PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK
BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA

Oleh :
Mei Y Silitonga
NIM 4123131059
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii

RIWAYAT HIDUP


Mei Yolanda Silitonga dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal
26 Mei 1995, anak keempat dari lima bersaudara. Ayah bernama Drs.Pasar
Maulim Silitonga,MS dan Ibu bernama Dra. Arisa Martina Simanjuntak.
Pendidikan yang pernah ditempuh diantaranya adalah TK Siloam Medan (19992000), SD Budi Murni 7 Medan (2000-2006), SMP Budi Murni 1 Medan (20062009) dan SMA Budi Murni 1 Medan tahun (2009 – 2012). Melalui Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Jalur Tertulis tahun 2012
penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia- Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan. Sejak tahun 2013-2015 penulis memperoleh beasiswa PPA dan aktif
sebagai asisten laboratorium untuk mata kuliah praktikum kimia dasar dan kimia
fisika II. Pada periode 2014-2015, penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan
Mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Unimed sebagai anggota seksi dana dan
kewirausahaan.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN
EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS
X SMA

Mei Y. Silitonga (4123131059)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada interaksi antara
model pembelajaran dan kecerdasan emosional, terhadap hasil belajar kimia
siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 10
Medan, yakni 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dua tahap, tahap pertama
sampel kelas diambil sebanyak 4 kelas selanjutnya sampel siswa ditentukan 15
orang per-kelas dengan tehnik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
rancangan faktorial 2x2. Ada dua faktor yang dicobakan yaitu faktor A : model
pembelajaran yang terdiri dari 2 taraf, yaitu A1 = model pembelajaran make a
match dan A2 = model pembelajaran jigsaw. Faktor B : kecerdasan emosional
yang terdiri dari 2 taraf, yaitu : B1 = kecerdasan emosional tinggi dan B2 =
kecerdasan emosional rendah. Data diolah dengan Anava pada taraf signifikansi α
= 0,05. Dari hasil uji hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa ada interaksi antara
model pembelajaran dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar kimia siswa.
Siswa yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi yang diajar dengan model
pembelajaran yang berbeda menunjukkan rataan hasil belajar kimia yang berbeda
secara signifikan. Diperoleh bahwa siswa dengan kecerdasan emosional yang
tinggi dan diajar dengan model pembelajaran jigsaw memberikan rataan hasil
belajar kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan model

pembelajaran make a match. Tetapi siswa yang mempunyai kecerdasan emosional
rendah yang diajar dengan model pembelajaran jigsaw maupun make a match
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar kimianya.
Kata Kunci : Interaksi, Pengaruh, Model Pembelajaran, Kecerdasan Emosional,
Hasil Belajar Kimia Siswa.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi
berjudul

“PengaruhModel

Pembelajaran

dan


Kecerdasan

Emosional

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di
Kelas X SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Dra.Ani Sutiani, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal pembuatan
proposal, penelitian, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.Marudut Sinaga, M.Si, Bapak
Dr.Muhammad Yusuf, M.Si, dan Ibu Nora Susanti, S.Si.Apt, M.Sc sebagai dosen
penguji yang telah memberikan saran-saran mulai dari proposal sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak
Dr.Simson Tarigan, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan terimakasih kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas
X1,X2,X3,X4 SMA Negeri 10 Medan yang telah banyak membantu penulis selama

proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada ayahanda Drs.Pasar
Maulim Silitonga,MS dan Ibunda Dra. Arisa Martina Simanjuntak yang berjuang
keras dalam mendidik serta mendoakan saya sehingga saya dapat memperoleh
gelar Sarjana. Ucapan terimakasih juga kepada kak Vina, kak Dessy, kak Minar,
Bang Andre dan adikku Johannes yang sudah memberikan semangat. Ucapan
terimakasih juga kepada sahabat-sahabatku Devi, Febiana, Marliana, Mariana,
Putri Liani atas persahabatan selama 4 tahun ini dan selalu tak hentinya
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Ucapan terimakasih juga
kepada Abangda Kartomo Simarmata, S.Pd yang sudah membantu penulis dengan

v

memberikan arahan dalam penyusunan proposal penelitian sampai penulisan
skripsi. Tak lupa juga ucapan terimakasih kepada teman-teman sekelas Kimia Dik
C 2012 yang selalu di hati yang selama ini mempercayai penulis sebagai
bendahara kalian, semoga kita sukses semuanya, teristimewa Marta, Helen,
Meliana. Ucapan terimakasih juga kepada sahabat-sahabat PPL ku SMA Swasta
Bintang Timur 1 Balige Tahun 2015 yang sudah memberikan semangat dan
motivasinya teristimewa untuk Putri Silaban, Sudi Gultom, Conny Sinaga,

Sondang Hutapea, Melisa Simarmata, Jesika Sianturi, Sophie Tambunan dan
Junianto Manullang. Tak lupa juga ucapan terimakasih kepada sahabat SMA ku
Hana Sihombing, Ivana Hutagalung, sahabat dari jamannya SD-sekarang Ryka
Meliana, Theresia Sihotang, dan Gusti Regina Manik yang juga telah memberikan
semangatnya kepada penulis. Begitu juga terimakasih kepada teman-teman se-PS
dan teman se-PA yaitu Risna, Risky, Fany, Riska, Fauzy dan Tiara yang selama
ini kita saling menyemangati dan akhirnya satu per satu lulus sidang serta tak lupa
juga buat teman-teman yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu
namanya, terimakasih atas semangatnya. Begitu juga terimakasih kepada kekasih
hati Mikhael Simatupang yang telah memberikan semangat serta waktunya
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya skripsi
saya ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2016
Penulis,


Mei Y. Silitonga

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah

1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Defenisi Operasional

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
5
5
5
5
6
6


Bab II

Tinjauan Pustaka
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Model Pembelajaran
2.1.2 Model Pembelajaran Koperatif
2.1.3 Model Pembelajaran Koperatif type Make a match
2.1.4 Model Pembelajaran Koperatif type Jigsaw
2.1.5 Kecerdasan Emosional / Emotional Quotient (EQ)
2.1.6 Hasil Belajar
2.1.7 Materi Hidrokarbon

7
7
7
8
10
12
14

22
23

2.2

43

Kerangka Berfikir dan Hipotesis

Bab III

Metodologi Penelitian
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
3.6 Tehnik Pengumpulan Data
3.7 Tehnik Analisis data


44
44
44
44
44
46
47
50

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Uji Coba Instrumen Tes
4.1.2. Analisis Data Instrumen Angket

51
51
51
52

vii

4.1.3.
4.1.4.
4.2.
BAB V

Hasil Uji Persyaratan Analisis
Hasil Uji Hipotesis

52
54

Pembahasan

56

Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

60
60
60

DAFTAR PUSTAKA

61

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

: Indikator Kecerdasan Emosional

19

Tabel 2.2

: Nama Alkana dan Rumus Molekulnya

26

Tabel 2.3

: Nama beberapa gugus alkil

27

Tabel 2.4

: Tatanama rantai cabang Berdasarkan Jumlah Rantai
Cabang yang Sama

28

Tabel 2.5

: Nama Alkena dan Rumus Molekulnya

33

Tabel 2.6

: Nama Senyawa Alkuna dan Rumus Molekulnya

36

Tabel 2.7

: Titik Didih Beberapa Senyawa Alkana

38

Tabel 2.8

: Titik Didih Beberapa Senyawa Alkena

39

Tabel 2.9

: Titik Didih Beberapa Senyawa Alkuna

39

Tabel 3.1

: Rancangan Penelitian Kombinasi Model Pembelajaran dan
Kecerdasan Emosional

45

Tabel 3.2

: Tehnik Pemberian Skor Untuk Angket EQ

46

Tabel 4.1

: Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model
Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional

53

Tabel 4.2

: Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model
Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional

53

Tabel 4.3

: Rataan Hasil Belajar Kimia Siswa yang Diberi Kombinasi
Perlakuan Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional

54

Tabel 4.4

: Rangkuman Hasil Analisis Ragam Hasil Belajar Kimia Siswa

55

yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model Pembelajaran dan
Kecerdasan Emosional

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

: Langkah-langkah Model Pembelajaran Make a Match

12

Gambar 3.1

: Skema Alur Penelitian

49

Gambar 4.1

: Bentuk Interaksi Faktor Model Pembelajaran (Faktor
A) dan Kecerdasan Emosional (Faktor B) Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa

57

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

: Kuesioner Untuk Penentuan Kehomogenan Siswa

64

Lampiran 2

: Kisi-Kisi dan Butir Angket Menjaring
Kecerdasan Emosional (Sebelum Validasi)

65

Lampiran 3

: Kisi-Kisi Dan Butir Tes (Sebelum Divalidasi)

73

Lampiran 4

: Kisi-Kisi Instrumen Menjaring Tingkat Kecerdasan
Emosional (Setelah Validasi)

89

Lampiran 5

: Angket Kecerdasan Emosional Setelah Validasi

98

Lampiran 6

: Silabus

102

Lampiran 7

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

107

Lampiran 8

: Soal dan Jawaban Kelompok Jigsaw

132

Lampiran 9

: Kartu Soal dan Jawaban Make a Match

137

Lampiran 10

: Kisi-Kisi Dan Butir Instrumen Tes (Setelah Divalidasi)

143

Lampiran 11

: Instrumen Tes Setelah Validasi Isi

159

Lampiran 12

: Instrumen Soal yang Digunakan (Post-Test)

169

Lampiran 13

: Perhitungan Validitas Butir Soal

176

Lampiran 14

: Tabel Validitas Instrumen Tes

179

Lampiran 15

: Tabel Data Penentuan Reliabilitas Tes

181

Lampiran 16

: Perhitungan Reliabilitas Tes

183

Lampiran 17

: Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

184

Lampiran 18

: Tabel Penentuan Tingkat Kesukaran Butir Tes

185

Lampiran 19

: Rincian Perhitungan Daya Beda Soal

186

Lampiran 20

: Tabel Perhitungan Daya Beda

187

Tingkat

xi

Lampiran 21

: Perhitungan Distruktor

189

Lampiran 22

: Tabel Penentuan Efektifitas Distruktor

191

Lampiran 23

: Kecerdasan Emosional Kelas Eksperimen I

195

Lampiran 24

: Kecerdasan Emosional Kelas Eksperimen II

197

Lampiran 25

: Kecerdasan Emosional Kelas Eksperimen III

199

Lampiran 26

: Kecerdasan Emosional Kelas Eksperimen IV

201

Lampiran 27

: Data Nilai Hasil Belajar (Post Tes) Sampel

203

Lampiran 28

: Uji Normalitas Data

204

Lampiran 29

: Uji Homogenitas Data

207

Lampiran 30

: Uji Hipotesis

212

Lampiran 31

: Tabel Nilai-Nilai R-Product Moment

220

Lampiran 32

: Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

221

Lampiran 33

: Tabel Distribusi Nilai F

222

Lampiran 34

: Dokumentasi Penelitian

227

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mengingat pentingnya peranan pendidikan dalam kemajuan suatu bangsa,
maka pendidikan merupakan pusat perhatian yang serius bagi bangsa-bangsa di
dunia termasuk bangsa Indonesia. Masalah pendidikan merupakan persoalan yang
cukup kompleks, sebab banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor
eksternal maupun internal. Beberapa faktor eksternal yang sangat mempengaruhi
keberhasilan pendidikan diantaranya adalah guru, sarana, prasarana, kurikulum,
mutu kegiatan, proses belajar mengajar, evaluasi serta mutu manajemen sekolah
secara keseluruhan. Keberhasilan pendidikan seorang anak

juga tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal sebagaimana dikemukakan di atas, tetapi
juga sangat dipengaruhi oleh faktor internal dari dalam diri siswa sendiri yang
diantaranya kesehatan, cacat tubuh, kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan
intelektual (IQ), minat, bakat, dan motivasi (Slameto dalam Ariningsih, 2007).
Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan
penting dan utama. Keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kualitas dan kecakapan guru dalam memilih model pembelajaran yang harus
diterapkan serta bagaimana cara melaksanakannya di kelas. Berdasarkan
pengamatan peneliti selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
Terpadu (PPLT) mata pelajaran Kimia di SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige,
model pembelajaran dan metode-metode mengajar yang diterapkan guru dalam
menyampaikan pembelajaran masih sangat monoton. Guru masih dominan
menggunakan metode ceramah dari awal hingga akhir pembelajaran sehingga
menimbulkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Disamping itu, timbul
asumsi bagi siswa bahwa mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang
sangat sulit dan membosankan. Kesulitan siswa dalam mempelajari kimia juga
terlihat dari hasil ulangan kimia siswa kelas X di sekolah tersebut dimana
kebanyakan siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang
telah ditetapkan sekolah yaitu 75. Persoalan yang sama juga ditemukan peneliti di
SMAN 10 Medan, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti baru-baru

2

ini di SMAN 10 Medan diperoleh kenyataan bahwa walaupun guru kimia telah
menggunakan alat bantu (media) yaitu laptop dan proyektor dalam proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) tetapi motivasi belajar siswa untuk mempelajari
kimia tampak masih kurang. Terlihat dari rata-rata nilai kimia siswa yang rendah
yaitu 59 dan nilai rata-rata kimia siswa yang tinggi hanya 77,8.
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sarat dengan konsep
mulai dari konsep sederhana hingga konsep yang lebih kompleks. Penerapan
model pembelajaran dan metode mengajar yang kurang sesuai dengan materi
pelajaran, waktu pembelajaran yang terbatas dapat menyebabkan timbulnya
anggapan bagi siswa bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang sulit. Salah
satu materi kimia yang harus diajarkan di kelas X SMA adalah Hidrokarbon.
Materi ini kaya akan konsep-konsep dan permasalahan mulai dari yang sederhana
hingga yang abstrak. Untuk itu kecermatan guru dalam memilih model dan
metode mengajar yang tepat menjadi salah satu kunci utama kesuksesan dalam
mengajarkan materi hidrokarbon yang pada gilirannya dapat mematahkan
anggapan siswa bahwa kimia itu sulit.
Salah satu upaya yang diduga dapat meningkatkan motivasi belajar kimia
adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
karena dapat mengembangkan keaktifan siswa, aspek keterampilan sosial
sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap siswa Model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mudah
diterapkan. Model Make a Match atau mencari pasangan merupakan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam
kelas dengan bermain tanpa menyimpang dari konsep belajar mengajar.
Penerapan model ini dimulai dari teknik dimana siswa disuruh mencari pasangan
kartu yang merupakan pasangan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa
yang dapat mencocokkan kartunya diberi nilai (Ramadhan, 2008).
Pembelajaran kooperatif Make a Match mengharuskan siswa untuk
mencari pasangan kartu sambil belajar mengenai suatu konsep dalam suasana
yang menyenangkan. Setiap siswa akan memikirkan jawaban atau soal dari
pasangan kartu yang mereka pegang dalam kelompoknya masing-masing

3

(Rusman, 2012 ). Model pembelajaran Make a Match sangat menarik dan tidak
membosankan siswa karena mereka terlibat aktif dalam diskusi dan proses
pembelajaran. Dengan tehnik ini siswa akan lebih mudah menemukan dan
mengembangkan pengetahuan dalam pikirannya.
Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar
kimia. Theresia (2011) menyatakan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional.
Sekanjutnya, Widyagustina (2012) mengemukakan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, hasil belajar kimia siswa
mengalami peningkatan sebesar 6,3 %..

Model pembelajaran make a match

ternyata juga dapat memberikan dampak positif terhadap keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran kimia dimana persentase penguasaan siswa akan materi
pelajaran yang telah diajarkan mencapai 78%.(Khairani,2012).
Selain model pembelajaran koperatif tipe Make a Match, model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga cukup baik diterapkan dalam
mengembangkan keaktifan siswa, aspek keterampilan sosial, aspek kognitif dan
aspek sikap siswa. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengambil pola kerja
sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara
bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam model
kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan
pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi, anggota kelompoknya dan ketuntasan bagian materi
yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.
Sukarini

(2013)

mengemukakan

bahwa

dengan

menggunakan

model

pembelajaran Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran CIRC
yang menghasilkan peningkatan hasil belajar sebesar 2,68%.
Sebagaimana telah dikemukakan, prestasi belajar siswa tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
internal dari dalam diri siswa sendiri yang diantaranya kesehatan, cacat tubuh,

4

kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan intelektual (IQ), minat, bakat, dan
motivasi (Slameto dalam Ariningsih, 2007). Kenyataan selama ini, banyak
kebijakan pendidikan yang hanya berpusat pada kecerdasan intelektual (IQ) saja,
disisi lain masyarakat juga beranggapan bahwa seorang siswa yang IQ-nya tinggi
pasti lebih berhasil daripada siswa dengan IQ rendah, pada hal pendapat tersebut
belum tentu benar. Keberhasilan dalam menggapai suatu cita-cita serta dalam
menempuh kehidupan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual tetapi
juga sangat ditentukan oleh

kecerdasan emosional (EQ). Tirtonegoro dalam

Ariningsih (2007) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan sumber
utama motivasi, informasi, dan inovasi sehingga bukan hanya penting untuk
keberhasilan pembelajaran, tetapi juga untuk keberhasilan kehidupan seseorang.
Setiap siswa memiliki kecerdasan emosional yang berbeda-beda yang berperan
penting dalam keberhasilan belajar dan menentukan prestasi belajar siswa.
Ridhwan (2010) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional memberikan
kontribusi sebesar 38% terhadap pencapaian hasil belajar kimia siswa.
Selanjutnya Harahap (2014) melaporkan bahwa kecerdasan emosional dan
motivasi belajar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil belajar
kimia siswa. Mursid dan Intan (2011) menyatakan bahwa terdapat interaksi
antara strategi pembelajaran dan kecerdasan emosional dalam mempengaruhi
hasil belajar kimia siswa.
Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah dikemukakan di atas,
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Model
Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di Kelas X SMA”.

5

1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah interaksi model
pembelajaran dan kecerdasan emosional serta pengaruhnya terhadap hasil belajar
kimia siswa di SMA.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka disusun
batasan masalah, yaitu :
1.

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dan

tipe Jigsaw dan

mengkombinasikannya degan kecerdasan emosional siswa yang tinggi dan
kecerdasan emosional siswa yang rendah.
2.

Materi yang diajarkan dibatasi pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X
SMA.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.

Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar kimia siswa?

2.

Apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia
siswa?

3.

Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar kimia
siswa?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar kimia siswa.

2.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil
belajar kimia siswa.

6

3.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil
belajar kimia siswa.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1.

Bagi Siswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan minat
belajarnya untuk lebih meningkatkan prestasi belajar.

2.

Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat kecerdasan emosional siswa dan karakteristik materi yang
diajarkan dalam proses belajar mengajar.

3.

Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

4.

Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional
1.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah
model pembelajaran make a match dan model pembelajaran jigsaw.

2.

Kecerdasan Emosional dapat diartikan kemampuan seseorang untuk
mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan emosi
dengan yang lainnya dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun
proses berpikir serta perilaku seseorang.

60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini,
maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.

Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa, model
pembelajaran tidak berpengaruh,

tetapi bila

kedua

faktor tersebut

dikombinasikan maka terdapat interaksi antara model pembelajaran dan
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan
hidrokarbon.
2.

Ada perbedaan yang signifikan rataan hasil belajar kimia siswa yang
mempunyai kecerdasan emosional tinggi yang diajar dengan model
pembelajaran yang berbeda. Siswa dengan kecerdasan emosional yang tinggi
dan diajar

dengan model pembelajaran jigsaw memberikan rataan hasil

belajar kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan
model pembelajaran make a match.
3.

Tidak ada perbedaan yang signifikan rataan hasil belajar kimia siswa yang
mempunyai kecerdasan emosional rendah yang diajar dengan model
pembelajaran jigsaw maupun make a match.

5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis menyarankan bagi guru dan calon guru yang akan mengajarkan
materi hidrokarbon harus menyesuaikan EQ siswa dengan model pembelajaran
yang akan digunakan. Jika EQ siswa tinggi sebaiknya dalam pembelajaran
digunakan model pembelajaran jigsaw, tetapi jika EQ siswa rendah penggunaan
model pembelajaran jigsaw maupun make a match tidak efektip karena akan
memberikan nilai hasil belajar yang sama-sama relatif rendah, untuk itu perlu
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang
paling cocok untuk dikombinasikan dengan kondisi EQ siswa yang rendah.

61

DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, (2013), Konsep Dasar IPA : Aspek Fisika dan Kimia, Ombak,
Yogyakarta.
Ariningsih, H.D., (2007), Pengaruh Metode Kooperatif STAD Yang Dimodifikasi
Dengan Praktikum Dengan Memperhatikan EQ (Emotional Quotient)
Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Penentuan ∆H Reaksi
SMAN 8 Surakarta T.A. 2006/2007, Skripsi, FKIP, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Cooper dan Sawaf, (2002), Executive EQ : Kecerdasan Emosional Untuk
Kepemimpinan dan Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fessenden, J dan Ralph Fessenden, (1983), Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Davis, (2006), Tes EQ Anda, Mitra Media, Jakarta.
Goleman, David, (1996), Kecerdasan Emosional, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Harahap, Hilda.J., (2014), Hubungan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Setia Budi Abadi
Perbaungan T.A. 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Hermawan, dkk, (2009), Aktif Belajar Kimia : Untuk SMA dan MA Kelas X, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hidayat, (2011), Model Keterampilan Kecerdasan Emosional (EQ) Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, 4 (1), IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin, Jambi.
Khairani, Yul (2012), Pengaruh Pendekatan Make a Match Terhadap Keaktifan
dan Hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi, FMIPA Universitas Negeri
Medan, Medan.
Muchith, S.M., (2008), Pembelajaran Kontekstual, RaSAIL, Semarang.
Mursid dan Intan, (2011), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis TIK dan
Kecerdasan Emosional Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia, Jurnal
Teknologi Pendidikan, PPs, Universitas Negeri Medan, Medan.
Purba, Michael, (2006), Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

62

Putri, Lenggo.G., (2011), Benarkah EQ Lebih Penting Daripada IQ?, Jurnal
Humaniora, 02 (01), ISSN 2087-1236.
Ridhwan, M., (2012), Hubungan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Limapuluh Kabupaten Batubara,
Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Ed-1-4, Rajawali, Jakarta.
Sanjaya, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Prenada Media Group, Jakarta.
Sapiro, (2001), Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Siahaan, Beta.N., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran dan Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok
Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Sitorus, Marham, (2010), Kimia Organik Umum, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sukarini, Anita, (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Kimia Menggunakan
Metode Jigsaw dan Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Koloid Kelas XI
Semester 2 SMA Negeri 1 Wonogiri T.A. 2011/2012, Jurnal Pendidikan
Kimia,2 (3), Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sulistyaningsih, Febryani, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Make A Match
Berbantuan Power Point Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Isomer dan Reaksi Senyawa
Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013,
Jurnal Pendidikan Kimia, 3 (2), ISSN 2337-9995, Pendidikan Kimia,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

63

Surna, I.N, (2014), Psikologi Pendidikan 1, Erlangga, Jakarta.
Suyanti, Retno.D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Theresia, Trinita, (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Hidrokarbon Pada Siswa Kelas
X SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.
Uno, Hamzah.B., (2006), Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi
Aksara, Jakarta.
Widyagustina, Lis (2012), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Reaksi Redoks di Kelas X SMA Negeri 2 Kuantan Hilir, Jurnal
Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Riau, Riau.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN TEKNIK CATATAN: TULIS DAN SUSUN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DI SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 11 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOKBAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA.

0 4 22

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA.

0 2 17

PENGARUH SUMBER BELAJAR DAN RESITASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 2 16

PENGARUH MEDIA MIND MAPPING PADA MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 2 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA.

0 1 19

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA.

0 1 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA.

0 0 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI KELAS XI SMA.

0 1 16

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA PIKIRAN PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA.

0 1 14