LABUHAN DELI SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN KESULTANAN DELI.

LABUHAN DELI SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN
KESULTANAN DELI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
BAYU SATRIA
3121121001

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK

BAYU SATRIA. NIM 3121121001. LABUHAN DELI SEBAGAI PUSAT
PEMERINTAHAN
KESULTANAN
DELI.

SKRIPSI.
JURUSAN
PENDIDIKAN SEJARAH, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai kegiatan di Labuhan Deli
sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Deli dan apa yang menjadi penyebab
sehingga terjadi perpindahan pusat pemerintahan yang dilakukan Kesultanan Deli.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui study
pustaka, wawancara dan observasi. Untuk menganalisis data dilakukan beberapa
tahapan yaitu dengan menemukan berbagai sumber baik itu primer maupun
sekunder, kemudian dialakukan verifikasi sumber yaitu pengujian terhadap
keaslian atau ketepatan sumber tersebut dan menyusunnya atau dikategorikan
sesuai dengan topik permasalahan. Tahap selanjutnya dalam proses penelitian ini
adalah historiografi yang akan menghubungkan berbagai data yang diperoleh
menjadi suatu kesimpulan yang akan menganalisis Labuhan Deli sebagai pusat
pemerintahan Kesultanan Deli. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan,
Tuanku Panglima Pasutan yang berinisiatif memindahkan pusat pemerintahan
pada tahun 1728, penyebab utama perpindahan pusat pemerintahan Kesultanan
Deli adalah faktor ekonomi dan faktor politik, hal tersebut dikarenakan pada saat
itu keramaian Selat Malaka mampu memberikan keuntungan jika pusat

pemerintahan lebih dekat dengan pesisir pantai dan berperan sebagai pintu
gerbang tol transportasi yang melalui jalur sungai Deli sedangkan faktor
politiknya adalah untuk mempermudah dalam mengawasi kasawan taklukan Deli.
Selanjutnya pembangunan dilakukan agar mampu mendukung jalannya
pemerintahan sebagai fasilitas Sultan maupun masyarakat, seperti Istana, Rumah
Ibadah dan Dermaga. Kemudian kondisi jalannya pemerintahan di Labuhan Deli
diawali dengan perpecahan dalam keluarga Sultan yang memunculkan kesultanan
Serdang, perkembangan pesat terjadi ketika Sultan Mahmud Al-Rasyid Perkasa
Alamsyah menjalin kerja sama dengan dengan Belanda dalam bidang perkebunan
pada 22 agustus 1862. Dampak dari kerjasama ini dengan berbagai kemajuannya
membuat Labuhan Deli tidak layak lagi dijadikan pusat pemerintahan, maka pada
tahun 1888 Sultan Makmum Al-Rasyid Perkasa Alamsyah memindahkan pusat
pemerintahan ke Medan.
Kata kunci : Labuhan Deli, Pusat Pemerintahan

KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan pada Allah Subhana wa Ta’ala, Tuhan semesta
alam, yang masih memberikan saya nikmat kesehatan dan waktu yang membuat
saya mampu menyelesaikan Skripsi dan Penelitian dengan judul : “Labuhan Deli
Sebagai Pusat Pemerintahan Kesultanan Deli”, dengan tujuan untuk meraih gelar

sarjana Pendidikan. Serta nikmat-nikmat hidup yang tak terhingga yang masih
diberikan hingga sekarang. Semoga kita selalu diberikan berkah yang melimpah
dan selalu dalam ridho serta lindungan-Nya.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, Penulis tetap bersyukur telah
melalui banyak hal dan belajar banyak hal pula. Meskipun hasil penelitian dan
tulisan ini masih banyak kekurangan dan masih belum sempurna. Melalui
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada suluruh
pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung, hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua saya, Ayahanda Almarhum Ponimin dan Ibunda Karni.
Terima kasih atas segala perhatiannya yang salalu memberikan nilai-nilai
kehidupan sedari kecil hingga sekarang. Semoga kebahagiaan selalu
diberikan kepada kalian baik di dunia maupun akhirat kelak, dan Semoga
Rahmat Allah selalu tercurah kepada kalian. Aamiin.
2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi saya, sekali lagi terima
kasih pak atas semua bimbingan, arahan, dan ilmu-ilmunya semoga selalu
diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah Subhana wa Ta’ala.
5. Bapak Syahrul Nizar,S.Hum, M.A selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah.
6. Bapak Dr. Hidayat, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik saya,
terima kasih bapak atas semua bimbingan, nasehat dan ilmu-ilmunya
semoga selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah
Subhana wa Ta’ala.
7. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan serta ilmu-ilmu yang berharga. Semoga
selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah Subhana wa
Ta’ala.
8. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan serta ilmu-ilmu yang berharga. Semoga
selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah Subhana wa
Ta’ala.
9. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah, terima kasih banyak
Semoga selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah

Subhana wa Ta’ala.
iii

10. Kepada Keluarga besar saya yang berada dikecamatan Medan Marelan dan
Pabupaten Purworejo. Semoga kita semua selalu diberikan berkah dan
nikmat yang tak terhingga oleh Allah Subhana wa Ta’ala. Aamiin.
11. Kepada seluruh Guru di SD NEGERI 064999, SMP NEGERI 20 MEDAN
dan SMA NEGERI 3 MEDAN, tanpa kalian tiada mungkin saya sampai
dengan ke jenjang yang lebih lanjut seperti saat ini. Semoga bapak/ibu
Guru semua selalu diberikan berkah dan nikmat yang tak terhingga oleh
Allah Subhana wa Ta’ala.
12. Kepada Narasumber

H. Amir Tanjung, Ahmad Faruni, Tengku

Moharsyah Nazmi dan Daniel Perret, yang memberikan saya banyak
informasi dan membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semoga para narasumber selalu diberikan kesehatan dan berkah dari yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aamiin.
13. Sahabat-sahabat ku tercinta A Reguler 2012, Imam, Hendro, Wido, Niko,

Wendi, Wira, Amli, Jatmiko, Damson, Dela, Ela, Lely, Susan, Frieda,
Novi, Omy, Tria Anggi, Yosepha, Cendana, Afni, Arifin, Rioby, Desi,
Yeni, Dhiah, Neneng, Zein, Tria Devi, Mada, Dyna, Eva, Dewi, Lastrika,
Jelita, Sister dan Almarhumah Elvi Rezeki (Terimalah ia disisimu dan
ampuni semua dosanya Ya Allah). Terima Kasih telah mempercayaiku
menjadi ketua kelas hingga akhir. Semoga segala urusan dunia akhirat kita
dipermudah oleh yang Maha Kuasa.
14. Sahabat-sahabat PPLT SMP NEGERI 3 STABAT 2016, yang tercinta Fitri
Lukluk Wardhani Siregar, Rika, Ali, Mashudi, Bang Agus, Mamau,
iv

Mimin, Darliani, Adi Sutrisno, Nisa, Duma, Hilda, Ica, Wahida, Yulinda,
Fariza, Hasanah, Ulfa, Vivi . Sukses selalu untuk kita.
15. Bang Yusfiandi dan Ibu Neti yang memberikan tempat tinggal selama saya
menjadi orang perantauan di Stabat. semoga kalian selalu diberi kesehatan
dan selalu dalam lindungan Allah Subhana wa Ta’ala.
16. Sahabat Sekolah Alumni SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN 2012 yang
masih berkarya Amar, Jovie, Didi, Agy, Thahrun, Reza, Pendi, Panji,
Fauzan, Rizal, Surya, Dahlel, Iqbal, Alvin, Imam, Mbah dan seluruh
penghuni 12 IPS 3.


Semoga dengan selesainya Skripsi ini mampu menjadi sumber penelitian
dan bacaan yang berguna bagi semua kalangan untuk menambah informasi dan
wawasan. Sekali lagi terima Kasih atas bantuan dan bimbingannya kepada semua
pihak yang mungkin tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga kita semua
selalu dalam Ridho Allah Subhana wa Ta’ala.Aamiin.
Medan, 28 Juli 2016
Penulis

Bayu Satria
NIM : 3121121001

v

DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .....................................................................................


ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
BAB I

ix

PENDAHULUAN .....................................................................

1.1

Latar Belakang Masalah .............................................................

1


1.2

Identifikasi Masalah ....................................................................

5

1.3

Pembatasan Masalah ...................................................................

5

1.4

Perumusan Masalah ....................................................................

5

1.5


Tujuan Penelitian ........................................................................

6

1.6

Manfaat Penelitian ......................................................................

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ..................

2.1

Kajian Pustaka ............................................................................

7


2.2

Landasan Teori ...........................................................................

8

2.3

Kerangka Konseptual .................................................................. 10
2.3.1 Konsep Pusat Pemerintahan .............................................. 10
2.3.2 Konsep Kota sebagai Pusat Pemerintahan ....................... 12

2.4

Kerangka Berfikir ....................................................................... 16

2.5

Hipotesis ..................................................................................... 17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ..............................................

3.1

Metode Penelitian ....................................................................... 19

3.2

Lokasi Penelitian......................................................................... 20

3.3

Sumber Data ............................................................................... 21

3.4

Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 22

3.5

Teknik Analisis Data .................................................................. 23
vi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................

4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………… 25

4.2

Sejarah Singkat Medan Labuhan ................................................ 27

4.3

Terbentunya Pusat Pemerintahan di Labuhan Deli ..................... 31
4.3.1 Istana.……………………………………………….…… 32
4.3.2 Masjid…………………………………….…. ................. 34
4.3.3 Dermaga………………………………………………… 39

4.4

Faktor Pendukung Labuhan Deli Sebagai Pusat Pemerintahan .. 42
4.4.1. Faktor Ekonomi…………………………………………. 42
4.4.2. Faktor Politik…………………………………………….. 51

4.5. Kondisi Jalannya Pemerintahan Kesultanan Deli Di Labuhan…. 60
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................

5.1

Kesimpulan..…………………………… ................................... 67

5.2

Saran..…………………………… ............................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 71
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 1………………….…………………………………………….

viii

23

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Daftar Informan

Lampiran 2

: Pedoman Wawancara

Lampiran 3

: Hasil Wawancara Dengan Informan

Lampiran 4

: Peta Kecamatan Medan Labuhan, Peta Hasil Penelitian Dan Letak
Makam Tuanku Sultan Pasutan

Lampiran 5

: Foto Bersama Informan

Lampiran 6

: Dokumentasi Penelitian

ix

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya
menghadap ke Selat Malaka dan dialiri oleh sungai Deli yang membelah Kota
Medan. Hal ini menjadikan kawasan ini sebagai pintu gerbang sebelum memasuki
kawasan Medan jika menggunakan transportasi air. Keadaan selat Malaka yang
ramai membuat tidak sedikit kapal dari para pedagang yang mencoba peruntungan
memasuki kawasan ini. Di dukung dengan keadaan sungai Deli yang
mempermudah untuk memasuki kawasan ini dengan arus yang tenang, terbukti
sampai saat ini masih banyak kapal berukuran kecil masuk ke kawasan Kota
Labuhan Deli.
Keadaan alam yang mendukung di kawasan Kota Labuhan Deli, seakan
memberikan daya tarik bagi Kesultanan Deli untuk memanfaatkan nya sebagai
kawasan penting dalam menjalankan pemerintahan. Kesultanan Deli yang
mashyur akan produk minyak wangi, sandalwood, kapur barus dan nard (Sinar
2006:51). Hal tersebut membuat kegiatan perdagangan harus dengan efisien
dikarenakan produk tersebut dijual bukan hanya kepada bangsa sekitaran Malaka
saja, melainkan juga dengan bangsa Belanda. Maka dari itu Kota Labuhan Deli
pun dianggap pantas dijadikan pusat pemerintahan agar mempermudah kegiatan
perdagangan yang dilakukan oleh Kesultanan Deli.

1

Kota Labuhan Deli dipilih sebagai pusat pemerintahan setelah sebelumnya
berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan lainnya. Diawali oleh Deli Tua
yang menjadi cikal bakal Kesultanan Deli yang dikenal juga dengan Kerajaan
Aru. Kemudian mengalami perpindahan dimasa kepemimpinan Tuanku Panglima
Perunggit, memindahkan pusat pemerintahan Kesultanan Deli ke daerah Padang
Datar yang saat ini dikenal dengan Kota Medan. Tidak berhenti di situ,
perpindahan pusat pemerintahan pun terjadi ketika Raja Deli ketiga yakni Tuanku
Panglima Padrap yang memindahkan pusat pemerintahan ke kawasan Pulau
Berayan (Takari,dkk 2012:76). Namun perpindahan pusat pemerintahan ke Kota
Labuhan Deli yang dilakukan oleh Tuanku Panglima Pasutan seakan merupakan
perpindahan terakhir yang dilakukan, dikarenakan hal tersebut tidak dilakukan
oleh pemegang tahta tertinggi di Kesultanan Deli selanjutnya.
Kesultanan Deli mengalami perpindahan pusat pemerintahan selama masa
aktifnya. Perpindahan ini dilakukan oleh kesultanan Deli disebabkan berbagai
faktor yang mendukung agar jalannya pemerintahan lebih baik. Pantaslah jika
dapat dikatakan bahwasanya perpindahan pusat pemerintahan ini dilakukan
sebagai strategi politik, untuk lebih mudah memerintah Kesultanan Deli dan
kawasan-kawasan taklukannya (Takari,dkk 2012:76). Wajar bila hal tersebut
dilakukan jika dilihat daerah taklukan Kesultanan Deli yang cukup luas. Sebagai
bentuk menjaga kekuasaan politik dari gangguan kerajaan lain.
Berbagai aspek

yang

harus

dipenuhi

dalam perpindahan pusat

pemerintahan sangat penting, karena hal tersebutlah yang mampu membuat tujuan
dari Kesultanan Deli dapat tercapai. Pencapaian itu berupa peningkatan
2

keuntungan dari penjualan berbagai komoditi dan mempermudah dalam
memerintah kawasan Kesultanan Deli serta kawasan taklukannya. Jika aspek yang
menjadi pendukung utama terbentuknya pusat pemerintahan tidak dapat terpenuhi
di suatu tempat, maka harus lah segera mencari suatu tempat yang lebih tepat. Hal
ini lah yang terjadi oleh Kesultanan Deli yang mengalami perpindahan pusat
pemerintahan, sebagai sentral kegiatan politik dan ekonomi sebagai penopang
kegiatan masyarakat.
Setelah didapatkan suatu kawasan yang tepat dalam membangun pusat
pemerintahan, maka perpindahan pun dilakukan oleh Kesultanan Deli. Labuhan
dipilih sebagai kawasan yang memenuhi aspek kebutuhan Kesultanan Deli
sebagai pusat pemerintahan. Pembangunan baik itu secara fisik maupun non fisik
dilakukan sedemikian rupa sebagai proses terbentuknya pusat pemerintahan yang
kelak sebagai sarana pendukung segala tujuan dari Kesultanan Deli. Keadaan fisik
yang berupa bangunan sudah nampak jelas sebagai penopang berbagai kegiatan
pemerintahan maupun masyarakat dan pembangunan secara non fisik yang
meliputi beberapa peraturan dalam kehidupan masyarakat di Kota Labuhan Deli,
baik itu dari kalangan Istana maupun dari kalangan masyarakat kebanyakan atau
rakyat biasa.
Pembangunan yang dilakukan seharusnya mampu memiliki keselarasan
antara fisik maupun non fisik. Keselarasan ini akan memperlihatkan bagaimana
jalannya suatu pemerintahan yang kuat, terutama keharmonisan di dalam
masyarakat yang diperintah. Hal ini akan terlihat jika kita mampu membayangkan
bagaimana terjadi interaksi antar umat beragama dari berbagai etnis yang datang
3

di kawasan ini hidup berdampingan selama waktu yang tidak sebentar.
Pembangunan ini lah merupakan faktor pendukung jalannya suatu pemerintahan
karena memberikan segala kebutuhan masyarakatnya.
Terlepas dari berbagai strategi politik yang dilakukan Kesultanan Deli
dalam menjalankan pemerintahannya, saat ini Kesultanan Deli sudah menjadi
identitas bagi Kota Medan. Kesultanan Deli sangat identik dengan Kota Medan,
dimana kawasannya merupakan daerah taklukan Kesultanan Deli. Diawali oleh
lambang Kesultanan Deli dan Kota Medan yang menjadikan Tembakau Deli
sebagai simbol penting yang harus dimasukkan kedalamnya. Bahkan suatu simbol
Pariwisata Kota Medan saat ini adalah Istana Maemon. Jauh sebelum Kesultanan
Deli menempatkan suatu pusat pemerintahan di kawasan yang saat ini dikenal
dengan

Kota

Maksum,

Kota

Labuhan

Deli

sempat

menjadi

Pusat

pemerintahannya. Kesultanan Deli lebih lama menjadikannya sebagai pusat
pemerintahan dibandingkan dengan Kota Maksum, seakan melupakan kawasan
Kota Labuhan Deli.
Keberadaan kawasan Kota Labuhan Deli berperan penting mengantarkan
kejayaan Kesultanan Deli sebagai Pusat Pemerintahan pada tahun 1728 sampai
dengan tahun 1888 dengan berbagai peninggalannya yang saat ini masih ada,
mampu menceritakan apa yang terjadi di masa lampau di kawasan ini. Mengingat
begitu pentingnya perpindahan hingga terbentuknya pusat pemerintahan
Kesultanan Deli di Kota Labuhan Deli, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Kota Labuhan Deli Sebagai Pusat Pemerintahan
Kesultanan Deli”.
4

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dikemukakan bebrapa identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Proses terbentuknya suatu pusat pemerintahan Kesultanan Deli di Kota
Labuhan Deli
2. Faktor yang menyebabkan Kota Labuhan Deli sebagai pusat pemerintahan
Kesultanan Deli
3. Sarana pemerintahan Kesultanan Deli di Kota Labuhan Deli
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah bahwa kajian tentang Kesultanan Deli
memiliki kajian yang cukup luas, oleh karena itu peneliti perlu membuat
pembatasan agar lebih terfokus pada: “Kota Labuhan Deli sebagai Pusat
Pemerintahan Kesultnan Deli”
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana proses terbentuknya pusat pemerintah Kesultanan Deli di Kota
Labuhan Deli ?
2. Apakah faktor pendukung Kota Labuhan Deli sebagai pusat pemerintahan
Kesultanan Deli ?
5

3. Bagaimana sarana Pemerintahan Kesultanan Deli di Kota Labuhan Deli ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Kota Labuhan Deli sebagai
pusat pemerintahan Kesultanan Deli
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya pusat pemerintahan Kesultanan Deli
di Kota Labuhan Deli
3. Untuk mengetahui sarana Pemerintahan Kesultanan Deli di Kota Labuhan
Deli
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai
Kota Labuhan Deli sebagai Pusat Pemerintahan Kesultanan Deli
2. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti dalam penulisan karya
ilmiah
3. Sebagai penambah informasi kepada penelitian yang relevan di masa yang
akan datang
4. Untuk menambah khasanah kepustakan UNIMED khususnya Fakultas Ilmu
Sosial, Pendidikan Sejarah.

6

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses terbentunya pusat pemerintahan di Labuhan Deli diawali karena
Pulau Brayan dianggap tidak tepat lagi dengan sebab tertentu, seperti
letaknya yang kurang strategis dan jauh dari laut atau selat Malaka yang
saat itu sangai ramai dengan berbagai kegiatan perniagaan sekaligus dapat
dijadikan pintu gerbang tol kepabean atau pajak setiap kapal yang akan
masuk ke pulau Sumatera lewat sungai Deli.
2. Hal yang menjadi faktor penyebab utama perpindahan pusat pemerintahan
Kesultanan Deli adalah faktor ekonomi dan faktor politik, dimana kedua
faktor penting tersebut mampu mendukung jalannya pemerintahan
Kesultanan Deli sampai dengan tahun 1888 di Labuhan Deli.
3. Sebagai pusat pemerintahan Labuhan Deli mengalami pembangunan yang
sangat pesat pada masanya, meliputi pembangunan istana atau rumah
Sultan dengan ukuran yang sangat besar beserta berbagai fasilitas
67

pendukung pemerintahan, fasilitas masyarakat seperti tempat ibadah yaitu
Masjid Al-Osmani, fasilitas perekonomian seperti pasar yang dikenal di
kawasan ini dengan nama Pekan dan fasilitas transportasi air seperti
dermaga atau pelabuhan.
4. Awalnya Labuhan Deli hanya dihuni oleh masyarakat melayu, namun
karena pesatnya kegiatan perniagaan memngundang berbagai bangsa
untuk datang dalam mencari komoditi yang dibutuhkan, hal ini membuat
masyarakat disini menjadi multi etnis yang meliputi bangsa pribumi
seperti melayu, karo, bata dan meliputi bangsa asing seperti cina, india,
arab.
5. Aktivitas ekonomi di Labuhan Deli sangat ramai, meliputi perdagangan
komoditi seperti rempah-rempah, kuda, kelapa, kapas, candu dan padi.
Setelah kerja sama dengan Belanda terjadi, hasil dari perkebunan
tembakau mendominasi dan menjadi komoditi yang termasyur ke seluruh
penjuru dunia. Sedangkan untuk mengisi kas kerajaan, segala kegiatan
ekonomi berupa pemungutan pajak bagi pelayaran yang melintasi dermaga
Labuhan Deli. Untuk beberapa komoditi penting juga dikenakan pajak
cukup besar, seperti candu yang sangat marak di kawasan ini hingga
terdapat pajak (pasar) arak yang di dalamnya terdapat rumah candu.
6. Aktivitas politik berupa kebijakan yang dilakukan Kesultanan Deli di
Labuhan Deli sangat menguntungkan masyarakat Melayu, dikarenakan
hak istimewa guna lahan yang sangat berbeda dengan masyarakat selain
68

Melayu. Hal tersebut berlaku tidak hanya di Labuhan Deli, melainkan
semua kawasan yang menjadi taklukan Deli. Keputusan untuk menjalin
kerja sama dengan Belanda yang pertama kali dilakukan oleh Deli terjadi
di Labuhan Deli, kebijakan politik ini yang membuat Deli terkenal dengan
tanaman tembakaunya.
7. Aktivitas agama yang paling menonjol di kasawan ini adalah kegiatan
agama islam dan agama budha. Agama islam yang menjadi pegangan
dalam menjalankan roda pemerintahan oleh Sultan Deli ternyatu menyatu
dengan unsur politik, ekonomi dan membentuk interaksi dalam
masyarakat. Hal tersebut terlihat ketika peran masjid tidak hanya sebatas
tempat ibadah, melainkan interaksi antara Sultan dengan masyarakat
sering terjalin ketika acara keagamaan tertentu dan kegiatan ekonomi yang
terlihat adalah ketika pekan ( pasar ) yang terbentuk ketika hari jumat
setelah umat muslim ibadah sholat jumat. Sedangkan bangunan Vihara
Dewi Murni muncul ketika mulai banyak buruh yang didatangkan dari
China yang akan bekerja di perkebunan tembakau Deli.
8. Labuhan Deli sebagai pusat pemerintahan terlama selama Kesultanan Deli
berdiri sampai saat ini memperjelas perannya sebagai pintu gerbang
berjalan

dengan

baik,

namun

kerjasama

dengan

belanda

dan

perkembangan tembakau Deli membuat Labuhan Deli harus ditinggalkan
karena sulit mengawasi kawasan perkebunan yang semakin luas sehingga
tidak strategis lagi letak pusat pemerintahan di Labuhan Deli.

69

5.2. Saran
Kota yang terlupakan sangat tepat bagi Labuhan Deli, nilai sejarah yang
panjang harusnya mampu membuat kawasan ini dijadikan salah satu kunjungan
pariwisata bercita rasa sejarah. Peninggalan yang masih ada mampu menceritakan
kawasan yang sempat ramai pada masanya dibandingkan dengan kawasan
lainnya. Bangunan-bangunan pertokoan, tempat ibadah dan suasana kawasan
pesisir yang ada sampai saat ini masih dapat dirasakan bagi setiap orang yang
datang. Namun jika disertai dengan penjelasan, baik itu berupa tulisan semacam
prasasti maupun penjelasan yang disampaikan oleh Guide wisata sangat membuat
kawasan ini lebih menarik.
Dari penelitian ini saya harapkan adanya kepedulian terhadap berbagai
peninggalan sejarah, terutama di Labuhan Deli dari berbagai pihak seperti
pemerintah maupun masyarakat. Karena bangunan yang dijadikan sebagai cagar
budaya hanya Masjid Al-Osmani dan Vihara Dewi Murni, sedangkan di kawasan
tersebut masih banyak bangunan yang harus tetap dijaga keaslian nya agar tetap
menjaga nilai sejarah. Dengan begitu kelak akan mempermudah menyampaikan
kisah Kota Labuhan Deli yang pernah berperan sebagai pusat pemerintahan
Kesultanan Deli kepada generasi selanjutnya.

70

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: ArRuzz Media
Basundoro, Purnawan. 2012. Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Penerbit
Ombak
Claessen, H.J.M. 1987. Antropologi Politik Suatu Orientasi. Surakarta : Erlangga
Deli Gids, 1938. Medan
Gottschalk, Louis.1983. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-PRESS
Hariyono, Paulus. 2011. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: Bumi Aksara
Husny, Tengku H.M Lah. 1978. Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya
Penduduk Melayu-Pesisir Deli Sumatera Timur. 1612-1950. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kartodirdjo, Sartono. 1977. Masyarakat Kuno dan Kelompok-Kelompok Sosial.
Jakarta: Bhatara Karya Aksara
Koestoro, Lucas Partanda, dkk. 2013. Berita Penelitian Arkeologi No. 28: Medan,
Kota Pesisir Timur Sumatera dan Peninggalan Tuanya. Medan :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Arkeologi Medan
Meuraxa, Dada. 1973. Sejarah Kebudayaan Suku-Suku di Sumatera Utara.
Medan: SASTERAWAN
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas,Batak dan Melayu di Sumatera
Timur Laut. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

71

Profil dan Ekspose kecamatan Medan Labuhan, Pemerintah Kota Medan 2013
Sinar, Tuanku Luckman. 2006. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di
Sumatera Timur. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang
Sinar, Tuanku Luckman. 1986. Sari Serdang 2. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Sinar, Tuanku Luckman. 1994. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu
Syafiie, Inu Kencana. 2013. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: Refika
Aditama
Takari, Muhammad, B.S., A. Zaidan, dan Dja’far, Fadlin Muhammad. 2012.
Sejarah Kesultanan Deli dan Peradaban Masyarakatnya. Medan: USU
Press.

72