PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI-IPA SMA ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDAN T.A 2016/2017.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI -IPA
SMA ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDANT.A2016/2017

Oleh :
TRI WULAN SARI
NIM.4122111021
Program Studi Pendidikan matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PE NGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Tri Wulan Sari dilahirkan di Bahbutong, pada tanggal 23 Juni 1994.
Ayah bernama Marioto dan Ibu bernama Sutiyem, merupakan anak ketiga dari
tiga bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk Sekolah SD 085185 Afdeling C
Bahbutong, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan
sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Darma Pertiwi Bahbutong dan
lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI-IPA SMA

ISLAM AL-ULUM TERPADU
MEDAN T.A 2016/2017
Tri Wulan Sari (NIM. 4122111021)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok program linear. (2) Apakah
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
ketuntasan klasikal siswa pada materi pokok program linear. (3) respon apakah yang
diberikan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada materi program linear.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research).. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA SMA Islam AlUlum Terpadu Medan T.A 2016/2017 yang terdiri atas 38 siswa sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa pada materi pokok program linear dengan menerapkan model pembelajaran
problem based learning di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A
2016/2017.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan persentase rata-rata hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebesar 13,20% dari 68,16%

(Cukup Baik) pada tes kemampuan pemecahan masalah I menjadi 81,36% (Baik) pada
tes kemampuan pemecahan masalah II setelah diadakan upaya perbaikan dalam proses
pembelajaran. Ketuntasan belajar meningkat sebesar 12 siswa (31,58%) yaitu pada
siklus I adalah 22 siswa (57,89%) menjadi 34 siswa (89,47%) pada siklus II setelah
diadakan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran. Respon siswa terhadap model
problem based learning positif dengan rata-rata 3,11. Hal ini berdasarkan perhitungan
skor respon masing-masing siswa yaitu dari 38 siswa, 29 siswa (76,32%) memiliki
respon positif terhadap model problem based learning yang diterapkan pada mata
pelajaran matematika materi pokok program linear, sedangkan 9 siswa (23,68%)
memiliki respon negatif. Sehingga penerapan model problem based learning dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi program
linear.

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt,
Tuhan Yang Maha Esa, sang Khalik yang paling sempurna, atas segala rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada

waktunya. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa di Kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A
2016/2017”. Adapun penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Pardomuan N.J.M Sinambela, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Skripsi penulis. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis dari sejak awal hingga penulisan skripsi ini dan akhirnya sampai
ke tangan pembaca. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si dan Bapak Drs. M.
Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saransaran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini selesai. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
dalam menjalani masa-masa perkuliahan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis,
M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, beserta Wakil Dekan UNIMED, Bapak
Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, juga Bapak dan Ibu
Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada Bapak Abdul
Hidayat, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan dan

v

kepada Ibu Hilda Armadhani H, S.Pd dan Bapak Bambang Hardian Damanik,
S.Pd selaku guru bidang studi matematika di SMA Islam Al-Ulum Terpadu
Medan khususnya kelas XI yang telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi di SMA Islam AlUlum Terpadu Medan yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada
penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih, cinta dan sayang serta rindu penulis kepada
Ayahanda Marioto dan Ibunda Sutiyem kedua orangtua penulis yang telah
mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan
selalu tiada henti menghadiahkan do’a untuk penulis. Semoga Allah Swt.
memberikan cinta dan kasihNYA kepada mereka, memberikan kesehatan dan
umur yang berkah serta limpahan karuniaNYA. Amin Allahumma Amin. Terima
kasih juga buat Kakak Mariani dan Kakak Supiana yang telah memberikan do’a,

semangat, motivasi, dan dukungan kepada penulis, salam rindu penulis untuk
mereka. Semoga kelak Allah Swt. mengizinkan kita semua untuk bisa berkumpul
di dalam JannahNYA, serta terima kasih juga penulis ucapkan untuk sanak famili
yang banyak membantu dalam bentuk materi dan motivasi untuk penulis dalam
menyusun skripsi ini yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang,
pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.
Ucapan terima kasih, cinta serta rasa sayang juga penulis ucapkan
kepada Kanda Rija Ansyari, S.Pd.I, suami penulis yang Insya Allah
dipertemukan, disatukan, dan hingga akhirnya saling menyayangi karena Allah
Swt. harapan untuk bisa selalu bertemu dengannya hingga ke Jannahnya Allah
Swt. kelak. Seseorang yang sudah banyak memberikan dukungan secara moral
maupun materil, sudah memberikan doa yang ia hadiahkan. Menjadi abdi Allah
bersamanya adalah anugerah terindah yang Allah Swt. berikan. Sehingga
kedepannya akan kami bina sebuah mahligai yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan,
“Shahibul Jannah” Abdurrahman, Muhammad Ridwan, Elsi Abri Sartika dan
Winda Riati, serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu khususnya
Dik C Matematika 2012 yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis,

vi


Ucapan Terima Kasih juga kepada teman satu perjuangan penulis yaitu Wulandari
Ekstensi, Wulandari Dik B, Adi Sinambela, Sitti, Lionita, dan Sri Hartika yang
senantiasa selalu bersama berjuang dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan Terima
Kasih juga kepada teman satu PPLT di SMK Swasta Harapan Stabat yang tidak
dapat penulis ucapkan satu persatu namanya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan,

Agustus 2016

Penulis,

Tri Wulan Sari
NIM. 4122111032

vii


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
vii
x
xi
xii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

1
1
9
10
10
11
11

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1.Pembelajaran Matematika
2.1.2.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

2.1.3.Pengertian Model Pembelajaran
2.1.4.Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.4.1.Pengertian Model Pembelajaran
Problem Based Learning
2.1.4.2.Keunggulan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.4.3.Langkah-Langkah dalam Proses
Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.4.4.Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem
Based Learning dalam Pembelajaran
Matematika
2.1.4.5. Teori Belajar yang Mendukung Problem
Based Learning
2.1.4.5.1. Teori Belajar Kognitif
2.1.4.5.2. Teori Belajar Konstruktivisme
2.1.4.5.3. Teori Belajar Ausubel
2.1.4.5.4. Teori Belajar Vygotsky
2.1.4.5.5. Teori Belajar Jerome S. Bruner
2.1.5. Materi Pokok Program Linier
2.1.5.1. Pertidaksamaan Linier

2.1.5.2. Program Linear
2.1.5.3. Nilai Optimum Suatu Bentuk Objektif

12
12
12
14
18
18
18
20
21

22
24
24
25
26
26
27
27
27
29
30

viii

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
2.3. Kerangka Konseptual

31
31

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1.Lokasi Penelitian
3.1.2.Waktu Penelitian
3.2 Subjek dan ObjekPenelitian
3.2.1.Subjek Penelitian
3.2.2.Objek Penelitian
3.3 Jenis Penelitian
3.4 Definisi Operasional
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 SIKLUS I
3.5.1.1. Permasalahan I
3.5.1.2. Hipotesis Tindakan I
3.5.1.3. Perencanaan Tindakan I
3.5.1.4. Pelaksanaan Tindakan I
3.5.1.5. Observasi I
3.5.1.6. Analisis Data I
3.5.1.7. Refleksi I
3.5.2. SIKLUS II
3.5.1.1. Permasalahan Siklus II
3.5.1.2. Hipotesis Tindakan II
3.5.1.3. Perencanaan Tindakan II
3.5.1.4. Pelaksanaan Tindakan II
3.5.1.5. Observasi II
3.5.1.6. Analisis Data II
3.5.1.7. Refleksi II
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Tes
3.6.2 Observasi
3.6.3. Wawancara
3.6.4. Kuesioner (Angket)
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1. Reduksi Data
3.7.2. Paparan Data
3.7.3. Simpulan Data
3.8 Indikator Keberhasilan

33
33
33
33
33
33
33
33
34
34
34
34
35
36
38
38
39
40
41
41
42
43
44
45
46
46
46
46
47
47
47
48
48
48
48
54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1.Hasil Pelaksanaan Siklus I
4.1.1.1. Permasalahan I
4.1.1.2. Hipotesis Tindakan I
4.1.1.3. Perencanaan Tindakan I

55
55
55
55
56
57

ix

4.1.1.4. Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.5. Observasi I
a. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
4.1.1.6. Analisis I
a. Analisis Pembelajaran Siklus I
b. Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus I
4.1.1.7. Refleksi I
4.1.2.Hasil Pelaksanaan Siklus II
4.1.2.1. Permasalahan II
4.1.2.2. Hipotesis Tindakan II
4.1.2.3. Perencanaan Tindakan II
4.1.2.4. Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.5. Observasi II
a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Siklus II
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
4.1.2.6. Analisis II
a. Analisis Pembelajaran Siklus II
b. Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus II
4.1.2.7. Refleksi II
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

57
62
62
63
63
63
65
68
70
70
72
72
74
79
79
80
80
80
81
83
87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

92
92
93

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

94

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Bagan 2.1 Grafik 2 +

≤ 4 ........................................................................

28

xi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Masalah Nyata yang Dialami Siswa .............................................
Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan Problem Based Learning
Tabel 2.2 Titik Potong Grafik 2 +

5

......... 22

= 4 .................................................. 28

Tabel 2.3 Titik Potong Grafik 2 − 3 = 6 ............................................... 28
Tabel 2.4

Pendistribusian Variabel Soal ....................................................... 29

Tabel 3.1

Alternatif Upaya Perbaikan Permasalahan yang Mungkin Timbul
Pada Siklus I..................................................................................... 41

Tabel 3.2 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi......................................... 49
Tabel 3.3 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi......................................... 50
Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah ............... 51

Tabel 3.5

Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah ........................... 52

Tabel 3.6

Tafsiran Persentase Siswa ............................................................. 54

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Awal 55
Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I....................................................................... 66
Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I .......................................................................................... 66
Tabel 4.4 Refleksi Siklus I ............................................................................... 68
Tabel 4.5 Upaya Perbaikan Permasalahan pada Siklus I ................................. 70
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah II ..................................................................... 82
Tabel 4.7 Dampak Setelah Dilakukan Upaya Perbaikan ................................. 83
Tabel 4.8 Peningkatan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah
pada Siklus I dan II........................................................................... 87
Tabel 4.9 Peningkatan Ketuntasan Klasikal Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika pada Siklus I dan II ........................................ 89

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I (Siklus I) ..............

96

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II (Siklus I) ............. 104
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I (Siklus II)............. 113
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II (Siklus II) ........... 123
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus I................................... 133
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus I.................................. 137
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus II.................................. 143
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus II ................................ 148
Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus I....................................... 152
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus I ..................................... 155
Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus II ..................................... 160
Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus II.................................... 164
Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ..................... 166
Lampiran 14 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Siklus I......................................................................................... 168
Lampiran 15 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Siklus I........................ 171
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I Siklus I....................................................................... 173
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I Siklus I....................................................................... 179
Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II .................... 183
Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Siklus II ....................................................................................... 185

xiii

Lampiran 20 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Siklus II..................... 188
Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II Siklus II.................................................................... 190
Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II................................................................................... 197
Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus I)............................ 201
Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus I) .......................... 204
Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus II) .......................... 207
Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus II) ......................... 210
Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus I) .......................... 213
Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II (Siklus I) ......................... 216
Lampiran 29 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus II) ......................... 219
Lampiran 30 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II (Siklus II)........................ 222
Lampiran 31 Kuesioner Respon Siswa dan Lembar Validasi
Kuesioner Respon Siswa ............................................................ 225
Lampiran 32 Tes Kemampuan Awal .............................................................. 233
Lampiran 33 Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran
Tes Kemampuan Awal ............................................................... 234
Lampiran 34 Tabulasi Skor Tes Kemampuan Awal ....................................... 238
Lampiran 35 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I .................... 241
Lampiran 36 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ................... 244
Lampiran 37 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ................... 246
Lampiran 38 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II.................. 253
Lampiran 39 Tabulasi Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ............. 259
Lampiran 40 Tabulasi Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ........... 262

xiv

Lampiran 41 Tabulasi Kuesioner Respon Siswa ............................................ 265
Lampiran 42 Data Hasil Wawancara Guru ..................................................... 268
Lampiran 43 Data Hasil Wawancara Siswa .................................................... 271
Lampiran 44 Daftar Siswa Anggota Kelompok Siklus I ................................ 273
Lampiran 45 Hasil Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .............................. 274

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
kehidupan. Sumber daya manusia (SDM) dapat meningkat dengan adanya
pendidikan. Pendidikan akan mengarahkan proses berpikir seseorang yang
dimulai dari taraf berpikir yang rendah menuju ke tingkat yang cemerlang.
Sehingga pemikiran tersebut akan menghasilkan suatu pemahaman pada satu hal
dan mampu mengubah tingkah laku seseorang tersebut. Hal ini lah yang akan
menonjolkan suatu potensi dalam diri manusia.
Sinergi dengan makna pentingnya pendidikan di atas, maka untuk
mencapai pengembangan potensi diri manusia ke arah yang lebih baik diperlukan
adanya proses pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud bukan hanya
mendapatkan hal yang baru yang mampu membuat seseorang awalnya tidak
mengetahui menjadi mengetahui. Membuat seseorang melakukan kegiatan
transfer ilmu dari luar kepada dirinya. Sebagaimana fungsi pendidikan nasional
yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 berikut:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.
Namun, pembelajaran tersebut akan mengandalkan pengalaman yang
telah dimiliki sebelumnya dengan pengalaman yang baru ia dapatkan. Belajar
merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara sesuatu yang sudah
dipahami dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana didefinisikan Anthony Robbins
(dalam Trianto, 2013 : 15), “Belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara
sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang
baru.” Sehingga proses pembelajaran akan membutuhkan fakta sebelumnya yang
akan dikembangkan dengan adanya proses berpikir menggunakan akal manusia.

1

2

Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik materi
maupun kegunaannya. Matematika merupakan salah satu pelajaran di sekolah
yang dinilai cukup memegang peranan penting, termasuk pengaplikasiannya
dalam kehidupan. Peranan matematika dalam kehidupan mencakup permasalahanpermasalahan

yang

dihadapi

manusia

dalam

kehidupannya

sehari-hari.

Matematika akan mampu membentuk manusia berpikir logis, kritis, inovatif dan
ilmiah sebagaimana dijelaskan oleh Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009 : 253)
mengemukakan bahwa perlunya matematika diajarkan kepada siswa karena:
(1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, dan (6) memberikan
kepuasan terhadap usaha yang menantang.
Namun, banyak kalangan yang menganggap bahwa matematika
merupakan pelajaran yang paling sulit. Dan banyak orang berusaha untuk
menghindari pelajaran matematika. Akan tetapi, karena permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari matematika, maka setiap orang harus
mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh

Abdurrahman (2012 : 202), “Banyak orang yang memandang matematika sebagai
bidang studi yang paling sulit, meskipun demikian semua orang harus
mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk berpikir logis, teliti, kesadaran dan
penuh perhitungan yang nantinya akan bermanfaat sebagai sarana dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tidak diragukan
lagi bahwa setiap anak didik harus mendapat pelajaran matematika di sekolah.
Jadi, penting bagi kita terutama siswa menyadari pentingnya matematika sebagai
subjek yang sangat penting dalam peradaban manusia, terutama dalam sistem
pendidikan di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari matematika merupakan bidang

3

studi yang dipelajari oleh semua siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga di
perguruan tinggi.
Mempertimbangkan pentingnya matematika dalam mengembangkan
potensi yang ada dalam diri manusia maka seharusnya matematika menjadi mata
pelajaran yang diminati oleh setiap siswa. Namun, matematika justru menjadi
mata pelajaran yang banyak ditakuti oleh siswa. Selama ini siswa sudah lebih
dahulu menganggap bahwa pelajaran matematika itu merupakan pelajaran yang
sulit karena menggunakan simbol dan lambang yang dimaknai dengan rumus
matematika. Hal ini juga dikemukakan oleh Abdurrahman (2009 : 252) bahwa,
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan
bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak
berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”
Kesulitan siswa tersebut terletak pada kemampuan siswa menyelesaikan
soal cerita matematika serta kurangnya petunjuk langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam membuat kalimat matematika. Kesulitan belajar matematika
mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi rendah. Siswa
cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan hanya mencatat.
Meskipun mereka kurang memahami apa yang mereka hapal dan catat tersebut,
sehingga sewaktu siswa diberikan masalah matematika mereka tidak mengerti
bagaimana cara untuk menyelesaikannya dengan konsep yang telah mereka hapal.
Hal tersebut dikemukakan oleh Sriyanti (2013 : 149) bahwa, “Faktor
anak internal yang menjadi penyebab kesulitan yaitu kebiasaan belajar yang salah,
seperti belajar bila akan ujian saja, belajar sekedar menghafal tanpa mengerti
maknanya, mempunyai kebiasaan menyontek.”
Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tersebut akan membawa
pengaruh juga pada kemampuan pemecahan masalah matematika bagi siswa.
Kesulitan

belajar tersebut

akan

mengakibatkan

kemampuan

pemecahan

masalahnya menjadi rendah, tentu hasil belajar yang diperoleh juga tidak seperti
yang diinginkan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas XIIPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan pada 23 Februari 2016 diperoleh

4

bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
Hal ini terlihat dari hasil tes kemampuan awal materi Sistem Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Dua Variabel yang diberikan kepada siswa bahwa dari 38
siswa yang mengikuti tes hanya sebanyak 10 siswa atau sekitar 26,31% yang
memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 28 siswa atau
sekitar 73,68% yang memperoleh nilai di bawah KKM. Adapun KKM untuk
bidang studi matematika di SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan yaitu 7,5.
Setiap siswa di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan
memiliki usaha pemecahan masalah yang berbeda-beda. Hal ini terlihat pada
lembar hasil pekerjaan siswa terhadap persoalan materi Sistem Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Dua Variabel yang telah diberikan. Masing-masing dari
siswa memiliki caranya tersendiri untuk menyelesaikan setiap soal yang
diberikan, pada pemahaman masalah mereka ada yang mampu memahami
permasalahan, merancang suatu strategi penyelesaian masalah, melaksanakan
strategi atau melakukan perhitungan dan menarik kesimpulan dari penyelesaian
masalah yang telah dilakukan. Namun, masih banyak juga siswa yang belum
mampu memahami permasalahan dengan baik.
Hasil pekerjaan siswa pada bagian perencanaan strategi penyelesaian soal
memperlihatkan bahwa sebagian besar siswa tidak menuliskan model matematika
yang relevan dengan masalah, menulis model matematika yang benar tetapi tidak
lengkap. Pada tahap pelaksanaan rencana strategi penyelesaian, hanya sebagian
kecil siswa yang menggunakan langkah-langkah penyelesaian dengan benar dan
hasilnya juga benar, sebagian lainnya masih menggunakan langkah-langkah
penyelesaian yang mengarah ke solusi yang benar tetapi tidak lengkap dan hasil
akhirnya salah.
Adapun tahapan-tahapan soal untuk

mengetahui kemampuan siswa

yaitu:
1. Mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan himpunan penyelesaian
sistem persamaan linear dua variabel (tes nomor 1).
2. Mengetahui kemampuan siswa dalam menggambar grafik persamaan linear
dua variabel (tes nomor 2).

5

3. Mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan daerah penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear dua variabel (tes nomor 4 dan 5).
4. Mengetahui kemampuan siswa dalam membuat model matematika suatu
permasalahan sistem persamaan linear dua variabel (tes nomor 3)
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah tersebut memperlihatkan
bahwa telah ditemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal tes kemampuan awal. Hal ini terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa
Nomor

Hasil Pekerjaan Siswa

Analisis kesalahan

Jenis kesalahan

Soal
x -

y

3

× 3

Siswa

Salah

5 x - 3 y

= 19

× 1

melaksanakan

melaksanakan

3 x - 3 y

=

5 x - 3 y

= 19

namun siswa masih pemecahan

2 x

= 10

mengabaikan untuk masalah

x

=

5

memeriksa

x -

y

=

3

hasil perhitungan , perhitungan.

- 5 -

y

=

3

sehingga siswa salah

-y =

3

1.

y

=

dalam

prosedur yang benar strategi

9

tanda salah

atau
dalam

dalam

+ 5

menyelesaikan

= -8

dan

soal

menarik

kesimpulan

3.

menuliskan Salah

3 x + 4 y

= 12500

× 1

Siswa

2 x +

=

× 4

langkah-langkah

y

5500

dalam

perencanaan

3 x + 4 y

= 12500

penyelesaian dengan strategi

8 x + 4 y

= 22000

model

- 5 x

=

-9500

yang tidak relevan

x

=

1900

dengan

matematika penyelesaian soal.

masalah

yang diajukan.

6

3 x - 2 y

= 1

Siswa hanya menulis Tidak memahami

- x + 5 y

= 4

kembali soal yang masalah
diajukan

2.

yang

diajukan sehingga
tidak mengetahui
rencana

strategi

penyelesaian.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru yang mengajar
bidang studi matematika di kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan,
menunjukkan bahwa penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yaitu daya mengingat siswa yang rendah serta minat membaca
siswa kurang. Hal ini terlihat dari siswa yang mampu mengingat materi dan
konsepnya

ketika

pembelajaran

materi

itu

masih

berlangsung.

Ketika

penyampaian materi tersebut sudah berlalu kemudian dilanjut dengan materi yang
lain, maka siswa akan mengalami kesulitan kembali menelaah permasalahan pada
materi yang lalu, sehingga perlu untuk diingatkan kembali. Selain itu, terlihat
bahwa siswa hanya menggunakan buku paket yang telah dibagikan dari sekolah
saja tanpa mau mencari dari sumber lain. Hanya sebagian kecil saja siswa yang
mau mencari dari sumber lain.
Penyebab lain yang mengakibatkan rendahnya kemampuan pemecahan
masalah matematika yaitu karena siswa hanya beracuan pada penghafalan rumus
saja. Sedangkan untuk penerapannya pada soal masih kurang. Siswa hanya
berorientasi pada penggunaan rumus dan menghitung. Mengakibatkan mereka
akan kesulitan ketika menemui soal yang membutuhkan penalaran dan
kemampuan pemecahan masalah matematika seperti pada materi program linear.
Para siswa akan sangat mudah menghitung menggunakan rumus yang mereka
hafal, namun untuk mengarahkan soal pada tahap-tahap pemecahan masalah
matematikanya masih sangat sulit.
Guru biasanya menerapkan model pembelajaran yang berorientasi pada
permainan seperti jigsaw, TGT dan lain sebagainya Untuk mengatasi kendalakendala yang telah tercantum di atas. Serta membantu siswa untuk mengarahkan

7

pemahaman mereka pada penerapan materi pelajaran yang sedang berlangsung
pada kehidupan sehari-hari. Namun, model pembelajaran ini tidak dapat
dilakukan terus menerus terhadap semua materi, mengingat banyaknya materi
yang membutuhkan pemahaman dan penanaman konsep.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas XIIPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan dan diperoleh penyebab rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematika yaitu sulitnya penerapan rumusrumus matematika dan sulit untuk mengubah soal cerita menjadi model
matematika, seperti pada materi sistem persamaan atau pertidaksamaan linear dua
variabel, siswa kesulitan menggunakan model matematika untuk menentukan
daerah penyelesaiannya pada soal yang berbentuk soal cerita. Mereka lebih
menyukai persoalan matematika yang berbentuk langsung perhitungan dari pada
soal yang berbentuk cerita, karena soal cerita lebih rumit, membutuhkan
pemahaman yang tinggi, dan sering membuat penafsiran yang banyak untuk
menerapkan rumus dan model matematikanya. Mereka menginginkan adanya cara
atau metode yang lebih mudah dalam memahami pembelajaran matematika.
Terlebih pada cara yang mengarahkan siswa memahami penerapan tahapantahapan pemecahan masalah matematika.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti
tersebut, maka untuk mengatasi permasalahan kemampuan pemecahan masalah di
atas dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana
menyenangkan. Salah satu cara untuk menggembangkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yaitu dengan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan keaktifan siswa sehingga mampu mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah matematikanya. Selain itu diperlukan suatu model
pembelajaran yang menyajikan tugas-tugas dalam bentuk masalah karena dengan
adanya masalah maka siswa akan berusaha untuk mencari solusinya dengan
berbagai ide sehingga kemampuan berpikir siswa benar-benar dioptimalkan
melalui proses pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu perlu diterapkannya
suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

8

siswa. Model pembelajaran yang diharapkan yaitu interaktif dan mengarahkan
siswa untuk lebih paham dalam langkah-langkah pemecahan soal matematika,
terlebih untuk soal cerita. Dari beberapa referensi yang diperoleh, peneliti
memilih menerapkan model PBL (Problem Based Learning).
Model pembelajaran problem based learning, memusatkan pembelajaran
pada masalah yang dipilih. Sehingga, pelajar tidak saja mempelajari konsepkonsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk
memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran problem based learning
digunakan untuk merancang kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan situasi
berorientasi pada masalah. Dengan model ini siswa dapat berpikir kritis dan lebih
kreatif serta dapat menjajaki bidang-bidang baru dan menghasilkan penemuanpenemuan baru. Karena hal itu lah yang akan yang menjadi tujuan dari
kemampuan pemecahan masalah siswa yang akan diasah dengan menggunakan
model pembelajaran ini. Sumiati dan Asra (2013 : 141) mengemukakan,
Kemampuan memecahkan masalah memerlukan proses berpikir. Jika
masalah itu berhasil dipecahkan berarti siswa mempelajari sesuatu yang
baru. Oleh karena itu kemampuan siswa dalam berpikir seperti
mengamati, bertanya dan berkomunikasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya perlu terus ditingkatkan. Pemikiran siswa diarahkan pada
hal-hal yang menuntut kemampuan mencari jawaban sebanyak mungkin
terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa dirancang berpikir kreatif
dan dapat menjajaki bidang-bidang baru dan menghasilkan penemuanpenemuan baru.
Model pembelajaran problem based learning (PBL) akan mengarahkan
siswa untuk merasa tertarik dan termotivasi dalam menyelesaikan permasalahan
yang diberikan, sebab permasalahan tesebut merupakan permasalahan nyata yang
membutuhkan penyelesaian nyata pula. Menurut Trianto (2013 : 90) menyatakan
bahwa:
Model pembelajaran problem based learning merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan yang autentik yakni penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Model problem based learning (PBL) juga memiliki potensi yang amat
besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna.

9

Selain itu PBL juga memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi, memecahkan
masalah, bersifat students centered, dan menghasilkan produk nyata berupa hasil
proyek. Peserta didik akan masuk ke dalam sebuah kompetisi bersama
kelompoknya, dan masing-masing kelompok bersaing untuk menjadi yang paling
unggul di antara yang lain. Pada saat yang bersamaan, peserta didik merasa
senang dalam melakukan proyek, mencoba sesuatu yang berbeda dan membuat
mereka merasa memiliki pengetahuan dan dihargai.
Pandangan-pandangan tersebut yang akhirnya menyimpulkan bahwa
model pembelajaran problem based learning (PBL) akan memfasilitasi
keberhasilan kemampuan pemecahan masalah-masalah nyata yang terjadi seharihari dengan penyelesaian nyata, menjajaki bidang-bidang baru dan menghasilkan
penemuan-penemuan baru, serta keterampilan interpersonal dengan lebih baik
dibandingkan pendekatan yang lain.
Berdasarkan masalah dan studi pustaka di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa di Kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu
Medan T.A 2016/2017.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di
kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan.
2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa.
3. Rendahnya minat baca dan belajar siswa terhadap pelajaran
matematika.
4. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap bentuk persoalan matematika,
yaitu soal cerita yang membutuhkan langkah-langkah pemecahan
masalah seperti pada materi sistem persamaan atau pertidaksamaan
linear dua variabel.

10

5.

Kurangnya kemampuan mengingat siswa terhadap materi yang telah
diajarkan sebelumnya setelah masuk pada materi selanjutnya.

6. Guru mata pelajaran matematika Kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum
Terpadu Medan belum menerapkan model pembelajaran problem
based learning (PBL) untuk membantu meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa di kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan dan agar penelitian
ini dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka masalah yang teridentifikasi
pada penelitian ini yaitu pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa di kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan
khususnya pada materi pokok program linear serta upaya yang dilakukan untuk
meningkatkannya.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat

meningkatkan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematika siswa pada materi pokok program linear di kelas XI-IPA
SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan ketuntasan klasikal siswa pada materi
pokok program linear di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu
Medan T.A 2016/2017?
3. Respon apakah yang diberikan siswa kelas XI-IPA SMA Islam AlUlum Terpadu Medan T.A 2016/2017 terhadap penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi program
linear?

11

1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada materi pokok program linear di kelas
XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017.
2. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan ketuntasan klasikal siswa pada
materi pokok program linear di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum
Terpadu Medan T.A 2016/2017?
3. Mengetahui respon apakah yang diberikan siswa kelas XI-IPA SMA
Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017 terhadap penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi
program linear.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan
manfaat bagi perorangan atau institusi di bawah ini:
1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika
di sekolah.
2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model
pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika.
3. Bagi siswa, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan
pegangan dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa yang akan datang.

92

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi penerapan model Problem Based Learning yaitu:
a. Memaksimalkan diskusi kelompok dengan memberikan pengawasan yang
lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi yang
dilakukan pada fase membimbing kelompok bekerja.
b. Memberikan LAS kepada setiap siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi
yang dilakukan pada fase mengoorganisasikan siswa ke dalam kelompok
belajarnya.
c. Memberikan

applause

bagi

siswa

atau

kelompok

yang

maju

mempresentasikan hasil diskusinya, bagi siswa yang bertanya maupun
bagi siswa yang member tanggapan terhadap presentasi kelompok penyaji
yang dilakukan pada fase memberikan penghargaan. Hal ini bertujuan agar
keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.
2. Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum
Terpadu Medan T.A. 2016/2017 pada materi pokok program linear. Hal ini
didasarkan pada peningkatan persentase rata-rata hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa sebesar 13,20% dari 68,16% (Cukup
Baik) pada tes kemampuan pemecahan masalah I menjadi 81,36% (Baik) pada
tes kemampuan pemecahan masalah II setelah diadakan upaya perbaikan
dalam proses pembelajaran.
3. Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan ketuntasan
klasikal siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A.
2016/2017 pada materi pokok program linear. Hal ini didasarkan pada jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat sebesar 12 siswa (31,58%)

93

yaitu pada siklus I adalah 22 siswa (57,89%) menjadi 34 siswa (89,47%) pada
siklus II setelah diadakan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran.
4. Respon siswa terhadap model problem based learning positif dengan rata-rata
3,11. Hal ini berdasarkan perhitungan skor respon masing-masing siswa yaitu
dari 38 siswa, 29 siswa (76,32%) memiliki respon positif terhadap model
problem based learning yang diterapkan pada mata pelajaran matematika
materi pokok program linear, sedangkan 9 siswa (23,68%) memiliki respon
negatif. Berarti hampir seluruhnya siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum
Terpadu Medan T.A. 2016/2017 memiliki respon positif terhadap model
problem based learning.

5.2. Saran
Adapun

saran-saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil

penelitian, pembahasan dan kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan
T.A. 2016/2017 disarankan menerapkan model pembelajaran problem based
learning

agar dapat

meningkatkan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematika siswa. Lebih tegas dalam menegur siswa yang kurang kondusif
dalam pembelajaran, lebih banyak memberikan motivasi dan arahan kepada
siswa mengenai manfaat pembelajaran matematika bagi kehidupannya di masa
yang akan datang, tidak jenuh dalam mengulangi kembali intisari pelajaran
sebelumnya

guna

keberhasilan

tujuan

pembelajaran

dan

melakukan

perombakan kelompok yang heterogen berdasarkan hasil kemampuan
pemecahan masalah matematika dan keaktifan siswa.
2. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih banyak dalam membuat maupun
menyempurnakan media pembelajaran serta memperhatikan kelemahankelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan
semakin membaik.

94

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 2014. Peraturan Hidup
Mu’tamadah). Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia.

dalam

Islam

(Edisi

Asri, Ramadani. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa dengan Model Problem Based Learning pada Materi
Pokok Aritmatika Sosial Kelas VII SMP Swasta Ampera Batang Kuis
Tahun Ajaran 2012/2013. Medan : Universitas Negeri Medan, Skripsi,
FMIPA, Unimed.
Cunayah, Cucun dan Etsa Indra Irawan. 2013. 1700 Bank Soal Bimbingan
Pemantapan Matematika untuk SMA/MA. Bandung : Yrama Widya.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2012. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan. Medan : FMIPA
Unimed.
Fauziah, Anna. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa AMP Melalui Strategi REACT (Relating,
Expperiencing,
Applying,
Cooperating,
Transfering).
Forum
Kependidikan, 30 (1).
Firdaus.

2009.
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Matematika
(http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahanmasalah-matematika/) (diakses 19 Februari 2016)

Hoseana. 2012. Sukses Juara Olimpiade Matematika. Jakarta: PT. Grasindo.
Hudojo,

Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum
Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

dan

Pembelajaran

Kusumawati dkk. 2012. Pembelajaran Program Linear Berkarakteristik
Kewirausahaan untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematik. [online] Unnes Journal of Mathematics Education Research.
Ngisor Semarang 50233. ISSN 2252 - 6455

95

Polya, George. 1973. How to Solve It. New Jersey: Princeton University Press.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sihombing, W.L dan Ika Sartika. 2013. Telaah Kurikulum (Pendidikan
Matematika Sekolah). Medan : Universitas Negeri Medan.
Soegito, dkk. 2003. Pendidikan Pancasila. Semarang : Uness Press.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta : Ombak.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugilar, Hamdan. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan
Disposisi Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui
Pembelajaran Generatif. [online] Jurnal Ilmiah Program Studi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No 2, September 2013.
Suherman, E, at al. 2003. Common textbook Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Sulistiowaty. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas
VII-B SMP Swasta PAB 18 Medan. Medan : Universitas Negeri Medan,
Skripsi, FMIPA, Unimed.
Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Kencana.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.