PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
FLUIDA STATIS DI KELAS XI SEMESTER II SMA
NEGERI 11 MEDAN T.P. 2015/2016

Oleh :
Nurlia Rahmadani
NIM 4122121016
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii


RIWAYAT HIDUP
Nurlia Rahmadani lahir di Medan, pada tanggal 17 Februari 1994. Ayah bernama
Haris Muda Lubis dan Ibu Nur Cahaya Harahap dan merupakan anak pertama dari
empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 112140
Rantauprapat, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan
sekolah di MTs Negeri Rantauprapat dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,
penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Rantauprapat dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di program studi pendidikan fisika
jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
FLUIDA STATIS DI KELAS XI SEMESTER II SMA
NEGERI 11 MEDAN T.P. 2015/2016
NURLIA RAHMADANI (NIM: 4122121016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih tinggi daripada
pembelajaran konvensional pada materi Fluida Statis di kelas XI Semester II di
SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI Semester genap SMA Negeri 11 Medan yang terdiri
dari lima kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas XI-IPA 3
(sebagai kelas eksperimen) dan kelas XI-IPA 5 (sebagai kelas kontrol) yang
masing-masing berjumlah 39 dan 41 siswa yang ditentukan dengan teknik Cluster
Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas
eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan
tes essai, jumlah soal 10 item yang telah divalidkan oleh validator.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah
30,5 dan kelas kontrol adalah 34,4, setelah pembelajaran selesai diberikan postes
dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 63,8 dan kelas kontrol 47,0. Dari hasil uji
t diperoleh thitung = 9,65 sedangkan ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel (9,65 >1,99)
maka Ho ditolak. Melalui uji t tersebut diperoleh hasil signifikan bahwa hasil
belajar menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Kata Kunci: Quasi Eksperimen, Pembelajaran Inquiry Training, Konvensional


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis di Kelas XI Semester II
SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016” ini disusun untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
bapak Dr. Eidi Sihombing, M.S, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan serta saran-saran kepada penulis sejak
awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga di
sampaikan kepada bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, ibu Dra. Ida Wahyuni,
M.Pd dan bapak Mukti Hamjah Harahap, M.Si, selaku dosen penguji I, II, dan III

yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian
sampai penyusuan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga kepada bapak Drs. Henok
Siagian, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan
membantu penulis. Ucapan terimakasih juga kepada bapak Alkhafi Maas Siregar,
M.Si selaku ketua jurusan fisika dan bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan
FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu staf pegawai Jurusan Fisika
atas kerjasama dan bantuan kepada penulis terutama dalam surat-menyurat.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Drs. K. Lumbantoruan,
M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 11 Medan, ibu Siti Saleha Lubis selaku
guru bidang studi Fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis
selama penelitian dan para staf pegawai administrasi yang telah memberikan
kesepatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

v

Teristimewa buat Ayahanda Haris Muda Lubis dan Ibunda tercinta dan
terhebat Nur Cahaya Harahap yang terus memberikan kasih sayang, dukungan,
motivasi, dan do’a yang tiada henti-hentinya dipanjatkan untuk ananda dalam
menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini serta ucapan

terimakasih buat adik-adik ku tersayang Zul Fadli, Zul Fahmi dan Zul Faqih.
Ucapan terima kasih juga buat teman spesial Juliadi yang begitu luar biasa
memberikan semangat, perhatian, dukungan, bantuan, dan berbagi ilmu selama
perkuliahan dan pembuatan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada sahabatsahabat ku yang paling setia TRIDISILIVARIE (Listri Pardani, Dian Mentari, Siti
Khadijah, Apritivani Maduwu, Rika Utami dan Eka Wahyuni). Terima kasih
karena kalian telah memberikan semangat dan doa, selalu menemani saat suka dan
duka, selalu siap untuk membantu selama perkuliahan dan pembuatan skripsi ini,
dan terima kasih telah menjadi sahabat yang terbaik, serta tak lupa pula ucapan
terima kasih untuk teman-teman fisika dik c 2012 yang selalu kompak dan
bahagia, semoga sukses untuk kita semua.
Ucapan terima kasih buat sahabat-sahabat ku dari MTs sampai SMA, Sri
Munarsih, Rahimi Sofyana, Abdus Syakir, Putri Maharani, Santi Elfia
Sikumbang, dan semuanya yang tidak bisa disebut satu per satu. Terimakasih juga
buat teman-teman PPLT SMPN 1 Tanjung Pura dan teman-teman anak kos, tidak
terlepas semangat dan bantuan dari kalianlah akhirnya penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi yang penulis buat ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dunia pendidikan.


Medan,
Penulis,

Juni 2016

Nurlia Rahmadani
NIM. 4122121016

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Defenisi Operasional

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1

1
5
5
5
6
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1 Kerangka Teoritis
8
2.1.1 Pengertian Belajar
8
2.1.2 Hasil Belajar
9
2.1.3 Keterampilan Proses Sains
10
2.1.4 Pembelajaran Inquiry
12

2.1.4.1 Defenisi dan Karakteristik Pembelajaran Inquiry
12
2.1.4.2 Proses dan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
13
2.1.4.3 Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Suchman
13
2.1.4.4 Sintaks Pembelajaran Inkuiri
13
2.1.4.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry
14
2.1.5 Model Pembelajaran Inquiry Training
15
2.1.5.1 Pengetian dan Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry Training15
2.1.5.2 Tujuan Model Pembelajaran Inquiry Training
17
2.1.5.3 Strategi Pengajaran Model Inquiry Training
18
2.1.5.4 Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training
19
2.1.5.5 Pelaksanaan Inquiry Training

20
2.1.5.6 Peran/Tugas Guru
21
2.1.6 Pembelajaran Konvensional
21
2.1.6.1 Pola Pembelajaran Konvensional
21
2.1.6.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Konvensional
22
2.1.7 Materi Pembelajaran Fluida Statis
23
2.2 Kerangka Konseptual
31
2.3 Hipotesis Penelitian
32

vii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis Penelitian
3.4.2 Desain Penelitian
3.5 Prosedur Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Pretes
3.6.2 Postes
3.7 Instrumen Penelitian
3.7.1 Tes Hasil Belajar
3.7.2 Observasi
3.8 Uji Validitas Tes
3.9 Teknik Analitas Data
3.9.1 Menghitung Mean Dari Pretes dan Postes
3.9.2 Uji Normalitas
3.8.3 Uji Homogenitas
3.9.4 Uji Hipotesis

33
33
33
33
33
33
33
33
34
34
38
38
38
38
38
39
39
40
40
41
42
42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Data Hasil Penelitian
4.1.2 Observasi
4.1.3 Uji Persyaratan analisis data
4.1.3.1 Uji Normalitas
4.1.3.2 Uji Homogenitas
4.1.3.3 Uji hipotesis
4.2 Pembahasan

45
45
45
47
52
52
52
53
54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

58
58
58

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

59
61

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Pemanfaatan Konsep Tekanan

23

Gambar 2.2 Tekanan yang Bekerja pada Permukaan Zat Cair

24

Gambar 2.3 Pengukur Tekanan

25

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

25

Gambar 2.5 Penerapan Hukum Pascal

26

Gambar 2.6

Batu Tercelup dalam Air

27

Gambar 2.7

Percobaan Memahami Gaya Apung

27

Gambar 2.8 Berbagai Benda dengan Berbagai Massa Jenis Relatif

28

Gambar 2.9 Dua Buah Gaya pada Benda yang Tercelup dalam Air

28

Gambar 2.10 Mengapung dan Melayang

29

Gambar 3.1 Skema rancangan penelitian

37

Gambar 4.1 Nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

46

Gambar 4.2 Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol

47

Gambar 4.3 Diagram batang data aktivitas siswa

49

Gambar 4.4 Diagram Batang Kategori Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes

51

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Komponen dan Indikator Keterampilan Proses Sains

11

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Inquiry

14

Tabel 2.3 Sintaks Model Inquiry Training

20

Tabel 2.4 Nilai Pengukuran Permukaan Tegangan

30

Tabel 3.1 Two Group Pretest-Posttest Design

34

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar

38

Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

45

Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

46

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi47
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

48

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Keterampilan Proses Sains Siswa

49

Tabel 4.6 Nilai Pretes, Nilai Keterampilan Proses Sains Dan Nilai Postest

50

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol 52
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas

53

Tabel 4.9 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Pretes Siswa

53

Tabel 4.10 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa

54

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Silabus

61

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

64

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa

98

Lampiran 4

Kisi-kisi Tes Instrumen

109

Lampiran 5

Soal

119

Lampiran 6

Kunci Jawaban Tes

122

Lampiran 7

Lembar Observasi Keterampilan

126

Lampiran 8

Angket Observasi Siswa dan Guru

128

Lampiran 9

Nilai Pretes Ekperimen

139

Lampiran 10 Nilai Pretes Kontrol

141

Lampiran 11 Nilai Postes Eksperimen

143

Lampiran 12 Nilai Postes Kontrol

145

Lampiran 13 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Varians

147

Lampiran 14 Uji Normalitas Data Pretest

150

Lampiran 15 Uji Normalitas Data Postest

155

Lampiran 16 Uji Homogenitas Varians Data Pretest

159

Lampiran 17 Uji Homogenitas Varians Data Postest

161

Lampiran 18 Uji Hipotesis Pretes

163

Lampiran 19 Uji Hipotesis Postest

165

Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

168

Lampiran 21 Dokumentasi

177

Lampiran 22 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors

182

Lampiran 23 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

184

Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

186

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
lingkungan sepanjang hidup dan segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan individu. Berdasarkan defenisi luas terbatas pendidikan adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah atau di luar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang
akan datang (Mudyaharjo, 1998: 11).
Gambaran

pendidikan

menurut

Sani

(2014:1)

dapat

memberikan

kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan dan
pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya harapan dan
kesempatan bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. Pendidikan juga
dapat menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan agar sebuah kondisi menjadi
lebih baik. Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif
belajar dan mengarahkan terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa
dalam menempuh kehidupan.
Sejalan dengan pernyataan di atas salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses
pembelajaran secara fakta adalah anak kurang didorong dalam mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat
dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari, akibatnya
ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi mereka
miskin aplikasi (Sanjaya, 2006: 1).
Perkembangan program sains sekarang adalah mengembangkan sikap
mempertimbangkan berdasar “ilmu pengetahuan”. Berbagai hal yang cenderung

2

menjadi sasaran dalam ilmu sains adalah berpikir bebas, tidak memihak,
menduga-duga, memiliki rasa ingin tahu dan sikap kritis, bertanya dan berpikir
rasional (Kadughothel, 2015). Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang
memerlukan pemahaman konsep bukan penghafalan rumus-rumus atau teori-teori.
Tujuan pembelajaran fisika bukan hanya menyediakan peluang kepada siswa
untuk belajar tentang fakta-fakta dan teori yang mapan, tetapi juga
mengembangkan
memperbaharui

kebiasaan
kembali

dan

praktek

sikap
dan

ilmiah

untuk

kemampuan

menemukan

penalarannya

dan
dalam

mengkonstruksi pemahaman.
Proses pembelajaran fisika berdasarkan uraian di atas hendaknya berisi
kegiatan-kegiatan yang membuat siswa dapat mengembangkan kemampuankemampuan untuk memecahkan suatu masalah, seperti merumuskan masalah,
menguji hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data serta menarik kesimpulan,
namun, faktanya menunjukkan bahwa dalam pembelajaran fisika kegiatan yang
dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa tersebut masih sangat
kurang, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, terbukti berdasarkan
angket sebesar 85% siswa belajar dari soal-soal yang berhubungan dengan rumus
yang diberikan oleh guru, sedangkan konsep dari fisika tersebut kurang dipahami.
Cara belajar yang dilakukan oleh guru kebanyakan menggunakan metode ceramah
lalu memberikan contoh soal dan selanjutnya memberikan soal-soal kepada siswa
untuk didiskusikan.
Menurut Hayati dan Suyanti (2013) bagi siswa pembelajaran fisika sering
membosankan sehingga pelajaran cenderung diabaikan oleh siswa dalam proses
belajarnya karena pembelajaran yang berlangsung di sekolah ternyata masih
sangat teoritis dan kurang menerapkan model pembelajaran. Kurangnya
pengetahuan guru mengenai strategi pembelajaran yang inovatif bagi pelajaran
fisika dan kurangnya kegiatan praktikum membuat motivasi dan hasil belajar yang
dicapai siswa rendah. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa
menunjukkan bahwa sekitar 63% hasil belajar fisika siswa tidak memuaskan dan
sekitar 58% siswa mengatakan tidak pernah melakukan praktikum.

3

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan
merupakan pembelajaran teacher-centered, karena penjelasan hanya didapat dari
guru sedangkan siswa tidak dibiasakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan,
hanya berfokus pada soal-soal dan hasil belajar fisika siswa masih rendah.
Sementara menurut Sanjaya (2004 : 121) mata pelajaran sains tidak dapat
mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, jika
strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses
pembelajaran di dalam kelas. Proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan
membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalah, serta tidak diarahkan membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Melalui berbagai permasalahan yang tertera di atas, maka diperlukan suatu
usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
untuk meningkatkan keterampilan dalam proses sains dan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran inquiry training diharapkan dapat memperbaiki pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswa, bukan hanya sekedar mengingat
seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan dan menyelesaikan sendiri.
Trisno,dkk (2013) menganggap dalam pembelajaran inquiry ini siswa tidak hanya
menghafalkan banyak rumus dan menghitung saja, tetapi juga menampilkan
gejala-gejala fisika yang dapat mereka temui dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Menurut Joyce (2009 : 202) bahwa model inquiry training dapat membantu para
siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang mumpuni untuk
meningkatkan pertanyaan-pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari
rasa keingintahuan mereka. Pernyataan ini diperkuat oleh Sani (2015 : 99) bahwa
model pembelajaran inquiry training dapat mengajarkan siswa agar memperoleh
keterampilan hidup, dapat menangani masalah, menghadapi tantangan dan
terbiasa mencari solusi.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Vaishnav (2013) yang menggunakan
model inquiry training dan metode pembelajaran tradisional dalam mengajar
sains didapatkan hasil bahwasanya perkembangan model pembelajaran inquiry
training kepada murid-murid terbukti berhasil dalam hal prestasi siswa daripada
menggunakan metode tradisional. Penelitian yang sama dilakukan oleh Trisno,dkk

4

(2013) dari hasil analisis data yang dilakukan dapat dilihat bahwasanya model
pembelajaran inquiry training lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional. Abdi (2014), menyimpulkan bahwa
“based on the findings obtained in the study, it can be said that there is a
significant difference between the achievement levels of the students who have
been educated by inquiry-based instruction supported 5E learning method and the
students who have been educated by the traditional teaching methods”.
Penelitian yang dilakukan oleh Hayati, dkk (2013) didapatkan hasil bahwa
model pembelajaran inquiry Training berbasis multimedia lebih baik dalam
meningkatkan hasil belajar fisika siswa dari pada model pembelajaran Inquiry
Training. Siddiqui (2013) mendapatkan hasil “The developed Inquiry training
model for teaching science to the students of standard VI has proved effective in
term of achievement of students than the traditional method”. Susanti,dkk (2014)
menyimpulkan bahwa pemilihan dan penerapan model dan media pembelajaran
yang tepat harus mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik
(keterampilan berpikir kritis dan kemampuan penalaran formal). Kadughothel
(2015) menyatakan “While it is desirable that students of science should be
encouraged to develop these attitudes we need also make them aware of the role
that personal characteristics play in the acquisition of scientific knowledge. By
revealing the role of personal characteristics that scientists are normal human
beings, fallible, stubborn, emotional and irrational, we can humanize science and
thereby develop in the student proper appreciation of science”.
Hasil seluruh penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inquiry
training memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap hasil belajar siswa.
Penggunaan strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat dan bervariasi
diharapkan akan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas XI Semester II SMA
Negeri 11 Medan T.P 2015/2016”.

5

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, ditemukan
beberapa identifikasi masalah antara lain :
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika.
2. Metode

pembelajaran

yang

digunakan

oleh

guru

kebanyakan

menggunakan metode ceramah.
3. Proses pembelajaran lebih memfokuskan pada hitungan matematis dan
rumus-rumus.
4. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang bervariatif.
5. Praktikum di laboratorium jarang dilakukan oleh guru.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry
Training dan pembelajaran konvensional.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar dalam keterampilan
proses sains pada materi pokok fluida statis.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMA Negeri 11
Medan.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah

hasil

belajar

siswa

dengan

menggunakan

model

pembelajaran inquiry training pada materi fluida statis di kelas XI
semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016?
2. Bagaimanakah

hasil

belajar

siswa

dengan

menggunakan

model

pembelajaran konvensional pada materi fluida statis di kelas XI semester
II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016?
3. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
inquiry training memiliki pengaruh lebih tinggi daripada siswa yang

6

diajar dengan model pembelajaran konvensional pada materi fluida statis
di kelas XI semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi fluida statis di kelas XI
semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi fluida statis di kelas XI semester
II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016.
3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran inquiry training memiliki pengaruh lebih tinggi
daripada siswa yang diajar dengan model pembalajaran konvensional
pada materi fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 11 Medan
T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa akibat pengaruh model
pembelajaran Inquiry Training pada materi fluida statis di kelas XI
semester II SMA Negeri 11 Medan T.P. 2015/2016.
2. Sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

guru

untuk

memilih

model

pembelajaran Inquiry Training dalam proses kegiatan belajar-mengajar
pada materi fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 11 Medan
T.P. 2015/2016.

1.7 Defenisi Operasional
Untuk mengetahui batasan pengertian dalam penelitian ini, maka dibuat
suatu defenisi operasional sebagai berikut :

7

1. Model pembelajaran

Inquiry training adalah model pembelajaran yang

mengupayakan pengembangan para pembelajar yang mandiri. Metodenya
mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Pembelajaran
ini membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan
mumpuni untuk meningkatkan pertanyaan-pertanyaan dan pencarian
jawaban yang terpendam dari rasa keingintahuan mereka.
2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa diperoleh dari uji tes
sebelum pembelajaran (psre-test) dan uji tes setelah pembelajaran (posttest).

58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisi data dan
pengujian hopotesis maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry
Training pada materi fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 11
Medan T.P. 2015/2016 sebelum diberikan perlakuan didapatkan rata-rata
sebesar 30,5 dan setelah diberikan perlakuan didapatkan rata-rata siswa
sebesar 63,8.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada
materi fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 11 Medan T.P.
2015/2016 sebelum diberikan perlakuan didapatkan rata-rata sebesar 34,4
dan setelah diberikan perlakuan didapatkan rata-rata siswa sebesar 47,0.
3. Dari hasil uji hipotesis didapat thitung > ttabel yaitu 9,65 > 1,99 pada taraf
signifikansi α = 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh model
pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi
fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 11 Medan T.P.
2015/2016.

5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. Menguasai semua sintaks dalam Pembelajaran Inquiry Training dan mengatur
waktu untuk melaksanakan semua sintaks tersebut dengan tepat waktu dan
siswa tersebut tidak merasa kesulitan di dalam mengikuti semua sintaks
tersebut.
2. Melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap siswa agar
siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran ini
ketika melakukan penelitian, sehingga model pembelajaran Inquiry Training
ini bisa diselesaikan tepat waktu.

59

DAFTAR PUSTAKA
Abdi, A., (2014). The Effect of Inquiry-based Learning Method on Student’
Academic Achievement in Science Course, Universal Journal of
Educational Research, 2(1): 37-41
Asrul, (2014). Evaluasi Pembelajaran. Medan : Citapustaka media
Hayati dan Suyanti, R.D., (2013). Efek Model Pembelajaran Inquiry Training
Berbasis Multimedia dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa,
Jurnal Online Pendidikan Fisika, 1 (2): 24-33
Ibrahim dan Syaodih, N., (2010). Perencanaan pengajaran. Jakarta : Rineka
cipta
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009). Models Of Teaching. Edisi
Sembilan, Yogyakarta : Pustaka Belajar
Kadughothel, S., (2015). A Study on Developing Scientific Attitude Through
Inquiry Training Model Among School Children, International Journal of
research & Development in technology and management Science, 1 (2):
125-127
Kanginan, M., (2007). Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Matondang, Z., (2009). Evaluasi pembelajaran. Medan : Program pasca sarjana
unimed
Ngalimun, (2012). Strategi dan model pembelajaran. Banjarmasin : Aswaja
pressindo
Mudyaharjo, R., (1998). Pengantar pendidikan. Bandung : Rajawali Press
Purwanto, (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Sani, R.A., (2014). Pembelajaran saintifik. Jakarta : Bumi aksara
Sanjaya, W., (2006). Strategi pembelajaran. Bandung : Kencana prenada media
group
Sardiman, (2010). Interaksi & motivasi belajar-mengajar. Jakarta : Rajawali
press
Sheeba, M.N., (2013). An Anatomy of Science Process Skills In The Light Of
The Challenges to Realize Science Instruction Leading To Global
Excellence in Education, Research Scholar, 4 (2): 108-123

60

Siddiqui, M.H., (2013). Inquiry Training Model of Teaching : A Search of
Learning, International Journal of Scientific Research, 3 (2): 108-110
Sudjana, N., (2002). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Susanti, A., Sajidan, dan Sugiarto, (2014). Pembelajaran biologi menggunakan
inquiry training Models dengan vee diagram dan kwl chart ditinjau dari
keterampilan berpikir kritis dan Kemampuan penalaran formal, Jurnal
Inkuiri UNS, 1 (3): 75-84
Trianto, (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Surabaya :
Kencana prenada media group
Trisno, Kandek, Y., dan Pasaribu, M., (2013). Pengaruh Model Pembelajaran
Training Inquiry Terhadap Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Kalor Siswa
SMP Negeri 9 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 1(2): 1420
Uno, H.B., (2007). Model pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara
Uno, H.B., dan Panjaitan, K., (2004). Model pembelajaran. Jakarta : Nurul
jannah
Vaishnav, R.S., (2013). Effectiveness of Inquiry Model for Teaching Science,
Scholarly Research Journal for Interdisciplinary Studies, 5 (1): 1216-1220