Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pdrb Kota Surabaya

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP
PDRB KOTA SURABAYA

MARSHA MARLUPI MAHARANI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh
Infrastruktur terhadap PDRB Kota Surabaya adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015
Marsha Marlupi Maharani
NIM H14110101

ABSTRAK
MARSHA MARLUPI MAHARANI. Analisis Pengaruh Infrastruktur terhadap
PDRB Kota Surabaya. Dibimbing oleh SRI HARTOYO.
Infrastruktur memiliki peranan positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik
dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Namun hasil
pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia terdapat ketimpangan
yang menunjukkan adanya perbedaan kecepatan pembangunan antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari
adanya infrastruktur jalan raya, energi listrik dan air bersih terhadap pertumbuhan
ekonomi Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
persamaan simultan. Hasil analisis menunjukkan bahwa infrastruktur jalan raya,
air bersih dan energi listrik secara signifikan mampu mempengaruhi tenaga kerja
dan investasi secara positif sehingga mampu meningkatkan dan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.
Kata kunci: infrastruktur, model persamaan simultan, pertumbuhan ekonomi,
Surabaya


ABSTRACT
MARSHA MARLUPI MAHARANI. Analysis of Infrastructure Impacts for
Growth Domestic Product of Surabaya. Supervised by SRI HARTOYO.
Infrastructure has a positive role on the economic growth in the short,
medium and long term. However results of infrastructure development in
Indonesia show a wide gap imbalances that indicate a speed among regions in
Indonesia. This study aims to highlight the roles of local infrastructuure in
Surabaya particularly road, electricity and clean water toward the economic
growth. The method used in this study is the simultaneous equations. The results
show that road, clean water and electricity can significantly affect positively local
employment and investment, as a result they can increase and affect economic
growth.
Keywords: infrastructure, economic growth, simultaneous equations model,
Surabaya

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP
PDRB KOTA SURABAYA

MARSHA MARLUPI MAHARANI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Infrastruktur terhadap PDRB Kota
Surabaya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS selaku dosen pembimbing yang telah
sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dengan
memberikan arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Dr. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku dosen penguji utama serta Dr. Eka
Puspitawati selaku Komisi Akademik yang telah memberikan arahan,
saran serta kritik dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Segenap dosen pengajar, staff dan seluruh civitas akademika di
Departemen Ilmu Ekonomi IPB yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis dengan penuh tanggung jawab.
4. Kedua orang tua penulis dan keluarga yang telah memberikan waktu,
dukungan, perhatian, kasih sayang, doa yang tulus, dan pengorbanan
yang tak ternilai selama ini.
5. Orang terkasih dan sahabat Fadel Haris Putera, Diah Fitriani, Try
Maryati Subiha dan Masayu Faradiah atas perhatian, bantuan,
kebersamaannya dan telah saling memberi dukungan, selalu
mengingatkan, mendoakan serta memberikan saran.
6. Teman-teman satu bimbingan Rahmi Budhy, Cynthia Anindita,
Khadijah Mustaqimah, Rizki Dwi dan Fadhlan Ihsanudin serta teman teman di Ilmu Ekonomi angkatan 48 yang luar biasa dukungan,

kebersamaan dan bantuannya dalam penulisan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015
Marsha Marlupi Maharani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3


Ruang Lingkup Penelitian

3

KERANGKA TEORI

3

METODE

6

Jenis Data dan Sumber Data

6

Metode Pengolahan dan Analisis Data

6


Uji Identifikasi

7

Validasi Simulasi Model

7

Simulasi Kebijakan

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

8

Perkembangan PDRB

8


Perkembangan Tenaga Kerja

9

Perkembangan Investasi

10

Perkembangan Infrastruktur Jalan Raya

10

Perkembangan Infrastruktur Energi Listrik

11

Perkembangan Infrastruktur Air Bersih

12


Pegaruh Infrastruktur Ekonomi Terhadap PDRB di Kota Surabaya

12

Hasil Pendugaan Model Tenaga Kerja

12

Hasil Pendugaan Model Investasi

14

Hasil Pendugaan Model PDRB

15

Hasil Simulasi Kebijakan

16


SIMPULAN DAN SARAN

17

Simpulan

17

Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

18

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kontribusi Infrastruktur Ekonomi terhadap PDRB ADHK 2000 ( juta
Hasil Identifikasi Model
Hasil Pendugaan Parameter Model Tenaga Kerja
Hasil Pendugaan Parameter Model Investasi
Hasil Pendugaan Parameter Model PDRB
Hasil Simulasi Jika Infrastruktur Ekonomi Naik 2%

2
7
13
14
16
17

DAFTAR GAMBAR
1. Pengaruh infrastruktur ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(PDRB)
2. Keterkaitan antar variabel penelitian
3. PDRB Kota Surabaya atas dasar harga konstan 2000.
4. Distribusi PDRB 2011-2013 berdasarkan sektor
5. Permintaan Tenaga Kerja dan Agkatan Kerja di Kota Surabaya
6. Investasi (PMA dan PMDN) di Kota Surabaya
7. Panjang jalan menurut kondisi jalan di Kota Surabaya
8. Jumlah energi listrik yang terjual di Kota Surabaya
9. Volume air bersih yang disalurkan oleh PDAM Kota Surabaya

4
5
8
9
9
10
11
11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Data yang digunakan dalam penelitian
Hasil Pengolahan Model Tenaga Kerja
Hasil Pengolahan Model Investasi
Hasil Pengolahan Model PDRB
Hasil Pengolahan Simulasi Air Bersih
Hasil Pengolahan Simulasi Energi Listrik
Hasil Pengolahan Simulasi Jalan Raya

19
19
19
19
19
19
19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik dan merata. Untuk itu peran
pemerintah sebagai mobilisator pembangunan sangat strategis dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan yang telah dilakukan oleh suatu negara, juga berguna untuk
menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang. Todaro dan Smith
(2006), kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur
dengan melihat nilai Produk Domestik Bruto (PDB) dan untuk melihat
pertumbuhan ekonomi daerah dapat diukur dari nilai Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB).
Kontribusi tiap wilayah di Indonesia dalam membentuk Produk Domestik
Bruto (PDB) sangat beragam. Struktur perekonomian didominasi oleh kegiatan kegiatan yang berada di Pulau Jawa. Kontribusi Pulau Sumatra dalam
membentuk PDB nasional pada tahun 2011 sebesar 23,5%, pada tahun 2012
sebesar 23,8% dan pada tahun 2013 sebesar 20,7%. Kontribusi Pulau Jawa dalam
membentuk PDB nasional pada tahun 2011 sebesar 57,6%, pada tahun 2012
sebesar 57,5% dan pada tahun 2013 sebesar 82,2%. Sedangkan kontribusi Pulau
Sulawesi, Kalimatan, Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara dalam membentuk
PDB nasional selalu dibawah 10% (BPS 2014).
Perbedaan kontribusi wilayah terhadap pembentukan Produk Domestik
Bruto (PDB) dikarenakan adanya perbedaan laju pembangunan di tiap
daerah.Perbedaan ini disebabkan karena persebaran Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak merata.Selain itu perbedaan
dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur di tiap wilayah juga turut
berpengaruh.
Pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh pemerintah setidaknya
mempunyai dua manfaat penting, yaitu pertama, menyerap pengangguran dengan
cara membuka kesempatan kerja pada proses pelaksanaan pembangunan tersebut
dan yang kedua dengan tersedianya infrastruktur yang lebih baik maka akan dapat
menarik minat para investor untuk kembali berinvestasi sehinnga memungkinkan
terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu
menciptakan lapangan pekerjaan baru yang akan menyerap tenaga kerja yang
pada gilirannya akan mengurangi pengangguran, sehingga menambah output dan
pendapatan baru pada faktor produksi dan akan menambah output nasional.
Sebagai kota terbesar di Jawa Timur, Kota Surabaya memiliki jumlah
angkatan kerja yang cukup besar yaitu sebanyak 1.473.465 jiwa pada tahun 2013.
Namun tidak semua tenaga kerja dapat diserap. Pengangguran di Kota Surabaya
cukup besar mencapai sebesar 5,7%. Pembangunan infrastruktur yang
berkelanjutan, akan membuka lapangan pekerjaan baru dan menyerap tenaga kerja
sehingga memperlancar proses distribusi barang kemudian meningkatkan output
ekonomi dan menarik investor. Investasi pada tahun 2013 mencapai Rp.

2
582.155.130.519 (BPS Kota Surabaya, 2014). Tabel 1, menjelaskan kontribusi
dari ketiga sub sektor infrastruktur ekonomi cenderung meningkat sehingga
diharapkan mampu memberikan pengaruh kepada sektor-sektor lainnya, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan efisiensi dalam kegiatan
perekonomian.
Tabel 1 Kontribusi Infrastruktur Ekonomi terhadap PDRB ADHK 2000 ( juta
rupiah)

Tahun
2011
2012
2013

Jalan Raya
1.489.485,68
1.599.392,38
1.710.172,34

Energi
Listrik
908.875,62
994.144,04
1.049.716,69

Air Bersih
138.856,05
156.824,22
174.404,22

PDRB
94.741.049
101.671.635
109.137.301

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014

Perumusan Masalah
Infrastruktur memiliki peranan positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik
dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Dalam jangka
pendek pertumbuhan infrastruktur dapat menciptakan lapangan kerja terutama sektor
konstruksi, jangka menengah dan jangka panjang akan mendukung peningkatan
efisiensi dan produktivitas sektor-sektor terkait. Infrastruktur menjadi jawaban dari
kebutuhan negara-negara yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan
membantu penanggulangan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, mendukung
tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta
merendahkan biaya aktifitas investor dalam dan luar negeri
Menurut data populasi penduduk di Jawa Timur hampir sepertujuh dari
total penduduk Indonesia (BPS 2013). Kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi
Jawa Timur berada di Kota Surabaya, pada 2011 mencapai 8.310 jiwa/km2 dan
hingga tahun 2014 kepadatan penduduk Kota Surabaya mencapai 8.459 jiwa/km2
(BPS Provinsi Jawa Timur, 2014). Dengan jumlah penduduk yang besar, arus
perputaran barang dan jasa untuk konsumsi maupun produksi akan sangat besar
sehingga diperlukan pembangunan infrastruktur yang baik guna menunjang
keseluruhan kegiatan yang ada di Kota Surabaya. Hal ini perlu dilakukan untuk
mengimbangi kebutuhan akan fasilitas infrastruktur dalam menunjang kegiatan
perekonomian.
Namun hasil pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia
terdapat ketimpangan yang menunjukkan adanya perbedaan kecepatan
pembangunan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Maka, permasalahan
yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana infrastruktur ekonomi (jalan
raya, energi listrik dan air bersih) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
output yang diwakili oleh variabel pendapatan per kapita (PDRB) di Kota
Surabaya.

3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh infrastruktur jalan raya terhadap PDRB Kota Surabaya.
2. Menganalisis pengaruh infrastruktur energi listrik terhadap PDRB Kota
Surabaya.
3. Menganalisis pengaruh infrastruktur air bersih terhadap PDRB Kota Surabaya.
Manfaat Penelitian
Di samping untuk menjawab permasalahan yang ada, manfaat dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan
kebijakan pengembangan infrastruktur yang dapat meningkatkan pembangunan
ekonomi, juga dapat menjadi bahan referensi dan informasi bagi penelitianpenelitian lainnya serta mampu memberikan informasi dan pengetahuan umum
mengenai perkembangan infrastruktur di Kota Surabaya.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada Kota Surabaya dari tahun
1984 sampai 2013. Infrastruktur yang akan diteliti adalah infrastruktur ekonomi,
meliputi infrastruktur jalan menurut kondisi jalan yang disediakan oleh dinas
binamarga, ketersediaan air bersih yang disediakan oleh PDAM, serta
ketersediaan aliran listrik yang disediakan oleh PT. PLN (Persero).

KERANGKA TEORI
Sarana infrastruktur yang memadai diperlukan untuk menciptakan dan
meningkatkan kegiatan ekonomi, hal ini dikarenakan infrastruktur merupakan
aspek penting dalam mempercepat proses pembangunan nasional. Todaro dalam
Hidayatika (2007:19) menjelaskan bahwa infrastruktur merupakan salah satu
faktor yang merupakan faktor penting dalam menentukan kecepatan
pembangunan ekonomi. World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi 3,
yaitu infrastruktur ekonomi, meliputi public utilities (listrik, air, sanitasi, gas),
public work (jalan, bendungan, irigasi, drainase) dan sektor transportasi (jalan,
kereta api, pelabuhan, lapangan terbang). Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan,
kesehatan, perumahan dan rekreasi, Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan
hukum, kontrol administrasi dan koordinasi.
Sumber pertumbuhan ekonomi yang paling utama adalah ketersediaan
faktor kapital dan tenaga kerja. Peningkatan kapital dan tenaga kerja akan
meningkatkan output secara agregat dalam perekonomian. Fungsi produksi
merupakan pijakan awal dalam perekonomian, kegiatan produksi barang dan jasa
bergantung pada kuantitas input yang digunakan dan kemampuan untuk

4
mengubah input menjadi output. Faktor produksi terbagi menjadi dua, yaitu
tenaga kerja (L) dan modal (K), sedangkan kemampuan mengubah input menjadi
output diterjemahkan kedalam teknologi (A), yang mana akan menentukan
seberapa banyak output yang dihasilkan dari jumlah modal dan tenaga kerja yang
ditetapkan. Dalam hal ini infrastruktur ekonomi dijelaskan kedalam teknologi.
Model pertumbuhan Solow mengasumsikan bahwa fungsi produksi memiliki
skala hasil konstan (constant returns to scale). Secara matematis fungsi
produksinya dapat dituliskan :
Y = A (K,L) ............................................ ( 1 )
Investasi, infrastruktur dan tenaga kerja merupakan faktor penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi yang memiliki pengaruh satu sama lain.
Hubungan ketiganya serta keterkaitan antara variabel yang digunakan dijelaskan
dalam Gambar 2. Hubungan antara investasi dan pertumbuhan ekonomi terjadi
saat investasi yang memberikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan di
sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang meningkat dapat memberikan sumber daya
yang diperlukan untuk membiayai investasi program baru.
Permintaan akan masuknya investasi ke suatu negara atau daerah juga di
pengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu yang menjadi pertimbangan penting
adalah faktor infrastruktur dimana faktor ini dapat mempengaruhi kelancaran
distribusi output kepada konsumen. Di satu sisi, ketika investasi diberikan untuk
pembangunan infrastruktur, sehingga infrastruktur tersebut mampu menghasilkan
barang dan jasa untuk menghasilkan laju percepatan pertumbuhan ekonomi yang
menyebabkan proses produksi hingga distribusi ke konsumen lebih cepat/efisien,
sehingga meningkatkan output nasional. Pembangunan infrastruktur ini sendiri
akan menyerap banyak tenaga kerja, sehingga mampu mendongkrak pendapatan
perkapita yang kemudian akan berpengaruh pada meningkatnya pertumbuhan
ekonomi. Gambar 1 menjelaskan pengaruh infrastruktur ekonomi dalam
pertumbuhan ekonomi (PDRB) secara grafik.

Gambar 1 Pengaruh infrastruktur ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
Infrastruktur dapat meningkatkan jumlah output produksi yang dihasilkan
sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi (PDRB/PDB) suatu daerah

5
maupun negara. Kondisi ini mengakibatkan dalam penurunan rasio harga input
terhadap harga output, seperti yang ditunjukkan oleh gerakan dari V1 ke V2 di
Gambar 1. Salah satu contohnya, dengan adanya peran infrastruktur jalan raya,
akan memperlancar perpindahan arus barang dan jasa karena mudahnya akses
terhadap daerah sekitarnya sehingga fungsi produksi akan bergeser ke atas (total
produksi, TP), dari TP1 ke TP2 , dan Value of the Marginal product (VMP), dari
VMP1 ke VMP2. Sehingga akan menghasilkan keuntungan yang maksimum,
maka penggunaan masukan yang optimal dicapai ketika VMP sama dengan rasio
harga input-output (v). Optimal penggunaan input X sebelum adanya infrastruktur
yang memadai dicapai bila rasio harga input-output V1 sama VMP1 yaitu, pada X1.
Setelah terjadinya perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik,
penggunaan masukan yang optimal terjadi ketika input-output rasio harga V2
sama VMP2 yaitu, di X2. Peningkatan input akan mengakibatkan peningkatan
produktivitas, dari y1 ke y2, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Dalam Gambar 1, peningkatan pertumbuhan ekonomi
terjadi dari peningkatan luas CDv1 menjadi FEv2.
Fan dan Connie (2005) meneliti tentang kontribusi infrastruktur jalan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan jumlah kemiskinan untuk kasus
negara Cina. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan data panel adalah daerah
dengan kondisi jalan yang bagus akan lebih cepat dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan pengentasan kemiskinan dibandingkan dengan daerah yang kondisi
jalannya tidak bagus.
Dadang Firmansyah (2006) mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah
dan defisit anggaran terhadap investasi di Indonesia selama periode 1986-2008.
Menganalisis pengaruh PDB, Jumlah Tenaga Kerja, Infrastruktur (Panjang Jalan),
dan krisis Ekonomi terhadap pertumbuhan PMDN di Indonesia periode tahun
1985-2004. Berdasarkan hasil estimasi tersebut Variabel PDB tidak berpengaruh
terhadap PMDN, Tenaga Kerja berpengaruh terhadap PMDN, Infrastruktur
(Panjang Jalan) tidak berpengaruh terhadap PMDN, dan Krisis Ekonomi
berpengaruh terhadap PMDN.
Nuraliyah (2011) dalam penelitiannya menganalisis pengembangan
infrastruktur dalam pengentasan kemiskinan. Hasil yang diperoleh berdasarkan
hasil estimasi regresi data ialah infrastruktur listrik, air bersih, dan infrastruktur
kesehatan di Jawa berpengaruh nyata positif terhadap pertumbuhan ekonomi,
sedangkan di luar Jawa hanya infrastruktur listrik dan air bersih yang nyata positif
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur jalan baik di Jawa
maupun di luar Jawa tidak signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu pertumbuhan di Jawa dapat menurunkan kemiskinan dan sebaliknya.

Gambar 2 Keterkaitan antar variabel penelitian
Keterangan : Gambar Oval : Variabel Eksogen, Gambar persegi : Variabel Endogen

6

METODE
Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS), PT. PLN (Persero), Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,dan PT. PDAM. Penelitian
menggunakan data dengan kurun waktu 1984-2013. Wilayah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kota Surabaya. Data yang digunakan diantaranya
adalah data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, Upah Minimum Regional,
jumlah angkatan kerja, suku bunga, panjang jalan menurut kondisi, jumlah energi
listrik yang terjual, jumlah air bersih yang tersalurkan, jumlah investasi dan
jumlah tenaga kerja.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang akan dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif dan
metode analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran secara umum mengenai perkembangan infrastruktur dan
pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya. Metode analisis kuantitatif, dengan
menggunakan model ekonometrika melalui persamaan simultan,digunakan untuk
mengidentifikasi pengaruh infrastruktur terhadap PDRB di Kota Surabaya.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SAS versi
9.1.3. Model yang digunakan dalam penelitian iniadalah :
• LnLtD = α0+α1LnUt-1+α2LnYt-1 +α3LnELt-1 +α4LnJRt-1+α5LnABt +Ut
.......( 2 )
Parameter dugaan yang diharapkan sebagai berikut :
α2, α3, α4>0 ; α1< 0
• LnKKt = β0+β1LnYt-1+β2LnSBt+β3LnELt+β4LnJRt-1+β5LnABt -1+β6LnUt-1+
Ut
...................... ( 3 )
Parameter dugaan yang diharapkan sebagai berikut :
β1, β3, β4, β5> 0 ; β2,β6< 0
•LnYt = Co + C1LnLt-1 + C2LnKKt + C3LnINFt -1 + C4LnPOt + Ut
............( 4 )
Parameter dugaan yang diharapkan sebagai berikut :
C1, C2> 0 ; C3, C4< 0
Keterangan :
Y
LD
KK
U
SB
JR
EL
AB
INF

: Nilai PDRB riil tahun 1984-2013 di Kota Surabaya (juta rupiah)
: Jumlah tenaga kerja yang diminta di Kota Surabaya (orang)
: Investasi riil (juta rupiah)
: Upah Minimum Regional Kota Surabaya (rupiah)
: Suku bunga riil (persen)
: Kondisi jalan dengan kondisi sedang dan baik di Kota Surabaya
(persen)
: Energi listrik terjual di Kota Surabaya (KWh)
: Air bersh yag tersalurkan (juta m3)
: Inflasi

7
PO
α0, β0, C0
αn, βn, Cn
t
Ut

: Populasi
: Konstanta
: Parameter yang diduga (n = 1, 2, 3, dst)
: Periode waktu (1984-2013)
: error term

Uji Identifikasi
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan proses penaksiran
parameter adalah uji identifikasi pada tiap-tiap persamaan struktural, ini dilakukan
untuk mengetahui dapat atau tidaknya mendapatkan nilai parameter pada
persaman. Pada penelitian ini uji identifikasi dilakukan dengan pengujian order
condition (syarat keharusan) dan rank condition (syarat kecukupan)
(Koutsoyiannis, 1977). Kondisi suatu persamaan dalam model mengikuti metode
order condition adalah :
(K-M ) > (G-1) ; persamaan teridentifikasi berlebih (over identified)
(K-M ) < (G-1) ; persamaan tidak terdentifikasi (under identified)
(K-M ) = (G-1) ; persamaan diidentifikasi dengan tepat (exactly identified)
Dimana :
K: Total variabel dalam model yaitu variabel endogen dan variabel predetermined
M : Jumlah variabel endogen dan eksogen yang termasuk dalam suatu persamaan
G : Jumlah variabel endogen dalam model
Agar dapat diduga, parameter-parameternya setiap persamaan struktural
harus exactly identified atau over identified.
Tabel 2 Hasil Identifikasi Model
Nama Persamaan
LNL
LNKK

K
12
12

M
2
2

G
3
3

Keterangan
Over Identified
Over Identified

LNY

12

3

3

Over Identified

Berdasar hasil pengujian pada Tabel 2, masing-masing persamaan over
identified, maka metode pendugaan kuantitatif dari model persamaan simultan
yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan metode 2SLS (Two Stage
Least Squares), karena 2SLS digunakan untuk memperoleh nilai parameter
struktural pada persamaan yang teridentifikasi berlebih (over identified).
Validasi Simulasi Model
Setelah persamaan struktural dapat diduga maka dapat dilakukan simulasi.
Sebelum model digunakan untuk simulasi alternatif kebijakan, perlu dilakukan uji
validitas model terlebih dahulu. Uji validitas model yang sering digunakan adalah
kesalahan rataan kuadrat terkecil (Root Mean Squares Percent Error, RMSPE) dan
koefisien ketidaksamaan Theil (Theil Inequality Coefficient, U). RMSPE adalah ratarata kuadrat dari proporsi perbedaan nilai estimasi dengan nilai pengamatan suatu
variabel endogen. Jika nilai RMSPE semakin kecil maka estimasi variabel endogen
semakin valid. Nilai U maksimum bernilai satu dan minimum bernilai nol. Apabila

8
nilai U semakin mendekati nol maka estimasi variabel endogen dikatakan sempurna.
Jika nilai U =1 maka hasil simulasi semakin buruk.

Simulasi Kebijakan
Tujuan simulasi kebijakan adalah untuk mengetahui dampak kebijakan yang
akan dilakukan terhadap peubah-peubah endogen. Karena rata-rata perubahan
variabel infrastruktur ekonomi (jalan raya, energi listrik dan air bersih) berkisar
pada angka 1 hingga 2 persen, maka simulasi kebijakan yang dilakukan adalah
dengan meningkatkan infrastruktur ekonomi sebesar 2 persen.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan PDRB
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengukur
keberhasilan suatu bangsa atau negara dalam melakukan pembangunan ekonomi.
Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi dapat digunakan nilai PDRB. Nilai
PDRB yang dilihat yaitu nilai PDRB atas dasar harga konstan, karena
menggambarkan pertumbuhan riil barang dan jasa dalam suatu periode tertentu
serta tidak memperhitungkan tingkat perkembangan inflasi yang ada.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, PDRB Kota
Surabaya menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut terlihat pada
Gambar 3 dari tahun 1984 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp.
93.178.402 rupiah. Nilai PDRB Kota Surabaya pada tahun 1984 adalah sebesar
Rp. 15.958.899 sedangkan tahun 2013 sebesar Rp. 109.137.301.

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014

Gambar 3 PDRB Kota Surabaya atas dasar harga konstan 2000.
Besarnya nilai PDRB tidak terlepas dari kontribusi tiap sektor terhadap pembentukan
PDRB tersebut. Terdapat 5 sektor yang terdiri dari pertanian, pertambangan dan
penggalian, industri, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan hotel dan
restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan dan jasa-jasa.
Gambar 4 menunjukkan besarnya presentase kontribusi tiap sektor
terhadap PDRB Kota Surabaya tahun 2011-2013. Dapat dilihat selama kurun

9
waktu empat tahun sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah
perdagangan hotel dan restoran, selanjutnya adalah sektor industri dan pengolahan,
sedangkan yang terbesar ketiga adalah sektor Angkutan dan Komunikasi. Namun
tidak menutup kemungkinan bahwa sektor yang memberikan kontribusi dibawah
Rp. 10.000.000 tidak dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena setiap
sektor saling memberikan pengaruh satu sama lain.

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014

Gambar 4 Distribusi PDRB 2011-2013 berdasarkan sektor
Perkembangan Tenaga Kerja
Permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah
pekerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan. Tenaga kerja dalam
pembangunan nasional merupakan faktor dinamika penting yang menentukan laju
pertumbuhan perekonomian baik dalam kedudukannya sebagai tenaga kerja
produktif maupun sebagai konsumen. Ketidakseimbangan dalam penyebaran
penduduk antaradaerah yang mengakibatkan tidak proporsionalnya penggunaan
tenaga kerja secara regional dan sektoral akan menghambat pula laju pertumbuhan
perekonomian nasional, karena tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting
dalam proses produksi (Kusumosuwidho 1981).

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014.

Gambar 5 Permintaan Tenaga Kerja dan Agkatan Kerja di Kota Surabaya

10
Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun, membuat
kepadatan penduduk Kota Surabaya paling tinggi diantara daerah-daerah lain di
Provinsi Jawa Timur sehingga menimbulkan peningkatan angkatan kerja yang
cukup signifikan dari tahun ke tahun, namun hal ini tidak dibarengi dengan
jumlah lapangan pekerjaan atau kesempatan kerja yang memadai. Hal ini terlihat
dari data yang tersedia (Gambar 5), dimana jumlah permintaan tenaga kerja
memang selalu meningkat dari tahun 1983 hingga 2013, namun jumlah tersebut
belum mampu memenuhi jumlah angkatan kerja Kota Surabaya yang juga
meningkat dari tahun 1984 hingga 2013 sehingga masih banyak angkatan kerja
yang tidak mendapat pekerjaan dan pada akhirnya menimbulkan pengangguran
serta kemiskinan.
Perkembangan Investasi
Investasi dapat pula disebut sebagai akumulasi modal (capital
accumulation) atau pembentukan modal (capital formation) yang bersumber dari
dalam negeri dan asing. Kota Surabaya dengan segala potensi sumber daya yang
dimiliki mampu menarik investor baik dalam maupun luar negeri untuk
menanamkan modalnya di Kota Surabaya.
Pada tahun 1984 hingga tahun 2008 terjadi kenaikan investasi yang cukup
signifikan (Gambar 6). Hal itu disebabkan perekonomian mulai meningkat dengan
berdirinya industri-industri pengolahan. Namun pada tahun 2009, terjadi
penurunan akibat adanya goncangan ekonomi yang menyebabkan para investor
beramai-ramai menarik dana dari Indonesia. Bahkan pemilik modal dalam negeri
pun ikut mengalihkan modalnya ke luar negeri. Hilangnya kepercayaan investor
untuk menanamkan modalnya ke dalam negeri membuat investasi di Kota
Surabaya cenderung menerun dan tidak stabil sehingga ketika mengalami
peningkatan di tahun 2010, namun di tahun 2011 menurun seperti pada tahun
2013 yang kembali menurun setelah pada tahun 2012 mengalami peningkatan.

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014.

Gambar 6 Investasi (PMA dan PMDN) di Kota Surabaya
Perkembangan Infrastruktur Jalan Raya
Jalan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari transportasi darat yang
merupakan sarana pengangkutan barang dan jasa yang penting untuk

11
memperlancar kegiatan perekonomian. Adanya pembangunan jalan di suatu
daerah merupakan upaya untuk memeratakan pembangunan daerah dan
memudahkan mobilitas penduduk dan melancarkan lalu lintas barang antar daerah.
Berdasarkan Gambar 7 menunjukkan bahwa kondisi jalan yang baik
meningkat dari tahun 1984 hingga 1999 namun kemudian mengalami penurunan
dan stabil pada beberapa tahun. Untuk jalan rusak, mengalami penurunan dari
tahun ke tahun. Kondisi jalan yang baik tentunya akan mampu meningkatkan
efisiensi dalam kegiatan ekonomi di suatu daerah seperti distribusi barang dan jasa.

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014

Gambar 7 Panjang jalan menurut kondisi jalan di Kota Surabaya
Perkembangan Infrastruktur Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat diperlukan sebagai
faktor pendukung produksi serta kehidupan sehari-hari. Energi listrik memiliki
peranan yang cukup besar dalam mendorong pembangunan nasional. Selain untuk
kebutuhan sehari-hari energi listrik juga sangat dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan ekonomi yang ada di Kota Surabaya. Infrastruktur listrik di Kota
Surabaya sebagian besar diproduksi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kebutuhan listrik meningkat setiap tahunnya, hal tersebut dibuktikan dengan
peningkatan jumlah listrik yang terjual di Kota Surabaya tahun 1984-2013.

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014.

Gambar 8 Jumlah energi listrik yang terjual di Kota Surabaya

12
Perkembangan Infrastruktur Air Bersih
Air bersih merupakan suatu kebutuhan yang dapat menunjang
keberlangsungan kehidupan manusia. Terpenuhinya kebutuhan akan air bersih
akan meningkatkan produktivitas seseorang, dengan begitu pengembangan
infrastruktur air bersih harus dilakukan di setiap daerah agar kebutuhan
masyarakat terhadap air bersih dapat terpenuhi. Pengembangan infrastruktur yang
di gunakan dalam penelitian ini adalah ketersediaan air bersih yang di produksi
dan dikelola oleh PDAM di Kota Surabaya. Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat
volume air bersih yang disalurkan PDAM Kota Surabaya dalam kurun waktu
1984-2013 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga dapat dikatakan
bahwa penyediaan air bersih dapat tersalurkan cukup baik.

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014

Gambar 9 Volume air bersih yang disalurkan oleh PDAM Kota Surabaya

Pegaruh Infrastruktur Ekonomi Terhadap PDRB di Kota Surabaya
Hasil estimasi model ekonometrika secara umum menunjukkan hasil yang
baik. Evaluasi hasil secara statistika juga menunjukkan hasil cukup yang baik,
dimana nilai R-Square mencapai nilai 0,9 sehingga model telah cukup
menjelaskan keragaman masalah dengan baik. Selanjutnya, untuk nilai DurbinWatson (DW) secara keseluruhan menunjukkan nilai pada rentang 1.55 < DW < 2.46
maka berdasarkan kriteria keputusan uji statistik DW tidak terdapat masalah
autokorelasi pada model. Secara garis besar variabel-variabel penjelas yang
dimasukkan ke dalam persamaan signifikan pada taraf nyata α F

F

Parameter Dugaan
Koefisien
Probabilitas
108,0
0,00
0,69
0,00
-1,28
0,02
-0,5
0,05
4,51