Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT Awindo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta)

DESKRIPSI RANTAI PASOK IKAN TUNA
(STUDI KASUS PT AWINDO INTERNATIONAL DI
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN
JAKARTA)

JANNAH FAJAR MAULIDA

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Deskripsi Rantai Pasok
Ikan Tuna (Studi Kasus PT AWIndo Intenational di Pelabuhan Perikanan
Samudera Nizam Zachman Jakarta) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Jannah Fajar Maulida
NIM C44100032

ABSTRAK
JANNAH FAJAR MAULIDA. Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus
PT AWIndo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman
Jakarta). Dibimbing oleh RETNO MUNINGGAR dan IIN SOLIHIN.
Ekspor ikan tuna Indonesia cenderung meningkat selama lima tahun
terakhir. PT AWIndo International merupakan salah satu industri ikan tuna di PPS
Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ). PT AWIndo belum menerapkan manajemen
rantai pasok. Tujuan dari penelitian ini meliputi : 1) mengidentifikasi rantai pasok
ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo 2) menganalisis peran PPSNZJ dalam
kegiatan rantai pasok ikan tuna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan purposive sampling.
Analisis data terdiri atas analisis manajemen rantai pasok ikan tuna pada PT
AWIndo dan analisis peran PPSNZJ terhadap rantai pasok ikan tuna. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelaku rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo
terdiri dari nelayan pemilik, transit sheed, PT AWIndo, Trio Eagle Logistik, agen
luar negeri, supermarket, konsumen akhir. Secara umum rantai pasok ikan tuna
sudah baik namun masih belum optimal. Sehingga peningkatan performa penting
dilakukan agar rantai pasok ikan tuna dapat berjalan dengan lancar. Pengelola
PPSNZJ terdiri atas UPT dan Perum Perindo Cabang Jakarta. Keduanya berperan
penting dalam mendukung rantai pasok ikan tuna. Peran kedua lembaga ini lebih
kepada pelayanan jasa dan fasilitas.
Kata kunci: ekspor, ikan tuna, industri, rantai pasok

ABSTRACT
JANNAH FAJAR MAULIDA. Supply Chain Description (Case Study PT
AWIndo International in Nizam Zachman Jakarta Ocean Fishing Port).
Supervised by RETNO MUNINGGAR and IIN SOLIHIN.
The export of tuna Indonesia increase during the last five years. PT
AWIndo International is one of the tuna industry in PPS Nizam Zachman Jakarta
(PPSNZJ). PT AWIndo has not implemented supply chain management. The
purpose of this research are : 1) identify supply chain tuna in PT AWIndo 2)
analyzes the role of PPSNZJ in supply chain tuna. The methods used in this
research is a case study. Data was collected by purposive sampling. Data analysis

consisted of analysis of supply chain management of tuna on PT AWIndo and
analysis of the the role of PPSNZJ on tuna supply chain. The results showed that
the actors of tuna supply chain of PT AWIndo are the fishermen, transit sheed, PT
AWIndo, Trio Eagle Logistik, foreign agents, supermarkets, the end customer. In
general, the tuna supply chain already good, but it is not optimal. Performance
improvement is important so tuna supply chain can be well. Management of
PPSNZJ consist of UPT and Perum Perindo Jakarta. Both are important in
supporting tuna supply chain. The role of the institution is espescially to services
and facilities.
Keywords: export, industry, supply chain, tuna

DESKRIPSI RANTAI PASOK IKAN TUNA
(STUDI KASUS PT AWIndo International DI PELABUHAN
PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA)

JANNAH FAJAR MAULIDA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan

pada
Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT AWIndo
International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman
Jakarta)
Nama
: Jannah Fajar Maulida
NIM
: C44100032
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh


Retno Muninggar SPi, ME
Pembimbing I

Dr Iin Solihin SPi, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian ini adalah Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus
PT AWIndo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman
Jakarta).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada
1.
Retno Muninggar SPi, ME dan Dr Iin Solihin SPi, MSi selaku Komisi
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan nasihat yang
bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini;
2.
Bapak dan Ibu dosen di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk ilmu
yang diberikan, khususnya Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro MSc selaku
dosen penguji dan Dr Yopi Novita SPi, MSi yang mewakili Komisi
Pendidikan;
3.
Bapak William Chang dan Ibu Hasni Sultan beserta staf dari PT AWIndo
International, Ibu Lia beserta staf Unit Pelaksana Teknik bagian Marketing,
serta Ibu Rita Perum Perindo Cabang Jakarta Bagian Pemasaran, yang telah
bersedia membantu selama pengumpulan data;
4.
Keluarga atas kasih sayang, pengertian, kesabaran, teladan, doa, saran,
bantuan, dan dukungannya;

5.
Seluruh teman-teman khususnya PSP 47 atas bantuan, dukungan, dan
doanya;
6.
Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermaanfat bagi penulis,
pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, November 2014
Jannah Fajar Maulida

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3


Manfaat Penelitian

3

METODOLOGI PENELITIAN

3

Waktu dan Tempat Penelitian

3

Metode Penelitian

4

Metode Pengumpulan Data

4


Jenis Data

4

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

SIMPULAN DAN SARAN

26

Simpulan

26


Saran

26

DAFTAR PUSTAKA

27

LAMPIRAN

28

RIWAYAT HIDUP

32

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jenis data yang dikumpulkan
Anggota rantai pasok ikan tuna dan peranannya
Perbedaan klasifikasi kualitas mutu (grade) ikan tuna
Produk di PT AWIndo International
Karakteristik produk yang dibeli oleh setiap negara
Fasilitas yang ada di PT AWIndoInternational
Daftar perusahaan yang bekerjasama dengan PT AWIndo International
Penilaian keseluruhan rantai pasok
Performa rantai pasok
Keterangan presentase performa rantai pasok
Fungsi UPT dan kegiatan usaha Perum Perindo Cabang Jakarta yang
berhubungan dengan rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo

4
11
13
14
17
19
20
23
24
24
24

DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian di PPS Nizam Zachman Jakarta
2 Kerangka analisis manajemen rantai pasok yang dimodifikasi oleh
Vorst (2005) dalam Wicaksono 2010
3 Struktur rantai pasok ikan tuna
4 Beberapa produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International
5 Skema hubungan bisnis di dalam rantai pasok
6 Aliran produk dalam rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International
7 Aliran informasi dalam rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo
International

3
6
10
14
21
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1 Sumberdaya fisik yang dimiliki beberapa pelaku rantai pasok
2 Modifikasi penilaian checklist

28
29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat melimpah. Hal ini
dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia berupa lautan. Perairan Indonesia
memiliki kekayaan jenis organisme yang melimpah atau yang biasa dikenal
dengan heterospecies. Salah satu organisme laut yang ada di perairan Indonesia
adalah ikan tuna.
Ikan tuna merupakan protein hewani yang tinggi bagi masyarakat. Tidak
hanya itu ikan tuna memiliki cita rasa yang lezat sehingga menjadikannya bernilai
ekonomis tinggi. Ikan tuna memberikan kontribusi besar dalam kesejahteraan
masyarakat perikanan tangkap. Indonesia banyak mengekspor ikan tuna ke
berbagai negara. Data ekspor ikan tuna Indonesia ke berbagai negara pada tahun
2009 hingga 2013 cenderung meningkat. Tahun 2009 ekspor tuna mencapai
US$ 352 juta dengan volume 131550 ton, tahun 2010 mencapai US$ 383 juta
dengan volume 122450 ton, tahun 2011 mencapai US$ 498 juta dengan volume
141774 ton, tahun 2012 mencapai US$ 749 juta dengan volume 201160 ton, dan
di tahun 2013 mencapai US$ 764 juta dengan volume 209072 ton (Kementerian
Kelautan dan Perikanan 2013). Karena permintaan ketersediaan ikan tuna yang
meningkat dan tantangan global terhadap ikan tuna dengan kualitas yang bagus
maka diperlukan pengadaaan produk ikan tuna dan penyaluran produk yang tepat
dalam distribusinya sehingga permintaan konsumen dapat dipenuhi dengan baik.
Sejak ikan didaratkan oleh nelayan hingga ke tangan konsumen, ada suatu
rantai yang menghubungkan antar pelaku distribusi. Rantai ini disebut dengan
rantai pasok. Rantai pasok merupakan suatu sistem organisasi penyaluran barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai pasok merupakan
jaringan dari berbagai organisasi yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik
mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut (Indrajit
dan Djokopranoto 2002). Rantai pasok ikan penting untuk diketahui secara jelas.
Dengan melihat rantai pasok yang terjadi kita dapat mengetahui bagaimana proses
pengadaan suatu produk sampai ke tangan konsumen.
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)
merupakan pelabuhan perikanan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan
yang sangat besar. PPSNZJ merupakan pelabuhan yang sudah maju karena
banyak sumber daya ikan yang didaratkan disana. Mayoritas ikan yang didaratkan
adalah ikan tuna dengan tujuan ekspor. PT AWIndo International merupakan
salah satu perusahaan pengolahan ikan tuna yang terletak di PPSNZJ. PT AWIndo
International memasok dan mengolah ikan tuna yang didaratkan di PPSNZJ dan
nantinya akan dipasarkan untuk tujuan ekspor.
PPS Nizam Zachman Jakarta status dan fungsinya dijalankan oleh dua
badan terpisah yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Perusahaan Umum
Perikanan Indonesia (Perum Perindo) Cabang Jakarta. UPT melaksanakan fungsi
pemerintahan dan Perum Perindo Cabang Jakarta melaksanakan fungsi
pengusahaan di dalam PPSNZJ. PT AWIndo International terletak di PPSNZJ.
Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana peran kedua lembaga tersebut terhadap
kegiatan rantai pasok. Identifikasi gambaran rantai pasok sangatlah penting untuk

2
diketahui. Dengan mengetahui gambaran rantai pasok suatu produk kita dapat
mengetahui bagaimana aliran produk dimulai dari pelaku awal hingga pelaku
akhir rantai pasok. Apabila terjadi masalah pada salah satu atau beberapa pelaku
rantai pasok tentunya akan menghambat pengadaan produk. Oleh karena itu
diperlukan suatu kajian ilmiah mengenai Deskripsi Rantai Pasok ikan tuna yang
terjadi di PT AWIndo International di PPS Nizam Zachman Jakarta.
Perumusan Masalah
Ekspor ikan tuna pada tahun 2009 sampai 2013 ke berbagai negara
mengalami peningkatan. Tahun 2009 ekspor tuna mencapai US$ 352 juta dengan
volume 131550 ton, tahun 2010 mencapai US$ 383 juta dengan volume 122450
ton, tahun 2011 mencapai US$ 498 juta dengan volume 141774 ton, tahun 2012
mencapai US$ 749 juta dengan volume 201160 ton, dan di tahun 2013 mencapai
US$ 764 juta dengan volume 209072 ton. Hal ini berarti bahwa permintaan
terhadap ikan tuna setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. PT AWIndo
International merupakan salah satu perusahaan pengolah ikan tuna yang ada di
PPSNZJ. PT AWIndo International harus bisa bersaing dengan perusahaan
pengolah ikan tuna yang lainnya. PT AWIndo International belum menerapkan
manajemen rantai pasok. Padahal manajemen rantai pasok sangat penting bagi
perusahaan besar. Sebelum menerapkan manajemen rantai pasok perlu adanya
identifikasi model rantai pasoknya terlebih dahulu. Dengan mengetahui
identifikasi model rantai pasok ikan tuna yang terjadi maka pengadaan bahan baku
ikan tuna di PT AWIndo International dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
hambatan. Pelaku utama dalam rantai pasok umumnya terdiri dari supplier,
manufacture, distributor, retail outlets, dan customers (Indrajit dan Djokopranoto
2002). Namun pelaku tersebut tidak selalu sama dalam setiap rantai pasok. Oleh
karena itu perlu diketahui gambaran rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo
International. Dalam memenuhi permintaan pasar ikan tuna, konsumen menuntut
kualitas ikan tuna yang baik. Tantangan tersebut harus bisa dijawab oleh PT
AWIndo International melalui produk-produk yang diproduksi. PT AWIndo
International memasok ikan tuna yang didaratkan di PPSNZJ. Sehingga pelaku
rantai pasok selain PT AWIndo juga ada yang berada di kawasan PPSNZJ seperti
transit sheed dan nelayan. PPSNZJ dikelola oleh dua lembaga yaitu UPT dan
Perum Perindo Cabang Jakarta. Penting untuk mengetahui bagaimana peran kedua
lembaga tersebut dalam mendukung kegiatan rantai pasok ikan tuna di PT
AWIndo International.
Berdasarkan penjelasan tersebut, muncul suatu rumusan permasalahan yang
menarik untuk dikaji yaitu :
1. Bagaimana gambaran rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo
International ?
2. Bagaimana peran pelabuhan dalam mendukung rantai pasok ikan tuna di
PT AWIndo International ?

3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo
International
2. Menganalisis peran PPS Nizam Zachman Jakarta dalam kegiatan rantai pasok
ikan tuna.
Manfaat Penelitian
1)
2)
3)
4)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
Menambah wawasan peneliti umumnya bagi mahasiswa perikanan.
Menambah ilmu pengetahuan bagi instansi terkait khususnya Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Memberikan informasi tentang Deskripsi Rantai Pasok ikan tuna di PT
AWIndo International di PPS Nizam Zachman Jakarta.
Sebagai bahan masukan kepada pelaku rantai pasok dan pihak-pihak yang
terkait

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2014. Lokasi
penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman,
Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama
adalah studi literatur dan pembuatan usulan penelitian yang dilakukan bulan
Januari-Maret 2014. Tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian dan pengambilan
data di lokasi penelitian yang dilakukan pada bulan April 2014. Tahap ketiga yaitu
pengolahan data pada bulan April-Juli 2014.

Gambar 1 Peta lokasi penelitan di PPS Nizam Zachman Jakarta

4
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dalam
metode studi kasus dapat digunakan berbagai cara pegumpulan data seperti observasi,
wawancara, angket, studi dokumenter dan alat pengumpulan data lainnya. Satuan
kasus dalam penelitian ini adalah PT AWIndo International yang terletak di
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Pemilihan lokasi ini
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT
AWIndo International merupakan suatu perusahaan pengolahan ikan yang
merupakan salah satu pelaku rantai pasok hasil tangkapan ikan tuna.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh data primer. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara purposive sampling. Responden yang dituju adalah nelayan, karyawan transit
sheed, PT AWIndo International, pihak UPT, dan pihak Perum Perindo Cabang
Jakarta. Jumlah responden masing-masing pelaku yaitu nelayan buruh tiga
responden, nelayan pemilik tiga responden, karyawan di transit sheed tiga
responden dan karyawan PT AWIndo International 11 reponden. Tujuannya untuk
mengetahui bagaimana gambaran rantai pasok yang terjadi di PT AWIndo
International. Selain itu, mewawancarai pegawai UPT dan Perum. Pegawai UPT
tiga orang dan pegawai Perum Perindo dua orang. Tujuannya untuk mengetahui
bagaimana peran kedua lembaga dalam aktifitas rantai pasok ikan tuna di PT
AWIndo International.
Jenis data yang dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan berdasarkan tujuan penelitian ditunjukkan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis Data yang Dikumpulkan
No

Tujuan
penelitian

Data yang
diperlukan

Jenis data

Responden

- Primer

Cara
pengambilan
data
- Wawancara

1

Identifikasi
rantai pasok

- Struktur rantai
pasok
ikan
tuna di PT
AWIndo
International
- Sasaran
rantai

- Primer

- Wawancara

- PT
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed

- Sumberdaya
rantai

- Primer

- Wawancara

- PT
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed

- PT
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed

5
No

2

Tujuan
penelitian

Peran
PPSNZJ

Data yang
diperlukan

Jenis data

- Manajemen
rantai

- Primer

Cara
pengambilan
data
- Wawancara

Responden

- Proses bisnis
rantai

- Primer

- Wawancara

- PT
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed

- Performa
rantai

- Primer

- Wawancara

- PT
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed

- Fungsi
dan
tugas
UPT
dan Perum

- Primer,
Sekunder

- Data fasilitas
yang ada di
PPSNZJ

- Primer,
Sekunder

- Wawancara, - PT
literatur
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed
- Wawancara, - PT
literatur
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed

- PT
AWIndo,
Nelayan,
Transit
sheed

Analisis Data
Analisis Manajemen
International

Rantai Pasok Ikan Tuna pada PT AWIndo

Gambaran rantai pasok yang terjadi dibahas dengan analisis deskriptif
menggunakan metode pengembangan rantai pasok yang dicanangkan oleh Asian
Productivity Organization (APO). Metode pengembangan APO mengikuti
kerangka proses yang telah dimodifikasi oleh Van der Vorst (2006), yang meliputi
sasaran rantai pasok, struktur rantai pasok, sumberdaya rantai, manajemen rantai,
proses bisnis rantai, performa rantai pasok (Marimin dan Maghfiroh 2010).
Kerangka analisis manajemen rantai pasok dapat dilihat pada Gambar 1.

6
Struktu
r
Rantai

Sasaran
Rantai

Proses
Bisnis
Rantai

Manajemen
Rantai

Performa
Rantai

Sumber
Daya
Rantai

Gambar 2 Kerangka Analisis manajemen rantai pasok (Vorst 2006 dalam
Marimin dan Maghfiroh 2010)
1.

Struktur rantai
Struktur rantai pasok secara umum biasanya terdiri dari supplier, manufaktur,
distributor, retail, dan pelanggan. Namun, struktur rantai pasok produk perikanan
memiliki keunikan tidak selalu mengikuti urutan rantai tersebut. Oleh karena itu
perlu diketahui siapa saja yang menjadi anggota rantai pasok yang terlibat di
dalamnya, dan dijelaskan pula peran tiap anggota rantai pasok.
2. Sasaran Rantai
Sasaran rantai menjelaskan mengenai sasaran pasar. Sasaran pasar
menjelaskan tentang siapa pelanggannya, apa yang diinginkan dan dibutuhkan
dari produk tersebut.
3. Manajemen Rantai
Manajemen rantai menjelaskan hubungan yang terjadi di dalam rantai pasok;
syarat apa saja yang digunakan untuk memilih mitra kerjasama; sistem transaksi
yang dilakukan diantara berbagai pihak yang bekerjasama.
4. Sumber Daya Rantai
Potensi-potensi apa saja yang mendukung upaya pengembangan rantai pasok.
Sumber daya yang dikaji meliputi sumber daya fisik, teknologi, sumber daya
manusia.
5. Proses Bisnis Rantai
Proses bisnis rantai ditinjau berdasarkan aspek hubungan proses bisnis antar
anggota rantai pasok dan pola distribusi.
6. Performa Rantai
Pengukuran performa atau kinerja rantai pasok menggunakan penilaian
kinerja rantai pasok ikan tuna secara keseluruhan. Penilaian rantai pasok tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode check-list. Melalui penilaian check-list
ini dapat diketahui dari segi apa yang sudah cukup baik, dan dari segi apa yang
masih harus ditingkatkan untuk menciptakan kelancaran rantai pasok.
Analisis Peran PPS Nizam Zachman Jakarta Terhadap Rantai Pasok
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui fungsi atau tugas dari Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dan Perum Perindo Cabang Jakarta yang berkaitan
dengan aktivitas rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo International
di PPS Nizam Zachman Jakarta. Selain itu analisis juga dilakukan terhadap aspek

7
fasilitas dan pelayanan yang disediakan PPS Nizam Zachman dalam mendukung
kegiatan rantai pasok ikan tuna.
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
Keadaaan Umum PPS Nizam Zachman Jakarta
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) mulai
dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan pertama kali pada tanggal 17 Juli 1984
dengan nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ). Berdasarkan SK
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.04 / MEN / 2004 tentang Perubahan
Nama, maka nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) berubah
menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.
PPSNZJ merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap,
Kementrian Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012, pelabuhan perikanan mempunyai 2 (dua)
fungsi yaitu (1) Fungsi Pemerintahan yaitu fungsi untuk melaksanakan peraturan,
pembinaan, pengendalian, pengawasan, serta keamanan dan keselamatan
operasional kapal perikanan di pelabuhan perikanan, dan (2) Fungsi Pengusahaan
yaitu fungsi untuk melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan dan/atau
pelayanan jasa kapal perikanan dan jasa terkait di pelabuhan perikanan.
PPS Nizam Zachman Jakarta berlokasi di Muara Baru (Teluk Jakarta),
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi Pelabuhan Perikanan ini sangat
strategis, sebab berada di Ibukota Negara dan dekat dengan akses transportasi
untuk distribusi dan pemasaran hasil perikanan.
Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)
dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis, Perusahaan Umum Perikanan Indonesia
Cabang Jakarta dan Instansi terkait lainnya. Instansi tersebut saling bekerjasama
dalam menjalankan kegiatan operasional pelabuhan, memfungsikan,
mengembangkan, dan memelihara/ merawat, serta menjaga kebersihan segala
fasilitas pelabuhan yang ada baik fasilitas pokok, fasilitas penunjang, serta
pendukungnya.
Unit Pelaksana Teknis
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No
20/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Pelabuhan Perikanan menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah Unit
Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan tangkap. Pelabuhan
Perikanan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
pemanfaatan sumber daya ikan, serta keselamatan operasional kapal perikanan.
Dalam melaksanakan tugas, Pelabuhan Perikanan menyelenggarakan fungsi :
a.
penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi
pelabuhan perikanan;
b.
pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan kapal
perikanan di Pelabuhan Perikanan;

8
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

j.
k.
l.
m.
n.
o.

pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan
dan Keberangkatan Kapal Perikanan;
pelaksanaan pemeriksaan Log Book;
pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;
pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan;
pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar;
pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pendayagunaan,
dan pengawasan, serta pengendalian sarana dan prasarana;
pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber
daya ikan, perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan
wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan,
pemasaran dan distribusi hasil perikanan;
pelayanan jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha;
pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi;
pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikat Cara Penanganan
Ikan yang Baik (CPIB)
Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan;
Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan; dan;
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

PPSNZJ dipimpin oleh seorang kepala pelabuhan. Kepala pelabuhan
membawahi bagian tata usaha, bidang pengembangan, bidang tata operasional dan
jabatan fungsional tertentu. Unit pengawasan sumber daya ikan (WASDI) dan
kehumasan merupakan kelompok jabatan fungsional di PPS Nizam Zachman
Jakarta. Tugas kepala pelabuhan antara lain memantau sumberdaya ikan, kapal
perikanan yang masuk dan keluar dari dermaga PPSNZJ. Kepala pelabuhan juga
wajib memantau tugas WASDI dan melaporkannya kepada Direktur Jenderal
Perikanan Tangkap.
Perum Perindo Cabang Jakarta
Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) yang
sebelumnya bernama Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudera (Perum
PPS) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990 diatur
kembali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2000 sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2013 merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam rangka
mengelola aset negara guna menyelenggarakan pengusahaan dan pelayanan
barang jasa dan pengembangan sistem bisnis perikanan kepada pengguna jasa
pelabuhan perikanan yaitu nelayan pada khususnya dan masyarakat perikanan
pada umumnya serta memupuk keuntungan. Pengusahaan dan pelayanan tersebut
di laksanakan di 6 (enam) pelabuhan perikanan salah satunya yaitu Pelabuhan
Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta di Jakarta.
Perum Perikanan Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), mempunyai peranan dan posisi yang sangat strategis dalam
upaya mendukung visi dan misi Pemerintah khususnya kementerian BUMN untuk
peningkatan kualitas pengelolaan perusahaan yang transparan dan akuntable;
mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan nasional serta pendapatan negara
dan pembangunan nasional melalui pembangunan dan pengembangan sektor

9
kelautan dan perikanan. Adapun visi dan misi Perum Perindo adalah sebagai
berikut. Visi “Menjadi Perusahaan Perikanan Yang Tangguh, Terpercaya, Dan
Penggerak Pertumbuhan Ekonomi”. Misi :
1. Berperan aktif dalam pembangunan perekonomian nasional di sektor
perikanan dan kelautan.
2. Menyediakan fasilitas barang dan jasa guna mendukung pelayanan prima.
3. Mengembangkan sistem bisnis perikanan.
4. Memiliki sumber daya manusia (SDM) yang professional
5. Mengelola perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance
(GCG).
Berdasarkan PP No. 9 Tahun 2013 Perum Perindo memiliki maksud dan
tujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
terutama di bidang pelayanan barang, jasa, dan pengembangan Sistem Bisnis
Perikanan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perum Perindo untuk
menghasilkan barang dan jasa berdasarkan prinsip pengelolaan Perum Perindo
yang sehat. Dalam melaksanakan maksud dan tujuan sebagaimana Perum Perindo
melakukan kegiatan usaha utama :
a. Pelayanan jasa tambat labuh pasca penyelesaian administrasi (clearance)
oleh instansi yang berwenang di Pelabuhan Perikanan
b. Pelayanan jasa bongkar muat
c. Pengelolaan sarana dan prasarana Perikanan, meliputi tetapi tidak terbatas
pada:
1) penyediaan dan pengusahaan fasilitas ruang penyimpanan ikan, pabrik
es, pengolahan, dan pengepakan ikan;
2) penyediaan dan pengusahaan fasilitas penunjang meliputi air, listrik,
sarana telekomunikasi, bahan bakar minyak, alat angkut, bongkar
muat, dan perbekalan kapal; dan
3) penyediaan dan pengusahaan fasilitas berupa tempat pelelangan ikan,
pusat pemasaran ikan, lahan, ruang dan bangunan, bengkel, dok, dan
galangan kapal
d. Penyelenggaraan penyaluran benih ikan, pakan, dan sarana produksi
lainnya
e. Penyelenggaraan usaha budi daya sumber daya ikan
f. Penyelenggaraan pengolahan hasil Perikanan
g. Penyelenggaraan pemasaran ikan hias dan pengelolaan pasar ikan hygienis
h. Penyelenggaraan perdagangan ikan dan produk Perikanan
i. Penyelenggaraan perdagangan lainnya yang terkait dengan bisnis
Perikanan
Keadaaan Umum Industri Ikan Tuna (PT AWIndo International)
PT AWIndo International merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pengolahan produk perikanan, termasuk salah satunya produk tuna.
Perusahaan ini terletak di dalam kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam
Zachman Jakarta. Perusahaan ini berkomitmen pada produksi dan pemasaran serta
terhadap keamanan produk perikanan dalam memenuhi persyaratan International
dan Indonesia pada sistem mutu HACCP atau manajemen keamanan pangan.
Adapun visi dan misi perusahaan tersebut. Visi perusahaan yaitu ingin

10
memproduksi produk perikanan yang berkualitas ekspor dan sehat dikonsumsi
manusia dan bisa menembus pasar Eropa, Amerika, Asia (Jepang, Korea Selatan,
Cina, Vietnam). Misi perusahaan yaitu akan menerapkan dan mengawasi panduan
program Manajemen Mutu Terpadu berdasarkan konsepsi HACCP dengan baik
dan benar untuk menjamin hasil olahan memenuhi standar yang ditetapkan.
PT AWIndo International mempekerjakan lebih kurang 200 pekerja, yang
terdiri dari karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap (karyawan borongan).
Karyawan ini disebar di berbagai bagian produksi, diantaranya : ruang receiving,
ruang trimming fresh dan bak perendaman, ruang proses fresh, ruang sanitasi,
ruang CO, chilling room, cold storage, ruang air blast freezer (ABF), ruang
trimming, ruang proses frozen, ruang loading (stuffing area), ruang limbah, ruang
listrik dan beberapa ruang lainnya.
Produk yang dihasilkan PT AWIndo International tergantung permintaan
buyer atau pembeli. Namun secara umum spesifikasi produk yang ada di AWIndo
International yaitu steak, cube, chunk, saku, loin, dan ground meat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1

Struktur Rantai Pasok
Struktur rantai pasok ikan tuna menjabarkan beberapa anggota rantai
pasok beserta peranannya dalam rantai pasok ikan tuna. Secara umum, pelaku
utama rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International terdiri dari nelayan
pemilik kapal, pengusaha transit sheed, PT AWIndo International, Trio Eagle
Logistik, agen luar negeri, supermarket luar negeri, dan konsumen akhir. PT
AWIndo International memasok ikan tuna dari nelayan pemilik kapal. Nelayan
melakukan bongkar ikan tuna di transit sheed. PT AWIndo International membeli
ikan tuna kepada nelayan di transit sheed. Transit sheed adalah tempat bongkar
untuk ikan tuna yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Setelah
memasok ikan tuna, PT AWIndo mengolah ikan tuna menjadi produk setengah
jadi. Kemudian PT AWIndo menjual produknya kepada buyer atau agen luar
negeri. PT AWIndo bekerjasama dengan perusahaan Trio Eagle Logistik untuk
mendistribusikan produknya kepada buyer atau agen luar negeri. Agen luar negeri
ini ada yang mengolah kembali produk yang telah dibeli dari PT AWIndo
International dan ada yang langsung dijual ke supermarket. Setelah produk masuk
ke supermarket, konsumen bisa membeli produk dan mengkonsumsinya. Adapun
gambaran rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo dapat dilihat pada
Gambar 3.
Nelayan
pemilik kapal

PT AWIndo
International

Pengusah
a Transit
sheed

Agen Luar
Negeri

Supermarket
luar negeri

Konsumen
akhir

Trio Eagle
Logistik

Gambar 3 Struktur Rantai Pasok Ikan Tuna Di PT AWIndo International

11
Setiap pelaku dalam rantai pasok melakukan aktifitasnya masing-masing.
Aktifitas yang dilakukan oleh setiap pelaku rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo
International dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2 Pelaku Rantai Pasok Ikan Tuna dan Peranannya
Tingkat
Anggota
Aktivitas
Supplier
Nelayan pemilik kapal
Menjual ikan tuna dan menjadi
pemasok
Manufacture PT AWIndo International
Melakukan pengolahan bahan
mentah menjadi produk setengah
jadi
Distributor
PT AWIndo International Mendistribusikan produk ikan
bekerjasama dengan Trio tuna ke agen luar negeri
Eagle Logistik
Retailer 1
Agen luar negeri
Membeli
ikan
tuna
dari
manufacture, mengolah, dan
menjual ke supermarket
Retailer 2
Supermarket diluar negeri
Membeli ikan tuna dari retailer1
dan menjualnya
Customer
Konsumen
Melakukan pembelian ikan tuna
dari
supermarket
dan
mengkonsumsi produk yang
sudah dibeli
1.1

Nelayan
Nelayan distratifikasi berdasarkan kepemilikan asset atau alat penangkapan
dan keterlibatan orang lain dalam usaha penangkapan ikan (Mulyadi 2005).
Stratifikasi ini menyebabkan nelayan terbagi menjadi dua kelompok yaitu nelayan
juragan atau pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah orang yang
memiliki sarana penangkapan seperti kapal atau perahu, jaring, dan alat tangkap
lainnya. Nelayan buruh adalah orang yang bekerja sebagai buruh dalam kegiatan
penangkapan ikan di laut (Satria 2002).
Nelayan buruh merupakan pelaku awal dari keseluruhan rantai pasok ikan
tuna. Karena nelayan buruh menangkap ikan tuna yang nantinya akan dipasok
oleh perusahaan ikan tuna. Nelayan yang menyediakan pasokan ikan tuna di PPS
Nizam Zachman Jakarta terdiri dari nelayan yang bongkar hasil tangkapan di PPS
Nizam Zachman Jakarta, nelayan dari Palabuhanratu, dan nelayan dari Cilacap.
Semua nelayan tersebut melakukan bongkar ikan tuna di transit sheed. Nelayan
sudah memahami sasaran komoditi ikan tuna yang diusahakan adalah ekspor.
Sehingga penanganan ikan tuna dilakukan secara hati-hati. Kapal longline yang
digunakan untuk operasi penangkapan ikan tuna dilengkapi dengan refrigerated
sea water (RSW).
Nelayan yang kapalnya bongkar hasil tangkapan ikan tuna di transit sheed
PPSNZJ menangkap ikan tuna menggunakan kapal longline. Kapal longline
menangkap ikan tuna di perairan Indonesia. Penangkapan dilakukan di sekitar
Samudera Hindia (dekat perbatasan negara Indonesia dan Australia) dengan posisi
antara 8°-15° LS serta 92°-102° BT (Febrina 2012). Berdasarkan hasil wawancara,
lama trip pada kapal longline adalah satu sampai enam bulan. Nelayan yang
mendapatkan hasil tangkapan sedikit akan lebih hemat apabila menitipkan hasil

12
tangkapannya pada kapal lain. Apabila kapal tersebut mendaratkan hasil
tangkapan, akan membutuhkan biaya yang lebih mahal. Sehingga kapal tersebut
akan menitipkan hasil tangkapannya ke kapal lain sementara kapal tersebut
mencari fishing ground lain agar hasil tangkapannya memenuhi palka. Sementara
kapal yang dititipkan hasil tangkapan, akan mendaratkan hasil tangkapan di PPS
Nizam Zachman Jakarta. Pada saat ikan diberikan kepada kapal pengangkut
dikenakan biaya penitipan. Kapal pengangkut mengangkut ikan dari beberapa
kapal. Setelah palka kapal pengangkut terisi, kapal akan melakukan bongkar hasil
tangkapan di PPSNZJ.
Transit Sheed
Kapal pengangkut membongkar hasil tangkapan di transit sheed. Transit
menyediakan jasa bongkar ikan. Ada enam transit sheed yang khusus melayani
bongkar ikan tuna di PPS Nizam Zacman Jakarta, yaitu transit 2, transit 9, transit
16, transit 17, transit 21, transit 26. Biasanya nelayan pemilik atau yang biasa
disebut dengan pemilik ikan sudah berlangganan di transit tertentu. Jadi setiap
bongkar, tentunya pemilik ikan akan selalu bongkar di transit langganan. Selain
pemilik ikan, para pembeli termasuk PT AWIndo juga mempunyai transit
langganan. PT AWIndo banyak memasok ikan dari transit 16. Jadi setiap ada
bongkar ikan di transit langganan tentu PT AWIndo akan membeli sesuai dengan
jumlah kebutuhan. Jumlah pasokan ikan tuna perhari rata-rata 200 ekor. Apabila
dalam satu transit tidak mendapatkan pasokan 200 ekor, maka PT AWIndo akan
memasok ikan dari transit yang lainnya.
Proses penerimaan bahan baku ikan tuna di transit sheed dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu :
1)
Pembongkaran ikan tuna
Pembongkaran ikan tuna dilakukan pada pagi hari jam 08.00 sampai 14.00
WIB. Kapal yang akan bongkar sudah merapatkan kapalnya ke tempat
pembongkaran.. Pembongkaran ikan tuna dilakukan dengan mengggunakan
bantuan katrol. Proses pengangkatan hasil tangkapan dari palka dipindahkan ke
bagian geladak. Kemudian ikan tuna satu persatu dipindahkan ke transit sheed.
2)
Pemindahan ikan tuna ke transit sheed
Pemindahan ikan tuna dari kapal menuju transit dilakukan dengan
menggunakan papan peluncur dan atap terpal untuk melindungi ikan agar tidak
terkena cahaya matahari secara langsung.
3)
Sortasi
Sortasi ikan tuna dilakukan untuk memilih ikan tuna segar yang memenuhi
kualitas ekspor. Proses sortasi dilakukan secara organoleptik (penampakan, kulit,
mata, tekstur, dan kekenyalan daging, serta warna daging). Proses sortasi
dilakukan oleh pekerja yang telah mengerti dan memahami kualitas ikan tuna
yang memenuhi kualitas ekspor (Ilhami 2013). Proses sortasi dilakukan oleh
pemilik ikan dan karyawan perusahan yang akan memasok ikan tuna. Hal ini
dilakukan untuk memastikan grade dari ikan tuna.
Ada dua karyawan dari PT AWIndo yang bertugas untuk menentukan grade
ikan tuna sebelum dibeli oleh PT AWIndo. Satu orang bertugas untuk menentukan
grade ikan tuna dan satu orang lainnya bertugas mencatat ikan tuna yang dibeli
oleh PT AWIndo. Karyawan yang bertugas untuk menentukan grade ikan tuna
sebelum dibeli disebut dengan checker. Checker menentukan grade ikan tuna
1.2

13
dengan menggunakan alat yang disebut coring tube. Caranya dengan menusukkan
coring tube ke sampel daging bagian ekor dan belakang sirip ventral. Hal ini
dilakukan supaya tidak terjadi kerusakan pada ikan tuna dan menghindari
kesalahan penentuan grade. Perbedaan grade menurut Hardiana (2009) dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Perbedaan klasifikasi kualitas mutu (grade) ikan tuna
Karakteristik Grade A
Grade B
Grade C
Grade D
Mata
Bersih, terang, Bersih, terang, Bersih, agak
Mata keruh
dan menonjol
dan menonjol keruh, dan
dan tenggelam
agak
tenggelam
Kulit
Kulit normal,
Kulit normal, Kulit sedikit
Kulit mulai
warna bersih,
warna bersih, terkelupas,
tidak normal
dan cerah
dan sedikit
warna bersih, (terkelupas),
lendir
dan berlendir dan berlendir
Bau
Bau ikan segar Bau ikan segar Bau ikan
Bau ikan tidak
kurang segar segar, dan ada
dan ada bau
bau lain
lain
Tekstur
Keras, kenyal,
Agak kenyal
Agak lunak,
Lunak,
daging
elastis (bigeye), dan elastis,
kurang
jaringan
lebih lembut
jaringan
elastis,
daging pecah
dan elastis
daging tidak
jaringan
(yellow fin),
pecah
daging agak
jaringan daging
sedikit pecah
tidak pecah
Warna daging Warna daging
Warna daging Warna
Warna daging
merah tua
merah agak
daging
merah pudar
seperti bunga
terang, ada
kurang
agak
mawar
sedikit yake
merah, ada
kecoklatan,
(bigeye), warna
yake
ada yake
daging merah
seperti darah
segar atau buah
semangka
(yellow fin),
yake tidak ada
Kondisi ikan Penampakan
Penampakan
Ikan tidak
Terjadi
bagus dan utuh, bagus dan
utuh (ada
kerusakan
tidak ada
utuh, tidak ada sedikit cacat) fisik padaa
kerusakan fisik kerusakan
tubuh ikan
fisik
(daging
sobek)
Sumber : Hardiana (2009)

Ikan tuna yang sudah dipilih langsung diangkut menggunakan mobil
pengangkut menuju perusahaan. Pembayaran dilakukan setelah ikan dibawa ke
perusahaan. Pada saat checker memilih ikan, checker mencatat jumlah ikan dan

14
grade ikan yang akan dibeli. Checker kemudian memberikan nota kepada pemilik
ikan atas sejumlah ikan yang telah dibeli. Nota tersebut nantinya dijadikan sebagai
bukti bahwa perusahan telah membeli ikan sejumlah yang ada di nota. Pemilik
ikan datang ke kantor perusahan untuk menerima pembayaran.
1.3

PT AWIndo International
PT AWIndo International merupakan pelaku rantai yang melakukan
kegiatan mengolah bahan baku ikan tuna menjadi produk selanjutnya (seperti loin,
saku, cube, steak, dan groundmeat). PT AWIndo International memasok ikan tuna
dari beberapa transit yang ada di PPS Nizam Zachman Jakata. Jenis ikan tuna
yang sering dipasok yaitu ikan tuna jenis yellowfin (Thunnus albacares), albacore
(Thunnus alalunga), dan bigeye (Thunnus obesus). Sebagian besar produk dari PT
AWIndo International dipasarkan melaui buyer atau agen-agen luar negeri.
Negara yang sering membeli produk dari PT AWIndo International yaitu Eropa,
Amerika, Canada, Jepang, Korea, China, Rusia, dan Vietnam. Ada beberapa
produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International. Produk yang ada di PT
AWIndo International disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Produk di PT AWIndo International
Jenis ikan
Jenis produk
Tuna
Tuna loin CO, tuna loin natural, steak tuna CO, ground meat,
tuna CO groundmeat, tuna CO chunk, tuna cube, tuna saku CO
(saku A1, saku A2, saku A3)
Oilfish
Oil fish fillet skin less, oilfish fillet skin on, oilfish rough skin
steak skin on, oilfish HGT
Swordfish
Swordfish DWT On
Marlin
Marlin loin skin less, marlin loin skin on
Blueshark
Blueshark steak on bone on
Wahoo
Wahoo
Mahi-mahi
Mahi-mahi
Sumber : PT AWIndo International (2014)

Beberapa produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International disajikan
pada Gambar 4.

Tuna saku dalam
kemasan

Tuna cube dalam
kemasan

Cube

15

Ground meat

Tuna steak dalam
kemasan

Albacore loin skin less

Loin tuna skin on

Tuna loin dalam kemasan

Blueshark steak skin on
bone on

Marlin loin skin less
Marlin loin skin on
Marlin loin skinless
Gambar 4 Beberapa produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International
1.4

Trio Eagle Logistik
Trio Eagle Logistik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
freight forwarder. Freight forwarder merupakan suatu usaha perusahaan
perdagangan jasa pengelola muatan yang bertindak selaku atau atas nama pemilik
barang (shipper) serta memberikan konsultasi dalam penentuan jalur dan biaya
pengangkutan. Freight forwarder melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
perdagangan pengurusan bea dan cukai, pemeriksa atas barang dengan melakukan
pungutan yang diperlukan. Freight forwarder biasanya akan menunjukkan kepada
para penggunanya, pilihan-pilihan yang paling menguntungkan mengenai
pelabuhan muat, pelabuhan tujuan, jenis kapal, rute tarif, dan jasa lain dalam
pengiriman barang serta imbalan atau balas jasa sesuai perjanjian (Ismantho HW
2003). Trio Eagle Logistik menyediakan jasa kontainer. PT AWIndo
menggunakan jasa kontainer dari Trio Eagle Logistik untuk mengirim produk ke
negara-negara tujuan.

16
1.5

Agen Luar Negeri
Agen luar negeri atau buyer memesan produk di PT AWIndo International
sesuai dengan permintaaan pasar. Komunikasi antara buyer dan pihak PT AWIndo
dilakukan melalui internet. PT AWIndo menawarkan jenis dan spesifikasi produk,
tetapi agen luar negeri juga bisa memesan produk sesuai dengan permintaan pasar.
Dalam hal ini dilakukan tawar menawar mengenai harga, jenis produk, dan ukuran
produk. Apabila kedua belah pihak sudah sepakat maka pemesanan oleh agen luar
negeri langsung disiapkan oleh PT AWIndo International sesuai dengan jadwal
pengiriman. Ada beberapa agen luar negeri yang membeli produk yang ada di PT
AWIndo. Salah satu agen luar negeri atau buyer yaitu Hilo Fish Company yang
berasal dari Amerika.
1.6

Supermarket
Setelah membeli produk dari PT AWIndo International, ada agen luar
negeri yang langsung mendistribusikan ke supermarket dan ada yang masih
mengolah lagi produk yang sudah dibeli dari PT AWIndo Internasional.
Supermarket membeli produk dari agen luar negeri dan kemudian menjualnya
kepada konsumen akhir. Di Supermarket inilah terjadi kegiatan jual beli.
Konsumen luar negeri bisa langsung membeli produk yang nantinya akan
dikonsumsi.
1.7

Konsumen
Setelah melalui rantai yang panjang, tentunya tujuan akhir suatu produk
adalah konsumen. Konsumen merupakan pelaku terakhir dari rantai pasok.
Konsumen dari produk ini adalah konsumen yang berada di negara Eropa,
Amerika, Canada, Jepang, Korea Selatan, China, Rusia, dan Vietnam.
2

Sasaran Rantai
Sasaran rantai membahas mengenai sasaran pasar. Sasaran pasar untuk
ikan tuna adalah pasar ekspor. Ikan tuna yang telah ditangkap dibagi menjadi
grade tertentu. Ikan tuna grade A umumnya adalah ikan tuna yang memiliki
kualitas yang paling baik. Ikan Tuna grade A ini biasanya langsung diekspor ke
negara Jepang melalui transit sheed. Sedangkan ikan tuna yang mempunyai grade
B,C,D biasanya masuk ke perusahaan untuk diolah agar menambah nilai
kualitasnya. Di PT AWIndo International, ikan tuna yang dipasok biasanya ikan
tuna yang mempunyai grade B, C, dan D. Ikan-ikan tersebut kemudian diolah.
Setelah diolah, ikan yang awalnya mempunyai grade B bisa berubah menjadi
grade A. Contoh produk yang ada di PT AWIndo yaitu tuna loin, tuna chunk, tuna
groundmeat, tuna saku, tuna cube, marlin, oilfish, swordfish, dan mahi-mahi. PT
AWIndo International sudah memiliki tujuan pasar dari produk-produk yang
dihasilkan. Negara yang sering menjadi tujuan pasar yaitu Eropa (Rusia, Italia),
Amerika, Asia (Jepang, Korea Selatan, China, Israel, dan Vietnam). Namun, PT
AWIndo belum melakukan survey pasar untuk mengetahui keinginan konsumen
akhir terhadap produk-produk yang dihasilkan. Selama ini, PT AWIndo membuat
produk sesuai dengan permintaan dari buyer atau agen luar negeri. Ada
karakteristik jenis produk ikan tuna yang dibeli buyer atau agen luar dari setiap
negara. Karakteristik produk yang dibeli masing-masing negara disajikan pada
Tabel 5 .

17
Tabel 5 Karakteristik produk yang dibeli oleh setiap negara
Negara
Karakteristik produk
Eropa
Grade A : steak & loin
Amerika
Grade B : steak, loin, cube, ground meat
Jepang
Grade A : steak & loin
Rusia
Grade B : fillet, loin, steak
China
Grade B : fillet, loin, steak
Vietnam
Krimson
Korea
Fillet
Israel
Loin natural
Sumber : PT AWIndo International (2014)

Tabel 5 menjelaskan mengenai produk yang paling banyak dipesan dari
masing-masing negara. Namun tidak hanya produk itu saja yang selalu dibeli oleh
masing-masing negara. Pemesanan produk oleh buyer atau agen luar negeri
kepada PT AWIndo International berdasarkan permintaan pasar di negara masingmasing.
Dalam mengekspor produk-produk ikan tuna, ada beberapa persyaratan
yang harus dipersiapkan oleh suatu industri pengolahan. Persyaratan Pasar
Amerika Serikat untuk produk frozen tuna (KKP 2014) yaitu :
1)
Setiap perusahaan yang mengekspor produk tuna beku dan tuna kaleng
harus mengisi NOAA Form 370 Fisheries Certificate of Origin dan
disampaikan kepada U.S. Customs and Border Protection (CBP). Form ini
tidak disyaratkan kepada fresh tuna.
2)
Sejak 13 Juli 2013 telah berlaku efekti Dolphin Safe labeling regulations.
3)
Setiap perusahaan harus mengisi Harmonized tariff Schedule for selected
tuna and tuna products
4)
HACCP Certificate sesuai dengan 123.12 special requirements for imported
products
5)
Importer verification
6)
Health certificate atau Sertifikat Kesehaatan
7)
Sertifikat pendukung lainnya sebagai extra guarantee bisa seperti BRC
and/or IFS certification dll.
Persyaratan pasar Uni Eropa untuk produk fresh dan frozen tuna (KKP
2014) yaitu :
1)
Harus merupakan Approved Country Establishments
2)
Produk harus dilengkapi dengan catch certificate atau Sertifikat Hasil
Tangkapan Ikan sebagai bukti pendukung combat illegal fishing
3)
Kandungan bakterial harus memenuhi persyaratan sebagaimana Regulation
(EC) No 2073/2005.
4)
Contamination restricted and tested . Produk tuna pada umumnya harus
diuji sebelum dikapalkan, dimungkinkan diuji di laboratorium buyer atau
yang ditunjuk oleh buyer. Jenis uji heavy metals lead, cadmium, mercury;
dioxins.
5)
Memiliki food safety certification yang merupakan implementasi HACCP
dan sertifikat pendukung lainnya sebagai extra guarantee bisa seperti BRC
and/or IFS certification
6)
Health certificate yang dikeluarkan sebagai official guarantee

18
Eco-labelled fishery products sebagai sertifikat pendukung. Seperti MSC
(Marine Stewardship Council) sebagai major certification scheme.
Persyaratan Pasar Jepang untuk produk fresh dan frozen tuna (KKP 2014)
yaitu :
1)
Import approval atau persetujuan impor
2)
Certificate of statistics
3)
Fishing certificate atau Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan
4)
Certificate of re-export to obtain acknowledgment by customs.
5)
Memenuhi syarat-syarat food safety act dan lulus test inspection.
7)

3

Sumberdaya Rantai
Sumberdaya laut Indonesia sangat melimpah. Sumberdaya ikan tuna masih
bisa dimanfaatkan dengan baik. Pengembangan usaha perikanan tuna masih
sangat potensial. Sumberdaya yang digunakan dalam rantai pasok ini adalah ikan
tuna. Sumberdaya rantai dalam rantai pasok ikan tuna terdiri dari sumberdaya
fisik, sumberdaya teknologi, dan sumberdaya manusia. Sumberdaya fisik yang
ada dalam lingkup rantai pasok ikan tuna adalah sumberdaya fisik yang dimiliki
oleh para pelaku rantai pasok meliputi kapal dan alat tangkap longline, gedung
transit sheed, kantor dan ruang proses PT AWIndo International, sarana angkut
ikan, serta jalan transportasi (Lampiran 1). Kelemahan sumberdaya fisik yang
ada pada rantai pasok ikan tuna adalah sarana angkut yang digunakan dari
transit sheed menuju ke PT AWIndo International. Sarana angkut yang digunakan
tidak ada pendingin, namun hanya menggunakan truk beratap terpal. Walaupun
jarak dari transit sheed menuju PT AWIndo relatif dekat, seharusnya sarana
pengangkut menggunakan pendingin agar rantai dingin ikan tuna tetap terjaga.
Sumberdaya teknologi berhubungan dengan penerapan teknologi untuk
menciptakan produk ikan tuna yang bermutu baik. PT AWIndo International
sudah menerapkan sistem keamanan produk perikanan dalam memenuhi
persyaratan International dan Indonesia pada sistem mutu HACCP atau
Manajemen Keamanan Pangan yaitu :
1)
USFDA (US Food and Drug Administration), digunakan untuk menembus
pasar Amerika
2)
UE Regulation 852/2004 and UE Guidance Document on Implementation
of HACCP digunakan untuk menembus pasar Uni Eropa
3)
ISO 22000, merupakan sistem manajemen keselamatan pangan yang
diterapkan dalam produk pangan
4)
KEP 01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi
Sistem keamanan produk ini digunakan untuk memenuhi persyaratan ekspor
dan permintaan pembeli. Dalam mendukung penerapan teknologi, PT AWIndo
memiliki beberapa fasilitas yang disediakan. Fasilitas yang ada di