Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON PADA TEGAKAN APIAPI (Avicennia marina) DI PANTAI TIMUR SURABAYA

GALUH AJENG SEPTARIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Simpanan
Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015
Galuh Ajeng Septaria
NIM E14100046

ABSTRAK
GALUH AJENG SEPTARIA. Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api –
api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya. Dibimbing oleh AHMAD
HADJIB.
Pemanasan global akibat meningkatnya gas rumah merupakan salah satu isu
dan masalah penting yang sedang berkembang di berbagai negara. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan konsentrasi gas rumah kaca
adalah dengan tetap menjaga hutan. Hutan mangrove merupakan salah satu jenis
ekosistem hutan yang terdapat di Indonesia. Kawasan Pantai Timur Surabaya
memiliki hutan mangrove yang didominsi jenis A. marina. Perhitungan simpanan
karbon pada tegakan A.marina dilakukan untuk mengetahui manfaatnya yaitu
menurunkan emisi gas rumah kaca.
Biomassa dihitung dengan menggunakan rumus allometrik yang nantinya
untuk menduga nilai simpanan karbon. Parameter yang digunakan adalah
diameter setinggi dada dengan selang 6.4 cm-35 cm. Mangrove jenis A. marina
memiliki kerapatan 1265 pohon/ha. Besarnya karbon total dari keseluruhan kelas

diameter diperoleh 31 009.78 kg/ha, total karbon di atas permukaan tanah dari
semua kelas diameter diperoleh 25 010.72 kg/ha, total karbon di bawah
permukaan tanah sebesar 5999.06 kg/ha dan total serapan CO2 sebesar 113 805.89
kg/ha.
Kata kunci: Avicennia marina, biomassa, karbon

ABSTRACT
GALUH AJENG SEPTARIA. Estimation of Carbon Stock in Api-api Stand
(Avicennia marina) at East Coast of Surabaya. Supervised by AHMAD HADJIB.
Global warming, caused by the increasing amount of greenhouse gases, is
one of the most important issues in various countries. One of the efforts that can
be done to reduce the amount of the greenhouse gases is keeping the forest.
Mangrove forest is a type of forest ecosystem found in Indonesia. Surabaya East
Coast region is dominated by mangrove wood species A. marina. The calculation
of carbon deposits in A. marina stands was conducted to determine its benefits in
realm of reducing the greenhouse gas level.
The biomass stock are calculated by using allometric formula to estimate
the amount of stored carbon. The parameters used are the trees’breast-height
diameter at 6.4 cm - 35 cm. Mangrove species A. marina has density of 1265
trees/ha. The total carbon amount of the overall diameter class obtained is

31 009.78 kg/ha, the total amount of above-ground carbon of all diameter classes
obtained is 25 010.72 kg/ha, the total value of below-ground carbon is 5999.06
kg/ha and the total CO2 uptake is 113 805.89 kg/ha.
Keywords: Avicennia marina, biomass, carbon

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON PADA TEGAKAN APIAPI (Avicennia marina) DI PANTAI TIMUR SURABAYA

GALUH AJENG SEPTARIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departement Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


Judul Skripsi : Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia
marina) di Pantai Timur Surabaya
Nama
: Galuh Ajeng Septaria
NIM
: E14100046

Disetujui oleh

Ir. Ahmad Hadjib, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr.Ir. Ahmad Budiaman, MSc. Forst. Trop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya karya ilmiah ini dapat selesai. Karya ilmiah ini berjudul
“Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di
Pantai Timur Surabaya” yang dilaksanakan pada bulan Juli 2014.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Ahmad Hadjib, MS selaku
pembimbing yang memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Bapak dan Kakak atas kasih sayang,
dukungan, dan doa selama ini.
Penghargaan turut penulis sampaikan kepada Bapak Yuli, Bapak Fathoni,
Bapak Wahid dan seluruh staf Dinas Pertanian Surabaya. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada Jania Nurdela, Aris Maulana, Desi Wulansari, Winda
Astuti, Maya Rianasari, Dwi Anjarsari, rekan-rekan MNH 47 lainnya dan anggota
RIMPALA khususnya R-XV (Mentari Purwakasiwi, Fajar Alif Sampangestu,
Anxious Yoga Perdana, Puspa Diva Nur Aqmarina, Nurani Hardikananda,
Nursinta Arifiani Rosdiana, Mentari Medinawati, Iqbal Nizar Arafat, Fitri
Maharani, dan Anggi Gustiani) atas motivasi dan kebersamaannya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

Galuh Ajeng Septaria

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

9

Latar Belakang


9

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat Penelitian


2

Alat dan Bahan

2

Prosedur Pengumpulan Data

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

4

Kondisi Tegakan Mangrove


5

Simpanan Biomassa dan Karbon

7

Serapan CO2
SIMPULAN DAN SARAN

11
12

Simpulan

12

Saran

12


DAFTAR PUSTAKA

12

LAMPIRAN

14

RIWAYAT HIDUP

18

DAFTAR TABEL
1 Luas hutan mangrove Pantai Timur Surabaya
2 Jumlah tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter
3 Biomassa tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter
4 Karbon tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter

5

6
8
10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Bentuk dan ukuran petak contoh
Keadaan hutan mangrove di sepanjang garis Pantai Timur Surabaya
Keadaan tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya
Hubungan kerapatan pohon (N/ha) dengan kelas diameter
Hubungan biomassa total per ha dengan kelas diameter
Hubungan karbon total per ha dengan kelas diameter
Persentase karbon di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan
tanah

3
4
6
7
9
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1

Data diameter pohon di lapangan

15

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanasan global merupakan salah satu isu dan masalah penting yang
sedang berkembang di berbagai negara. Pemanasan global ini ditandai dengan
meningkatnya suhu di permukaan bumi. Peningkatan suhu dipermukaan bumi
bumi diakibatkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer salah
satunya adalah gas CO2. Haeruman (2007) menyatakan bahwa kegiatan
deforestrasi dan degradasi hutan merupakan salah satu penyebab utama dari
tingginya emisi karbondioksida ke atmosfer yang kemudian mengakibatkan
perubahan iklim.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan konsentrasi gas
rumah kaca adalah dengan tetap menjaga keberadaan hutan. Hutan merupakan
penyerap gas CO2 yang cukup penting selain dari fitoplankton, ganggang dan
rumput laut di samudera. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua
tumbuhan baik hutan kota, hutan alami tanaman pertanian dan lainnya dalam
proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas CO2dan air menjadi
karbohidrat dan oksigen. Dengan demikian proses ini sangat bermanfaat bagi
manusia karena dapat menyerap gas yang bila konsentrasinya meningkat akan
beracun bagi manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca
(Dahlan 1992). Menurut Heriansyah & Mindawati (2005) hutan dapat mencegah
pemanasan global dengan menyerap CO2 dari atmosfir dan menyimpannya
sebagai karbon dalam bentuk materi organik tanaman. Menurut Soemarwoto
(1998) biomassa merupakan tempat penyimpanan karbon dan hal tersebut
dinamakan sebagai rosot karbon (carbon sink).
Hutan mangrove merupakan salah satu jenis ekosistem hutan yang terdapat
di Indonesia. Menurut Bengen (2000), hutan mangrove merupakan komunitas
vegetasi pantai tropis dan sub tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon
mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut air
laut. Mangrove sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir memegang
peranan yang cukup penting, baik di dalam memelihara produktivitas perairan
pesisir maupun di dalam menunjang kehidupan penduduk di wilayah tersebut
(Purwoko & Onrizal 2002).
Kawasan Pantai Timur Surabaya memiliki vegetasi mangrove yang
berkembang cukup baik. Semenjak tahun 2010 kawasan mangrove ini mulai
dilakukan perbaikan vegetasi dengan melakukan penanaman oleh Dinas Pertanian
Kota Surabaya. Pengelolaan yang cukup baik di kawasan tersebut membuat
vegetasi mangrove tumbuh dengan baik dengan bertambahnya tutupan lahan.
Kawasan mangrove di Surabaya dimanfaatkan sebagai daerah tambak,
perlindungan pantai, perlindungan kanan-kiri sungai dan yang telah
dikembangkan saat ini adalah sebagai tempat wisata alam. Seiring
berkembangnya isu pemanasan global mangrove mempunyai peranan lain yaitu
dapat mereduksi peningkatan gas rumah kaca. Untuk itu penelitian mengenai
pendugaan penyimpanan karbon dan serapan CO2 yang berada di kawasan

2
mangrove Surabaya ini dilakukan sehingga manfaat ekologi dari mangrove ini
dapat diketahui.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya simpanan karbon
dan serapan CO2 tegakan A. marina pada berbagai kelas diameter.
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kandungan karbon tersimpan dan serapan CO2 di
kawasaan hutan mangrove Pantai Timur Surabaya yang nantinya dapat digunakan
oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perhitungan simpanan karbon
pada jenis tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya. Pada perhitungan
simpanan karbon jenis A. marina hanya dilakukan di sepanjang pantai. Parameter
yang digunakan adalah jenis pohon, jumlah pohon (N), diameter pohon (D) antara
6.4 cm – 35 cm dan kerapatan tegakan.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan dan pengolahan data dilaksanakan pada bulan Juli 2014.
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya,
Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya.
Alat dan Bahan
Alat ukur yang digunakan di lapangan adalah pita ukur, kompas, patok,
tali rafia, label, kamera digital, alat tulis, tally sheet. Alat yang digunakan untuk
pengolahan data adalah Microsoft Excel, Microsoft Word, dan kalkulator. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan hutan mangrove.
Prosedur Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan
berupa jenis pohon, diameter pohon (D), dan jumlah pohon (N). Data sekunder
diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Surabaya yang terdiri dari data kondisi umum
lokasi penelitian, luas wilayah pantai timur Surabaya, jenis-jenis mangrove di
Pantai Timur Surabaya, dan sebaran hutan mangrove.
Pengamatan lapangan dilakukan sebelum pengambilan data untuk
mengetahui kondisi kawasan hutan mangrove berupa kondisi tegakan dan
lingkungannya. Selanjutnya, dilakukan pemilihan petak contoh dengan metode

3
purposive sampling yang masing-masing mewakili tegakan mangrove di
sepanjang Pantai Timur Surabaya.
Setiap petak contoh dibuat plot contoh denganukuran adalah 10 x 100 m
yang dibagi menjadi 10 plot contoh berukuran (10 m x 10 m). Selanjutnya, pada
setiap plot contoh dilakukan identifikasi jenis dan pengukuran diameter setinggi
dada (Dbh) yang berada dalam kisaran 6.4 – 35 cm. Petak contoh untuk
pengumpulan data dengan metode jalur berpetak ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Bentuk dan ukuran petak contoh
Prosedur Pengolahan Data
Penyusunan Tabel Struktur Tegakan
Penyusunan tabel struktur tegakan berdasarkan sebaran diameter dengan
membaginya ke dalam beberapa kelas diamater. Jumlah kelas diameter sebanyak
lima belas kelas dengan lebar selang kelas diameter adalah 2 cm yaitu 6.4 – 8.3
cm, 8.4 – 10.3 cm, 10.4 – 12.3 cm, 12.4 – 14.3 cm, 14.4 – 16.3 cm, 16.4 – 18.3
cm, 18.4 – 20.3 cm, 20.4 – 22.3 cm, 22.4 – 24.3 cm, 24.4 – 26.3 cm, 26.4 – 28.3
cm, 28.3 – 30.3 cm, 30.4 – 32.3 cm, 32.4 – 34.3 cm, 34.4 – 36.4 cm.
Perhitungan Simpanan Karbon
Perhitungan simpanan karbon pohon A. marina dilakukan dengan
menggunakan persamaan allometrik pendugaan biomassa pohon. Persamaan
tersebut nantinya untuk menghitung simpanan karbon yang terkandung di dalam
tegakan A. marina, Menurut Dharmawan & Siregar (2008) persamaan allometrik
untuk jenis A. marina adalah sebagai berikut :
Biomassa di atas permukaan tanah
B = 0.185 D 2.352
Biomassa di bawah permukaan tanah
B = 0.168 D 1.796
Data diameter pohon kemudian dimasukkan ke dalam persamaan allometrik
tersebut sehingga diperoleh biomassa pohon dari tiap pohon. Menurut IPCC
(2006) konsentrasi karbon yang terkandung dalam bahan organik sebesar 47%,
sehingga estimasi jumlah karbon tersimpan yaitu dengan mengalikan 0.47 dengan
biomassa seperti pada persamaan berikut:
C = B x 0.47
Keterangan:
C : Jumlah stok karbon (kg)

4
B : Biomassa (kg)

Perhitungan Serapan CO2
Menurut Murdiyarso (1999) Potensi penyerapan gas CO2 diperoleh melalui
perhitungan perkalian kandungan karbon terhadap besarnya serapan CO2 dengan
rumus yang digunakan, yaitu :
WCO2 = C x FKCO2
Keterangan :
WCO2 : Banyaknya CO2 yang diserap (kg)
C
: Karbon (kg/ha)
FKCO2 : Faktor konversi unsur karbon (C) ke CO2 = 3.67

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Menurut data Dinas Pertanian Kota Surabaya 2013 hutan mangrove Pantai
Timur Surabaya memiliki luas total 481.84 ha yang terdiri dari daerah pantai,
tambak dan kanan kiri sungai. Jenis mangrove yang tumbuh di kawasan ini antara
lain Avicennia spp., Rhizopora spp., Sonneratia spp., Bruguiera spp., Ceriops
spp., dan Nypa fruticans. Mangrove Pantai Timur Surabaya masuk kedalam empat
kecamatan yaitu Sukolilo, Mulyorejo, Rungkut dan Gunung anyar. Daerah
mangrove untuk sepanjang pantai sendiri memiliki luas 149.38 ha, untuk
keseluruhan luas hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya dapat dilihat pada
Tabel 1. Lebar pantai yang ditumbuhi mangrove dikawasan ini antara 10-20 meter
dengan kemiringan 5%. Pada tahun 2013 rata-rata curah hujan sebesar 24.77
mm/bulan dengan5 bulan kering dan 7 bulan basah. Kondisi hutan mangrove yang
terdapat disepanjang Pantai Timur Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Keadaan hutan mangrove di sepanjang garis Pantai Timur Surabaya

5
Berdasarkan data peta geologi teknik lembar Sedati-Surabaya secara umum
kondisi geologi wilayah Pesisir Timur Surabaya terbentuk atas dua satuan utama
yaitu satuan lempung lanauan dan satuan lempung pasiran. Jenis tanah di wilayah
ini adalah aluvial hidromorf dan aluvial kelabu yang terdiri dari kerikil, pasir,
lempung, dan pecahan cangkang fosil setempat. Kondisi topografi wilayah ini
datar dengan elevasi 2.21-3.75 mdpl.
Tabel 1 Luas hutan mangrove Pantai Timur Surabaya
Kecamatan
Mulyorejo
Sukolilo
Rungkut
Gunung Anyar
Jumlah

Luas (Ha)
Pantai
84.59
3.19
46.59
15.02

Tambak
46.13
85.72
73.64
47.72

Kanan - Kiri Sungai
16.12
7.24
43.37
12.55

Total
146.84
96.15
163.60
75.28

149.38

253.21

79.28

481.86

Kondisi Tegakan Mangrove
Menurut Bengen (2000), penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung
oleh berbagai faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrore di
Indonesia :
a. Daerah yang paling dekat dengan laut dengan substrat agak berpasir, sering
ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp.
dan dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.
b. Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora
spp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp.
c. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.
d. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa
ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa jenis palem lainnya.
Pada umumnya di perbatasan daerah laut didominasi jenis bakau pionir
Avicennia spp. dan Sonneratiaspp. Untuk daerah pinggiran atau bantaran muara
sungai didominasi oleh jenis Rhizophora spp. Setelah zona ini yaitu zona yang
merupakan campuran jenis bakau seperti Bruguiera spp, Xylocarpus spp., Nypa
fruticans, dan panggang (Excoecaria spp.) (Murdiyanto 2003).

6

Gambar 3 Keadaan tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya
Menurut Murdiyanto (2003) pada umumnya di perbatasan daerah laut
didominasi jenis bakau pionir Avicennia spp. dan Sonneratia spp. Hal tersebut
sesuai keadaan di daerah Pantai Timur Surabaya yang didominasi dengan jenis
Avicennia spp. yang tumbuh secara alami yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Banyaknya pohon jenis A. marina di sepanjang pantai pada keseluruhan plot di
tampilkan pada Tabel 2. Data yang diambil di lapangan untuk pengukuran karbon
adalah pohon jenis A. marina yang memiliki diameter antara 6.4-35 cm sesuai
dengan sebaran diameter setinggi dada yang berada dalam kisaran pohon contoh
untuk persamaan allometrik biomassa yang digunakan. Pohon hasil inventarisasi
kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa kelas diameter untuk mengetahui
sebaran diameter dalam kawasan tersebut.
Tabel 2 Jumlah tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter
Diameter

Jumlah Pohon

6.4 - 8.3
8.4 - 10.3
10.4 - 12.3
12.4 - 14.3
14.4 - 16.3
16.4 - 18.3
18.3 - 20.3
20.4 - 22.3
22.4 - 24.3
24.4 - 26.3
26.4 - 28.3
28.4 - 30.4

499
415
194
95
31
12
8
6
0
3
0
2

Total

1265

Total jumlah pohon A.marina di kawasan pantai dari hasil inventarisasi
sebanyak 1265 pohon/ha. Pohon ditemukan yang memiliki diameter pohon

7
maksimal di lapangan sebesar 29 cm sehingga kelas diameter yang digunakan
sebanyak 12 kelas. Pengelompokan kelas diameter ini bertujuan untuk
memudahkan pengelompokan data sehingga diketahui jumlah sebaran pohon
berdasarkan diameter di lapangan. Berdasarkan data inventarisasi semakin besar
diameter pohon jumlah pohon yang ditemukan semakin sedikit. Berdasarkan hasil
pengelompokan diameter jumlah yang paling banyak berada antara kelas diameter
6.4 – 8.3 cm sebanyak 499 pohon/ha. Gambar 4 menjukkan hubungan antara
jumlah pohon dengan kelas diameter. Jumlah pohon semakin menurun seiring
bertambahnya diameter. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Husch et al.
(2002) yang menyatakan distribusi diameter untuk hutan tidak seumur ditandai
dengan banyaknya pohon pada kelas diameter kecil yang diikuti dengan
penurunan jumlah pohon setiap kenaikan kelas diameter, sedangkan pada hutan
seumur (hutan tanaman) sebagian besar kelompok pohon memiliki rata-rata
diameter yang nyaris sama, namun seiring dengan pertumbuhannya distribusi
kelas diameternya akan berubah. Ukuran diameter pohon pada tegakan buatan
yang variatif disebabkan pula oleh perbedaan kemampuan adaptasi jenis-jenis
pohon yang ditanam sehingga kecepatan pertumbuhan pohon-pohon pada tegakan
ini berbeda-beda.

Gambar 4 Hubungan kerapatan pohon (N/ha) dengan kelas diameter
Simpanan Biomassa dan Karbon
Karbon yang tersimpan dalam pohon dapat diketahui dengan menghitung
kandungan biomassa pohon terlebih dahulu. Kandungan biomassa pohon
merupakan penjumlahan dari kandungan biomassa tiap organ pohon yang
merupakan gambaran total material organik dari hasil fotosintesis (Hairiah &
Rahayu 2007). Menurut Salim (2005) karbon merupakan komponen penting
penyusun biomassa tanaman melalui proses fotosintesis yang terkandung sekitar
45-50% dari biomassa. Perhitungan Biomassa A. marina yang terdapat di Pantai
Timur Surabaya menggunakan metode non destruktif yaitu tanpa penebangan atau
metode tidak langsung. Menurut Hairiah & Rahayu (2007) metode tidak langsung
digunakan untuk menduga biomassa vegetasi yang berdiameter ≥5 cm, sedangkan

8
untuk menduga biomassa yang memiliki diameter ≤5 cm menggunakan metode
langsung. Metode non destruktif dalam perhitungan biomassa dilakukan dengan
menggunakan persamaan allometrik.
Persamaan allometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik
antara dimensi pohon dengan biomassanya. Persamaan allometrik spesifik
digunakan pohon untuk mengestimasi jenis yang sama. Kisaran ukuran yang
dimiliki tercakup dalam kelas ukuran persamaan tersebut. Persamaan allometrik
tidak akurat digunakan apabila syarat yang di atas tidak terpenuhi (Snowdon et al.
2000). Persamaan allometrik yang digunakan untuk perhitungan biomassa pada
jenis A. marina adalah
Biomassa di atas permukaan tanah
B = 0.185 D 2.352 dengan R2 = 0.98
Biomassa di bawah permukaan tanah
B = 0.168 D 1.796 dengan R2 = 0.86
Menurut Krisnawatiet al. (2012) R2 menunjukkan keragamaan data
biomassa dapat diterangkan oleh keragaman data diameter yang nilainya berkisar
>5% -100% sehingga nilai R2 akan semakin baik apabila mendekati 100%. Nilai
R2 yang digunakan dalam rumus allometrik cukup baik karena mendekati nilai 1
yang berarti memiliki korelasi atau hubungan cukup baik antara diameter dan
biomassa.
Menurut Kusmana et al. (1992) Biomassa dapat digolongkan ke dalam dua
katagori, yaitu biomassa di atas permukaan tanah (above ground biomass) dan
biomassa di bawah permukaan tanah (below ground biomass). Biomassa di atas
permukaan tanah terdiri dari batang utama, cabang, ranting, daun, bunga dan buah
sedangkan di bawah permukaan tanah terdiri dari akar. Hasil perhitungan total
biomassa dari semua kelas diameter disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Biomassa tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter
Kelas
Diameter
(cm)
6.4 - 8.3
8.4 - 10.3
10.4 - 12.3
12.4 - 14.3
14.4 - 16.3
16.4 - 18.3
18.3 - 20.3
20.4 - 22.3
22.4 - 24.3
24.4 - 26.3
26.4 - 28.3
28.4 - 30.4
Total

Jumlah
(N/ha)
499
415
194
95
31
12
8
6
0
3
0
2
1265

Biomassa
Total (Kg/ha)
13201
18 305.35
12 911.01
9321.85
4148.98
2118.75
1760.85
1746.71
0
1308.28
0
1154.69
65 978.26

Biomassa di Atas
Permukaan Tanah
(Kg/ha)
10 181.55
14 512.23
10 445.2
7675.71
3461.84
1787.02
1497.52
1500.39
0
1138.92
0
1013.91
53 214.31

Biomassa di Bawah
Permukan Tanah
(Kg/ha)
3019.45
3793.12
2465.81
1646.14
687.14
331.73
263.33
246.32
0
169.36
0
140.78
12 763.95

Total nilai biomsssa dari keseluruhan kelas diameter adalah 65 978.26
kg/ha. Nilai dari biomassa masing-masing kelas diameter berbeda-beda hal
tersebut dipengaruhi oleh jumlah pohon pada masing-masing kelas diameter.

9
Semakin tinggi kerapat pohon semakin besar kandungan biomassa pada suatu
areal. Selain jumlah pohon diameter pohon juga mempengaruhi nilai biomassa,
semakin besar diameter pohon semakin besar pula biomassa yang disimpan.
Secara umum biomassa tiap bagian pohon terbesar diperoleh pada pohon diameter
yang paling besar (Wahyu 2002). Grafik hubungan biomassa dan diameter dapat
dilihat pada Gambar 5. Banyaknya simpanan biomassa dalam suatu pohon
berhubungan dengan berlangsungnya proses fotosintesis. Pada proses fotositesis
tumbuhan menyerap CO2 dari udara kemudian mengubahnya menjadi bahan
organik sehingga jumlah total biomassa tumbuhan dapat bertambah seiring
dengan pertumbuhan pohon. Menurut Hairiah & Rahayu (2007) bahan organik
yang terbentuk dari proses fotosintesis lebih banyak di distribusikan ke bagian
batang utama untuk pertumbuhan. Selain itu rongga sel yang terdapat pada batang
pohon banyak terisi oleh zat-zat penyusun kayu seperti selulosa dan hemiselulosa
sehingga biomassa pada batang akan lebih besar jika dibanding dengan bagian
pohon yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar diameter pohon
semakin besar pula nilai kandungan biomassa pada pohon tersebut. Menurut
Kusmana (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi biomassa adalah curah hujan,
temperatur, umur, kerapatan tegakan, komposisi dan struktur tegakan, kualitas
tempat tumbuh.

Gambar 5 Hubungan biomassa total per ha dengan kelas diameter
Pendugaan simpanan karbon dalam suatu tegakan dapat dilihat dari
besarnya potensi biomassa yang ada. Menurut Hairiah & Rahayu (2007)
konsentrasi karbon yang terkandung dalam bahan organik sebesar 47%, sehingga
estimasi jumlah karbon tersimpan yaitu mengalikan 0.47 dengan biomassa.
Besarnya karbon total dari keseluruhan kelas diameter disajikan pada Tabel 4.

10
Tabel 4 Karbon tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter
Kelas
Diameter
(cm)

Jumlah (N/ha)

6.4 - 8.3
8.4 - 10.3
10.4 - 12.3
12.4 - 14.3
14.4 - 16.3
16.4 - 18.3
18.3 - 20.3
20.4 - 22.3
22.4 - 24.3
24.4 - 26.3
26.4 - 28.3
28.4 - 30.4
Total

499
415
194
95
31
12
8
6
0
3
0
2
1265

Karbon Total
(Kg/ha)
6204.47
8603.52
6068.18
4381.28
1950.37
995.81
827.6
820.95
0
604.89
0
542.71
31 009.78

Karbon di Atas
Permukaan Tanah
(Kg/ha)

Karbon di Bawah
Permukan Tanah
(Kg/ha)

4785.33
6820.75
4909.25
3607.59
1627.06
839.9
703.83
705.18
0
525.29
0
476.54
25 010.72

1419.14
1782.77
1158.93
773.69
323.31
155.91
123.77
115.77
0
79.6
0
66.17
5999.06

Nilai total karbon pada keseluruhan kelas diameter adalah 31 009.78
kg/ha. Sama halnya dengan hasil perhitungan biomassa, karbon paling besar
ditemukan di atas permukaan tanah dibanding dengan di bawah permukaan tanah.
Pada simpanan karbon diatas permukaan memiliki banyak komponen untuk
penyimpanan karbon antara lain batang utama yang paling banyak kandungan
karbonnya, ranting, cabang, dan daun sedangkan di bawah permukaan tanah
hanya tersimpan dalam akar. Perbedaan komponen penyimpan karbon tersebut
yang mempengaruhi besarnya karbon yang tersimpan.

Gambar 6 Hubungan karbon total per ha dengan kelas diameter
Sebaran karbon total untuk seluruh kelas diameter ditunjukkan pada Gambar
6. Grafik menggambarkan hubungan antara karbon total dengan kelas diameter

11
antara 6.4-30.4 cm. Dapat dilihat pada grafik kelas diameter 8.4-10.3 cm memiliki
simpanan karbon paling tinggi kemudian cadangan karbon menurun seiring
bertambahnya kelas diameter. Hal tersebut disebabkan karena penurunan jumlah
pohon dengan bertambahnya kelas diameter sehingga jumlah karbon dalam
tegakan semakin kecil. Pada diameter 6.4-8.3 cm jumlah cadangan karbon juga
lebih kecil meskipun jumlah pohon dalam kisaran diameter tersebut lebih banyak
hal ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter pohon semakin besar pula
nilai karbonnya selain dipengaruhi dengan jumlahnya.

Gambar 7 Persentase karbon di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan
tanah
Besarnya karbon yang terdapat pada bagian pohon berbeda-beda. Persentasi
karbon di atas permukaan tanah lebih besar daripada di bawah permukaan tanah.
Menurut Brown (1997) untuk besarnya persentasi karbon di bawah permukaan
tanah (akar) sebesar 4-23%. Hasil dari pengukuran dapat dilihat pada Gambar 7.
Hal yang menyebabkan simpanan karbon diatas permukaan tanah lebih besar
dibandingkan di bawah permukaan tanah karena batang utama yang banyak
menyimpan karbon berada di atas permukaan tanah. Sesuai dengan penyataan
Hairiyah & Rahayu (2007) persentase biomassa terbesar terdapat pada bagian
utama dikarenakan bahan organik yang terbentuk dari proses fotosintesis lebih
banyak di distribusikan ke bagian batang untuk pertumbuhan dan sebagai
cadangan makanan.
Serapan CO2
Udara merupakan suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap
H2O dan CO2 (Kristanto 2004). Prawirowardoyo (1996) menyatakan bahwa CO2
yang masuk ke atmosfir dapat berasal dari dua sumber yaitu:
a.Sumber alami
Sumber alami yang paling penting adalah proses pernapasan mahluk hidup, baik
di darat maupun di lautan dan perubahan bahan organik.
b.Sumber buatan
Sumber buatan adalah CO2 hasil pembakaran bahan bakar fosil, industri semen,
pembakaran hutan dan perubahan tata guna lahan.

12
Tumbuhan yang memiliki kemampuan berfotosintesis berpotensi menyerap
CO2 di udara sehingga mereduksi gas rumah kaca di atmosfer. Potensi penyerapan
CO2 menunjukkan kemampuan tegakan dalam menyerap CO2 yang disimpan
sebagai biomassa. Serapan CO2 pada tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya
sebesar 113 805.89 kg/ha.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Secara umum simpanan karbon pada setiap kelas diameter semakin
bertambah seiring bertambahnya kerapatan dan diameter pohon. Simpanan karbon
paling besar terdapat pada kelas diameter 8.4-10.3 cm dengan simpanan karbon
sebesar 8736.62 kg/ha. Total simpanan karbon pada keseluruhan daerah sepanjang
pantai sebesar 31 009.78 kg/ha dan serapan CO2 sebesar 113 805.89 kg/ha.
Saran
Perlu dilakukannya penelitian mengenai simpanan karbon pada mangrove
jenis lain yang terdapat pada kawasan Pantai Timur Surabaya. Selain itu, perlu
dilakukan pengukuran parameter tegakan pada petak-petak ukur secara berkala
untuk mengetahui penduga perubahan simpanan karbon hutan mangrove pada
setiap jenis mangrove.

DAFTAR PUSTAKA
Bengen DG. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor (ID):
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.
Brown S. 1997. Estimating Biomassa and Biomassa Change of Tropical Forest A
Primer. FAO Forestry Paper No.134. FAO, USA.
Dahlan EN. 1992. Hutan Kota Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup. Jakarta: Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia.
Dharmawan IWS dan Siregar CA. 2008. Karbon tanah dan pendugaan karbon
tegakan Avicennia marina (Forsk) Vierh. di Ciasem, Purwakarta. Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5 (4) : 317 – 328.
[Dintan] Dinas Pertanian Kota Surabaya. 2012. Data Kondisi Umum Hutan
Mangrove di Kota Surabaya. Surabaya (ID): Dintan.
Haeruman H. 2007. Balancing Carbon Exchange between atsmosferic and
terrestrial biosphere, SFM alternative Paper Presented in side event of
Cod 13. Desember 6 th. 2007. Bali, Indonesia.
Hairiah K dan Rahayu S. 2007. Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai
Macam Penggunaan Lahan. World Agoroforestry Centre ICRAF
Southeast Asia Regional Office. Bogor.

13
Heriansyah I dan Mindawati N. 2005. Potensi Hutan Tanaman Marga Shorea
dalam Menyerap CO2 Melalui Mendugaan Biomassa di Hutan Penelitian
Haurbentes.Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 2 (2): 105-111
Husch B, Beers TW, Kershaw JA. 2002. Forest Mensuration, 4th Edition. (US):
Wiley.
[IPCC] Intergovermental Panel on Climate Change. 2006. 2006 IPCC Guidelines
for National Greenhouse Gas Inventories, Agriculture, Forestry and
Other Land Use. Keith Paustian, N. H. Ravindranath, Andre van Amstel,
Michael Gytarsky, Werner A. Kurz, Stephen Ogle, Gary Richards, and
Zoltan Somogyi: The Institute for Global Enviromental Strategies
(IGES).
Krisnawati H, Wahyu CA, Rinaldi I. 2012. Model-Model Alometrik untuk
Pendugaan Biomassa Pohon pada Berbagai Tipe Ekosistem Hutan di
Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi
dan Rehabilitasi, Badan Penelitian dan Pengembangan KehutananKementrian Kehutanan.
Kristanto P. 2004.Ekologi Industri. Edisi II. Yogyakarta: Andi.
Kusmana C, Sabila S, Abe K, Watanabe H. 1992. An Estimation of Above
Ground tree Biomass of a Mangrove Forest in East Sumatera, Indonesia
Tropics. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 1(4) : 243-257.
Kusmana C. 1993. A Study on mangrove forest management based on ecological
data in East Sumatra, Indonesia. [Distertasi]. Japan: Kyoto Univ. Japan
Murdiyanto B. 2003. Proyek Pembangunan Masyarakat Pantai dan Pengelolaan
Murdiyarso D. 1999. Perlindungan Atmosfer Melalui Perdagangan Karbon:
Paradigma Baru dalam Sektor Kehutanan. Orasi Ilmiah Guru Besar tetap
Ilmu Atmosfer. Fakultas MIPA IPB. Bogor.
Prawirowardoyo S. 1996. Meteorologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Purwoko A. dan Onrizal, 2002.Identifikasi Potensi Sosial Ekonomi Hutan
Mangrove di SM KGLTL. Makalah Seminar Nasional Hasil-hasil
Penelitian Dosen Muda dan Kajian Wanita, Ditjend DIKTI. Jakarta.
Salim. 2005. Profil kandungan karbon pada tegakan puspa (Shima wallichii
Kortht) [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogor Sumberdaya Perikanan. Jakarta.
Snowdon P, Eamus D, Gibbons P, Khanna P, Keith H, Raison J, Kirschbaum M.
2000. Synthesis of Allometrics, Review of Root Biomass ang Design of
Future Woody Biomassa Sampling Strategies. National Carbon
Accounting System Technical Report No 17.
Soemarwoto O.1998. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung
(ID): Djambatan.
Wahyu CA. 2002. Model Penaksiran Biomassa Pohon Mahoni (Swietenia
macrophyla) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Bogor.

14

LAMPIRAN

15
Lampiran 1 Data diameter pohon di lapangan
Diameter
(cm)

Jumlah
pohon (N)

6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.2
7.3
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
8.0
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
9.0
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
10.0
10.2
10.3
10.4
10.5

43
26
5
46
7
6
58
2
11
55
17
81
3
15
2
49
17
6
51
21
6
68
5
11
42
4
21
59
1
12
6
50
16
1
39
16
23
13
6
35

Karbon
total (kg)
389.23
235.35
45.26
416.38
63.36
54.31
525.01
18.10
99.57
497.85
153.88
733.20
27.16
135.78
18.10
443.54
153.88
54.31
461.64
190.09
54.31
615.53
45.26
99.57
380.18
36.21
190.09
534.06
9.05
108.62
54.31
452.59
144.83
9.05
353.02
144.83
208.19
117.67
54.31
316.81

Karbon di atas
permukaan tanah (kg)
294.26
177.92
34.22
314.79
47.90
41.06
396.90
13.69
75.27
376.37
116.33
554.30
20.53
102.65
13.69
335.32
116.33
41.06
349.00
143.71
41.06
465.34
34.22
75.27
287.41
27.37
143.71
403.75
6.84
82.12
41.06
342.16
109.49
6.84
266.88
109.49
157.39
88.96
41.06
239.51

Karbon di bawah
permukaan tanah (kg)
94.97
57.43
11.04
101.60
15.46
13.25
128.10
4.42
24.30
121.48
37.55
178.90
6.63
33.13
4.42
108.22
37.55
13.25
112.64
46.38
13.25
150.19
11.04
24.30
92.76
8.83
46.38
130.31
2.21
26.50
13.25
110.43
35.34
2.21
86.14
35.34
50.80
28.71
13.25
77.30

16
Lampiran 1 Lanjutan
Diameter
(cm)

Jumlah
pohon (N)

10.6
10.7
10.8
10.9
11.0
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
12.0
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
12.8
12.9
13.0
13.1
13.4
13.5
13.6
13.7
13.8
13.9
14.0
14.3
14.5
14.6
15.0
15.1
15.2
15.3

5
8
32
1
13
15
4
5
6
15
3
3
17
4
8
9
1
4
9
2
1
21
1
2
1
12
11
3
1
8
3
6
9
5
1
6
5
1
1
6

Karbon
total (kg)
45.26
72.41
289.66
9.05
117.67
135.78
36.21
45.26
54.31
135.78
27.16
27.16
153.88
36.21
72.41
81.47
9.05
36.21
81.47
18.10
9.05
190.09
9.05
18.10
9.05
108.62
99.57
27.16
9.05
72.41
27.16
54.31
81.47
45.26
9.05
54.31
45.26
9.05
9.05
54.31

Karbon di atas
permukaan tanah (kg)
34.22
54.75
218.98
6.84
88.96
102.65
27.37
34.22
41.06
102.65
20.53
20.53
116.33
27.37
54.75
61.59
6.84
27.37
61.59
13.69
6.84
143.71
6.84
13.69
6.84
82.12
75.27
20.53
6.84
54.75
20.53
41.06
61.59
34.22
6.84
41.06
34.22
6.84
6.84
41.06

Karbon di bawah
permukaan tanah (kg)
11.04
17.67
70.68
2.21
28.71
33.13
8.83
11.04
13.25
33.13
6.63
6.63
37.55
8.83
17.67
19.88
2.21
8.83
19.88
4.42
2.21
46.38
2.21
4.42
2.21
26.50
24.30
6.63
2.21
17.67
6.63
13.25
19.88
11.04
2.21
13.25
11.04
2.21
2.21
13.25

17
Lampiran 1 Lanjutan
Diameter
(cm)

Jumlah
pohon (N)

15.4
15.5
15.6
15.9
16.0
16.2
16.6
16.9
17.0
17.2
17.4
17.5
17.7
17.8
18.5
18.8
19.1
19.4
21.0
21.3
21.7
22.0
25.5
25.8
28.9
29.0

2
1
2
3
1
1
2
1
1
4
1
1
1
1
2
1
3
1
1
3
1
1
2
1
1
1

Karbon
total (kg)
18.10
9.05
18.10
27.16
9.05
9.05
18.10
9.05
9.05
36.21
9.05
9.05
9.05
9.05
18.10
9.05
27.16
9.05
9.05
27.16
9.05
9.05
18.10
9.05
9.05
9.05

Karbon di atas
permukaan tanah (kg)
13.69
6.84
13.69
20.53
6.84
6.84
13.69
6.84
6.84
27.37
6.84
6.84
6.84
6.84
13.69
6.84
20.53
6.84
6.84
20.53
6.84
6.84
13.69
6.84
6.84
6.84

Karbon di bawah
permukaan tanah (kg)
4.42
2.21
4.42
6.63
2.21
2.21
4.42
2.21
2.21
8.83
2.21
2.21
2.21
2.21
4.42
2.21
6.63
2.21
2.21
6.63
2.21
2.21
4.42
2.21
2.21
2.21

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara yang lahir di Ngawi
pada tanggal 7 September 1991 dari pasangan Bapak Sukarjo dan Ibu
Purwaningsih. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 3
Magetan dan diterima diDepartemen Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis telah
mengikuti Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Sancang Barat dan
Kamojang pada tahun 2012, Praktik Pengolahan Hutan (P2H) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat pada tahun 2013, serta Praktik Kerja Lapang (PKL) di
PT. Roda Mas Timber, Kalimantan Timur.
Penulis juga aktif mengikuti kegiatan organisasi di kampus, antara lain
panitia Bina Corps Rimbawan tahun 2012 dan 2013, anggota divisi Sponsorship
dalam acara Bina Hutan Rakyat tahun 2013, anggota FMSC tahun 2011-2012,
anggota Rimbawan Pecinta Alam sejak tahun 2011, dan komisi disiplin
Rimbawan Pecinta Alam tahun 2011-2013.