Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta

1

PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP
DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) NIZAM
ZACHMAN, JAKARTA

ISAMUDDIN

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

2
i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul “Pembiayaan Usaha
Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman,
Jakarta” adalah karya saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber

data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, 10 Maret 2014
Isamuddin
NIM C44080004

3
ii

ABSTRAK
ISAMUDDIN. Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta. Dibimbing oleh TRI WIJI NURANI
dan NIMMI ZULBAINARNI.
Usaha penangkapan ikan membutuhkan modal untuk pembiayaan operasional
usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan biaya trip
penangkapan ikan dan menilai kelayakan usaha dari sisi perbankan untuk

diberikan pinjaman modal oleh pihak bank. Metode survei digunakan untuk
meninjau permasalahan yang ada, dengan pemilihan responden secara purposive
sampling. Analisis dilakukan terhadap biaya total, siklus operasi (OC) dan siklus
konversi kas (CCC) serta evaluasi kredit. Pembiayaan yang ada berasal dari modal
mandiri dan pinjaman (kredit atau kongsi). Pinjaman sesama nelayan (kongsi)
dilandaskan pada perjanjian dan kepercayaan (trust). Biaya operasional per tahun
long line sebesar Rp 2.212.800.000, purse seine sebesar Rp 1.624.600.000, dan
bouke ami sebesar Rp 1.770.360.000. Besarnya biaya tersebut berdasarkan jenis
alat tangkap, ukuran GT kapal, dan lamanya hari melaut. Siklus operasi long line
per tahun sebanyak 1-2 trip, purse seine 3-4 trip, dan bouke ami 5-6 trip. Nilai
CCC yang diperoleh positif yaitu long line 185 hari, purse seine 105 hari, dan
bouke ami 65 hari mengindikasikan perusahaan butuh pinjaman modal.
Manajemen produksi diperlukan untuk efisiensi. CCC berkurang maka biaya
berkurang sebanyak jumlah hari dikalikan biaya trip per hari (a). Jika perusahaan
meminjam modal bank, maka biaya berkurang dan laba meningkat sebanyak (a)
dikalikan suku bunga berlaku. Evaluasi angka kredit long line mencapai 79.07,
purse seine 78.33, dan 76.00 untuk bouke ami. Perusahaan dinyatakan layak
mendapatkan pinjaman modal dari bank.
Kata kunci: biaya operasional, efisiensi, manajemen, pembiayaan, pinjaman


4
iii

ABSTRACT
ISAMUDDIN. The Financing of Fisheries Capturing Exertion at Nizam Zachman
Ocean Fishing Port, Jakarta. Supervised by TRI WIJI NURANI and NIMMI
ZULBAINARNI.
Fishing businesses need capital to finance its business operations. The aim of this
study is to formulate the cost of fishing trips and to review the feasibility for a
loan granted by the bank. Tha survey methods used to review the issues, is the
selection of respondents by purposive sampling. The analysis is based on the total
cost, the operating cycle (OC) and cash conversion cycle (CCC) and credit
evaluation. Existing funding comes from independent capital and loans (credit or
fellow fisherman). The loans fellow fishermen (partnership) is based on
agreements and beliefs grounded. The operational costs per year for long line,
purse seine, and bouke ami is IDR 2.212.800.000, IDR 1.624.600.000, IDR
1.770.360.000. The amount of fee is based on the type of fishing gear, boats GT
size, and how frequent they go to sea. Operating cycle of long line per year is 1-2
trip, purse seine 3-4 trip, and bouke ami 5-6 trip. The CCC value is positive, that
is 185 days for long line, purse seine 105 days, and ami bouke 65 days. This value

indicates that each companies need capital loan. It is illustrated that the reduction
of CCC reduces the cost as much as the days multiplied by the cost per day (a). If
the company borrows capital from the bank, then the costs are reduced and profits
increased by (a) multiplied by the applicable rate. The evaluation of credit number
for long line is 79.07, purse seine 78.03, and bouke ami 76.00. The result is that
company are declared eligible to get loan from the bank.
Key words: operational cost, efficiency, management, financing, loans.

5

6

PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP
DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) NIZAM
ZACHMAN, JAKARTA

ISAMUDDIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

7

8
vii

Judul Skripsi

: Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta
Nama
: Isamuddin

NIM
: C44080004
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi
Pembimbing I

Dr Nimmi Zulbainarni, SPi, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Vll


/

: Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta
: Isamuddin
Nama
: C44080004
IM
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Judul Skripsi

Disetujui oleh

,

"

Dr Nimmi Zulbainami, SPi, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Tanggal Lulus: , . 7

MAR

セョア@

viii

9

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul
“Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Nizam Zachman, Jakarta” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini ditujukan untuk
memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1) Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi dan Dr Nimmi Zulbainarni, SPi, MSi selaku dosen
pembimbing atas saran serta bimbingannya selama proses penyusunan dari
awal hingga skripsi ini selesai;
2) Ibunda tercinta (Ibu Maryana) atas kasih sayang serta doanya tak kenal henti
dan dukungan semangat selalu serta Ayahanda (Bapak Akmad Khair);
3) Retno Muninggar, SPi, ME sebagai dosen penguji dan komisi pendidikan
Departemen PSP Dr Yopi Novita, SPi, MSi yang telah memberikan saran;
4) Staff pengajar Departemen PSP FPIK-IPB atas ilmu yang kalian telah berikan
selama ini;
5) Dr Ir Bustami Mahyuddin, MM selaku Kepala PPS Nizam Zachman Jakarta
dan Ibu Lia Anggia M selaku Kepala Seksi Pemasaran dan Informasi UPT
PPS Nizam Zachman Jakarta beserta staffnya atas izin dan bantuan selama
penelitian;
6) Nur Izzah (kakak), Bahrul Ulum (kakak), Topikur Rahman (kakak), Irfan
Cahyadi (kakak), Maria Ulfa (kakak), Alm. Ahmad Jayadi (kakak), Siti
Humaira (kakak), Ahmad Zubair (adik), Ahmad Fahmi (adik), Marina Umi
Kalsum (adik) dan Noval Alwini (adik) atas doa dan dukungannya;

7) Ibu Suzinil Majid dan Drs Herry Zulkarnain, MPd beserta Satari, SPd atas
doa dan dukungannya selama saya kuliah dari awal sampai selesai;
8) Amy, Yasinta, Cut, Imelda, Nova, Rheka, Jessy, Eka H, Izza, Ocid, Jhon,
Fahrul, Desima, Adit, Charis, Reza (Zabao), Didin PSP42, Merta PSP43, Ike
PSP43, Rena MSP45, Dwi THP45 dan seluruh PSP45 atas saran dan
dukungan semangatnya serta sudah menjadi tempat sharing selama ini;
9) Bapak Zulfa dan Ibu Vina yang sudah membantu dalam masalah
administrasi.
Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini
masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
skripsi ini akan selalu penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Bogor, 10 Maret 2014
Isamuddin

10
ix

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
PENDAHULUAN ...........................................................................................
Latar Belakang ..........................................................................................
Tujuan Penelitian ......................................................................................
Manfaat Penelitian ....................................................................................
METODE PENELITIAN ..............................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................
Metode Pengumpulan Data .......................................................................
Data yang Dikumpulkan ....................................................................
Analisis Data .............................................................................................
Analisis Efisiensi Manajemen Kas ....................................................
Analisis Kredit ...................................................................................
HASIL .............................................................................................................
Keadaan Perikanan Tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta .................
Unit Penangkapan Ikan ......................................................................
Produksi Perikanan ............................................................................
Pembiayaan Operasional Penangkapan Ikan ............................................
Sumber Pembiayaan...........................................................................
Tahapan Pembiayaan .........................................................................
Pendapatan Nelayan ..................................................................................
Alokasi Biaya Operasional Penangkapan Ikan ..................................
Manajemen Kas .................................................................................
Siklus operasi ..............................................................................
Siklus konversi kas .....................................................................
Biaya total operasional penangkapan ikan..................................
Manajemen Produksi Penangkapan Ikan yang Efisien ......................
Evaluasi Kredit Kelayakan Pemberian Pinjaman Modal ...................
PEMBAHASAN .............................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................
Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................

x
x
x
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
4
6
6
6
9
10
10
11
12
13
14
14
14
14
14
15
16
18
18
18
18
21
39

11
x

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4
5
6
7
8
9
10
11

Perhitungan angka kredit ..........................................................................
Total angka kredit .....................................................................................
Frekuensi kunjungan kapal berdasarkan jenis alat tangkap 2008-2012 ....
Ukuran GT kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta ..................
Jumlah ABK di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2012 .......................
Volume produksi darat / bulan PPS Nizam Zachman Jakarta, 2012 ........
Pendapatan per trip nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta...................
Komponen biaya operasional penangkapan ikan / trip / alat tangkap .......
Perhitungan angka kredit pada long line ...................................................
Perhitungan angka kredit pada purse seine ..............................................
Perhitungan angka kredit pada bouke ami ..............................................

5
6
6
7
8
10
13
13
15
15
16

DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jumlah alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2012.............
Kelompok umur nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta .......................
Tingkat pendidikan nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta ..................
Volume produksi laut / alat tangkap PPS Nizam Zachman Jakarta ..........
Skema pembiayaan perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta .
Arus keuangan pembiayaan operasional penangkapan ikan .....................

7
8
9
9
11
12

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Peta Layout PPS Nizam Zachman Jakarta ................................................
Harga Ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2012 ....................................
Harga Ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2013 ....................................
Nelayan Responden di PPS Nizam Zachman Jakarta ...............................
Biaya Perbekalan ......................................................................................
Biaya Operasional Penangkapan Ikan per Alat Tangkap..........................
Perhitungan Siklus Operasi .......................................................................
Perhitungan Siklus Konversi Kas .............................................................
Perhitungan Biaya Operasional Penangkapan Ikan per Tahun .................
Perhitungan Pendapatan Nelayan Purse Seine..........................................
Perhitungan Pendapatan Nelayan Long Line ............................................
Perhitungan Pendapatan Nelayan Bouke Ami ...........................................
Tarif Tambat dan Labuh ...........................................................................
Evaluasi Kredit dari Staff PPS Nizam Zachman Jakarta dan ASTUIN ....

23
25
25
26
27
28
29
30
31
32
34
34
35
36

12

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan, perikanan adalah
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu bisnis
perikanan. Sedangkan menurut Hempel dan Pauly (2004) dalam Fauzi (2010),
bahwa perikanan adalah kegiatan eksploitasi sumberdaya hayati dari laut. Maka
berdasarkan definisi tersebut membatasi pada perikanan laut karena perikanan
memang semula berasal dari kegiatan berburu yang harus dibedakan dari kegiatan
budidaya. Perikanan laut atau perikanan tangkap merupakan salah satu sektor
industri dari hulu ke hilir yang merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat
pesisir atau masyarakat nelayan. Potensi perikanan dan kelautan negara ini cukup
melimpah, tetapi sumberdaya yang melimpah tersebut belum dapat dimanfaatkan
dengan maksimal oleh seluruh stake holder perikanan yang ada.
Perikanan tangkap dengan potensi sumberdaya yang besar juga
membutuhkan biaya yang besar dalam pemanfaatannya. Pembiayaan atau
permodalan merupakan hal yang sangat penting untuk melaksanakan kegiatan
penangkapan ikan. Biaya yang dimiliki digunakan untuk pengadaan barang
investasi ataupun untuk modal kerja (biaya trip operasional penangkapan ikan).
Menurut Sutomo (2012) sumber pembiayaan usaha perikanan tangkap dapat
berasal dari modal mandiri nelayan, modal dari lembaga keuangan dalam bentuk
kredit dan lainnya, dan modal yang berasal dari hibah pemerintah. Pembiayaan
yang diperoleh dalam bentuk pinjaman atau kredit dari perbankan diperoleh
nelayan dengan proses yang panjang dan syarat yang sulit, yaitu menyediakan
jaminan yang dibutuhkan oleh bank. Sehingga banyak nelayan menemukan
kendala dalam mengakses permodalan dari perbankan.
Bank biasanya mengharapkan jaminan berupa sertifikat tanah, rumah,
gedung, dan lainnya yang tidak bergerak, sedangkan nelayan umumnya
mempunyai kapal atau perahu yang sifatnya bergerak sehingga berpeluang untuk
hilang atau tenggelam. Sekalipun mereka memiliki rumah tetapi mereka tidak
memiliki sertifikat. Bank menerima kapal yang dimiliki oleh nelayan untuk
dijadikan agunan dengan syarat kapal tersebut dilengkapi asuransi. Sedangkan
pihak asuransi enggan memberikan jaminan perlindungan terhadap kapal nelayan.
Dengan alasan sifatnya yang mudah rusak atau mudah hilang kapal tersebut.
Selain itu perbankan menilai usaha perikanan merupakan sektor yang memiliki
resiko tinggi (high risk). Hal inilah yang menjadi faktor masih rendahnya
pengucuran skim kredit perbankan untuk sektor perikanan. Sehingga sampai saat
ini pembiayaan merupakan salah satu permasalahan yang belum dapat
diselesaikan pada sektor perikanan khususnya perikanan tangkap.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh betapa banyaknya permasalahan yang
dihadapi oleh nelayan dalam usaha penangkapan ikan seperti yang telah
dijelaskan di atas, baik dalam skala subsisten, tradisional ataupun skala modern.
Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui besaran biaya
operasional yang dibutuhkan untuk trip penangkapan ikan serta sumber

13
2

pembiayaan yang digunakan oleh nelayan dalam menjalankan usahanya. Serta
untuk memperoleh keterangan mengenai faktor kesulitan yang dihadapi dalam
mengakses pinjaman permodalan dari perbankan. Penelitian ini berlokasi di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta dengan
pertimbangan bahwa status pelabuhan dan tingkat kemajuan pelabuhan tersebut
apakah dapat menjamin kemudahan dalam akses serta proses pembiayaan bagi
nelayan yang ada di sana.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Memformulasikan manajemen pembiayaan pada kegiatan usaha perikanan
tangkap di PPS Nizam Zachman, Jakarta.
2) Menilai kelayakan usaha untuk diberi pinjaman modal oleh lembaga
keuangan atau bank.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan solusi mengenai kemudahan dalam
akses permodalan atau pembiayan dari perbankan pada usaha perikanan tangkap
khususnya yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2013 di PPS Nizam
Zachman, Muara Baru, Jakarta.

Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei yaitu metode yang
digunakan untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi objek yang akan diteliti.
Permasalahan ditinjau dari dua aspek yakni teknis dan ekonomi. Pengumpulan
data dilakukan melalui pengamatan langsung serta wawancara dengan responden
di lapangan. Selain itu juga data dikumpulkan melalui metode studi literatur baik
dari studi terdahulu ataupun dari data statistik Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS
Nizam Zachman Jakarta.

Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari data primer
dan sekunder. Data primer dan skunder yang dikumpulkan terkait aspek teknis

14
3

mencakup unit penangkapan ikan (nelayan, kapal, dan alat tangkap), dan produksi
hasil tangkapan ikan (jenis dan jumlah). Data yang dikumpulkan terkait aspek
ekonomi yaitu mencakup biaya operasional dan sumber pembiayaan. Data dari
responden diperoleh melalui wawancara dengan terlebih dahulu dilakukan
sampling. Sampling dilakukan secara purposive yaitu sampel diambil dengan
beberapa pedoman yang dipertimbangkan yakni tujuan, sedangkan jumlah dan
ukuran sampel tidak terlalu dipersoalkan.
Sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini terdiri dari:
1) UPT PPS Nizam Zachman (2 orang);
2) Nelayan dari tiga jenis alat tangkap @ 5 kapal (@ 10 orang / alat tangkap);
3) Nelayan pemilik long line, purse seine, dan bouke ami (@ 1 orang);
4) Pedagang ikan (3 orang);
5) Perum PPPS Nizam Zachman Jakarta (2 orang);
6) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) (1 orang);
7) Syahbandar dan docking(@ 2 orang).

Analisis Data
Adapun analisis yang dilakukan mencakup analisis efisiensi manajemen kas
dan analisis kredit yaitu sebagai berikut:
Analisis Efisiensi Manajemen Kas
Manajemen kas bertujuan untuk mengatur keluar dan masuknya keuangan
dalam proses pembiayaan kegiatan penangkapan ikan. Manajemen kas
dilaksanakan dengan harapan terciptanya pengelolaan pembiayaan yang tepat agar
tidak terjadi kekurangan atau pemborosan alokasi biaya. Analisis ini mencakup:
Siklus operasi (Operation Cycle)
Siklus operasi (Operation Cycle) adalah waktu yang diperlukan mulai dari
adanya pengeluaran untuk membeli bahan baku dan membayar tenaga kerja untuk
keperluan proses produksi sampai diperolehnya uang kas yang didapat dari
penjualan produk akhir.
1.

Siklus operasi dihitung dengan rumus (Sjahrial, 2012):
OC = AAI + ACP
Keterangan:
AAI = Average Age of Inventory (rata-rata umur persediaan)
ACP = Average Collection Periode (rata-rata periode penagihan)
Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle)
Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) adalah sejumlah waktu di
mana uang kas perusahaan terikat antara pembayaran untuk input produksi dan
penerimaan atas pembayaran dari penjualan barang jadi, dikalkulasikan sebagai

2.

15
4

jumlah hari dalam siklus operasi perusahaan dikurangi rata-rata periode
pembayaran liabilitas dagang.
Siklus konversi kas dihitung dengan rumus (Sjahrial, 2012):
CCC = OC – APP
Keterangan:
OC = Siklus operasi (Operation Cycle)
APP = weight average payment periode
Jika hasil perhitungan CCC = positif (+) maka perusahaan harus
menggunakan sumber pembiayaan tidak spontan seperti:
1) Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan misalnya liabilitas dagang;
2) Sumber pembiayaan dengan jaminan misalnya: kredit modal kerja dari bank.
Biaya total (Total Cost)
Biaya total adalah biaya variabel/operasional yang dikeluarkan selama satu
tahun untuk operasional penangkapan ikan.

3.

Biaya total dihitung dengan rumus (Zulbainarni, 2012):

Dari persamaan tersebut dapat diturunkan rumus untuk menghitung biaya
total penangkapan ikan.
TC = c . E
Keterangan:
TC (Total Cost) : total biaya (Rp)
c
: biaya variabel pada bulan m (Rp)
E
: usaha penangkapan pada bulan m (trip)
Analisis Kredit
Analisis kredit bertujuan untuk menilai kelayakan pemilik kapal yang ada di
PPS Nizam Zachman Jakarta untuk dapat atau tidak diberikan pinjaman oleh
pihak perbankan. Hasil dari analisis dapat dijadikan acuan pihak bank dalam
pengucuran skim kreditnya. Analisis ini mencakup:
1.

Analisis deskriptif evaluasi kredit
Penilaian kredit yang dilakukan oleh pihak kreditor selaku pemilik modal
dapat dilakukan dengan metode metode analisis 5C dalam Kasmir (2008), yaitu
sebagai berikut:
(1) Character (karakter) pelanggan, kesadaran pelanggan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban kreditnya;

165

(2) Capacity (kapasitas) pelanggan, kemampuan pelanggan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban kreditnya diluar pelaksanaan arus kas;
(3) Capital (modal) pelanggan, cadangan keuangan pelanggan;
(4) Colleteral (jaminan) yang disediakan, suatu asset yang disediakan sebagai
jaminan apabila pelanggan gagal untuk dapat membayar kewajibannya;
(5) Condition (kondisi) usaha, keadaan ekonomi secara umum yang akan
mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan pelanggan.
2.

Pemberian angka kredit
Pemberian angka kredit merupakan proses perhitungan suatu peringkat
angka untuk seorang pelanggan yang didasarkan pada informasi yang
dikumpulkan. Kredit yang kemudian diberikan atau ditolak didasarkan pada hasil
angka tersebut. Angka tersebut merupakan prosedur yang dihasilkan dalam bentuk
angka untuk mengukur keseluruhan kemampuan si peminjam dalam membayar
kredit, yaitu dengan pembobotan rata-rata data keuangan dan karakteristik kredit
(Sjahrial, 2012).
Berdasarkan Tabel 1 dapat dihitung besarnya total angka kredit sesuai enam
karakteristik yang ada dengan langkah yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan penilaian angka antara 0 s/d 100 pada kolom dua dari tiap point
karakteristik. Semakin tinggi nilai yang diberikan menunjukan persepsi
terhadap karakteristik tersebut semakin baik begitu sebaliknya;
2. Kolom tiga dari tiap karakteristik diberikan penilaian angka antara 0.00 s/d
1.00. Diberikan nilai angka tertinggi pada karaktersik yang memiliki prioritas
tertinggi (skala prioritas), dimana pada kolom tiga ini seluruh nilai yang
diberikan berjumlah 1.00;
3. Lalu kalikan tiap baris kolom 2 dengan baris kolom 3 untuk menentukan nilai
bobot angka, dan seluruh nilai bobot angka dijumlahkan dan didapatkan total
angka kredit;
4. Langkah terakhir berikan penilaian kelayakan berdasarkan total angka kredit
yang didapat.
Tabel 1 Perhitungan angka kredit
Karakteristik keuangan dan kredit

 Referensi kredit
 Kepemilikan rumah
 Tingkat pendapatan
 Riwayat pembayaran
 Lamanya di alamat terakhir
 Lamanya di pekerjaan terakhir
Total angka kredit
Sumber : Sjahrial (2012)

Angka
( o s/d
100)

Bobot yang
ditentukan
( 0.00 s/d 1.00)

Bobot angka
[ (1) x (2) ]

(1)

(2)

(3)

1.00

Penentuan kelayakan pemberian pinjaman modal dengan mengikuti acuan
standar yang diberikan pada Tabel 2.

176

Tabel 2 Total angka kredit
Angka kredit
> 75
65 – 75

Tindakan
Dapat diberikan kredit
Dapat diberikan kredit tetapi terbatas, jika pelaksanaannya baik setelah
satu tahun dapat diberikan kredit-kredit sesuai standar kredit

Ditolak
< 65
Bila standar kredit perusahaan 75, maka debitur tersebut bisa mendapat kredit.
Sumber: Sjahrial (2012)

HASIL
Keadaan Perikanan Tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta
Unit Penangkapan Ikan
Jumlah kapal di PPS Nizam Zachman Jakarta tercatat mengalami fluktuasi.
Berdasarkan data statistik UPT PPS Nizam Zachman Jakarta pada Tabel 3
menunjukan kapal masuk mengalami fluktuasi dari tahun 2008-2012. Selama
tahun 2008-2012 tercatat jumlah kapal yang masuk pelabuhan rata-rata sebanyak
3624 unit dengan peningkatan rata-rata sebesar 5.67%. Frekuensi kapal masuk
pada tahun 2012 mengalami peningkatan 4.76% dari tahun 2011. Kapal tersebut
didominasi kapal bouke ami dan purse seine dengan peningkatan rata-rata masingmasing sebesar 11.62% dan 28.57%. Pada tahun 2012 jumlah kapal long line
sebesar 749 unit. Kapal tersebut menurun sebanyak 118 unit dari tahun
sebelumnya. Sedangkan jumlah kapal pancing cumi dan hand line yaitu 18 unit.
Jumlah terendah kapal bubu yaitu nol atau tidak ada kapal bubu yang masuk ke
dalam pelabuhan.
Tabel 3 Frekuensi kunjungan kapal berdasarkan jenis alat tangkap 2008-2012
Jenis Alat Tangkap

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Long Line

792

799

799

867

749

Purse Seine

727

826

857

1005

1124

Gill Net

653

582

374

267

176

Bouke Ami

507

592

747

1112

1362

Pancing Cumi

0

0

34

25

18

Hand Line

0

0

14

12

18

Bubu

9

9

8

12

0

566

570

619

574

605

22

22

26

16

23

3276

3400

3478

3890

4075

Pengangkut
Lain-Lain
Jumlah

Sumber: UPT PPS Nizam Zachman, Jakarta (2013)

18
7

Berdasarkan informasi yang diperoleh kapal-kapal tersebut ber-fishing base
di PPS Nizam Zachman Jakarta, terkecuali kapal milik asing yang hanya
mendaratkan hasil tangkapannya. Ukuran GT kapal penangkapan ikan yang ada
memiliki sebaran ukuran yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, kapal long line dan purse seine memiliki ukuran rata-rata di atas 100
GT yaitu masing-masing 101 GT dan 121 GT (Tabel 4). Sedangkan kapal bouke
ami yaitu memiliki ukuran rata-rata 60 GT yang didominasi oleh kapal ukuran di
bawah 50 GT.
Tabel 4 Ukuran GT kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta
Kapal
kapal 1
kapal 2
kapal 3
kapal 4
kapal 5
kapal 6
kapal 7
kapal 8
kapal 9
kapal 10
Rata-rata
Sumber: Data primer yang diolah

Purse Seine
137
119
129
120
117
115
96
128
134
118
121

Long Line
131
129
29
54
130
89
112
77
169
92
101

Bouke Ami
29
87
29
48
101
83
59
51
30
85
60

Alat penangkapan ikan yang digunakan di PPS Nizam Zachman Jakarta
yaitu long line, purse seine, drift gill net (gill net), bouke ami, pancing cumi, hand
line, dan bubu. Alat tangkap pada tahun 2012 berjumlah 3470 unit atau meningkat
4.43% dari tahun 2011. Alat tangkap tersebut didominasi oleh alat tangkap long
line (20.03%), bouke ami (39.25%), dan purse seine (32.39%). Hal inilah yang
menyebabkan penelitian ini terfokus pada ketiga alat tangkap tersebut. Alat
tangkap lain jumlahnya semakin menurun dari tahun sebelumnya seperti gill net,
pancing cumi, dan hand line. Pada tahun 2012 alat tangkap bubu tidak digunakan
oleh nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta (Gambar 1).
1600

Jumlah (unit)

1400
1200
1000
800
600

2011

400

2012

200
0
Long
Line

Purse
Seine

Gill Net

Bouke
Ami

Pancing
Cumi

Hand
Line

Bubu

Alat Tangkap

Gambar 1 Jumlah alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2012

19
8

Masyarakat nelayan merupakan satu kesatuan dalam sistem perikanan
tangkap bersama kapal perikanan dan alat penangkapan ikan. Jumlah anak buah
kapal (ABK) yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 5.
Tiap kapal perikanan membutuhkan jumlah nelayan yang berbeda sesuai jenis alat
tangkap dan ukuran GT kapal yang dioperasikan.
Tabel 5 Jumlah ABK di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2012
Jenis Alat Penangkapan Ikan
Bubu
Bouke Ami
Gill Net
Jaring Tangsi
Purse Seine
Long Line
Hand Line
Pancing Cumi
Pengangkut
Lain-lain
Total
Sumber: Laporan tahunan 2012, PPS Nizam Zachman Jakarta (2013)

Jumlah
0
5035
778
7
9728
5237
341
295
1383
105
22909

Alat tangkap long line membutuhkan sekitar 13-15 orang nelayan, alat
tangkap bouke ami sekitar 11-14 orang, dan alat tangkap purse seine sekitar 3035 orang nelayan. Berdasarkan hasil sampling nelayan di PPS Nizam Zachman
Jakarta mengenai umur, bahwa sebanyak 37% (11 orang) berada pada kisaran
umur 20-30 tahun. Pada kisaran umur 31-40 tahun dan 41-50 tahun berjumlah
masing-masing 10 orang (33%) dan 5 orang (17%) nelayan. Ada sebanyak 4
orang nelayan (13%) berumur kurang dari 20 tahun dan tak ada satu pun dari 30
orang nelayan responden memiliki umur di atas 50 tahun. Dapat disimpulkan
bahwa lebih dari 50% atau sebanyak 26 orang nelayan responden berada pada
kisaran umur produktif (Gambar 2).
0%
17%

13%
50

Gambar 2 Kelompok umur nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta
Untuk tingkat pendidikan nelayan diketahui bahwa sebanyak 15 orang
(50%) nelayan responden hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah
dasar (SD). Tiga orang nelayan (10%) bahkan tidak pernah mengenal dunia
pendidikan (tidak sekolah/TS). Pendidikan hingga SMP sebanyak 7 orang (23%)

20
9

dan SMA 5 orang nelayan (17%), dan tak satupun dari 30 responden nelayan yang
berpendidikan hingga tingkat perguruan tinggi (Gambar 3). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa masih rendahnya taraf pendidikan di kalangan nelayan yang
ada di PPS Nizam Zachman Jakarta.
16

Jumlah Nelayan

14
12
10
8
6
4
2
0
TS

SD
SMP
Tingkat Pendidikan

SMA

Gambar 3 Tingkat pendidikan nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta
Produksi Perikanan
Hasil tangkapan ikan (HTI) yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta
lebih dari 90% tidak melalui proses pelelangan, tetapi langsung masuk ke
perusahan untuk diolah ataupun diekspor. Terkecuali hasil tangkapan gill net yang
dilakukan pelelangan. Untuk kapal tujuan penangkapan cumi-cumi, hanya 30%
yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zachman Jakarta, sedangkan
sisanya mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Muara Angke. Berdasarkan data
statistik UPT PPS Nizam Zachman Jakarta produksi perikanan tangkap PPS
Nizam Zachman Jakarta berasal dari penangkapan ikan di laut dan ikan yang
masuk pelabuhan lewat jalur darat.
70,000.00
Produksi (Ton)

60,000.00
50,000.00
40,000.00
30,000.00
20,000.00
10,000.00
0.00
Long Line Purse Seine Gill Net Bouke Ami Pancing
Cumi

Hand Line Pengangkut

Alat Tangkap

Gambar 4 Volume produksi laut / alat tangkap PPS Nizam Zachman Jakarta, 2012
Total volume produksi perikanan pada tahun 2012 sebesar 214.807.37 ton
atau meningkat sebesar 14.62% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar

21
10

187.403.28 ton. Pada tahun 2010-2012 volume produksi rata-rata meningkat
sebesar 0.62%. Untuk volume produksi laut pada tahun 2010 meningkat sebesar
104.47% dan pada tahun 2011 hanya meningkat sebesar 18.33% dari tahun
sebelumnya. Volume produksi laut pada tahun 2012 sebesar 104.854.60 ton. Pada
tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 2.18% (Gambar 4). Produksi laut tertinggi
pada tahun 2012 yaitu purse seine sebesar 58% (60.207.96 ton). Long line sebesar
16.152 ton (15%) dan bouke ami yaitu sebesar 13.740.01 ton (13%). Produksi
terendah yaitu pancing cumi sebesar 168.62 ton dan hand line sebesar 113.97 ton.
Tabel 6 Volume produksi darat / bulan PPS Nizam Zachman Jakarta, 2012
Bulan Produksi
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Rata-rata
Sumber: UPT PPS Nizam Zachman Jakarta (2013)

Jumlah (Ton)
10.839.26
9.396.96
6.779.54
9.703.44
10.252.36
12.194.39
8.992.46
5.907.39
8.742.81
10.535.79
8.975.23
7.633.14
109.952.77
9.162.73

Untuk volume produksi darat pada periode 2008-2012 rata-rata meningkat
sebesar 15.08%. Volume produksi tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar
109.952.77 ton dan terendah pada tahun 2008 sebesar 67.495.21 ton. Berdasarkan
Tabel 6 produksi tertinggi pada bulan Juni yaitu sebesar 12.194.39 ton sedangkan
produksi terendah sebesar 5.907.39 ton pada bulan Agustus
Pembiayaan Operasional Penangkapan Ikan
Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional penangkapan ikan nelayan
harus menyediakan sejumlah biaya yang dibutuhkan. Biaya operasional
digunakan untuk membeli semua perbekalan atau logistik yang dibutuhkan untuk
trip melaut.
Sumber Pembiayaan
Pembiayaan usaha penangkapan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta
berasal dari modal mandiri dan pinjaman. Modal mandiri diperoleh dari modal
keluarga yang diturunkan orang tua kepada anaknya (usaha turun temurun).
Keterbatasan modal mandiri membuat nelayan harus meminjam modal dari bank.
Pihak bank memberikan pinjaman biasanya dalam bentuk kredit modal kerja.
Hanya sekitar kurang dari 10% pembiayaan usaha perikanan tangkap di PPS
Nizam Zachman Jakarta yang berasal dari kredit perbankan. Menurut hasil
wawancara di lapangan, kredit perbankan sangat sulit didapatkan karena
terbenturnya oleh masalah agunan. Bank menerima kapal sebagai agunan tetapi

11
22

harus disertai asuransi. Di lain sisi pihak asuransi tidak ingin memberikan
perlindungan atas barang yang dijadikan agunan tersebut. Dengan alasan kapal
nelayan merupakan barang yang bersifat mudah rusak atau hilang akibat ombak.
Selain itu responden mengatakan bank enggan memberikan pinjaman modal,
karena bank menilai usaha pada sektor ini dianggap memiliki resiko yang tinggi.

Persiapan

Tidak ada
Modal/Biaya

Ada

Modal Mandiri

tidak ada

Pinjaman Modal

agunan terpenuhi

tidak ada agunan

Bank/Lembaga

Kongsi/Nelayan Pemilik

Keuangan Lainnya

Lainnya

Pembelian Barang Investasi
dan Biaya Operasional

Operasi Penangkapan Ikan

Gambar 5 Skema pembiayaan perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta
Apabila modal yang dibutuhkan dari lembaga keuangan atau bank tidak
didapatkan, para pemilik kapal memperoleh modal dari pemilik kapal lain yang
memiliki modal lebih. Pinjaman modal dari pemilik kapal lain ini dinamakan
kongsi (Gambar 5). Kongsi dilandaskan pada perjanjian dan kepercayaan. Tidak
hanya itu, kongsi berlangsung dikarenakan faktor kekerabatan dan adanya
hubungan kerja yang sudah lama terjalin. Dari wawancara juga diperoleh
informasi bahwa satu pemilik kapal dapat memiliki beberapa armada
penangkapan ikan. Dimana hasil penjualan dari hasil trip kapal yang satu
digunakan untuk menutupi biaya operasional kapal yang lain. Begitu sebaliknya,
karena keterbatasan modal dalam satu kapal dapat dibiayai oleh dua orang atau
lebih pemilik modal.
Tahapan Pembiayaan
Modal kerja yang dimiliki nelayan digunakan untuk biaya operasional.
Biaya operasional dialokasikan untuk pembelian perbekalan melaut. Setelah
dilakukan penangkapan diperoleh hasil yang didaratkan secara langsung oleh
kapal tersebut atau dengan kapal pengangkut. HTI didaratkan di dermaga
pelabuhan lalu ditimbang beratnya dan disortir berdasarkan jenis dan ukuran
(Gambar 6). Pembayaran hasil penjualan ikan tersebut dilakukan secara tunai

23
12

(cash) ataupun ditangguhkan yang akan dibayarkan dua hari atau maksimal satu
minggu setelah adanya transaksi penjualan. Hasil penjualan tersebut akan dibagi
sesuai dengan proporsi kesepakatan yang telah disetujui di awal antara pemilik
kapal, kapten kapal (tekong), dan ABK. Penerimaan bersih yang diterima oleh
pemilik kapal akan digunakan untuk biaya operasional trip berikutnya atau
digunakan untuk operasional kapal lain (Gambar 6).
Modal/Biaya

Perbekalan Melaut

Penangkapan Ikan

HTI
Lelang dan Cash

Penjualan HTI
Bagi Hasil (ABK,
Kapten, Pemilik)
Penerimaan Bersih

Gambar 6 Arus keuangan pembiayaan operasional penangkapan ikan
Pendapatan Nelayan
Tiap perusahaan penangkapan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta
memiliki sistem pembayaran upah yang berbeda sesuai dengan jenis alat tangkap
yang digunakan. Ada sistem bagi hasil dan ada juga sistem gaji. Sistem bagi hasil
diterapkan pada perikanan purse seine, sedangkan sistem gaji diterapkan pada
perikanan long line dan bouke ami. Nelayan dalam satu kapal yang sama
mendapatkan upah yang berbeda sesuai dengan tugas dan keahliannya.
Berdasarkan pada Tabel 7 diketahui bahwa nelayan yang tidak memiliki tugas
tambahan memperoleh pendapatan berkisar antara Rp 1.280.000-Rp 9.600.000,
sedangkan nelayan yang memiliki tugas tambahan seperti tekong, wakil tekong,
kepala kamar mesin (KKM), wakil KKM, memiliki penghasilan yang jauh lebih
besar yaitu berkisar antara Rp 10.000.000-Rp 35.000.000. Pendapatan rata-rata
per trip ABK pada long line yaitu sekitar Rp 5.580.000, purse seine sekitar Rp
1.950.000, sedangkan bouke ami sekitar Rp 1.040.000. Untuk tekong biasanya
memperoleh bagi hasil pada kisaran antara Rp 20.000.000-Rp 60.000.000 yaitu

24
13

biasanya rata-rata sekitar Rp 30.000.000. Sedangkan pada sistem gaji, gaji ABK
per hari pada long line sebesar antara Rp 28.000-Rp 35.000, bouke ami sebesar
antara Rp 15.000-Rp 20.000. Selain pendapatan dari bagi hasil nelayan
memperoleh tambahan pendapatan dari hasil memancing selama kegiatan
operasional penangkapan ikan berkisar antara Rp 2.000.000-Rp 7.000.000.
Tabel 7 Pendapatan per trip nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta
Nelayan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sumber: Data primer yang diolah

Purse Seine
3.500.000
1.500.000
10.000.000
4.000.000
1.500.000
3.000.000
3.050.000
31.500.000
35.000.000
1.800.000

Long Line
8.000.000
6.000.000
21.000.000
9.600.000
6.300.000
6.100.000
7.000.000
13.000.000
9.000.000
9.000.000

Bouke Ami
1.280.000
1.600.000
1.850.000
2.850.000
3.000.000
20.000.000
2.500.000
3.250.000
3.000.000
3.500.000

Alokasi Biaya Operasional Penangkapan Ikan
Biaya operasional penangkapan ikan per trip tiap kapal berbeda sesuai
dengan jenis alat tangkap, ukuran GT kapal, dan lama trip melaut. Berdasarkan
Tabel 8 diketahui tiap kapal penangkapan ikan membutuhkan jumlah biaya yang
besar untuk solar dan ini merupakan komponen terbesar dalam biaya operasional
penangkapan ikan. Biaya untuk solar mencapai 54.9% untuk long line, purse seine
60.94%, dan bouke ami mencapai 74.31%. Untuk long line juga dibutukan biaya
cukup besar untuk penyediaan umpan yaitu sekitar 24.4% dari proporsi total biaya
operasional penangkapan ikan.
Tabel 8 Komponen biaya operasional penangkapan ikan per trip per alat tangkap
Purse Seine

Long Line

Bouke Ami

Es
Garam
70.000.000
Ransum
Umpan
4.800.000
Air tawar
247.500.000
Solar
7.600.000
Oli
68.250.000
Upah ABK
6.000.000
Adm. & lain-lain
2.000.000
Tambat Labuh
406.150.000
Jumlah
Sumber: Data primer yang diolah

120.000.000
270.000.000
9.600.000
607.500.000
7.600.000
83.700.000
6.000.000
2.000.000
1.106.400.000

60.000.000
2.400.000
202.500.000
7.600.000
14.560.000
6.000.000
2.000.000
295.060.000

Komponen

Selain itu penggunaan freezer pada kapal penangkapan ikan meniadakan
biaya yang dikeluarkan untuk es dan garam pada sebagian besar kapal
penangkapan ikan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta. Sedangkan untuk
biaya administrasi dan tambat labuh membutuhkan biaya masing-masing sebesar
Rp 6.000.000 dan Rp 2.000.000 untuk tiap kapal. Sehingga diketahui bahwa tiap

25
14
14

trip long line membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 1.106.400.000, purse
seine sebesar Rp 406.150.000, dan bouke ami sebesar Rp 295.060.000.
Manajemen Kas
Manajemen kas adalah pengelolaan keuangan dalam kegiatan pembiayaan
operasional penangkapan ikan untuk mengatur arus pendapatan dan pengeluaran
per trip selama satu tahun. Pengelolaan keuangan diperlukan untuk
mengalokasikan sejumlah biaya yang telah disediakan. Adanya manajemen dalam
pembiayaan diharapkan terciptanya efisiensi dengan tujuan tidak terjadinya
pemborosan dan tepat sasaran dalam pengalokasian biaya yang ada.
Siklus operasi (OC)
Kapal long line beroperasi dalam satu trip membutuhkan waktu antara 6-10
bulan. Sedangkan untuk purse seine antara 3-4 bulan dan bouke ami antara 50-60
hari (dua bulan). Waktu yang dibutuhkan dari adanya pengeluaran untuk membeli
perbekalan dan membayar upah nelayan sampai diperolehnya penerimaan yang
didapat dari penjualan HTI untuk long line yaitu 187 hari, purse seine 107 hari,
dan bouke ami 67 hari. Berdasarkan hasil perhitungan OC diketahui bahwa dalam
satu tahun long line beroperasi sebanyak 1-2 trip, purse seine 3-4 trip, dan bouke
ami sebanyak 5-6 trip. Banyaknya jumlah trip dalam satu tahun ini akan terkait
dengan perhitungan jumlah biaya operasional yang dibutuhkan selama satu tahun.
Siklus konversi kas (CCC)
Waktu yang dibutuhkan antara pembayaran untuk perbekalan dan
penerimaan atas pembayaran dari penjualan HTI pada perusahaan penangkapan
(CCC) dengan long line yaitu 185 hari, purse seine 105 hari dan bouke ami 65
hari. Nilai positif CCC mengindikasikan bahwa ketiga perusahaan tersebut
membutuhkan pinjaman modal.
Biaya total operasional penangkapan ikan
Berdasarkan hasil perhitungan siklus operasi, dapat dihitung besarnya biaya
operasional yang dikeluarkan selama satu tahun. Dengan cara biaya operasional
per trip dikalikan jumlah trip selama satu tahun. Sehingga didapat biaya total (TC)
per tahun sebesar Rp 2.212.800.000 untuk long line, purse seine sebesar Rp
1.624.600.000 dan untuk bouke ami membutuhkan biaya sebesar Rp
1.770.360.000.
Manajemen Produksi Penangkapan Ikan yang Efisien
Manajemen produksi diperlukan untuk efisiensi. Efisien dalam penangkapan
ikan akan mengurangi waktu trip operasional penangkapan ikan. Sehingga CCC
berkurang maka biaya berkurang sebanyak jumlah hari dikalikan biaya trip per
hari (a). Jika perusahaan meminjam modal bank, maka biaya berkurang dan laba
meningkat sebanyak (a) dikalikan suku bunga berlaku. Misalkan efisiensi
mempercepat proses penangkapan ikan sebanyak 10 hari maka CCC berkurang
pada long line menjadi 175 hari, purse seine 95 hari, dan 55 hari pada bouke ami.
Maka pembiayaan dapat dikembalikan sebesar Rp 60.624.658 untuk long line, Rp
44.509.589 untuk purse seine, dan Rp 48.503.014 untuk bouke ami sehingga
terjadi penghematan dalam pembiayaan. Jika perusahaan meminjam modal dari

26
15

bank dengan suku bunga 12%, maka biaya berkurang dan laba meningkat sebesar
Rp 7.274.959 untuk long line, Rp 5.341.151 untuk purse seine, dan Rp 5.820.362
untuk bouke ami.
Evaluasi Kredit Kelayakan Pemberian Pinjaman Modal
Evaluasi kredit telah dilakukan terhadap tiga pemilik kapal penangkapan
ikan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta. Masing-masing jenis alat tangkap
pada penelitian ini dipilih satu pemilik kapal untuk dijadikan responden dalam
evaluasi. Satu pemilik kapal dari alat tangkap long line, purse seine, dan bouke
ami. Jumlah responden dalam evaluasi ini diasumsikan mewakili keadaan di
lapangan. Hal ini dilakukan karena sulitnya menemui responden untuk
mendapatkan informasi (non-cooperative), serta keterbatasan waktu, dana dan
tenaga pada saat penelitian di lapangan.
Evaluasi pada perusahaan penangkapan ikan dengan long line, bobot
tertinggi yaitu 0.20 diberikan pada kepemilikan rumah. Lamanya di pekerjaan
terakhir diberikan bobot 0.13 yaitu bobot terendah. Untuk tingkat pendapatan
diberikan penilaian angka 80 dengan bobot 0.19. Bobot angka tertinggi yaitu 17
untuk kepemilikan rumah (Tabel 9).
Tabel 9 Perhitungan angka kredit pada long line
Karakteristik keuangan dan kredit

 Referensi kredit
 Kepemilikan rumah
 Tingkat pendapatan
 Riwayat pembayaran
 Lamanya di alamat terakhir
 Lamanya di pekerjaan terakhir
Total angka kredit
Sumber: Data primer yang diolah

Angka
( o s/d 100)
(1)
79
85
80
80
70
78

Bobot yang
ditentukan
( 0.00 s/d 1.00)
(2)
0.17
0.20
0.19
0.16
0.15
0.13
1.00

Bobot angka
[ (1) x (2) ]
(3)
13.43
17.00
15.20
12.80
10.50
10.14
79.07

Evaluasi pada purse seine, angka tertinggi yaitu 85 diberikan pada tingkat
pendapatan. Referensi kredit, riwayat pembayaran, dan lamanya di alamat terakhir
diberikan bobot 0.15 (Tabel 10). Bobot angka tertinggi yaitu 16.80 untuk
kepemilikan rumah dan terendah untuk lamanya di alamat terakhir yaitu 10.50.
Tabel 10 Perhitungan angka kredit pada purse seine
Karakteristik keuangan dan kredit

 Referensi kredit
 Kepemilikan rumah
 Tingkat pendapatan
 Riwayat pembayaran
 Lamanya di alamat terakhir
 Lamanya di pekerjaan terakhir
Total angka kredit
Sumber: Data primer yang diolah

Angka
( o s/d 100)
(1)
75
80
85
80
70
78

Bobot yang
ditentukan
( 0.00 s/d 1.00)
(2)
0.15
0.21
0.18
0.15
0.15
0.16
1.00

Bobot angka
[ (1) x (2) ]
(3)
11.25
16.80
15.30
12.00
10.50
12.48
78.33

27
16

Evaluasi bouke ami yaitu bobot terendah untuk referensi kredit yaitu 0.14
sedangkan 0.21 bobot tertinggi yang diberikan pada kepemilikan rumah. Nilai
bobot angka riwayat pembayaran mendapat skor terendah yaitu 10.50 sedangkan
kepemilikan rumah mendapat bobot angka tertinggi yaitu 16.80 (Tabel 11).
Tabel 11 Perhitungan angka kredit pada bouke ami
Karakteristik keuangan dan kredit

 Referensi kredit
 Kepemilikan rumah
 Tingkat pendapatan
 Riwayat pembayaran
 Lamanya di alamat terakhir
 Lamanya di pekerjaan terakhir
Total angka kredit
Sumber: Data primer yang diolah

Angka
( o s/d 100)
(1)
75
80
70
70
80
80

Bobot yang
ditentukan
( 0.00 s/d 1.00)
(2)
0.14
0.21
0.18
0.15
0.16
0.16
1.00

Bobot angka
[ (1) x (2) ]
(3)
10.50
16.80
12.60
10.50
12.80
12.80
76.00

Ketiga perusahaan penangkapan ikan tersebut layak untuk diberikan kredit
atau pinjaman modal dari pihak bank. Karena skor angka kredit yang telah
dihitung melebihi acuan standar angka 65 yaitu mencapai skor 79.07 untuk long
line, purse seine 78.33 dan 76.00 skor untuk bouke ami.

PEMBAHASAN
Kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta mengalami fluktuasi
dikarenakan terjadinya peralihan dalam penggunaan alat tangkap. Penurunan
jumlah kapal long line dikarenakan menurunnya HTI tuna yang berimbas pada
hari operasi yang semakin lama karena daerah penangkapan yang semakin jauh.
Alat tangkap lain yang jumlahnya ikut menurun yaitu pancing cumi, gill net,
bubu, dan hand line juga karena terjadi peralihan usaha ke alat tangkap lain yang
dinilai masih menguntungkan dari sisi ekonomi, seperti purse seine dan bouke
ami. Hal ini menyebakan banyak pemilik kapal mengalihkan usahanya ke purse
seine dan bouke ami dan purse seine. Sehingga jumlah ke dua alat tangkap ini
meningkat. Hal ini pun berpengaruh terhadap jumlah nelayan dari tiap alat
tangkap. Nelayan akan beralih ke alat tangkap lain yang banyak dioperasikan di
PPS Nizam Zachman Jakarta. Alat tangkap long line membutuhkan sekitar 13-15
orang nelayan, purse seine sekitar 30-35 orang nelayan, dan bouke ami 11-14
orang nelayan. Sedangkan menurut hasil penelitian Widiastuti (2010), alat
tangkap long line > 30 GT membutuhkan sekitar 15 orang nelayan, sedangkan alat
tangkap purse seine membutuhkan sekitar 30 orang nelayan.
Pembiayaan usaha perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman dilakukan
dengan pembiayaan mandiri dan pinjaman. Pembiayaan mandiri diperoleh berasal
dari uang pribadi ataupun dari modal orang tua yang diturunkan kepada anaknya.
Selain itu ada modal yang berasal dari pinjaman dari pihak bank dan kerabat
(kongsi). Pinjaman dari bank biasanya sangat sulit didapat karena terbentur oleh
masalah agunan. Seperti diungkapkan oleh Yarman (2009) mengatakan rendahnya

17
28

penyaluran kredit pada sektor UMKM adalah karena ketiadaannya agunan
(collateral). Selain itu pihak bank membutuhkan agunan barang yang disertai
asuransi. Menurut Ashari (2009) tidak sampainya kredit kepada petani/nelayan
diakibatkan terbatasnya agunan yang dimiliki dan avalis atau guarantor kredit di
pasar finansial. Apabila tidak didapat dari modal bank maka modal diperoleh dari
kerabat, istilah tersebut dinamakan kongsi. Kongsi dilakukan atas faktor
kekerabatan yang dekat dan kepercayaan satu sama lain. Modal ini digunakan
untuk saling menutupi biaya operasional kapal yang satu dengan yang lainnya. Di
mana hasil pendapatan dari penjualan HTI dari kapal yang telah mendarat setelah
trip penangkapan ikan, akan digunakan oleh kapal lain yang akan trip pergi
melaut bilamana kekurangan ataupun ketiadaan biaya operasional yang
dibutuhkan. Karena banyaknya permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh
nelayan maka perlu dilakukan manajemen pembiayaan penangkapan ikan untuk
mengalokasikan dengan tepat biaya apa saja yang dibutuhkan.
Manajemen pembiayaan dilakukan untuk meminimalisir pembengkakan
biaya operasional dan mengefisienkan biaya yang dikeluarkan serta untuk
evaluasi kebutuhan trip berikutnya. Selain itu dapat mengatur besarnya
pengeluaran untuk biaya operasional penangkapan ikan serta pemasukan dari
penjualan HTI. Seperti yang dijelaskan dalam Bank Indonesia (2008) bahwa
manajemen pembiayaan usaha perikanan bertujuan untuk mengelola arus kas
masuk dan keluar. Manajemen pembiayaan diharapkan dapat meminimalisir
kerugian atau menekan resiko yang akan terjadi serta memper