KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMK NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI. TESIS, PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PASCASARJANA UNIVERSITAS.

(1)

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DALAM

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK

DI SMK NEGERI

KOTA GUNUNGSITOLI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

Tabita

Evadyanti Maru’ao

NIM : 8146132059

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

TABITA EVADYANTI MARU’AO; Kinerja Pengawas Sekolah Dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pengawas sekolah dalam: (1) menyusun program supervisi akademik, (2) melaksanakan supervisi akademik, (3) mengevaluasi hasil pelaksanaan program supervisi akademik, (4) membimbing dan melatih profesional guru dalam menyusun silabus dan RPP di SMK negeri Kota Gunungsitoli. Supervisi akademik bertujuan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan supervisi akademik yakni pelatihan/pembimbingan adalah proses membelajarkan guru melalui tatap muka agar guru menguasai keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Melalui metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti sebagai human instrument menemukan beberapa kesimpulan;

Kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli belum terlaksana dengan maksimal dan tidak merata kepada seluruh guru, ini terlihat dari: (1) supervisi akademik khususnya mata pelajaran rumpun IPA 50% terlaksana, (2) masih adanya guru yang belum benar merumuskan RPP, (3) masih ada guru yang belum benar mengelola pembelajaran. Berdasarkan temuan direkomendasikan sebagai berikut: (1) pengawas sekolah harus menyusun program kepengawasan setiap tahun dengan memperhatikan hasil pelaksanaan program pada tahun lalu, (2) melaksanakan kunjungan ke sekolah hendaknya memberikan pembinaan dengan melakukan observasi, memeriksa perangkat pembelajaran diikuti dengan mendiskusikan hasil supervisi akademik yang telah dilakukan, (3) hasil dari pelaksanaan supervisi akademik segera ditindaklanjuti dan direalisasikan sehingga wujud dari pemecahan masalah yang dihadapi guru dapat segera dirasakan, (4) merancang sedemikian rupa pelaksanaan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP.

Kata kunci : Kinerja pengawas sekolah, Supervisi akademik, Pelatihan/pembimbingan.


(6)

ii

ABSTRACT

TABITA EVADYANTI MARU’AO; Supervisors’ Performance in Implementing Academic Supervision at SMK Kota Gunungsitoli. Thesis. Medan State University, Graduate program. 2016.

The problem in this research is how the performance of a school supervisor in the implementation of the academic supervision in training / coaching the teachers of SMK Kota Gunungsitoli for creating syllabus and Lesson Plan.

The purpose of this study is to determine the performance of a school supervisor in : (1) developing academic supervision programs, (2) conducting academic supervision, (3) evaluating the results of the implementation of the program of the academic supervision, (4) guiding and training professional teachers in preparing the syllabus and Lesson plan at SMK Kota Gunungsitoli. The Academic Supervision aims to help teachers to develop their abilities to achieve the learning objectives. The Academic Supervision activities of the training / coaching is a learning process through face to face for teachers to master the skills in planning and implementing teaching and learning process.

The method of this research is descriptive qualitative. The researcher as a human instrument finds some conclusions; Performance of school supervisors in the implementation of the academic supervision on the activities of the training / coaching syllabus and lesson plan at SMK Kota Gunungsitoli has not done up and not evenly distributed to all teachers, which is seen from : (1) the academic supervision for science teachers has been done up to 50 %, (2) there are still teachers who have not been properly formulate lesson plans, (3) there are teachers who do not properly manage learning.

Based on the findings recommended as follows : (1) the school supervisors should draw up a supervisory program each year based on the results of the implementation of the program in the last year, (2) the supervisors who visit to schools should provide guidance to the observation, checking the learning device followed by discussing the results of the academic supervision that has done, (3) the results of the implementation of the academic supervision immediately followed up and realized that the form of solving problems faced by teachers can immediately be felt, (4) designed such that the implementation of the training / coaching syllabus and lesson plans.

Keywords : Supervisors’ Performance, Academic Supervision, Training / Coaching.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan junjungan tertinggi penulis yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan segala hikmat dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul : “Kinerja Pengawas Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi

Akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli”. Tesis ini sengaja ditulis

bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Master pendidikan pada Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang telah menerima S2 Konsentrasi Kepengawasan untuk wilayah Sumatera belajar di UNIMED.

2. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, yang telah memberikan beasiswa S2 kepengawasan.

3. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang memimpin program ini dan mendukung program pemerintah untuk S2 Kepengawasan.

4. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang telah mendukung adanya program S2 Kepengawasan dan membantu dalam segala urusan administrasi pada program ini.


(8)

iv

5. Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang telah membantu kelancaran administrasi pada program ini.

6. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik.

7. Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Benyamin Situmorang, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk melengkapi tesis ini.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan staf pegawai yang telah ikut membantu penyelesaian administrasi yang dibutuhkan.

9. Pemerintah Daerah Kota Gunungsitoli dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk dapat mengikuti program Pascasarjana S-2 Kepengawasan.

10. Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, Kepala UPTD Kota Gunungsitoli, dan seluruh Kepala SMK Negeri di Kota Gunungsitoli yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di Kota Gunungsitoli serta seluruh guru-guru yang mengajar mata pelajaran rumpun IPA di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.

11. Suamiku tercinta (Pdt. Dr(c). Timotius Gea, M.Th) yang senantisa memotivasi dan mendukung Penulis untuk menyelesaikan studi dan kepada buah hatiku


(9)

v

(Teofilia Alvanes Kronikel Gea dan Trophy Petra Winner Gea) yang menjadi penyemangat bagiku menyelesaikan studi ini.

12. Seluruh anak-anak rohaniku yang ada di Medan, di pastori dan asrama STTN serta seluruh jemaat GBI – jalan Golkar dan GBI - jalan Karet Kota Gunungsitoli yang senantiasa berdoa untuk Penulis agar dapat menyelesaikan studi dan seluruh para pendoa syafaat dalam dan luar negeri.

13. Adik-adikku Kel. A/I. Mira Maru’ao, Kel. Rahmawati Maru’ao, Kel. A/I. Dea Maru’ao, dan Kel. Sakhi, kalian adalah pengganti orang tua Penulis (Alm. Maranatha Maru’ao dan Alm. Erithia Sarumaha) yang telah memberikan banyak perhatian selama Penulis berada di Medan untuk melanjutkan studi. 14. Ipar-iparku kel. A/I. Astuti Zega, Kel. A/I. Reno Gea, dan Kel. A/I. Hadirat

Gea yang telah memberikan dukungannya selama Penulis berada di Medan untuk melanjutkan studi.

15. Teman-teman seangkatan S-2 Konsentrasi Kepengawasan Universitas Negeri Medan (UNIMED) T.A : 2014/2015 (Angkatan ke-3).

Penyelesaian tesis ini telah diupayakan semaksimal mungkin untuk mendekati kesempurnaan, walaupun demikian kekurang sempurnaan harus terus dilengkapi, khususnya dari Pembaca budiman. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran selalu penulis terima dengan terbuka.

Semoga hasil karya ini bermanfaat.

Medan, Juli 2016 Penulis :


(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... ... i

Abstract ... ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian... 13

C. Pertanyaan Penelitian... 13

D. Tujuan Penelitian ... 14

E. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ... 17

A. Dasar Teoritis... 17

1. Hakikat Kinerja Pengawas Sekolah ... 17

2. Kompetensi Supervisi Akademik... 30

3. Proses Pembelajaran ... 44

a. Silabus ... ... 45

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 46

B. Dasar Konseptual ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Jenis Penelitian ... 50

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 51

C. Subjek Penelitian ... 52

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 54

E. Analisis data ... 59

F. Keabsahan Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 69

A. Paparan Data Penelitian ... 69

B. Hasil Penelitian ... 77

C. Pembahasan Penelitian ... 86

D. Keterbatasan Penelitian... 96

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 98


(11)

vii

B. Implikasi ... 100

C. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Contoh Pelaksanaan Pengawasan Akademik dan Manajerial 23 Tabel 2.2 Kompetensi Pengawas Sekolah ... 25 Tabel 2.3 Kegiatan Supervisi Akademik ... 37 Tabel 3.1 Daftar Nama Pengawas Sekolah di SMKN Kota Gunungsitoli 53 Tabel 3.2 Daftar Nama Guru Informan di SMKN Kota Gunungsitoli .. .. 53


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Pre-survey ... 107

Lampiran 2 Hasil Pre-survey ... 108

Lampiran 3 Hasil Pre-survey ... 109

Lampiran 4 Hasil Pre-survey ... 110

Lampiran 5 Pedoman Wawancara ... 111

Lampiran 6 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Korwas ... 114

Lampiran 7 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Pengawas ... 118

Lampiran 8 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Pengawas ... 122

Lampiran 9 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Pengawas ... 126

Lampiran 10 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 Gst 130 Lampiran 11 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 2 Gst 134 Lampiran 12 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 3 Gst 138 Lampiran 13 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 G.Brt ... 142

Lampiran 14 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 DARMA CARAKA ... 146

Lampiran 15 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 G.Utara ... 150

Lampiran 16 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 G.Alo’oa ... 154

Lampiran 17 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 2 G.Selatan... 158

Lampiran 18 Pedoman Wawancara ... 162

Lampiran 19 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 1 Gunungsitoli ... 164

Lampiran 20 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 2 Gunungsitoli ... 167

Lampiran 21 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 3 Gunungsitoli ... 170

Lampiran 22 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 1 G.Brt ... 174

Lampiran 23 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 1 DARMA CARAKA ... 177

Lampiran 24 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 1 G.Utara ... 180 Lampiran 25 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan


(15)

xi

Guru SMKN 1 G.Alo’oa ... 183

Lampiran 26 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 2 G.Selatan... 186

Lampiran 27 Pedoman Studi Dokumen... 189

Lampiran 28 Pedoman Studi Dokumen... 191

Lampiran 29 Pedoman Studi Dokumen... 193

Lampiran 30 Pedoman Studi Dokumen... 195

Lampiran 31 Catatan Lapangan ... 197

Lampiran 32 Profil Sekolah ... 219

Lampiran 33 Program Tahunan Pengawas SMK Kota Gunungsitoli .. 246

Lampiran 34 Foto Dokumentasi Penelitian ... 292

Lampiran 35 Surat Izin Penelitian Dari Pascasarjana UNIMED ... 305

Lampiran 36 Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota G.sitoli. ... 306

Lampiran 37 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli ... 308


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Upaya yang telah dilakukan antara lain adalah menetapkan delapan standar nasional pendidikan yakni (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana pendidikan; (6) standar pengelolaan pendidikan; (7) standar pembiayaan pendidikan; dan (8) standar penilaian pendidikan. (PP. No. 19 Tahun 2005).

Standar nasional pendidikan sebagaimana dikemukakan diatas menjadi arah dan tujuan penyelenggaraan pendidikan. Salah satu standar yang dinilai paling langsung berkaitan dengan mutu lulusan yang diindikasikan oleh kompetensi lulusan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Ini berarti, untuk dapat mencapai mutu lulusan yang diinginkan, mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus ditingkatkan.

Tenaga pendidik atau guru dituntut memiliki kualifikasi akademik yang memadai dan memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik salah satu diantaranya adalah dengan ijazah dan sertifikat keahlian yang dimilikinya. Ijazah yang harus dimiliki guru pada setiap jenis dan jenjang pendidikan adalah minimal sarjana (S1) atau diploma IV kependidikan. Selain


(17)

2

tenaga pendidik atau guru, peningkatan mutu pendidikan juga menuntut adanya tenaga kependidikan yang profesional.

Mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud tenaga kependidikan adalah pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga kepustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga administrasi sekolah dan sebagai rujukan utama pendidikan nasional hanya dikenal nama atau sebutan “Pengawas satuan pendidikan”. Yang dimaksud dengan satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Kelompok layanan pendidikan pada jalur pendidikan formal adalah sekolah. Menurut Sudjana (2012:24) tenaga kependidikan pada jalur pendidikan formal (sekolah) terdiri atas (1) kepala sekolah; (2) pengawas sekolah; (3) laboran/teknisi sumber belajar; (4) tenaga administrasi; dan (5) tenaga perpustakaan sekolah.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Permendiknas tersebut mengatur standar kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas satuan pendidikan. Kualifikasi akademik yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah pada jenjang pendidikan menengah minimal magister pendidikan (S2). Peningkatan jenjang pendidikan pengawas sekolah pendidikan menengah diharapkan diperoleh pengawas sekolah yang profesional sehingga


(18)

3

menguasai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah pendidikan menengah. Berdasarkan panduan pedoman pemberian beasiswa S2 Kepengawasan tahun 2013 oleh P2TK Dikmen bahwa dari jumlah total 5.851 pengawas sekolah pendidikan menengah baru sekitar 16 % pengawas sekolah pendidikan menengah yang berkualifikasi S2 sehingga sisanya yakni sekitar 84% pengawas sekolah pendidikan menengah masih berkualifikasi S1. Hal ini akan mempengaruhi kinerja pengawas sekolah karena sekolah binaannya yang terdiri dari kepala sekolah yang berkualifikasi S1 dan guru-guru yang berkualifikasi S1 bahkan ada yang sudah berkualifikasi S2, tentu hal ini membuat seorang pengawas sekolah kurang mampu menghadapi sekolah binaannya. Oleh karena itu upaya peningkatan kualifikasi akademik pengawas sekolah pendidikan menengah sesuai yang diamanatkan dalam Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah perlu segera dilakukan dan dituntaskan secara bertahap dan bersinambungan sehingga dengan demikian kinerja pengawas sekolahpun akan meningkat.

Hal ini diperkuat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010, pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Merujuk pada peraturan ini, maka yang menjadi pengawas sekolah adalah hanya pegawai negeri sipil. Domain pengawasan yang diberikan dibagi dalam dua kategori, yaitu pengawasan atau supervisi akademik dan pengawasan/supervisi manajerial.


(19)

4

Pengawas pendidikan bertugas mengembangkan kompetensi profesional guru yang meliputi : (1) Perencanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan strategi belajar efektif, (2) mengelola kegiatan belajar mengajar yang menantang dan memiliki daya tarik, (3) menilai kemampuan belajar siswa, (4) memberikan umpan balik, (5) membuat dan menggunakan alat bantu belajar mengajar, (6) memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan media pengajaran, (7) membimbing dan melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar, (8) mengelola kelas sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif, (9) menyusun dan mengelola catatan kemajuan peserta didik (Ahmad, 1995 : 25).

Dalam PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dapat dikemukakan tentang tugas dan tanggungjawab pengawas satuan pendidikan sebagai berikut: (1) melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasan pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA, (2) meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tugas dan tanggung jawab yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai dengan hasil. Sedangkan bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah (Salim, 2006 : 61).


(20)

5

Kinerja tugas seorang pengawas adalah memberi bantuan atau layanan pemecahan masalah terhadap tenaga kependidikan yang memerlukannya. Para pengawas dalam melaksanakan tugasnya mengacu kepada tugas-tugas yang telah baku. Kinerja tugas-tugas tersebut kemudian dijabarkan secara teknis sehingga memungkinkan terlaksana. Kinerja tugas para pengawas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : (1) menyusun dan melaksanakan pedoman kegiatan tahunan, (2) membimbing pelaksanaan kurikulum, membimbing tenaga teknis, membimbing tata usaha, membimbing penggunaan dan pemeliharaan sarana belajar serta menjaga kualitas dan kuantitas sarana sekolah, (3) membina hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah, dunia usaha dan Komite Sekolah, menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas (Siahaan, 2006:65).

Dalam panduan Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah (2012) disebutkan aspek penilaian kinerja pengawas sekolah yang dinilai yaitu (1) penyusunan program pengawasan; (2) pelaksanaan program pengawasan; (3) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; dan (4) pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/ atau kepala sekolah.

Dalam pendidikan, pengawasan atau supervisi akademik merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran dan mutu penyelenggaraan sekolah (Sudjana, 2012:4). Supervisi diartikan sebagai bantuan profesional atau bantuan keahlian dari seorang supervisor kepada seseorang atau kelompok orang yang disupervisi (Sudjana, 2012:5). Sedangkan menurut Arikunto (2006:5) supervisi merupakan kegiatan mengamati, mengidentifikasi


(21)

6

mana hal-hal yang sudah benar, mana yang belum benar, dan mana pula yang tidak benar, dengan maksud agar tepat dengan tujuan memberikan pembinaan.

Kegiatan supervisi atau pengawasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : (1) supervisi akademik, yaitu supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar; dan (2) supervisi manajerial, yaitu supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran.

Dalam panduan pelaksanaan tugas pengawas sekolah/madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) kependidikan dan sumber daya lainnya. Sedangkan supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran sedangkan supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan pengawas terhadap kegiatan akademik baik pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Supervisi akademik adalah


(22)

7

program yang dilaksanakan oleh pengawas berfungsi sebagai kegiatan dalam memberikan pembinaan atau penilaian dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas meliputi kegiatan perencanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar dan penilaian proses belajar mengajar.

Menurut Sudjana (2012:17-18), dalam melaksanakan tugas-tugas kepengawasan atau supervisi, baik itu supervisi akademik maupun supervisi manajerial, kegiatan yang harus dilakukan pengawas sekolah meliputi:

1. Menyusun program pengawasan baik program pengawasan akademik

maupun pengawasan manajerial. Program pengawasan terdiri atas program tahunan dan program semesteran bagi sekolah binaannya masing-masing. Isi program antara lain : tujuan dan sasaran pengawasan, bidang pengawasan (akademik dan manajerial), materi atau isi program, strategi melaksanakan program, kriteria keberhasilan program dan jadwal kegiatan. Program pengawasan tahunan biasanya dibuat bersama-sama oleh semua pengawas sekolah dibawah koordinasi Korwas. Sedangkan program pengawasan semesteran dibuat oleh masing-masing pengawas sekolah sesuai dengan kondisi sekolah yang diawasinya.

2. Melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial berdasarkan

program yang telah disusun. Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan dengan cara mengunjungi sekolah binaan lalu melakukan pemantauan dan atau penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok guru (akademik) dan tugas pokok kepala sekolah dan staf sekolah (manajerial).


(23)

8

3. Mengevaluasi pelaksanaan program pengawasan akademik dan

manajerial yang telah dilaksanakannya. Mengevaluasi pelaksanaan program maksudnya adalah menilai dan membandingkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pengawasan dengan program yang telah disusun sebelumnya baik pengawasan akademik maupun pengawasan manajerial. Dari hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan ini dapat diketahui apa yang sudah dicapai dan apa yang belum.

4. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru

berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pengawasan atau pembinaan. Atas hasil-hasil pengawasan yang dianggap belum dianggap memadai atau belum sesuai dengan rencana, pengawas sekolah harus melakukan pembinaan kepada guru (akademik) dan kepada kepala sekolah (manajerial). Pembinaan bisa dilakukan melalui diskusi, pelatihan, pembimbingan tentang materi dan aspek-aspek lain yang belum dikuasai atau belum dapat dilaksanakannya.

5. Menyusun pelaporan hasil pengawasan akademik dan manajerial serta menindak lanjutinya untuk penyusunan program pengawasan berikutnya. Hasil pengawasan dilaporkan pengawas sekolah secara tertulis kepada pimpinan/atasan/korwas dan tembusannya dikirimkan kepada sekolah. Laporan dibuat pada setiap akhir semester. Laporan hasil pengawasan dijadikan bahan dalam menyusun program pengawasan pada semester berikutnya.


(24)

9

Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik (Glickman, dalam Sudjana, 2012:56). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley dalam Sudjana, 2012:56).

Berdasarkan data berikut, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Menurut laporan UNESCO dalam Education For All Global Monitoring Report (EFA-GMR), Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau The Education for All Development Index (EDI) Indonesia tahun 2014 berada pada peringkat 57 dari 115 negara. Sedangkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan Putera Sampoerna Foundation yang diakses dari http://www.seputar-indonesia.com sebanyak 54% guru di Indonesia masih berkualitas rendah. Selain guru, jumlah anak Indonesia yang tidak melanjutkan sekolah sebanyak 1,5 juta anak. Sementara jumlah sekolah yang buruk masih sebesar 13,19%. Kualitas guru di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Selain guru, jumlah anak Indonesia yang tidak melanjutkan sekolah sebanyak 1,5 juta anak. Sementara jumlah sekolah yang buruk masih sebesar 13,19%.

Menurut data Balitbang Depdiknas (2003) guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD Negeri 21, 07%, SD Swasta 28,94 %. Guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SMP Negeri 54,12 % dan SMP Swasta 60,99 %, guru SMA Negeri 65,29% dan SMA Swasta 64,73%. Sedangkan untuk guru-guru SMK yang layak mengajar adalah guru SMK Negeri 55,91% dan guru SMK


(25)

10

swasta 58,26%. Temuan dari Balitbang Depdiknas tersebut tentu sangat jauh dari yang diharapkan oleh semua pihak. Berdasarkan kondisi tersebut, maka supervisi akademik menjadi salah satu hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian dari para pengawas.

Pengalaman peneliti sewaktu bertugas menjadi guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Gunungsitoli, peneliti pernah disupervisi oleh pengawas sekolah namun peneliti merasakan bahwa supervisi yang dilakukan belum maksimal sebagaimana yang diharapkan karena pengawas sendiri tidak dapat memberi solusi dari masalah yang dihadapi oleh peneliti. Hasil perbincangan dengan beberapa orang guru dari beberapa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang berbeda juga menyimpulkan bahwa pengawas sekolah jarang melakukan proses supervisi akademik pada mereka, bahkan ada juga beberapa orang teman guru yang sama sekali tidak pernah disupervisi oleh pengawas sekolah yang membina sekolahnya.

Permasalahan yang lain yang sering terjadi adalah guru takut apabila pengawas datang ke sekolahnya karena pengawas datang hanya menanyakan kesiapan perangkat mengajar guru saja. Hal ini juga diutarakan oleh Fathurrohman (2015:96) bahwa pengawas hendaknya siap menjadi kolega bagi guru untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kehadiran pengawas menjadi harapan bagi guru dan bukan penambah masalah bagi guru. Pengawas diharapkan mampu berperan ganda, yakni sebagai fungsi “control” sekaligus fungsi “help”. Dengan adanya sinergi yang baik antara pengawas dan guru tidak lagi terjadi fenomena bahwa pengawas datang guru ketakutan atau guru kabur, pengawas


(26)

11

ialah momok, atau pengawas menakutkan yang tugasnya memarahi dan menyalahkan guru. Ini bukan tipe supervisi yang diterapkan pada era modern sekarang ini. Supervisi yang demikian ini tidak humanis dan tidak akan membantu guru. Oleh karena pentingnya peran pengawas dalam bidang pendidikan, maka seorang pengawas dituntut untuk memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan dibidangnya sehingga dalam menjalankan tugasnya akan lebih profesional.

Beberapa hasil penelitian yang menggambarkan kinerja pengawas selama ini, antara lain Amrin (2013), yang menemukan bahwa (1) kinerja pengawas sekolah dasar dalam penyusunan rencana program kepengawasan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan; (2) kinerja pengawas sekolah dasar dalam pelaksanaan pengawasan supervisi akademik telah memenuhi standar yang telah ditetapkan; (3) kinerja pengawas dalam evaluasi dan pelaporan hasil kepengawasan sudah baik namun belum memenuhi standar yang telah ditetapkan; (4) kinerja pengawas sekolah dasar dalam tindak lanjut kepengawasan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pengawas sekolah dasar belum secara terprogram menindaklanjuti temuan dari hasil kepengawasan.

Demikian juga Tabaherianto (2013) yang menyimpulkan bahwa : (1) pengawas sekolah merencanakan program pengawasan sekolah disusun untuk menjadi pedoman bagi pengawas sekolah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pengawas sekolah menyusun program supervisi sebelum melaksanakan supervisi akademik; (2) supervisi akademik diselenggarakan


(27)

12

Ahmad (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa kinerja pengawas sekolah

dalam menyusun program perencanaan supervisi, dan melaksanakan supervisi hingga hasil pelaksanaan supervisi pendidikan pada Sekolah Dasar di Kabupaten Nunukan masih belum maksimal dan dalam kategori cukup atau dalam kisaran 56,00% - 65,99%. Hal tersebut disebabkan oleh sistem rekrutmen calon pengawas sekolah yang tidak melalui seleksi sesuai kompetensi dan profesionalisme pengawas, kualifikasi pendidikan dan kompetensi pengawas masih kurang, letak geografis daerah dan beberapa sekolah jaraknya cukup sulit dijangkau, minimnya sarana transportasi khususnya bagi kepengawasan di wilayah pedalaman, penyebaran dan penempatan pengawas sekolah yang tidak merata di setiap kecamatan, serta minimnya biaya operasional pengawas yang berdampak terhadap motivasi pengawas sangat kurang.

Berdasarkan gejala-gejala yang dikemukakan di atas, dapat diprediksi bahwa kinerja pengawas selama ini masih dipertanyakan. Sejauhmana kinerja pengawas yang seharusnya ditampilkan dalam melaksanakan supervisi akademik perlu dikaji lebih mendalam melalui penelitian ilmiah. Selama ini, secara khusus di kota Gunungsitoli belum banyak dilakukan penelitian yang berkaitan dengan kinerja pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik pada tingkatan sekolah menengah kejuruan. Padahal, untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, yang dimulai dengan meningkatkan mutu pengawasan pendidikan, maka terlebih dahulu harus diketahui bagaimanakah kinerja pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik. Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang


(28)

13

perlu untuk meneliti bagaimanakah kinerja pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik pada SMK Negeri di kota Gunungsitoli.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut tampak bahwa kinerja pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik belum maksimal khususnya pada kegiatan pelatihan/pembimbingan dalam bidang penyusunan silabus dan RPP. Berdasarkan pemikiran tersebut penelitian ini akan difokuskan pada “Bagaimana Kinerja Pengawas Sekolah dalam Pelaksanakan Supervisi Akademik pada Kegiatan Pelatihan/Pembimbingan Penyusunan Silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli”.

C. Pertanyaan Penelitian

Fokus penelitian yang diuraikan di atas memunculkan beberapa pertanyaan penelitian, yakni :

1. Bagaimanakah penyusunan program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang dilakukan Pengawas Sekolah di SMK Negeri Kota Gunungsitoli?

2. Bagaimanakah pelaksanaan program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang dilakukan Pengawas Sekolah di SMK Negeri Kota Gunungsitoli?

3. Bagaimanakah evaluasi hasil pelaksanaan program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP


(29)

14

yang dilakukan Pengawas Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Gunungsitoli?

4. Bagaimana membimbing dan melatih profesional guru pada pelaksanaan

program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Gunungsitoli?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pengawas dalam :

1. Menyusun program supervisi akademik pada kegiatan

pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.

2. Melaksanakan program supervisi akademik pada kegiatan

pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.

3. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program supervisi akademik yang

dilakukan Pengawas Sekolah pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.

4. Membimbing dan melatih profesional guru pada pelaksanaan program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.


(30)

15

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang supervisi pendidikan khususnya dalam mengkaji berbagai teknik dan pendekatan yang efektif untuk membantu guru dalam penyusunan silabus dan persiapan mengajar.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :

1. Bagi Dinas Pendidikan khususnya di kota Gunungsitoli, sebagai bahan masukan informasi untuk menentukan kebijakan dalam meningkatkan kinerja pengawas sekolah.

2. Bagi Pengawas SMK di kota Gunungsitoli, sebagai bahan masukan informasi untuk digunakan dalam meningkatkan strategi pembinaan terhadap guru melalui supervisi akademik.

3. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan tufoksinya

dalam meningkatkan profesionalisme.

4. Peneliti lain, sebagai bahan rujukan atau referensi dalam melakukan penelitian yang relevan tentang kinerja pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik.


(31)

98 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis pembahasan tentang kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyusunan program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang dilakukan Pengawas Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Gunungsitoli telah disusun dengan lengkap dan harus disusun sendiri oleh pengawas sekolah sesuai dengan kebutuhan guru-guru binaannya (bukan hasil copy-paste dari program sekolah lain). Program supervisi akademik ini disusun oleh pengawas sekolah dengan melibatkan guru dan kepala sekolah. Isi program tersebut meliputi (a) program pembinaan guru, (b) program pembinaan kepala sekolah, (c) program pemantauan pelaksanaan 8 SNP, (d) program penilaian kinerja guru, (e) program penilaian kinerja kepala sekolah, (f) program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah, dan (g) program evaluasi dan pelaporan hasil kepengawasan. Oleh sebab itu perlu adanya kantor khusus yang layak untuk dipergunakan oleh para pengawas sekolah,


(32)

99

2. Pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP dilakukan oleh pengawas sekolah di SMK Negeri Kota Gunungsitoli dengan model artistik dalam teknik individu dan kelompok. Pelaksanaan supervisi akademik ini dilakukan dengan mengadakan

(a) Kunjungan ke kelas dengan menilai cara mengajar guru.

(b) Observasi kelas dengan mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas.

(c) Pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan, dialog dan tukar pikiran antara supervisor dan seorang guru.

Pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli belum maksimal terlaksana, hal ini disebabkan kurangnya pengawas untuk mata pelajaran tertentu khususnya pada mata pelajaran rumpun IPA dan masa penugasan pengawas sekolah yang masih baru di sekolah binaannya.

3. Mengevaluasi hasil pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMKN Kota Gunungsitoli tergolong masih kurang, hal ini disebabkan kualifikasi yang dimiliki pengawas sekolah tidak sesuai dengan Permendiknas No. 12 Tahun 2007, ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang guru binaannya dan tugas pengawas sekolah yang kompleks.


(33)

100

4. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah adalah berupa pembinaan namun pembinaan yang diharapkan oleh guru-guru belum maksimal terlaksana, hal ini disebabkan kurangnya jumlah pengawas untuk mata pelajaran tertentu, kualifikasi yang dimiliki pengawas sekolah tidak sesuai berdasarkan Permendiknas No. 12 Tahun 2007, ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang guru binaan, dan tugas pengawas sekolah yang kompleks. Pembinaan yang diberikan tergantung dari hasil pelaksanaan supervisi akademik yang telah dilaksanakan. Pengawas juga menyusun laporan hasil pelaksanaan pengawasan di sekolah binaannya, yang diserahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan melalui Koordinator Pengawas yang berisi: (a) program tahunan, (b) program semester, (c) RKA dan (d) RKM.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli masih belum maksimal dan tidak merata terlaksana terhadap seluruh guru-guru di sekolah binaan terlebih pada guru-guru yang mengajar pada rumpun IPA.Sebagai implikasi dari temuan ini, mengisyaratkan agar dilakukan pembenahan dalam tiga aspek pelaksanaan supervisi akademik dalam


(34)

101

penyusunan program, pelaksanaan program dan tindak lanjut hasil supervisi akademik dengan melakukan berbagai usaha, di antaranya:

(a) Menyusun program pengawasan akademik. Program pengawasan terdiri atas program tahunan dan program semesteran bagi sekolah binaannya masing-masing. Isi program antara lain; tujuan dan sasaran pengawasan, materi atau isi program, strategi melaksanakan program, kriteria keberhasilan program dan jadwal kegiatan. Program pengawasan tahunan biasanya dibuat bersama-sama oleh semua pengawas sekolah dibawah koordinasi Korwas. Sedangkan program pengawasan semesteran dibuat oleh masing-masing pengawas sekolah sesuai dengan kondisi sekolah yang diawasinya.

(b) Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan dengan cara mengunjungi sekolah binaan lalu melakukan pemantauan dan atau penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok guru (akademik).

(c) Menyusun pelaporan hasil pengawasan akademik dan menindaklanjutinya untuk penyusunan program pengawasan berikutnya. Hasil pengawasan dilaporkan oleh pengawas sekolah secara tertulis kepada pimpinan/atasan/korwas dan tembusannya dikirimkan kepada sekolah. Laporan dibuat pada setiap akhir semester. Laporan hasil pengawasan dijadikan bahan dalam menyusun program pengawasan pada semester berikutnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk meningkatkan kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri


(35)

102

Kota Gunungsitoli, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengawas sekolah harus menyusun program kepengawasan setiap tahun dengan memperhatikan hasil pelaksanaan program tahun lalu. Program tahunan, program semester, dioperasionalkan dengan panduan rencana kepengawasan akademik (RKA). Instrumen supervisi akademik diformat sesuai dengan kebutuhan sekolah binaan.

2. Pengawas sekolah yang melaksanakan kunjungan ke sekolah hendaknya memberikan pembinaan dengan melakukan observasi, memeriksa perangkat pembelajaran diikuti dengan mendiskusikan hasil supervisi akademik yang telah dilakukan. Pelaksanaan program kepengawasan bersifat fleksibel namun tetap dalam koridor pembinaan untuk mencapai keberhasilan program pengawasan dengan memperhatikan kondisi sekolah yang bersangkutan.

3. Hasil dari pelaksanaan supervisi akademik segera ditindaklanjuti dan segera direalisasikan, sehingga wujud dari pemecahan masalah yang dihadapi guru dapat segera dirasakan.

4. Merencanakan atau merancang sedemikian rupa pelaksanaan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP dan melaksanakan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang merupakan bagian penting pada pelaksanaan pembelajaran.


(36)

103

C. Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan :

a. Melakukan rekrutmen pengawas sekolah berdasarkan uji kompetensinya dan berdasarkan kualifikasi pendidikan minimum S2 sesuai dengan Permendiknas No. 12 Tahun 2007.

b. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi akademik yang dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.

c. Membuat kebijakan membagi tugas pokok pengawas dengan tidak menggabungkan antara supervisi manajerial dengan supervisi akademik.

d. Mempertimbangkan penambahan jumlah pengawas untuk mata pelajaran tertentu, seperti pengangkatan pengawas baru untuk mata pelajaran rumpun IPA.

e. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.

f. Mengkaji ulang manajemen supervisi akademik yang selama ini dilaksanakan, apakah sudah sesuai konsep, kebutuhan dan terapannya secara ilmiah.

g. Menyediakan ruang/kantor khusus pengawas sekolah dikmen di dalam Kantor Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli dan ditata sedemikian rupa layaknya sebuah kantor yang nyaman dan layak digunakan.


(37)

104

2. Bagi pengawas sekolah :

a. Melakukan analisis terhadap masalah dan kebutuhan utama guru di sekolah sehingga dapat menyusun program kerja sesuai dengan kebutuhan sekolah/guru binaan.

b. Mampu memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pengawas.

c. Hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang proses supervisi akademik dengan diberi kesempatan mengikuti pelatihan kepengawasan.

d. Menggunakan prinsip-prinsip supervisi akademik, pendekatan, dan teknik supervisi akademik yang cocok terhadap guru-guru di sekolah binaannya.

e. Hendaknya dalam pelaksanaan supervisi akademik, pengawas mempersiapkan secara matang baik itu dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut, dan pembuatan laporan.

f. Hendaknya kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dan kontinu dengan perencanaan yang matang sehingga pelaksanaan pelatihan/pembimbingan meningkatkan profesionalisme guru.

g. Senantiasa mengembangkan pelaksanaan supervisi akademik guru dengan mengoptimalkan cara-cara yang variatif, kreatif, dan inovatif sebagai bentuk perbaikan kekurangan-kekurangan yang telah


(38)

105

dihasilkan melalui refleksi bersama dengan para guru terhadap pelaksanaan supervisi yang telah selesai dilaksanakan.

h. Hendaknya menambah frekuensi kehadiran ke sekolah dan ketika hadir ke sekolah benar – benar memberikan bimbingan dan bantuan supervisi akademik kepada guru, guna meningkatakan kualitas dan mutu pembelajaran

3. Bagi guru

a. Senantiasa merencanakan pembelajaran sedemikian rupa dalam memandu guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. b. Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk meningkatkan

kinerja yang dihasilkannya seiring dengan perubahan zaman.

c. Perlu membina hubungan yang baik dengan pengawas sekolah dan memiliki sikap yang senantiasa mau belajar sehingga jika ada hal-hal yang tidak dipahami dapat didiskusikan dengan pengawas sekolah.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

--- 2012. Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah. Jakarta : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan

Ahmad, Djauzak. 1995. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud RI.

Anwar, Kasful dan Hendra, Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah.

Fathurrohman, M. 2015. Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Ideal. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Kemendikbud. 2013. Pedoman Pemberian Beasiswa S2 Kepengawasan. Kemendiknas. 2006. Standar Mutu Pengawas.

Mangkunegara, P.A. 2010. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama.

Miles, MB dan Huberman, AM. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah : Tjetjep Rohendi. Jakarta : Universitas Indonesia

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Mukhtar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada. Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta:Yogyakarta. Pusbangtendik. 2015. Panduan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan

Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.


(40)

106

Sahertian, Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sergiovanni, Thomas J. 1987. Educational Governance and Administration. United States: Prentice-Hall.

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Jakarta : Quantum Teaching.

Stoller, F.l. 2007. Teacher Supervision Moving Toward an Interactive Approach College of Education Eastern Kentucky University. United States.

Sudjana, Nana. 2012. Pengawas Dan Kepengawasan. Bekasi : Binamitra Publishing.

Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan : Konsep Dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi : Binamitra Publishing.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wibowo.2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/indonesia-peringkat-ke-57-edi-dari-115-negara-tahun-2014


(1)

Kota Gunungsitoli, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengawas sekolah harus menyusun program kepengawasan setiap tahun dengan memperhatikan hasil pelaksanaan program tahun lalu. Program tahunan, program semester, dioperasionalkan dengan panduan rencana kepengawasan akademik (RKA). Instrumen supervisi akademik diformat sesuai dengan kebutuhan sekolah binaan.

2. Pengawas sekolah yang melaksanakan kunjungan ke sekolah hendaknya memberikan pembinaan dengan melakukan observasi, memeriksa perangkat pembelajaran diikuti dengan mendiskusikan hasil supervisi akademik yang telah dilakukan. Pelaksanaan program kepengawasan bersifat fleksibel namun tetap dalam koridor pembinaan untuk mencapai keberhasilan program pengawasan dengan memperhatikan kondisi sekolah yang bersangkutan.

3. Hasil dari pelaksanaan supervisi akademik segera ditindaklanjuti dan segera direalisasikan, sehingga wujud dari pemecahan masalah yang dihadapi guru dapat segera dirasakan.

4. Merencanakan atau merancang sedemikian rupa pelaksanaan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP dan melaksanakan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang merupakan bagian penting pada pelaksanaan pembelajaran.


(2)

103

C. Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan :

a. Melakukan rekrutmen pengawas sekolah berdasarkan uji kompetensinya dan berdasarkan kualifikasi pendidikan minimum S2 sesuai dengan Permendiknas No. 12 Tahun 2007.

b. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi akademik yang dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.

c. Membuat kebijakan membagi tugas pokok pengawas dengan tidak menggabungkan antara supervisi manajerial dengan supervisi akademik.

d. Mempertimbangkan penambahan jumlah pengawas untuk mata pelajaran tertentu, seperti pengangkatan pengawas baru untuk mata pelajaran rumpun IPA.

e. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.

f. Mengkaji ulang manajemen supervisi akademik yang selama ini dilaksanakan, apakah sudah sesuai konsep, kebutuhan dan terapannya secara ilmiah.

g. Menyediakan ruang/kantor khusus pengawas sekolah dikmen di dalam Kantor Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli dan ditata sedemikian rupa layaknya sebuah kantor yang nyaman dan layak digunakan.


(3)

2. Bagi pengawas sekolah :

a. Melakukan analisis terhadap masalah dan kebutuhan utama guru di sekolah sehingga dapat menyusun program kerja sesuai dengan kebutuhan sekolah/guru binaan.

b. Mampu memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pengawas.

c. Hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang proses supervisi akademik dengan diberi kesempatan mengikuti pelatihan kepengawasan.

d. Menggunakan prinsip-prinsip supervisi akademik, pendekatan, dan teknik supervisi akademik yang cocok terhadap guru-guru di sekolah binaannya.

e. Hendaknya dalam pelaksanaan supervisi akademik, pengawas mempersiapkan secara matang baik itu dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut, dan pembuatan laporan.

f. Hendaknya kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dan kontinu dengan perencanaan yang matang sehingga pelaksanaan pelatihan/pembimbingan meningkatkan profesionalisme guru.

g. Senantiasa mengembangkan pelaksanaan supervisi akademik guru dengan mengoptimalkan cara-cara yang variatif, kreatif, dan inovatif sebagai bentuk perbaikan kekurangan-kekurangan yang telah


(4)

105

dihasilkan melalui refleksi bersama dengan para guru terhadap pelaksanaan supervisi yang telah selesai dilaksanakan.

h. Hendaknya menambah frekuensi kehadiran ke sekolah dan ketika hadir ke sekolah benar – benar memberikan bimbingan dan bantuan supervisi akademik kepada guru, guna meningkatakan kualitas dan mutu pembelajaran

3. Bagi guru

a. Senantiasa merencanakan pembelajaran sedemikian rupa dalam memandu guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. b. Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk meningkatkan

kinerja yang dihasilkannya seiring dengan perubahan zaman.

c. Perlu membina hubungan yang baik dengan pengawas sekolah dan memiliki sikap yang senantiasa mau belajar sehingga jika ada hal-hal yang tidak dipahami dapat didiskusikan dengan pengawas sekolah.


(5)

Ahmad, Djauzak. 1995. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud RI.

Anwar, Kasful dan Hendra, Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran

KTSP. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas

Sekolah.

Fathurrohman, M. 2015. Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Ideal. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Kemendikbud. 2013. Pedoman Pemberian Beasiswa S2 Kepengawasan. Kemendiknas. 2006. Standar Mutu Pengawas.

Mangkunegara, P.A. 2010. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama.

Miles, MB dan Huberman, AM. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah : Tjetjep Rohendi. Jakarta : Universitas Indonesia

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Mukhtar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada. Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta:Yogyakarta. Pusbangtendik. 2015. Panduan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan

Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.


(6)

106

Sahertian, Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sergiovanni, Thomas J. 1987. Educational Governance and Administration. United States: Prentice-Hall.

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Jakarta : Quantum Teaching.

Stoller, F.l. 2007. Teacher Supervision Moving Toward an Interactive Approach

College of Education Eastern Kentucky University. United States.

Sudjana, Nana. 2012. Pengawas Dan Kepengawasan. Bekasi : Binamitra Publishing.

Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan : Konsep Dan Aplikasinya Bagi

Pengawas Sekolah. Bekasi : Binamitra Publishing.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wibowo.2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/indonesia-peringkat-ke-57-edi-dari-115-negara-tahun-2014


Dokumen yang terkait

Persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah di smk negeri 1 cikarang barat

2 12 105

PENINGKATAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK MELALUI SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH METODE MONITORING DAN EVALUASI DI KOTA BINJAI.

2 14 34

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMA NEGERI 7 KOTA BINJAI.

0 2 34

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DI SD NEGERI MADYOTAMAN Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan Di Sd Negeri Madyotaman Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 3 18

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DI SD NEGERI MADYOTAMAN Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Satuan Pendidikan Di Sd Negeri Madyotaman Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 5 17

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI NGADIREJAN KECAMATAN Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan.

0 1 17

KOORDINASI PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN PADA SD NEGERI LAMPEUNEURUT KABUPATEN ACEH BESAR | Niswanto | Jurnal Administrasi Pendidikan : Program Pascasarjana Unsyiah 8360 18844 1 SM

0 0 5

PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU (Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar) | Selamet | Administrasi Pendidikan : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana 197 871 1 PB

0 0 14

Kinerja pengawas dalam pelaksanaan supervisi pendidikan pada sekolah dasar negeri gugus III Kotagede UPT wilayah timur Kota Yogyakarta

0 0 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Temuan Supervisi Pendidikan 1. Perencanaan dan Pelaksanaan Supervisi Akademik - PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK (STUDI ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PROF

1 1 67