesempatan ekplorasi yang diberikan kepadanya serta atas hasil yang
diperoleh dari usaha pertambangan ekploitasi satu atau lebih lahan
galian. Bagian daerah dari penerimaan iuran eksploitasi dan iuran
ekplorasi adalah sebagai berikut:
9 16% untuk propinsi;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota lainnya.
c. Perikanan
Dengan pembagian 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan sektor perikanan
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Penerimaan pungutan pengusaha perikanan dibagi:
9 16% untuk pemerintah propinsi yang bersangkutan;
9 64% untuk kabupaten/kota penghasil.
Penerimaan pungutan hasil perikanan di bagi:
9 16% untuk daerah provinsi yang bersangkutan;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota penghasil;
9 32% untuk daerah kabupaten/kota lain dalam provinsi yang
bersangkutan.
d. Pertambangan minyak bumi.
Dengan pembagian 85% untuk pemeintah pusat, 15% untuk daerah.
Bagian daerah dari penerimaan sektor pertambangan minyak bumi
adalah sebagai berikut:
9 3% untuk provinsi;
9 6% untuk kabupaten/kota penghasil;
9 6% untuk kabupaten/kota lain dalam provinsi yang bersangkutan.
e. Pertambangan gas alam.
Dengan pembagian 70% untuk pemerintah pusat, 30% untuk daerah.
Bagian daerah dari penerimaan sektor pertambangan gas alam adalah
sebagai berikut:
9 6% untuk provinsi;
9 12% untuk kabupaten/kota penghasil;
9 12% untuk kabupaten/kota lain dalam provinsi yang besangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
f. Pertambangan panas bumi
Pertambangan panas bumi merupakan penerimaan negara bukan pajak
yang dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80%
untuk daerah. Bagian daerah dari penerimaan sektor pertambangan
panas bumi adalah sebagai berikut:
9 16% untuk provinsi yang bersangkutan;
9 32% untuk kabupaten/kota penghasil;
9 32%
untuk
kabupaten/kota
lainnya
dengan
provinsi
yang
bersangkutan.
Berikut ini adalah tabel perincian Dana Bagi Hasil (Marbun 2005:175).
Tabel 2.1
Dana Bagi Hasil
No
Penerimaan Negara
Pusat
Daerah
1
Pajak Bumi dan bangunan (PBB)
10%
90%
2
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB)
20%
80%
3
Pajak Penghasilan (PPh)
80%
20%
4
Dana Reboisasi
60%
40%
5
Pertambangan Umum
20%
80%
6
Pertambangan Minyak Bumi
84.5%
15.5%*
7
Pertambangan Gas Bumi
69.5%
30.5%*
8
Pertambangan Panas Bumi
20%
80%
9
Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH)
20%
80%
10
Perikanan
20%
80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Pajak yang Dipungut Daerah Tingkat II
Jenis pajak dan tarif pajak menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun
1999 tentang pajak dan retribusi daerah
Jenis pajak dan tarif pajak kabupaten/kota terdiri dari:
1) Pajak Hotel
10%
2) Pajak Restoran
10%
3) Pajak Reklame
25%
4) Pajak Penerangan Jalan
10%
5) Pajak Hiburan
35%
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
20%
7) Pajak Parkir
20%
5. Tolak ukur untuk menilai pajak daerah
Untuk menilai berbagai pajak daerah yang ada, digunakan ukuran (Devas,
1989: 61-62) sebagai berikut:
1) Hasil (Yield)
Memadai tidaknya hasil suatu pajak dalam kaitan dengan berbagai
layanan yang dibiayainya, stabilitas dan mudah tidaknya memperkirakan
besar hasil itu dan elastisitas hasil pajak dengan hasil pungutnya.
2) Keadilan (Equity)
Dasar pajak dan kewajiban membayar harus jelas dan tidak sewenangwenang serta pajak bersangkutan harus adil secara horizontal artinya
beban pajak harusnya sama besar antara berbagai kelompok berbeda tapi
dengan kedudukan ekonomi yang sama, harus adil secara vertikal artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kelompok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar
memberikan sumbangan yang lebih besar dari pada kelompok yang tidak
banyak memiliki sumber daya ekonomi. Pungutan tersebut harus adil
dalam arti tidak ada perbedaan-perbedaan besar dan sewenang-wenang
dalam beban pajak dari suatu daerah ke daerah lain, kecuali jika
perbedaan itu mencerminkan perbedaan dalam cara menyediakan layanan
masyarakat.
3) Daya Guna Ekonomi (Economic Efficiency)
Pajak hendaknya mendorong (atau setidak-tidaknya tidak menghambat)
penggunaan sumber daya secara berdaya guna dalam kehidupan ekonomi.
4) Kemampuan Melaksanakan (Ability to Implement)
Suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan, dari sudut kemauan politik dan
kemauan tata usaha.
5) Kecocokan sebagai Sumber Penerimaan Daerah (Suitability as a Local
Revenue Source)
Harus jelas kepada daerah mana suatu pajak dibayarkan dan tempat
memungut pajak sedapat mungkin sama dengan tempat akhir beban
pajak, pajak tidak mudah dihindari dengan cara memindahkan objek
pajak dari suatu daerah ke daerah lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Retribusi Daerah (Local Retribution)
1. Pengertian Retribusi
Retribusi daerah menurut Supriatno (1993: 139) adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu, yang
khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau
badan.
Retribusi daerah menurut Munawir (1990: 4) adalah iuran kepada
pemerintah yang dapat dipaksakan, dapat balik secara langsung dan dapat
ditunjuk.
Unsur-unsur yang melekat pada retribusi sebagai berikut:
1) Pungutan retribusi harus berdasarkan Undang-undang;
2) Sifat pungutannya dapat dipaksakan;
3) Pungutan dilakukan oleh negara;
4) Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum;
5) Kontraprestasi (imbalan) langsung dapat di rasakan oleh pembayar
retribusi.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam retribusi daerah, (Samudra
1995:51) yaitu.
1) Adanya pelayanan langsung yang sebagai imbalan pungutan yang
dikenakan;
2) Terdapat kebebasan untuk memilih pelayanan;
3) Ongkos pelayanan tidak melebihi dari pungutan yang dikenakan
untuk pelayanan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Penerimaan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh jasa pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah daerah dan diperlukan oleh masyarakat.
Dilihat dari objeknya, retribusi daerah masih dapat dikembangkan melalui
peningkatan jasa pelayanan, sepanjang jasa pelayanan yang diberikan
tersebut benar-benar nyata, tidak dibuat-buat dan dibutuhkan oleh
masyarakat. Namun demikian, retribusi tersebut tidak dapat dipungut
terlalu tinggi dan tidak boleh merintangi keluar masuknya barang atau
pengangkutan barang ke dalam atau keluar daerah bersangkutan.
Retribusi daerah merupakan pendapatan yang tidak kecil di dalam
mengisi keuangan daerah. karena mempunyai arti penting bagi semua
pihak, maka berlakunya peraturan tentang retribusi daerah perlu
pengesahan dulu oleh pemerintah dan sesuai dengan peraturan yang
ditentukan dalam peraturan pemerintah.
Ciri-ciri pokok retribusi (Kaho, 1997:152) adalah sebagai berikut.
1) Retribusi dipungut oleh daerah
Dalam pungutan retribusi daerah terdapat hal yang diberikan daerah
yang langsung dapat ditunjuk.
2) Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan atau
mengeyam jasa yang diberikan atu disediakan pemerintah daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000,
tentang pajak dan
retribusi dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang jenis-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
jenis retribusi daerah, terdapat ketentuan mengenai objek, subjek dan
jenis masing-masing retribusi (Prakosa, 2003: 89) yaitu sebagai berikut.
a. Retribusi Jasa Umum
Retribusi jasa umum adalah pelayanaan yang disediakan atau
diberikan
pemerintah
daerah
untuk
tujuan
kepentingan
dan
kemanfataan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan.
Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah sebagai berikut:
1) Retribusi pelayanan kesehatan;
2) Retribusi persampahaan dan kebersihan;
3) Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk (KTP)
dan Akte Catatan Sipil;
4) Retribusi pelayanaan pemekaman dan pengabuan mayat;
5) Retribusi parkir di jalan umum;
6) Retribusi pasar;
7) Retribusi air bersih;
8) Retribusi pengujian kendaraan bermotor;
9) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran;
10) Retribusi alat cetak peta;
11) Retribusi pengujian kapal perikanan.
b. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha adalah pelayanaan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pelayanaan tersebut belum cukup disedikan oleh swasta. Jenis
retribusi jasa usaha adalah sebagai berikut:
1) Retribusi pemakain kekayaan daerah;
2) Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan;
3) Retribusi terminal;
4) Retribusi tempat khusus parkir;
5) Retribusi tempat penitipan anak;
6) Retribusi tempat penginapan atau villa/pesanggrahan;
7) Retribusi penyedotan kakus;
8) Retribusi rumah potong hewan;
9) Retribusi tempat pendaratan kapal;
10) Retribusi penyeberangan di atas air;
11) Retribusi pengelolaan limbah cair;
12) Retribusi penjualan produksi usaha daerah;
c. Retribusi Perizinan tertentu
Retribusi Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah
daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang atau badan yang
dimaksud
untuk
pembinaan,
pengaturan,
pengendalian
dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang penggunaan sumber
daya alam, barang prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis
retribusi perizinan tertentu adalah sebagai berikut:
1) Retribusi izin peruntukan penggunaan tanah;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Retribusi izin mendirikan bangunan;
3) Retribusi izin tempat penjualaan minuman beralkohol;
4) Retribusi izin izin gangguan;
5) Retribusi trayek;
6) Retribusi pengambilan hasil hutan.
d. Tata cara pemungutan retribusi daerah
Pemungutan retribusi daerah tidak bisa diborongkan dan dipungut
dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau dokumen
lain yang dipersamakan. Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak
membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sangsi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan
menggunakan Surat Tagih Retribusi Daerah.
c. Bagian Laba BUMD
Sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanaan kepada masyarakat.
Kegiatan ini dapat dilakukan atas dasar nirlaba atau atas dasar mencari laba.
Apabila kegiatan yang dilakukan atas dasar nirlaba maka pembiayaannya dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sedangkan jika kegiatan
yang dilakukan atas dasar mencari laba maka pembiayaan kegiataan itu
dilakukan dalam bentuk perusahaan, tepatnya perusahaan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Undang-undang yang menjadi dasar pendirian perusahaan daerah ini
adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Perusahaan Daerah,
yang tujuannya untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah
khususnya, dan pembangunan ekonomi nasional umumnya, dalam rangka
ekonomi
terpimpin
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
dengan
mengutamakan indutrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam
perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur. Jernis-jenis perusahaan
daerah yang terdapat di Indonesia meliputi kegiatan :
1) Penyediaan air minum;
2) Pengelolaan persampahaan;
3) Pengelolaan air kotor;
4) Rumah pemotongan hewan;
5) Pengelolaan pasar;
6) Pengelolaan objek wisata;
7) Pengelolaaan sarana wisata;
8) Perbankan dan pengkreditan;
9) Penyediaan perumahaan dan permukiman;
10) Penyediaan transportasi;
11) Industri lainnya;
12) Jasa lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Penerimaan dari Dinas-Dinas
Penerimaan dari Dinas-dinas menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah Daerah adalah penerimaan dari Dinasdinas yang tidak merupakan penerimaan dari pajak dan retribusi daerah,
m